Surat Al-An’am Ayat 39

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ ۗ مَن يَشَإِ ٱللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَن يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

Arab-Latin: Wallażīna każżabụ bi`āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāt, may yasya`illāhu yuḍlil-hu wa may yasya` yaj'al-hu 'alā ṣirāṭim mustaqīm

Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.

« Al-An'am 38Al-An'am 40 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat Al-An’am Ayat 39

Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 39 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi berbagai penjabaran dari kalangan ulama mengenai kandungan surat Al-An’am ayat 39, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Orang-orang yang mendustakan hujjah-hujjah Allah adalah orang-orang yang tuli, yang tidak dapat mendengarkan yang bermanfaat bagi mereka, orang-orang bisu yang tidak bicara atas dasar kebenaran. Mereka dilanda kebingungan dalam kegelapan yang bertumpuk-tumpuk. Tidak mau memilih jalan istiqamah (yanglurus). Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka dia akan tersesat, Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi petunjuknya), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

39. Allah memerintahkan nabi-Nya untuk menegaskan perkataannya kepada orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah dengan menggunakan huruf Kaf dalam firman-Nya (أرأيتكم).


Mereka menyekutukan Allah karena menutup telinga mereka dari mendengar petunjuk, kebenaran, dan cahaya keimanan. Seandainya mereka menggunakan dengan baik panca indra yang telah Allah berikan kepada mereka, niscaya mereka akan menerima petunjuk; namun mereka lebih memilih kesesatan. Mereka tidak keluar dari kehendak Allah, yaitu kehendak yang sesuai dengan sunatullah pada manusia bahwa mereka bebas memilih petunjuk atau kesesatan, tanpa ada paksaan dari-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

39. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami laksana orang-orang tuli yang tidak bisa mendengar dan orang-orang bisu yang tidak bisa berbicara. Di samping itu mereka juga berada di dalam kegelapan yang membuat mereka tidak bisa melihat apa-apa. Jadi mana mungkin orang-orang seperti itu bisa menemukan jalan yang benar? Siapa saja yang Allah kehendaki dari kalangan manusia untuk disesatkan, Dia pasti akan menyesatkannya. Dan siapa saja yang Dia kehendaki untuk diberi petunjuk, Dia pasti memberinya petunjuk dengan menempatkannya di jalan lurus yang tidak berkelok-kelok.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

39. وَالَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايٰتِنَا صُمٌّ (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak)
Yakni yang tidak mendengar dengan pendengaran mereka.

وَبُكْمٌ (bisu)
Yakni yang tidak berbicara degan lisan-lisan mereka.

فِى الظُّلُمٰتِ ۗ (berada dalam gelap gulita)
Yakni dalam kegelapan kekafiran, kejahilan, dan kebingungan. Yakni mereka bagaikan orang buta dan bisu dalam gelap gulita, tidak dapat melihat jalan dan tidak memanggil orang untuk menuntunnya kejalan yang benar, dan tidak pula dilihat oleh orang lain untuk menuntunnya; maka bagaimana ia akan sampai pada tujuannya dan dapat menempuh jalan keselamatan?


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

39 Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami yaitu Alquran adalah tuli untuk mendengarkan apa yang bermanfaat untuk mereka dengan pendengaran menelaah dan tadabbur dan bisu untuk mengatakan kebenaran. Mereka berada dalam kegelapan kekufuran dan kebodohan. Mereka tidak mendapat petunjuk kebenaran dan kemanfaatan untuk mereka sedikitpun. Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi sesat, niscaya dia disesatkan-Nya, dan barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus yaitu agama Islam. Penyesatan dan petunjuk sesuai dengan ketetapan azali Allah atas makhluk-Nya. Barangsiapa yang disesatkan maka dia akan dijadikan menolak seruan-Nya, begitu juga barangsiapa yang duberi petunjuk maka dia akan dijadikan melihat dan menelaah dengan fikirannya, bukan dengan meniru tanpa ilmu.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami itu tuli dan bisu dalam kegelapan. Siapa saja yang dikehendaki Allah, niscaya disesatkanNya. Siapa saja yang dikehendaki Allah, niscaya Dia menjadikannya berada di jalan yang lurus


