Surat Al-An’am Ayat 124
وَإِذَا جَآءَتْهُمْ ءَايَةٌ قَالُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ حَتَّىٰ نُؤْتَىٰ مِثْلَ مَآ أُوتِىَ رُسُلُ ٱللَّهِ ۘ ٱللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُۥ ۗ سَيُصِيبُ ٱلَّذِينَ أَجْرَمُوا۟ صَغَارٌ عِندَ ٱللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَمْكُرُونَ
Arab-Latin: Wa iżā jā`at-hum āyatung qālụ lan nu`mina ḥattā nu`tā miṡla mā ụtiya rusulullāh, allāhu a'lamu ḥaiṡu yaj'alu risālatah, sayuṣībullażīna ajramụ ṣagārun 'indallāhi wa 'ażābun syadīdum bimā kānụ yamkurụn
Artinya: Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.
« Al-An'am 123 ✵ Al-An'am 125 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Mengenai Surat Al-An’am Ayat 124
Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 124 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi bermacam penjabaran dari beragam ulama berkaitan isi surat Al-An’am ayat 124, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan apabila datang kepada orang-orang musyrik dari penduduk Mekah itu hujjah yang terang tentang kenabian Muhammad , maka sebagian pemuka mereka berkata, ”Kami tidak akan pernah mengimani kenabiannya sampai Allah mau memberikan kepada kami sebagian dari (bukti) kenabian dan mukjizat, seperti yang telah diberikan kepada rasul terdahulu.” maka Allah membantah pernyatan mereka,dengan firman-Nya ”Allah lebih tahu dimana Dia akan meletakkan tugas kerasulan,” maksudnya tentang orang-orang yang pantas mengemban risalahnya dan menyampaikannya kepada manusia. Para penentang tersebut akan dilanda kehinaan, dan bagi mereka siksaan yang pedih di neraka jahanam disebabkan tipu daya mereka terhadap islam dan kaum muslimin.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
124. Para pemimpin kekafiran terus-menerus melakukan pembangkangan; dan apabila datang kepada mereka hujjah yang menunjukkan kebenaran Rasulullah, mereka berpaling dan menolaknya, dengan berkata dengan penuh kesombongan: "Kami tidak akan mempercayai risalahmu sampai Allah memberikan kita kenabian dan mukjizat sebagaimana para rasul yang lain.
Maka Allah membalas perkataan mereka dengan penuh ancaman dan olokan: "Allah Maha Mengetahui siapa yang layak mendapat risalah. Orang-orang yang sombong itu akan mendapat kehinaan dan azab yang pedih akibat tipu daya yang selalu mereka lakukan untuk menghalangi dakwah kepada Allah."
Syeikh as-Syinqithi berkata, firman Allah:
وإذا جاءتهم آية قالوا لن نؤمن حتى نؤتى مثل ما أوتي رسل الله
Dan apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, “Kami tidak akan percaya (beriman) sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah.”
Yakni mereka tidak akan beriman hingga para malaikat mendatangi mereka dengan membawa Risalah sebagaimana Iya mendatangi para rasul, hari ini seperti firman Allah dalam ayat yang lain:
وقال اللذين لا يرجون لقاءنا لولا أنزل علينا الملائكة أو نرى ربنا
Dan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat) berkata, “Mengapa bukan para malaikat yang diturunkan kepada kita atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?”
Dan firman Allah:
أو تأتي بالله والملائكة قبيلا
atau (sebelum) engkau datangkan Allah dan para malaikat berhadapan muka dengan kami,
Ibnu kasur berkata: ayat ini menunjukkan bahwa Rasul diciptakan dengan penciptaan yang sesuai untuk menjalankan tugas Risalah dan Allah ketika menciptakan nya telah mengetahui bahwa dia akan mengutusnya. (at-Tahrir wa at-Tanwir: 7/42).
