Surat Al-An’am Ayat 162
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Arab-Latin: Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn
Artinya: Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
« Al-An'am 161 ✵ Al-An'am 163 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Berkaitan Surat Al-An’am Ayat 162
Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 162 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam tafsir penting dari ayat ini. Didapatkan bermacam penjelasan dari banyak mufassirin terhadap kandungan surat Al-An’am ayat 162, antara lain seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Katakanlah (wahai rasul) kepada kaum musyrikin, ”sesungguhnya shalatku dan ‘nusuk’ ku, maksudnya sembelihanku, hanya bagi Allah semata, bukan untuk berhala-berhala, juga bukan untuk orang-orang mati dan jin, dan bukan selain itu semua dari yang kalian menyembelih sembelihan untuk selain Allah, dan bukan dengan nama selain Allah sebagaimana yang kalian lakukan. Dan hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
162-163. Hai Muhammad, Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku yang aku persembahkan untuk Tuhanku, ibadahku, kebaikan yang aku lakukan dalam hidupku, dan kematian yang telah Allah tetapkan bagiku, semua itu hanya aku persembahkan bagi Allah sebagai Tuhan yang berhak disembah, Tuhan bagi seluruh makhluk, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dengan ketauhidan yang sempurna ini, aku diperintahkan oleh Tuhanku, dan aku adalah orang yang pertama kali dalam umat ini, yang tunduk kepada Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
162. Katakanlah -wahai Rasul-, “Sesungguhnya salatku, sembelihan yang aku persembahkan untuk Allah dan dengan menyebut nama Allah bukan nama yang lain, serta hidup dan matiku, semuanya untuk Allah, satu-satunya Tuhan yang menguasai segenap makhluk, tidak ada Tuhan lain yang memiliki bagian di dalamnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
162 قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى (Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku)
Kata (النسك) adalah bentuk jamak dari kata (النسيكة) yang berarti sembelihan. Dan pendapat lain mengatakan maknanya adalah ibadah.
وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى (hidupku dan matiku)
Yakni amal-amal kebaikan yang aku kerjakan dalam hidupku. Adapun yang termasuk dari amal kebaikan setelah kematian seperti berwasiat untuk bersedekah dan melakukan berbagai kebaikan yang mendekatkan kepada Allah.
Dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah kehidupan dan kematian itu sendiri.
لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِينَ (hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam)
Yakni ikhlas hanya untuk-Nya.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Apa yang disampaikan oleh Nabi -صلى الله عليه وسلم- dari ayat ini, adalah apa yang wajib dicontoh oleh setiap mukmin sehingga mereka senantiasa melakukan amalan dengan tujuan menggapai ridho Allah.
2 ). Sesungguhnya perilaku yang mesti dimiliki oleh setiap mukmin adalah keseimbangan dirinya dalam aqidah dan ibadah, dan perilaku seseorang yang selalu menggambarkan akhlaq yang mulia, baik dia sedang berada di dalam rumahnya, atau sedang di tempat kerja, dan dimanapun ia berada :
{ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
162 Katakanlah wahai Rasul: sesungguhnya sembahyangku beserta segala macamnya, ibadatku dan taqarrubku, hidupku dan berbagai kebaikan dan ketaatan di dalamnya, juga beserta matiku dalam keimanan dan amal saleh, semua itu adalah murni hanya untuk Allah Tuhan semesta alam dan Tuhan para jin dan manusia
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Katakanlah,“Sesungguhnya shalatku, ibadahku} kurbanku {hidupku dan matiku} hidupku dan matiku {hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
162. Kemudian Dia mengkhususkan dari itu ibadah yang paling mulia. Dia berfirman, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku,.” maksudnya, penyembelihanku. Hal itu karena kemuliaan dua ibadah ini serta keutamaannya, dan keduanya merupakan petunjuk kecintaan kepada Allah, pengikhlasan agama untukNya, mendekatkan diri kepadaNya dengan hati dan lisan serta anggota badan. Dan dengan penyembelihan yang merupakan pengorbanan harta yang dicintai oleh jiwa demi yang lebih dia cintai, yaitu Allah. Dan barangsiapa ikhlas dalam shalat dan penyembelihannya, maka secara otomatis dia akan ikhlas pada amal-amalnya yang lain. firmanNya, “Hidupku dan matiku,” yakni apa yang diberikan kepadaku dalam hidupku, apa yang Allah titipkan kepadaku dana pa yang ditakdirkan atasku pada waktu matiku. Semua itu “hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 161-163
Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada nabiNya SAW yang merupakan pemimpin semua rasul untuk memberitahukan tentang nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada beliau berupa petunjuk(ke jalan yang lurus yang tidak ada kebengkokan dan penyimpangan di dalamnya, yaitu: (agama yang lurus) yaitu tegak lagi kokoh (agama Ibrahim yang lurus: dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik) sebagaimana firmanNya: (Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri) (Surah Al-Baqarah: 130) dan (Dan berjihadlah kalian pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kalian dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tua kalian Ibrahim) (Surah Al-Hajj: 78) serta (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (120) (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (121) Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh (122) Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif.” Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (123)) (Surah An-Nahl)
Perintah untuk mengikuti agama nabi Ibrahim yang lurus tidak menjadikan bahwa nabi Ibrahim lebih sempurna daripada beliau SAW, Hal itu karena Nabi SAW telah menegakkannya dengan lebih agung, dan menyempurnakannya menjadi sesuatu yang lebih sempurnan dan lebih lengkap dimana belum pernah ada satupun orang yang melakukannya. Oleh karena itu Nabi SAW menjadi penutup para nabi dan pemimpin anak cucu Adam secara mutlak, serta pemilik kedudukan yang terpuji, yang diinginkan oleh semua makhluk, termasuk nabi Ibrahim.
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam" (162}) Allah SWT memerintahkan untuk memberitahu orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah dan menyembelih hewan dengan menyebut nama selain Allah, bahwa dia berbeda dengan mereka dalam hal itu. Sesungguhnya shalat dan ibadahnya hanya untuk Allah saja, dan tidak ada sekutu bagiNya, Ini sebagaiamana firmanNya yaitu: (Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah (2)) (Surah Al-Kautsar) yaitu ikhlaslahkanlah shalat dan krbanmu hanya untukNya. Sesungguhnya orang-orang musyrik itu menyembah berhala dan menyembelih untuk berhala. Jadi Allah memerintahkan kepada beliau untuk berbeda dengan mereka dan menyimpang dari apa yang mereka lakukan, serta menghadapkan diri dengan maksud dan niat yang tulus ikhlas kepada Allah SWT
Allah SWT memberitahukan bahwa Dia telah mengutus para rasulNya untuk membawa agama Islam, tetapi mereka berbeda-beda sesuai dengan syariat mereka yang khusus yang saling menasakh satu sama lain, sampai seluruhnya dinasakh oleh syariat nabi Muhammad SAW yang tidak akan dinakash lagi selamanya. Dan akan tetap tegak berdiri tanda-tandanya, serta menyebar sampai hari kiamat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-An’am ayat 162: Ayat sebelumnya masih umum, dan ayat ini lebih khusus, dengan menyebutkan ibadah yang utama.
Ada yang mengartikan “nusuk” di ayat ini dengan “sembelihanku”. Disebutkan shalat dan kurban adalah karena keutamaan kedua ibadah ini, di mana hal itu menunjukkan cinta kepada Allah Ta’ala, mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, dan menunjukkan pendekatan diri kepada Allah baik dengan hati, lisan, anggota badan maupun dengan harta.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 162
Katakanlah, wahai nabi Muhammad, sesungguhnya salatku yang aku kerjakan selama hidupku, ibadahku atau kurbanku, hidupku dengan berbagai amalan yang aku kerjakan selama itu, dan matiku dengan membawa iman dan amal saleh, hanyalah untuk Allah, tuhan seluruh alam, bukan untuk lain-Nya. Ayat ini menegaskan tentang keharusan manusia untuk mengabdi hanya kepada Allah, baik dalam bentuk ibadah ritual atau lainnya, semenjak hidup sampai mati. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam bentuk apa pun, karena hal itu mustahil bagi Allah. Dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, karena inti dari ajaran islam, yaitu ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu, adalah ketauhidan. Dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri atau muslim. Sebagai nabi, beliaulah yang harus mengawal ketauhidan ini sebelum umatnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah bermacam penjelasan dari banyak mufassirun mengenai makna dan arti surat Al-An’am ayat 162 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita bersama. Dukung kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.