Surat Ar-Ra’d Ayat 39
يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ
Arab-Latin: Yam-ḥullāhu mā yasyā`u wa yuṡbit, wa 'indahū ummul-kitāb
Artinya: Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Surat Ar-Ra’d Ayat 39
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra’d Ayat 39 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir penting dari ayat ini. Didapati variasi penjelasan dari para ahli ilmu mengenai isi surat Ar-Ra’d ayat 39, antara lain seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Allah menghapus hukum-hukum dan ketetapan lainnya yang Dia kehendaki, dan mempertahankan dari perkara-perkara itu apa yang dikehendakiNya, sesuai dengan hikmah yang diketahuiNya. Dan di sisiNya terdapat kitab, yaitu lauhil mahfuzh. Yang ditetapkan di sana segala keaadan makhluk sampai hari kiamat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
39. Allah menghapus suatu hukum dan menetepkannya sesuai kehendak-Nya dengan dasar hikmah dan kemaslahatan. Dan di sisi-Nya induk dari segala kitab yaitu lauhul mahfudz.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
39. Allah menghapus apa yang Dia kehendaki untuk dihapus berupa kebaikan atau keburukan, kebahagiaan atau kesengsaraan atau selainnya. Allah menetapkan apa yang Allah kehendaki untuk Dia tetapkan. Di sisi-Nya Lauḥul Maḥfuẓ yang merupakan induk dari segala urusan, apa yang nampak berupa penghapusan atau penetapan sejalan dengan apa yang tertulis di sana.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
39. يَمْحُوا۟ اللهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۖ (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan)
Yang tercantum dalam kitab tersebut. Allah menghapus apa yang Dia kehendaki seperti kemelaratan, kebahagiaan, rezeki, umur, kebaikan, atau keburukan, Allah dapat mengganti yang satu dengan yang lainnya. Dan menempatkan yang satu ditempat lainnya.
وَعِندَهُۥٓ أُمُّ الْكِتٰبِ(dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)
Terdapat pendapat mengatakan bahwa penghapusan dan penetapan ini pada kitab yang ada di tangan para malaikat, adapun kitab Lauhul mahfudz tidak dihapus atau dirubah sama sekali, tidak ada pergantian yang satu dengan yang lain.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
39 Terkadang Allah menghapuskan hukum-hukum yang Dia kehendaki dan Dia juga menetapkan hukum yang Dia kehendaki dengan disertai hikmah dan manfaat yang disesuaikan dengan zaman. Di sisi-Nya lah terdapat Ummul-Kitab yaitu Lauh mahfuzh yang tidak ada ganti dan perubahannya
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Allah menghapus} menghilangkan {dan menetapkan apa yang Dia kehendaki} menyisakan apa yang Dia kehendaki {dan di sisiNya terdapat Ummul-Kitāb} asal dari kitab, yaitu Lauhil Mahfuz
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
39. “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki,” dari takdir-takdirNya “dan menetapkan,” apa yang dikehendakiNya dari yang sudah ditetapkan. Penghapusan dan perubahan ini bukan pada hal-hal yang mana ilmu Allah telah mendahului (bahwa akan terjadi dan Pena Allah telah menuliskan takdirnya). Sesungguhnya, hal itu tidak mengalami perubahan dan pergantian. Karena, menjadi suatu perkara yang mustahil bagi Allah jika terjadi suatu kekurangan dan kekeliruan pada ilmu Allah (tentang segala sesuatu yang akan terjadi).
