Surat Al-An’am Ayat 123
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا فِى كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَٰبِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا۟ فِيهَا ۖ وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Arab-Latin: Wa każālika ja'alnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurụ fīhā, wa mā yamkurụna illā bi`anfusihim wa mā yasy'urụn
Artinya: Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.
« Al-An'am 122 ✵ Al-An'am 124 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Mengenai Surat Al-An’am Ayat 123
Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 123 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran menarik dari ayat ini. Tersedia aneka ragam penjabaran dari berbagai ahli ilmu terhadap kandungan surat Al-An’am ayat 123, misalnya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sebagaimana ini terjadi dari para pemuka orang-orang kafir Makkah berupa tindakan menghalangi dari agama Allah, maka kami jadikan di tiap-tiap negeri itu penjahat-penjahat beasr yang dipimpin oleh tokoh mereka, agar mereka melakukan tipu daya demi menghalangi manusia dari jalan Allah. Dan tidaklah mereka melancarakan tipu daya kecuali terhadap diri mereka sendiri, sedang mereka tidaklah menyadari hal itu.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
123. Dan sebagaimana Kami jadikan para pemimpin kekafiran menghalangi manusia dari Islam, demikian pula Kami jadikan pada setiap negeri para pemimpin orang-orang pendosa untuk berbuat kerusakan dalam negeri tersebut, dengan menghalangi manusia dari keimanan dan selalu melakukan kemaksiatan; namun makar dan tipu daya mereka hanya merugikan diri mereka sendiri sedangkan mereka tidak mengetahui hal tersebut.
Ibnu 'Asyur berkata: "Ayat ini disebutkan dengan ringkas karena nabi tidak mendapat marabahaya atas usaha mereka menghalangi orang lain dari mengikutinya. Dan marabahaya itu hanya menimpa orang-orang yang membuat makar, baik itu di dunia dengan terbunuh atau tertawan, maupun di akhirat dengan azab neraka. (at-tahrir wa at-tanwir: 7/39).
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
123. Seperti halnya yang terjadi pada para pembesar orang-orang musyrik di Makkah yang senantiasa menghalang-halangi manusia dari jalan Allah, Kami juga menjadikan pemuka-pemuka dan pembesar-pembesar di setiap negeri yang senantiasa berjuang dan berupaya untuk mengajak manusia ke jalan setan dan memerangi para rasul beserta pengikut-pengikutnya. Tetapi kenyataannya, bahwa upaya dan tipu daya yang mereka lakukan itu sebenarnya kembali kepada diri mereka sendiri. Hanya saja mereka tidak merasakannya. Hal itu karena kebodohan mereka dan kesenangan mereka memperturutkan hawa nafsu mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
123. وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِى كُلِّ قَرْيَةٍ أَكٰبِرَ مُجْرِمِيهَا (Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar)
Mereka adalah para pemimpin dan pembesar, Allah mengkhususkan penyebutannya karena mereka lebih leluasa untuk berbuat kerusakan.
لِيَمْكُرُوا۟ فِيهَا ۖ( agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu)
Makna (المكر) yakni tipu daya untuk melanggar ketaatan.
وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنفُسِهِمْ (Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri)
Yakni akibat dari tipu daya mereka menimpa mereka sendiri.