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
124. Apabila ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya ditunjukkan kepada para pembesar kaum kafir, maka mereka akan berkata, “Kami tidak akan percaya sebelum Allah memberi kami derajat kenabian dan kerasulan seperti yang Dia berikan kepada para Nabi dan Rasul.” Kemudian Allah menjawab ucapan mereka itu dengan menyatakan bahwa Allah lebih mengetahui siapa yang pantas menjadi rasul dan siapa yang mampu mengemban tugas itu, kemudian memberikan derajat kenabian dan kerasulan itu kepadanya. Para pembangkang yang jahat itu akan mendapatkan kehinaan dan kenistaan akibat kesombongan mereka untuk menerima kebenaran. Dan mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih akibat tipu daya yang mereka buat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
124. وَإِذَا جَآءَتْهُمْ ءَايَةٌ (Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka)
Yakni jika kamu memberitahu pemimpin dan pembesar kaum quraisy tentang ayat-ayat yang diturunkan Allah kepadamu.
قَالُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ حَتَّىٰ نُؤْتَىٰ مِثْلَ مَآ أُوتِىَ رُسُلُ اللهِ ۘ (mereka berkata: “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah”)
Mereka berharap bahwa mereka tidak akan beriman kecuali jika mereka juga menjadi nabi.
اللهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُۥ ۗ (Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan)
Dan Allah telah memilih kerasulan ini untuk Muhammad pilihan dan kekasih-Nya.
Maksud dari ayat ini adalah, maka janganlah kalian meminta apa yang bukan urusan kalian.
سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا۟ صَغَارٌ (Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah)
Yakni kerendahan dan kehinaan.
Para pembesar itu tidak mengatakan perkataan mereka tersebut kecuali karena kesombongan dalam hati mereka.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
{ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ } "Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan" Allah -تعالى- sang khaliq yang memiliki ketetapan yang tinggi berhak memilih siapapun dari seorang arab untuk mengemban amanah sebagai pembawa risalah yang agung ini, maka ketika Allah memilih seorang Rasul dari bangsa arab dengan lisan arabnya yang fasih, maka dari tempat itulah syari'at islam ini dimulai dan itu menjadi ketetapan Allah yang terbaik.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
124 Apabila datang suatu ayat yang menunjukkan tentang kebenaran risalah Nabi Muhammad kepada mereka para penduduk Makkah dan para pembesarnya, mereka berkata: “Kami tidak akan beriman sehingga kami melihat yang serupa dengan berbagai mukjizat yang telah diberikan kepada para nabi Allah sebelummu”. Kemudian Allah menjawab mereka: Allah lebih Mengetahui kepada siapa Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras pada hari kiamat disebabkan mereka selalu membuat tipu daya. Ayat ini turun untuk Walid bin Mughirah yang berkata: Kalaupun kenabian ini benar, maka pasti aku akan lebih awal menjadi nabi dari pada Muhammad, sebab aku lebih tua, lebih kaya dan banyak anak.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata,“Kami tidak akan beriman hingga diberikan} diberikan {kepada kami seperti apa yang diberikan} diberikan {kepada rasul-rasul Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan risalahNya. Orang-orang yang berdosa akan ditimpa kehinaan} kerendahan dan kehinaan {di sisi Allah} dari sisi Allah {dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
124. Para penjahat besar itu kukuh di atas kebatilannya dan menolak kebenaran yang dibawa oleh para Rasul karena hasad dan dengki, mereka berkata, “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah,” berupa kenabian dan kerasulan. Ini mengandung penentangan mereka kepada Allah, bangga terhadap diri mereka, sombong terhadap kebenaran yang Dia turunkan melalui para rasul, dan penolakan terhadap keutamaan dan kebaikan Allah, maka Allah menjawab tantangan mereka yang rusak. Dia menyatakan bahwa mereka tidak layak mendapatkan kebaikan. Pada mereka tidak terdapat sesuatu yang bisa membuat mereka menjadi hamba-hamba Allah yang shalih. Apalagi menjadi nabi dan rasul. Allah berfirman, “Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan.” Barangsiapa yang Allah mengetahuinya layak mendapatkannya, mampu menunaikan tanggung jawabnya, mempunyai segala sifat yang baik, dan terbebas dari segala akhlak yang tercela, maka Allah memberinya apa yang menjadi tuntutan hikmahNya, baik secara independen maupun menginduk, dan barangsiapa yang tidak demikian, maka Dia tidak akan meletakkan pemberianNya yang paling utama pada orang yang tidak kapabel dan tidak suci di sisiNya.
Ayat ini mengandung dalil kesempurnaan hikmah Allah, karena walaupun Dia Maha Pengasih, Maha Pemurah, Mahaluas KarunaiNya, namun Dia adalah Mahabijaksana, tidak meletakkan karuniaNya kecuali pada orang yang layak.