Oleh karena itu, Allah berfirman “dan di sisiNya terdapat Ummul KItab,” yaitu Lauh Mahfuzh yang menjadi buku rujukan bagi segala sesuatu. Itu adalah intinya, ia mempunyai cabang dan sisi. Misalnya, amalan pagi dan siang hari yang dicatat oleh malaikat, dan Allah menciptakan sebab kausalitas yang bisa menetapkannya dan sebab-sebab yang bisa menghapuskannya. Sebab-sebab tersebut tidak akan melampaui batas dengan apa yang telah di gariskan di Lauh Mahfuzh. Sebagaimana Allah menjadikan kebaikan, silaturahim, dan perbuatan baik sebagai sebab kausalitas yang bisa memanjangkan usia dan meluaskan rizki. Sebagaimana Allah menjadikan maksiat-maksiat sebagai sebab yang menghilangkan berkah rizki dan usia. Sebagaimana Allah menetapkan beberapa sebab kausalitas keselamatan dari berbagai kebinasaan dan kehancuran sebagai jalan menuju keselamatan, dan menjadikan sebab kausalitas penghalang keselamatan sebagai penyebab kehancuran. Dia-lah yang mengatur segala urusan sesuai dengan kekuasaan dan kehendakNya. Hal-hal yang Allah atur tidak bertentangan dengan apa yang sudah diketahui Allah (akan terjadi) dan dituliskan di Lauh Mahfuzh.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 38-39
Allah SWT berfirman bahwa sebagaimana Kami mengutusmu, wahai Muhammad, sebagai rasul dan manusia, Kami juga telah mengutus para rasul sebelummu dari kalangan manusia. Mereka makan makanan, berjalan di pasar-pasar, mendatangi istri-istri mereka, dan mempunyai anak. dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Allah SWT berfirman kepada rasulNya yang paling mulia dan yang menjadi penutup para rasul (Katakanlah, "Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku”) (Surah Al-Kahfi: 110)
Firman Allah: (Dan tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah) yaitu, tidaklah seorang rasul mendatangkan kepada kaumnya sesuatu luar biasa melainkan dengan seizin Allah, bukan atas kehendaknya melainkan diserahkan kepadaNya. Dia melakukan apa yang Dia kehendaki dan memutuskan apa yang Dia inginkan (Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu)) yaitu bagi tiap masa tertentu ada kitab yang mencatat akhirnya. Setiap sesuatu ada batasannya yang ditentukan di sisiNya (Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuz)? Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah (70)) (Surah Al-Hajj)
Firman Allah: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)) Para mufasir berbeda pendapat tentang hal itu. Ibnu Abbas berkata bahwa Allah mengatur sunnatullah. Dia menghapuskan apa yang Dia kehendaki kecuali kecelakaan, kebahagiaan, kehidupan, dan kematian. Dalam riwayat lain tentang firman-Nya: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)) dia berkata bahwa segala sesuatu kecuali kematian, kehidupan, kecelakaan, dan kebahagiaan. Sesungguhnya kedua hal itu tersebut telah diselesaikan.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)) Kecuali kehidupan, kematian, kecelakaan, dan kebahagiaan. Hal itu tidak berubah.
Al-A'masy meriwayatkan dari Abu Wa'il, Syaqiq bin Salamah bahwa dia sering berdoa berikut:"Ya Allah, jika Engkau telah mencatat kami termasuk orang-orang yang celaka, maka hapuskanlah hal itu dan dan catatlah kami ke dalam orang-orang yang bahagia. Dan jika Engkau telah mencatat kami ke dalam orang-orang yang berbahagia, maka tetapkanlah hal itu. Sesungguhnya Engkau menghapuskan apa yang Engkau kehendaki dan menetapkan apa yang Engkau kehendaki, di sisiMu terdapat Ummul Kitab (Lauhil Mahfuz)"
Makna pendapat-pendapat ini bahwa Allah mampu menasakh takdir yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki
Disebutkan dalam hadits shahih bahwa silaturahim bisa menambah umur
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)) dia berkata,”Allah mengganti apa yang Dia kehendaki, lalu menghapuskannya, dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, lalu Dia tidak menggantinya. (dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuz)) Kesimpulannya bahwa di sisiNya terdapat Ummul Kitab yang terkandung hal yang dihapuskan, diganti, dan ditetapkan.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)) sebagaimana firmanNya: (Ayat apa saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya) (Surah Al-Baqarah: 106)
Hasan Al-Bashri berkata tentang firmanNya: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan. (apa yang Dia kehendaki)) dia berkata,”Siapa saja yang ajalnya telah datang, maka dia mati, dan Allah menetapkan kehidupan bagi orang yang Dia tetapkan untuk hidup hingga sampai ajalnya datang. Pendapat ini dipilih oleh Abu Ja'far bin Jarir. Firman Allah (dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuz)) dia berkata yaitu tentang hukum halal dan haram.
Qatadah berkata yaitu keseluruhan dan asal usul kitab.
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata : (يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ) yamhullahu maa yasyaa’ : “Allah menghapus apa yang Dia kehendaki.” Yaitu menghapus hukum-hukum dan selainnya sesuai dengan kehendak-Nya, apa yang Dia hapuskan maka itu adalah mansukh (dihapus hukumnya) dan yang Dia tetapkan adalah muhkam.
Makna ayat :
Firman-Nya : (يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثۡبِتُۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ) “Allah menghapus apa yang Dia kehendaki, dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan milik-Nya lah Ummul Kitab.” Ayat ini adalah bantahan atas perkataan mereka, “Mengapa Dia menetapkan sesuatu, lalu menghapusnya lagi?” seperti diubahnya kiblat dari Baitul Maqdis menuju Ka’bah dan masa iddah dari satu tahun menjadi empat bulan sepuluh hari? Maka Dia menegaskan bahwa Allah ta’ala memiliki kekuasaan dan kehendak yang akan bisa dikalahkan oleh kekuasaan dan kehendak manusia, Dia menghapus yang apa yang Dia kehendaki berupa syariat dan hukum, tergantung kepada kebutuhan hamba-hamba-Nya, dan begitu juga menetapkan hal yang baik dan bermanfaat bagi mereka, (وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ) “dan milik-Nya lah Ummul Kitab.” Yaitu kitab yang mencakup segala takdir, tidak dapat diubah dan diganti, seperti kematian, kehidupan, kebahadiaan, dan kesengsaraan. Dalam hadits “Pena-pena telah diangkat, dan kertas-kertas sudah kering.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Pelajaran dari ayat :
• Penjelasan bahwa naskh (penghapusan) hukum-hukum berdasarkan kitab (Al-Qur’an) dan sunnah (Al-Hadits).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Ar-Ra’d ayat 39: Allah Subhaanahu wa Ta'aala menghapus taqdir-Nya dan menetapkan sesuai yang Dia kehendaki. Perubahan ini bukanlah pada taqdir yang terdahulu yang telah didahului ilmu-Nya dan dicatat oleh pena-Nya, karena taqdir ini sudah tidak dapat dirubah lagi, yang demikian karena jika masih dirubah sama saja terjadi kekurangan dalam ilmu-Nya.
Syaikh As Sa’di berkata, “Yakni Lauh Mahfuzh, di mana semua perkara kembali kepadanya, ia merupakan pokoknya, sedangkan perkara-perkara itu cabang dan rantingnya. Perubahan hanyalah terjadi pada cabang dan ranting, seperti halnya amalan yang dilakukan pada siang dan malam hari yang dicatat oleh malaikat. Allah mengadakan sebab-sebab untuk tetapnya dan mengadakan sebab-sebab untuk terhapusnya, dan sebab-sebab itu tidak melewati apa yang tertulis dalam Lauh Mahfuzh, sebagaimana Allah menjadikan birrul walidain, silaturrahim dan ihsan termasuk sebab panjang umur dan luasnya rezeki, dan sebagaimana Dia menjadikan maksiat sebagai sebab tercabutnya keberkahan rezeki dan umur, dan sebagaimana Dia menjadikan sebab-sebab selamat dari kebinasaan sebagai sebab untuk keselamatan, dan menjadikan coba-coba kepadanya sebagai sebab untuk binasa. Dialah yang mengatur urusan sesuai kemampuan dan iradah-Nya, dan apa yang diatur-Nya tidaklah menyalahi apa yang telah diketahui-Nya dan ditulis-Nya dalam Lauh Mahfuzh.”
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Ra’d Ayat 39
Allah yang mahabijaksana menghapus hukum yang layak untuk dihapus, dan menetapkan apa (hukum) yang dia kehendaki untuk ditetapkan. Allah melakukan hal itu sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan yang dimiliki-Nya. Dan di sisi-Nya terdapat ummul-kitab, yakni lauh mahfudh. Kami'Allah'mahakuasa menetapkan atau menghapus hukum yang kami kehendaki sesuai kebijaksanaan kami. Dan sungguh, jika kami perlihatkan kepadamu, wahai nabi Muhammad, di dunia ini sebagian dari siksaan dan balasan yang kami ancamkan kepada mereka (orang kafir) sebagaimana permintaan mereka, atau kami wafatkan engkau sebelum menyaksikan siksaan itu datang kepada mereka'namun mereka pasti akan merasakannya'maka sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja dakwah dan risalah yang kami titipkan kepadamu, dan kamilah yang akan memperhitungkan amal mereka serta balasan yang akan mereka terima atasnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beraneka penjabaran dari beragam ulama tafsir mengenai makna dan arti surat Ar-Ra’d ayat 39 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita bersama. Support perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.