وَمَا يَشْعُرُونَ (sedang mereka tidak menyadarinya)
Yakni tidak menyadari akibat itu disebabkan kebodohan mereka yang berlebihan dan perbuatan mereka yang mengikuti hawa nafsu.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Sejenak kita melihat kepada keadaan alam ini, sunnah kauniyah yang menjadi ketetapan yang pasti akan diterima oleh setiap penduduk bumi, dan lihatlah bagaimana balasan yang ditimpakan kepada orang-orang yang kerap berlaku jahat : { وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ } "Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya", tetapi buruknya kejahatan membuat mereka buta akan tempat kembali mereka di akhirat, tapi sesunguhnya balasan atas kejahatan itu tidak akan terlepas : { سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ } "Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya"
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
123 Sebagaimana Kami jadikan orang-orang fasik Makkah beserta para pembesarnya sebagai pemerang atas dakwahmu, maka Kami jadikan pula pada tiap-tiap negeri ada penjahat-penjahat yang besar, agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu dari keimanan. Mereka akan sibuk dalam kemaksiatan dan keluar dari jalan keistiqamahan Dan mereka tidak memperdayakan keburukan melainkan pada dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadari akibat kebodohan dan menuruti hawa nafsu mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Demikian pula Kami jadikan pada setiap negeri orang-orang jahatnya sebagai pembesar} orang-orang yang berbuat dosa adalah para pembesarnya {agar melakukan tipu daya di sana} agar mereka memalingkan manusia di sana dari keimanan dengan memperindah perkataan dan perbuatan {Padahal mereka hanya menipu diri sendiri dan tidak menyadarinya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
123. Orang-orang yang kebingungan dalam kegelapan dan buta di dalam kebatilan serta yang berada di dalam keadaan bimbang tidaklah sama. Di antara mereka adalah pemimpin, para kepala dan figure publik, serta ada pula pengikut yang dipimpin. Yang pertamalah yang beruntung mendapatkan keadaan paling sengsara. Oleh karena itu berfirman, “Dan demikian lah kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang besar.” Maksudnya, para pemimpin dimana kejahatannya besar dan pembangkangannya sangat parah. “Agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu,” dengan tipuan dan seruan ke jalan setan, memusuhi para Rasul, dan pengikutnya dengan ucapan dan perbuatan. Hanya saja tipu daya dan makar mereka justru kembali kepada diri mereka sendiri karena mereka mebuat makar sementara Alalh juga membuat makar dan Dia adalah sebaik-baik pembuat makar.
Begitu juga Allah menjadikan imam-imam besar dalam hidayah dan orang-orang mulia yang melawan para penjahat itu, yang membantah pendapat-pendapat mereka, yang berjihad di jalan Allah melawan mereka, dan meniti jalan-jalan yang mengantarkan kepadanya. Allah membantu mereka, meluruskan pendapat mereka dan meneguhkan kaki mereka. Allah menjadikan hari-hari silih berganti di antara mereka dengan musuh-musuh mereka sehingga akhir perkaranya adalah kemenangan dan keunggulan mereka, dan akibat baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 123-124
Allah SWT berfirman, "Sebagaimana Kami menjadikan di negerimu, wahai Muhammad, para pembesar, pemimpin yang jahat dan orang-orang yang mengajak kepada kekafiran dan menghalangi dari Allah, serta menentang dan memusuhimu. Demikian itu para rasul sebelum kamu juga diuji dengan hal itu, lalu mereka mendapatkan hasil yang baik" Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa) (Surah Al-Furqan: 31) dan (Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu) (Surah Al-Isra: 16)
DIkatakan bahwa maknanya adalah Kami memerintahkan mereka untuk taat, lalu mereka menentangnya, lalu Kami membinasakan mereka. Dikatakan juga,”Kami memerintahkan mereka berdasarkan takdir. Sebagaimana Allah berfirman di sini: (agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu)
Terkait firman Allah: (pembesar-pembesar yang jahat agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu)
Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dioa berkata,”Kami menjadikan berkuasa orang-orang jahat mereka, lalu mereka berbuat kemaksiatan di dalamnya. Jika mereka melakukan hal itu, maka kami membinasakan mereka dengan azab.
Mujahid dan Qatadah berkata terkait firmanNya (pembesar-pembesar yang jahat) yaitu para pembesarnya.
Saya berkata, Demikian juga firman Allah SWT: (Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kalian diutus untuk menyampaikannya.” (34) Dan mereka berkata, "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kalian) dan kami sekali-kali tidak akan diazab” (35)) (Surah Saba’) dan (Dan demikianlah Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak mereka” (23)) (Surah Az-Zukhruf) Yang dimaksud dengan tipu daya di sini adalah ajakan mereka kepada kesesatan dengan memperindah perkataan dan perbuatan yang menggiurkan. Sebagaimana firman Allah yang memberitahukan tentang kaum nabi Nuh: (Dan mereka melakukan tipu daya yang amat besar (22)) (Surah Nuh)
Firman Allah SWT: (Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedangkan mereka tidak menyadarinya) yaitu Tidaklah bencana dari tipu daya mereka itu dan penyesatan terhadap orang-orang yang mereka sesatkan itu melainkan menimpa diri mereka sendiri. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban mereka sendiri) (Surah Al-'Ankabut:13) dan (dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah apa (dosa) yang mereka pikul itu) (Surah An-Nahl: 25). Firman Allah (Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah”) yaitu ketika datang kepada mereka suatu bukti dan hujjah yang pasti, mereka akan berkata: (Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah) yaitu sampai datang kepada kami para malaikat dari Allah dengan membawa risalah, sebagaimana mereka datang kepada para rasul. Ini sebagaimana Allah berfirman : (Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami, "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” (21)) (Surah Al-Furqan)
Firman Allah SWT: (Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan) yaitu Dia lebih mengetahui dimana Dia menempatkan risalahNya dan siapa yang baik untuknya di antara makhlukNya. Sebagaimana firmanNya: (Dan mereka berkata.”Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri ini (31) Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu) (Surah Az-Zukhruf: 31-32) Mereka bermaksud bahwa kenapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada laki-laki yang agung, besar, mulia, dan terpuji di mata mereka (dari salah satu dua negeri ini) yaitu dari Makkah dan Thaif. Hal itu karena mereka (semoga Allah memberi keburukan kepada mereka) menghina Rasulullah SAW karena perasaan iri, dengki, permusuhan, dan sombong. Sebagaimana Allah berfirman seraya memberitahukan tentang mereka: (Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, niscaya mereka tidak lain hanyalah membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan), "Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan kalian?" Padahal mereka adalah orang-orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah (36)) (Surah Al-Anbiya’) dan (Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan), "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul?" (41)) (Surah Al-Furqan)
Diriwayatkan dari Watsilah bin Al-Asqa' bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memilih dari anak nabi Ibrahim yaitu nabi Ismail, dan Dia telah memilih dari keturunan nabi Ismail yaitu Bani Kinanah, dan memilih dari Bani Kinanah yaitu Quraisy, dan memilih dari Quraisy yaitu Bani Hasyim, dan Dia memilihku dari kalangan Bani Hasyim”
Firman Allah SWT: (Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras) Ini adalah peringatan keras dari Allah dan ancaman yang kuat bagi orang yang enggan mengikuti dan taat kepada para rasulNya dalam apa yang mereka bawa. Sesungguhnya pada hari kiamat dia pasti akan di timpa (kehinaan) yaitu kehinaan yang abadi. Dia menghukum mereka dengan hal itu untuk menghinakan mereka hari kiamat karena mereka mereka sombong di dunia. Sebagaiana firmanNya: (Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina) (Surah Ghafir: 60) yaitu dalam keadaan kecil, hina. dan rendah.
Firman Allah SWT: (dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya) tipu daya itu kebanyakan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, yaitu secara halus melakukan tipu daya. Mereka akan dihadapkan kepada siksa yang dahsyat sebagai balasan yang setimpal: (Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun) (Surah Al-Kahfi: 49) Sebagaimana Allah berfirman: (Pada hari ditampakkan segala rahasia (9)) (Surah Ath-Thariq) yaitu tampaklah hal-hal yang ditutupi, tersimpan, dan tersembunyi
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-An’am ayat 123: Seperti yang terjadi di Mekah dahulu, di mana orang-orang fasiknya menjadi pembesar-pembesar atau tokoh-tokoh penduduk Mekah.
Dengan menghalangi manusa dari jalan Allah.
Karena akibatnya hanya kembali kepada diri mereka sendiri.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 123
Allah lalu menenangkan hati nabi Muhammad dengan menjelaskan bahwa para pembesar yang jahat tidak hanya terdapat di mekah saja, tetapi juga di setiap negeri. Dan demikianlah pada setiap negeri kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu karena mereka lebih mampu menipu daya bawahannya, dan dalam kebiasaan, masyarakat akan mengikuti atasannya apakah dalam hal kebaikan atau keburukan. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya, akibat dari perbuatan mereka akan mengenai mereka sendiri. Kemudian Allah menjelaskan tentang salah satu bentuk tipuan pemuka quraisy agar penduduk mekah tidak mengikuti rasulullah. Dan apabila datang suatu ayat kepada mereka yang menjelaskan tentang kebenaran nabi Muhammad, mereka berkata, kami tidak akan percaya, yakni beriman, sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah, yaitu wahyu yang dengan itu mereka menjadi nabi, sehingga menjadi orang yang diikuti, bukan yang mengikuti. Mereka dengki kepada kenabian nabi Muhammad. Allah lebih mengetahui di mana dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Penunjukan seseorang menjadi nabi adalah hak Allah semata sebagai anugerah dari-Nya terhadap orang tersebut, bukan sesuatu yang diminta, bukan karena keturunan, kecerdasan, dan banyaknya harta. Kemudian Allah menjelaskan tentang nasib mereka yang berdosa, seperti pemuka quraisy. Orang-orang yang berdosa nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan. Mereka menghalangi masyarakat untuk beriman kepada nabi Muhammad.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penafsiran dari banyak ulama tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-An’am ayat 123 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita. Bantulah perjuangan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.