Kemudian Allah mengancam orang-orang yang berbuat kejahatan. Dia berfirman, “Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah.” Yakni kehinaan dan kenistaan, Allah menghinakan mereka akibat kesombongan mereka terhadap kebenaran. “Dan siksa yang keras itu disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.” Maksudnya, disebabkan makar mereka, bukan karena Allah menzhalimi mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 123-124
Allah SWT berfirman, "Sebagaimana Kami menjadikan di negerimu, wahai Muhammad, para pembesar, pemimpin yang jahat dan orang-orang yang mengajak kepada kekafiran dan menghalangi dari Allah, serta menentang dan memusuhimu. Demikian itu para rasul sebelum kamu juga diuji dengan hal itu, lalu mereka mendapatkan hasil yang baik" Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa) (Surah Al-Furqan: 31) dan (Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu) (Surah Al-Isra: 16)
DIkatakan bahwa maknanya adalah Kami memerintahkan mereka untuk taat, lalu mereka menentangnya, lalu Kami membinasakan mereka. Dikatakan juga,”Kami memerintahkan mereka berdasarkan takdir. Sebagaimana Allah berfirman di sini: (agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu)
Terkait firman Allah: (pembesar-pembesar yang jahat agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu)
Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dioa berkata,”Kami menjadikan berkuasa orang-orang jahat mereka, lalu mereka berbuat kemaksiatan di dalamnya. Jika mereka melakukan hal itu, maka kami membinasakan mereka dengan azab.
Mujahid dan Qatadah berkata terkait firmanNya (pembesar-pembesar yang jahat) yaitu para pembesarnya.
Saya berkata, Demikian juga firman Allah SWT: (Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kalian diutus untuk menyampaikannya.” (34) Dan mereka berkata, "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kalian) dan kami sekali-kali tidak akan diazab” (35)) (Surah Saba’) dan (Dan demikianlah Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak mereka” (23)) (Surah Az-Zukhruf) Yang dimaksud dengan tipu daya di sini adalah ajakan mereka kepada kesesatan dengan memperindah perkataan dan perbuatan yang menggiurkan. Sebagaimana firman Allah yang memberitahukan tentang kaum nabi Nuh: (Dan mereka melakukan tipu daya yang amat besar (22)) (Surah Nuh)
Firman Allah SWT: (Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedangkan mereka tidak menyadarinya) yaitu Tidaklah bencana dari tipu daya mereka itu dan penyesatan terhadap orang-orang yang mereka sesatkan itu melainkan menimpa diri mereka sendiri. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban mereka sendiri) (Surah Al-'Ankabut:13) dan (dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah apa (dosa) yang mereka pikul itu) (Surah An-Nahl: 25). Firman Allah (Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah”) yaitu ketika datang kepada mereka suatu bukti dan hujjah yang pasti, mereka akan berkata: (Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah) yaitu sampai datang kepada kami para malaikat dari Allah dengan membawa risalah, sebagaimana mereka datang kepada para rasul. Ini sebagaimana Allah berfirman : (Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami, "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” (21)) (Surah Al-Furqan)
Firman Allah SWT: (Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan) yaitu Dia lebih mengetahui dimana Dia menempatkan risalahNya dan siapa yang baik untuknya di antara makhlukNya. Sebagaimana firmanNya: (Dan mereka berkata.”Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri ini (31) Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu) (Surah Az-Zukhruf: 31-32) Mereka bermaksud bahwa kenapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada laki-laki yang agung, besar, mulia, dan terpuji di mata mereka (dari salah satu dua negeri ini) yaitu dari Makkah dan Thaif. Hal itu karena mereka (semoga Allah memberi keburukan kepada mereka) menghina Rasulullah SAW karena perasaan iri, dengki, permusuhan, dan sombong. Sebagaimana Allah berfirman seraya memberitahukan tentang mereka: (Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, niscaya mereka tidak lain hanyalah membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan), "Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan kalian?" Padahal mereka adalah orang-orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah (36)) (Surah Al-Anbiya’) dan (Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan), "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul?" (41)) (Surah Al-Furqan)
Diriwayatkan dari Watsilah bin Al-Asqa' bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memilih dari anak nabi Ibrahim yaitu nabi Ismail, dan Dia telah memilih dari keturunan nabi Ismail yaitu Bani Kinanah, dan memilih dari Bani Kinanah yaitu Quraisy, dan memilih dari Quraisy yaitu Bani Hasyim, dan Dia memilihku dari kalangan Bani Hasyim”
Firman Allah SWT: (Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras) Ini adalah peringatan keras dari Allah dan ancaman yang kuat bagi orang yang enggan mengikuti dan taat kepada para rasulNya dalam apa yang mereka bawa. Sesungguhnya pada hari kiamat dia pasti akan di timpa (kehinaan) yaitu kehinaan yang abadi. Dia menghukum mereka dengan hal itu untuk menghinakan mereka hari kiamat karena mereka mereka sombong di dunia. Sebagaiana firmanNya: (Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina) (Surah Ghafir: 60) yaitu dalam keadaan kecil, hina. dan rendah.