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

39. Ini adalah penjelasan tentang keadaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mendustakan Rasul-RasulNya bahwa mereka telah menutup pintu hidayah dari diri mereka dan membuka pintu kesesatan, bahwa mereka “pekak” dari mendengar kebenaran, “dan bisu,” tidak mampu berbicara dengannya, mereka hanya bisa berbicara dengan kebatilan. “Dan berada dalam gelap gulita.” Maksudnya, mereka tenggelam dalam kegelapan kebodohan, kekufuran, kezhaliman, pengingkaran, dan kemaksiatan. Ini termasuk penyesatan Allah kepada mereka. “Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya Dia menyesatkanNya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberiNya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.” Karena Dia-lah yang memonopoli hidayah dan penyesatan sesuai dengan tuntutan karunia dan hikmahNya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 37-39
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang musyrik, bahwa mereka berkata: ("Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" (27)) yaitu menghancurkan kehendak yang mereka inginkan dan pertentangan mereka, sebagaimana mereka berkata: (Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami) (Surah Al-Isra: 90). Firman Allah: (Katakanlah, "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”) yaitu Allah berkuasa untuk melakukan itu. Akan tetapi hikmahNya, maka Dia menangguhkan hal itu. Karena jika Dia menurunkan mukjizat seperti yang mereka minta, kemudian mereka tidak beriman, maka Allah akan menyegerakan hukuman, sebagaimana yang telah Allah perbuat atas umat-umat terdahulu. Sebagaimana Allah berfirman: (Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Samud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti (59)) (Surah Al-Isra’) dan (Jika Kami kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya (4)) (Surah Asy-Syu'ara)
Terkait firman Allah: (Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kalian) Mujahid berkata yaitu berbagai jenis yang nama-namanya telah dikenal.
Qatadah berkata,“burung-burung adalah umat, manusia adalah umat, dan jin juga merupakan umat”. As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Melainkan umat-umat (juga) seperti kalian) yaitu makhluk yang sama seperti kalian
Firman Allah: (Tiadalah Kami lupakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab) yaitu semuanya, pengetahuan mereka dari sisi Allah, tidak ada satu pun yang dilupakan oleh Allah rezeki dan pengaturannya, baik hewan darat maupun hewan laut. Sebagaimana firmanNya (Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (6)) (Surah Hud)
yaitu tertulis nama-nama, bilangan, dan tempat-tempatnya, dan membatasi gerakan dan keadaan diamnya. Allah berfirman: (Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada kalian, dan Dia Maha mendengar lagi Maha Mengetahui (60) (Surah Al-Ankabut)
Firman Allah SWT: (kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan) Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya (kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan) mengumpulkannya setelah mati.
Pendapat kedua ketika Dia mengumpulkan mereka semua pada hari kiamat, sesuai firmanNya: (Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5)) (Surah At-Takwir) diriwayatkan dari Usman bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hewan yang tidak bertanduk benar-benar akan menuntut hukum qisas terhadap hewan yang bertanduk pada hari kiamat”
Firman Allah (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu, dan berada dalam gelap gulita) yaitu perumpamaan mereka dalam kebodohan, kekurangan ilmu dan tidak adanya pemahaman mereka itu seperti orang yang tuli yang tidak bisa mendengar dan orang bisu yang tidak bisa bicara, dan bersamaan dengan keadaan kegelapan itu adalah tidak dapat melihat. Jadi bagaimana orang itu bisa mendapat petunjuk ke jalan yang benar atau keluar dari sana. Sebagaimana firmanNya: (Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat (17) Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (18) (Surah Al-Baqarah) dan (Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun (40)) (Surah An-Nur) Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus) yaitu
Dia adalah Dzat yang mengatur makhlukNya sesuai kehendakNya


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-An’am ayat 39: Ayat ini menerangkan keadaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah lagi mendustakan rasul-Nya, bahwa mereka telah menutup pintu hidayah terhadap diri mereka dan membuka pintu kebinasaan. Telinga mereka tuli dari mendengarkan kebenaran dan mulut mereka bisu dari menyebutkannya sehingga yang mereka sebut adalah kebatilan.

Yakni tenggelam dalam gelapnya kebodohan, kekufuran, kezaliman, sikap membangkang, dan berbuat maksiat. Hal ini termasuk penyesatan Allah untuk mereka.

Disesatkan Allah berarti bahwa orang itu sesat karena keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.

Yaitu Islam. Allah yang sendiri memberi hidayah dan menyesatkan sesuai karunia dan hikmah (kebijaksanaan)-Nya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 39

Setelah bukti kekuasaan Allah sedemikian jelas seperti dijelaskan pada ayat sebelumnya, orang-orang yang beriman pasti dapat mengambil pelajaran, namun tidak demikian dengan orang-orang yang tidak beriman. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami yang sudah sedemikian jelas lagi mulia adalah orang yang tuli, tidak bisa mendengar, dan juga bisu, tidak dapat berbicara, dan berada dalam gelap gulita tanpa cahaya penuntun hidup. Barang siapa dikehendaki Allah dalam kesesatan, niscaya disesatkan-Nya dengan membiarkannya tetap berada di jalan yang sesat. Dan barang siapa dikehendaki Allah untuk diberi petunjuk karena berusaha maksimal untuk meraihnya, niscaya dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. Begitulah janji Allah. Pada ayat 37 diinformasikan bahwa para pendurhaka mempertanyakan kemampuan Allah menurunkan bukti kebenaran risalah nabi Muhammad, maka ayat ini memerintahkan nabi Muhammad untuk menantang mereka. Katakanlah, wahai nabi, kepada mereka yang masih saja enggan untuk beriman, terangkanlah kepadaku jika siksaan Allah sampai kepadamu pada saat hidup di dunia ini, atau hari kiamat sampai kepadamu dengan segala situasi dan keadaannya yang amat berat, apakah kamu akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu orang yang benar dengan ucapanmu bahwa Allah memiliki sekutu, maka serulah tuhan-tuhan kamu itu!


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beragam penjabaran dari para pakar tafsir terhadap isi dan arti surat Al-An’am ayat 39 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Sokonglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Banyak Dikaji

Kami memiliki banyak halaman yang banyak dikaji, seperti surat/ayat: At-Taubah, An-Nisa, Al-Ma’idah 48, Al-Muthaffifin, Al-A’raf 54, An-Nahl 114. Ada juga Al-Humazah, Al-Fatihah 5, At-Tin 4, Al-Fatihah 4, Al-Anbiya 30, Ali ‘Imran 190.

  1. At-Taubah
  2. An-Nisa
  3. Al-Ma’idah 48
  4. Al-Muthaffifin
  5. Al-A’raf 54
  6. An-Nahl 114
  7. Al-Humazah
  8. Al-Fatihah 5
  9. At-Tin 4
  10. Al-Fatihah 4
  11. Al-Anbiya 30
  12. Ali ‘Imran 190

Pencarian: surah al insyirah ayat 7, ayat 7 lengkap, isi dari surah al maun ayat 5 adalah, surah al-an'am ayat 127 menjelaskan tentang surga, tinggallah dengan hina didalamnya dan jangan kalian berbicara dengan aku

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: