Surat Yusuf Ayat 83
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
Arab-Latin: Qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, 'asallāhu ay ya`tiyanī bihim jamī'ā, innahụ huwal-'alīmul-ḥakīm
Artinya: Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Tentang Surat Yusuf Ayat 83
Paragraf di atas merupakan Surat Yusuf Ayat 83 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir berharga dari ayat ini. Didapati pelbagai penafsiran dari berbagai pakar tafsir mengenai makna surat Yusuf ayat 83, antara lain seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka sang ayah berkata kepada mereka, ”bahkan jiwa kalian yang suka memerintahkan keburukan telah menjadikan kalian memandang baik terhadap tipu daya yang sudah kalian atur, sebagaimana kalian perbuat sebelumnya terhadap yusuf. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik, tanpa ada unsur berontak dan keluh kesah padanya. Mudah-mudahan Allah mengembalikan tiga anakku kepadaku, (yaitu Yusuf, saudaranya dan saudara tertua mereka yang tetap tinggal di mesir karena bunyamin). Sesungguhnya Dia Mahamengetahui keadaanku, lagi Mahabijaksana dalam pengaturanNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
83. Ketika mereka kembali kepada ayah mereka, mereka membuatnya menderita dengan berita menyedihkan. Maka dia berkata kepada mereka: “Kenyataannya bukanlah seperti itu, namun hawa nafsu kalian telah menghiasi perbuatan berbahaya bagi kalian, karena masalah ini akibat tipu daya yang dahulu kalian lakukan terhadap Yusuf. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik, tanpa meratap dan tanpa mengeluh kepada selain Allah; semoga Allah mengembalikan tiga anakku ini, Dia Maha Mengetahui segala kejadian dan Maha Bijaksana dalam perkataan dan perbuatan.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
83. Ayah mereka berkata kepada mereka, "Tidak. Kejadiannya tidak seperti yang kalian ceritakan, ia tidak mencuri, tetapi kalian tergoda oleh hawa nafsu kalian untuk membuat tipu muslihat terhadapnya seperti yang pernah kalian lakukan terhadap saudaranya, Yusuf sebelum ini. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang indah, tanpa keluh kesah kepada selain Allah. Mudah-mudahan Allah berkenan mengembalikan mereka semua -Yusuf dan adik kandungnya, serta kakak tertua mereka- kepadaku. Sesungguhnya Dia -Subḥānahu- Maha Mengetahui keadaanku lagi Maha Bijaksana dalam mengatur urusanku."
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
83. قَالَ (Ya’qub berkata)
Yakni Nabi Ya’qub berkata setelah mendengar perkataan mereka.
بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ (Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu)
Yakni memandang baik perkataan mereka “sesungguhnya anakmu telah mencuri”, padahal ia sebenarnya tidak mencuri.
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ (Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku))
Kesabaran yang baik adalah kesabaran yang tidak disertai keluh kesah, namun sebaliknya ia menyerahkan dan mengembalikan urusannya kepada Allah.
عَسَى اللهُ أَن يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا (Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku)
Yakni Yusuf dan Bunyamin dan saudara mereka yang memutuskan untuk tetap tinggal di Mesir.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Ketika krisis terus menuntut dan ia semakin memanjang, dan permasalahan di dalamnya semakin menumpuk, maka kesabaranlah yang akan membimbing seorang muslim dari kegamangan itu, dan salah satu contoh yang baik dalam hal ini ada pada Nabi Ya'kub -'alaihissalam-, tatkala ujian dan cabaran menimpa dirinya beliau hanya berkata : { فَصَبْرٌ جَمِيلٌ } "Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)".
2 ). { عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا } "Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku" seperti inilah keadaan seorang mukmin dalam menjaga hubungannya kepada tuhannya, ia senantiasa berbaik sangka kepada-Nya, namun bagaimana dengan keadaan hari-hari ini yang penuh dengan fitnah? Ibnu al-Mubarok berkata : suatu ketika saat sore hari di arofah aku mendatangi Sufyan yang sedang bersandar dilututnya, dan kedua matanya tampak menatap kosong, seketika aku menangis! kemudia beliau menoleh kepadaku dan berkata : ada apa denganmu? siapakah yang nasibnya sangat buruk sekarang ini ? beliau kemudian menjawab lagi : orang yang berprasangka bahwa Allah tidak memberi ampun kepadanya.
3 ). Iman seorang mukmin akan muncul tatkala ia tengah berada dalam ujian, bahkan ia terus memanjatkan doa namun tidak melihat hasil dari doanya itu, tetapi harapan dan tidak berubah sekalipun pengaruh-pengaruh pesimistis semakin kuat; karena ia tahu bahwa tuhannya lebih faham akan kebutuhannya dan kebaikan untuk dirinya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
83. Ya’kub berkata kepada mereka: “Aku tidak percaya kepada kalian. Hanya diri kalian yang menganggap baik perkara (buruk) yang telah kalian lakukan, sebagaimana dahulu yang terjadi kepada Yusuf. Kesabaranku adalah termasuk kesabaran yang baik (tidak ada keresahan dan keluhan di dalamnya kepada siapapun kecuali kepada Allah SWT), barangkali Allah membawakan Yusuf dan semua saudaranya kepadaku, Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui atas keadaan dan kesedihanku dan Maha Bijsaksana dalam penciptaanNya”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dia berkata,“tetapi telah diri kalian telah membuat indah} membuat indah {perkara itu bagi kalian. Maka kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semua kepadaku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
83. Tatkala mereka kembali kepada ayah mereka dan mengabarkan berita ini, maka kesedihannya pun semakin dahsyat, kepiluannya pun menjadi-jadi, dan menuduh mereka dalam kejadian ini sebagaimana tuduhan yang beliau alamatkan kepada mereka pada peristiwa yang pertama. “Dia berkata, ‘Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)’,” maksudnya dalam masalah ini, beliau membentengi diri dengan kesabaran yang baik yang tidak disertai oleh kemurkaan, keluh kesah juga pengaduan kepada manusia. Selanjutnya, beliau mengharapkan datangnya jalan keluar saat menyaksikan persoalan semakin pelik dan kesulitan sudah di ambang batas. Beliau berkata, “Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku”, maksudnya, Yusuf, Bunyamin, dan saudara tertua mereka yang tinggal di Mesir.
“Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mengetahui”, Dzat Yang Mengetahui keadaan dan kebutuhanku terhadap solusi masalah, karuniaNya dan (mengetahui) keperluan mendesakku kepada curahan kebaikanNya, “lagi Mahabijaksana”, Dzat yang menjadikan bagi segala perkara batas penyelesaiannya sesuai dengan kandungan hikmah rabbaniNya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 83-86
Dia berkata kepada mereka sebagaimana dia berkata kepada mereka saat mereka datang dengan membawa baju nabi Yusuf dengan darah palsu: (Hanya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)) Muhammad bin Ishaq berkata,"Ketika mereka datang nabi Ya'qub dan memberitahukan kepadanya apa yang terjadi, lalu nabi Ya’kub curiga kepada mereka dan menyangka bahwa mereka telah melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan terhadap nabi Yusuf. dia berkata: (Hanya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)). Sebagian ulama berkata bahwa perbuatan mereka ini sesuai dengan perbuatan mereka sebelumnya, dan disimpulkan bahwa perbuatan awal itu sama dengan ini, dan benarlah yang dikatakan olehnya: (Hanya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)) Kemudian nabi Ya'qub memohon kepada Allah agar Dia mengembalikan ketiga anaknya, oleh karena itu dia berkata: (Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) yaitu Maha Mengetahui tentang keadaanku (lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan, keputusan, dan takdirNya (Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, "Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf”) yaitu berpaling dari anak-anaknya dan berkata mengingatkan tentang kesedihannya terhadap nabi Yusuf yang lalu (Aduhai dukaku terhadap Yusuf) Kesedihan terhadap dua anak ini membangkitkan kesedihan yang mendalam.
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair bahwa dia berkata,”Tidak ada seorang pun yang diberi kalimat istirja' selain dari umat ini. Tidakkah kalian mendengarkan ucapan nabi Ya'qub ("Aduhai kesedihanku terhadap Yusuf, " dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)) yaitu diam tidak mengeluhkan perkaranya kepada seorang makhluk pun.
Saat itu anak-anaknya merasa kasihan kepadanya, lalu mereka berkata kepadanya dengan lemah lembut dan memelas: (Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf) yaitu engkau masih ingat kepada Yusuf (sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat) yaitu kekuatanmu menjadi lemah (atau termasuk orang-orang yang binasa) Mereka berkata bahwa jika keadaan ini terus berlangsung atas dirimu, maka kami khawatir engkau akan meninggal (Ya'qub menjawab, "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku”) dia menjawab ucapan mereka dengan ucapannya: (Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku) yaitu kesusahanku dan apa yang aku alami (hanya kepada Allah) saja (dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya) yaitu, aku mengharapkan setiap kebaikan dariNya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
(سَوَّلَتۡ لَكُمۡ أَنفُسُكُمۡ) sawwalat lakum anfusukum : dihiasi atas kalian suatu perkara, lalu kalian melakukannya.
(أَن يَأۡتِيَنِي بِهِمۡ جَمِيعًاۚ) ayya’tiyanii bihim jami’aa : mengembalikan Yusuf dan dua saudaranya Bunyamin dan Raubil.
Makna ayat :
Kemudian Ya’kub ‘alaihi salam menjawab mereka (قَالَ بَلۡ سَوَّلَتۡ لَكُمۡ أَنفُسُكُمۡ أَمۡرٗاۖ) “Nafsu kalian telah menghiasi perbuatan kalian, lantas kalian ikuti (فَصَبۡرٞ جَمِيلٌۖ) kesabaranku atas segala yang menimpaku adalah kesabaran yang baik, tidak ada rintihan, keluhan kepada siapapun kecuali Allah (عَسَى ٱللَّهُ أَن يَأۡتِيَنِي بِهِمۡ جَمِيعًاۚ) semoga Allah mengembalikan mereka semua, yaitu Yusuf, Bunyamin, dan Raubil. (إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡعَلِيمُ) Sungguh ia Maha Mengetahui kebutuhanku kepada-Nya (ٱلۡحَكِيمُ) Maha Bijaksana dalam pengaturan-Nya untuk para wali dan hamba-hamba-Nya yang saleh.
Pelajaran dari ayat :
• Bolehnya menampakkan kesedihan dan mengadu kepada Allah ta’ala.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Yusuf ayat 83: Maka saudara-saudaranya pulang kepada bapaknya dan berkata seperti itu.
Nabi Ya’kub menuduh mereka karena peristiwa yang lalu yang dialami Yusuf.
Yakni kesabaran yang tidak disertai keluh kesah, kesal, dan mengadu kepada makhluk. Kemudian Beliau beralih kepada terbukanya jalan keluar karena melihat bahwa perkaranya semakin parah, dan penderitaan jika sudah mencapai tingkatnya akan berhenti.
Yakni Yusuf dan kedua saudaranya (Bunyamin dan saudaranya yang menetap di Mesir).
Keadaanku.
Dalam tindakan-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Yusuf Ayat 83
Anak-anak nabi yakub, selain bunyamin dan saudara tertua mereka, bertolak menuju kanaan. Setiba di kanaan mereka menceritakan kepada nabi yakub peristiwa yang mereka alami dan tuduhan yang ditujukan kepada bunyamin. Dia (nabi yakub) berkata, sebenarnya dalam hati kecilku hanya dirimu sendiri yang memandang baik atau memandang ringan urusan yang buruk itu; bahwa kalian tidak menepati janji untuk menjaga bunyamin. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik. Aku bermohon kepada Allah mudah-Mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya, baik bunyamin, saudara tertuamu, maupun yusuf kepadaku. Sungguh, dialah tuhan yang maha mengetahui, mahabijaksana. Dan setelah berkata demikian, dia (nabi yakub) berpaling dari mereka untuk menyendiri seraya berkata, aduhai duka citaku terhadap yusuf, dan karena terlalu banyak meneteskan air mata, kedua matanya menjadi putih karena sedih sehingga tidak bisa lagi melihat. Dia lebih banyak diam karena menahan amarah kepada anak-anaknya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah bermacam penafsiran dari berbagai ulama tafsir terhadap isi dan arti surat Yusuf ayat 83 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita semua. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.