Firman Allah SWT: (dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya) tipu daya itu kebanyakan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, yaitu secara halus melakukan tipu daya. Mereka akan dihadapkan kepada siksa yang dahsyat sebagai balasan yang setimpal: (Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun) (Surah Al-Kahfi: 49) Sebagaimana Allah berfirman: (Pada hari ditampakkan segala rahasia (9)) (Surah Ath-Thariq) yaitu tampaklah hal-hal yang ditutupi, tersimpan, dan tersembunyi
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-An’am ayat 124: Yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sedangkan mereka tidak cocok mendapatkan tugas kerasulan. Dalam ayat ini terdapat dalil sempurnanya kebijaksanaan Allah, hal itu karena meskipun Allah Maha Penyayang, Mahaluas kepemurahan-Nya lagi banyak ihsan-Nya, namun Dia Mahabijaksana, tidak meletakkan kepemurahan-Nya kecuali kepada orang yang berhak.
Karena kesombongan mereka terhadap kebenaran.
Bukan karena Allah berbuat zalim.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 124
Kemudian Allah menjelaskan tentang salah satu bentuk tipuan pemuka quraisy agar penduduk mekah tidak mengikuti rasulullah. Dan apabila datang suatu ayat kepada mereka yang menjelaskan tentang kebenaran nabi Muhammad, mereka berkata, kami tidak akan percaya, yakni beriman, sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah, yaitu wahyu yang dengan itu mereka menjadi nabi, sehingga menjadi orang yang diikuti, bukan yang mengikuti. Mereka dengki kepada kenabian nabi Muhammad. Allah lebih mengetahui di mana dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Penunjukan seseorang menjadi nabi adalah hak Allah semata sebagai anugerah dari-Nya terhadap orang tersebut, bukan sesuatu yang diminta, bukan karena keturunan, kecerdasan, dan banyaknya harta. Kemudian Allah menjelaskan tentang nasib mereka yang berdosa, seperti pemuka quraisy. Orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. Mereka menghalangi masyarakat untuk beriman kepada nabi Muhammad. Tugas para nabi adalah menyampaikan pesan-pesan Allah kepada masyarakat. Di antara masyarakat itu ada yang mendapatkan hidayah dan ada pula yang memilih kekufuran. Hidayah dan kekufuran adalah hak Allah sebagaimana juga risalah. Bedanya kalau hidayah itu harus diminta, sementara risalah adalah anugerah dan pemberian Allah semata kepada seseorang yang dipilih-Nya. Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah atau petunjuk, dia akan membukakan dadanya untuk menerima islam, yaitu pintu hatinya terbuka untuk menerima islam atau cahaya yang datang dari Allah yang dengannya seseorang bisa melihat kebenaran, kemudian mengikuti kebenaran itu dengan memeluk islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, dengan kesadarannya sendiri dia memilih kekafiran dan meninggalkan kebenaran, maka dia jadikan dadanya sempit dan sesak sehingga tidak ada celah sedikit pun untuk masuknya kebenaran di hatinya, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Namun demikian, Allah tidak akan menyiksa satu kaum kecuali setelah diperlihatkan kepada mereka tandatanda kebenaran, tetapi mereka secara sadar enggan menerimanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penjelasan dari beragam ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-An’am ayat 124 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita bersama. Bantulah perjuangan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.