Surat Al-Ma’idah Ayat 59
قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ هَلْ تَنقِمُونَ مِنَّآ إِلَّآ أَنْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلُ وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فَٰسِقُونَ
Arab-Latin: Qul yā ahlal-kitābi hal tangqimụna minnā illā an āmannā billāhi wa mā unzila ilainā wa mā unzila ming qablu wa anna akṡarakum fāsiqụn
Artinya: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?
« Al-Ma'idah 58 ✵ Al-Ma'idah 60 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Terkait Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 59
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 59 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran penting dari ayat ini. Ada kumpulan penjelasan dari kalangan ahli tafsir mengenai isi surat Al-Ma’idah ayat 59, misalnya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Katakanlah (wahai rasul) kepada orang-orang yang berolok-olok dari ahli kitab itu, ”apa yang kalian dapati itu sebagai celaan dan aib adalah pujian bagi kami, yaitu keimanan kami kepada Allah dan kitab-kitabNYa yang diturunkan kepada kami, dan kepada orang-orang sebelum kami, dan keimanan kami bahwa kebanyakan kalian keluar dari jalan yang lurus.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
59. Allah memerintahkan Rasulullah untuk bertanya kepada Ahli kitab dengan nada pengingkaran: Mengapa kalian mencela kami? Apakah karena kami beriman kepada Allah serta beriman kepada al-Quran dan kitab-kitab sebelumnya? Atau karena kalian telah keluar dari lingkaran keimanan, dan berpaling dari sunnah-sunnah para nabi dan fitrah keislaman?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
59. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang ahli Kitab yang suka mengolok-olok itu, “Apakah kalian mencela kami hanya karena kami beriman kepada Allah, kepada kitab suci yang diturunkan kepada kami, kitab suci yang turunkan kepada umat-umat sebelum kami, dan karena kami percaya bahwa sebagian besar dari kalian tidak taat kepada Allah lantaran kalian tidak mau beriman dan enggan menjalankan perintah-Nya?! Celaan yang kalian lontarkan kepada kami itu sejatinya sebuah pujian bagi kami, bukan celaan.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
59. قُلْ يٰٓأَهْلَ الْكِتٰبِ هَلْ تَنقِمُونَ مِنَّآ (Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah)
Yakni bukankah kalian menyalahkan, membenci, dan murka kepada kami kecuali karena keimanan kami kepada Allah dan kitab-kitab yang Dia turunkan; padahal kalian mengetahui bahwa kami berada dalam kebenaran.
وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فٰسِقُونَ (sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?)
Karena kalian meninggalkan keimanan dan menolak untuk taat dalam menjalankan perintah Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
59. Wahai nabi, katakanlah: “Wahai orang-orang Yahudi dan Nasrani, apakah kalian membenci kami dan menyalahkan kamu hanya karena keimanan kami kepada Allah, Al-Qur’an dan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi sedangkan kebanyakan kalian tidak mau menaati Allah dengan tidak mau beriman dan tidak mau mengerjakan perintah-perintah Allah SWT?!”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Katakanlah, “Wahai Ahlul kitab, apakah kalian memandang salah} mengingkari dan mencela {kami hanya karena beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, dan pada apa yang diturunkan sebelumnya. Sesungguhnya kebanyakan kalian adalah orang-orang fasik”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
59. Maksudnya, “katakanlah” wahai Rasul, “Hai ahli kitab,” dengan menegaskan kepada mereka bahwa agama Islam adalah agama yang benar dan bahwaa pelecehan mereka kepadanya adalah pelecehan terhadap agama yang semestinya di sanjung. “ Apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang di turunkah kepada kami dan kepada yang di turunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di anatara kamu benar-benar orang- orang yang fasik?” artinya, apakah kami mempunyai kesalahan kecuali kami iman kepada Allah, kitab-kitabNya yang terdahulu dan yang sekarang dan kepada nabi-nabiNya yang terdahulu dan yang sekarang? Dan bahwa kami meyakini bahwa barangsiapa yang tidak beriman dengan iamn yang seperti ini, maka dia adalah kafir lagi fasik? Apakah kamu memandang kami salah hanya karena kami melakukan hal yang paling wajib atas para kukallaf? Padahal mayoritas dari kalian adalah, “ orang-orang yang fasik,” yakni keluar dari ketaatan kepada Allah, berani melakukan kemaksiatan? Maka kamu lebih baik diam wahai orang fasik. Seandainya kami mencela kami sementara kamu sendiri selamat dari kefasikan dan itu tidak mungkin niscaya keburukannya lebih ringan daripada kamu mnecela kami sementara kamu adalah fasik.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 59-63
Allah SWT berfirman: “Katakan, wahai Muhammad, kepada orang-orang yang telah menjadikan agama kalian sebagai bahan ejekan dan permainan dari kalangan Ahli Kitab: (apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya) yaitu apakah menurut kalian kami memiliki kesalahan atau aib jika tidak ada hal ini? Hal ini bukanlah aib dan bukanlah sesuatu yang hina, Hal ini menjadi istitsna’ munqathi’ , sebagaimana firman Allah (Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (8)) (Surah Al-Buruj) dan (dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka) (Surah At-Taubah: 74) Dalam hadits Bukhari Muslim disebutkan: “Tidak sekali-kali Ibnu Jamil dicela hanyalah karena dahulunya dia miskin, lalu Allah memberinya kecukupan.”
Firman Allah: (sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik) yaitu dihubungkan (hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya) yaitu kami percaya bahwa sebagian besar dari kalian adalah orang-orang fasik yaitu orang-orang yang keluar dari jalan yang lurus.
Kemudian Allah berfirman: (Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi Allah) yaitu apakah aku harus memberitahu kalian tentang balasan balasan yang buruk di sisi Allah pada hari kiamat daripada apa yang kalian sangkakan tentang kami? Mereka adalah orang-orang yang disifati dengan sifat-sifat yang ditafsirkan dengan firmanNya: (orang-orang yang dilaknat Allah) yaitu dijauhkan dari rahmat (dimurkai Allah) yaitu dengan murka yang tidak diridhai setelahnya selamanya (di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi) Sebagaimana yang sudah dijelaskan lebih dalam surah Al-Baqarah, dan sebagaimana yang akan dijelaskan dalam surah Al-A'raf.
Firman Allah (dan (orang yang) menyembah thaghut?) dibaca “’Abadat thaghuta” sebagai “fi'il madli“ dan “Thaghut” itu manshub dengan “fi’il” itu, yakni "Dan Allah menjadikan di antara mereka orang yang menyembah Thaghut". Dibaca juga “’Abdat thaghuti” sebagai idhafah dan maknanya adalah "Dan Allah menjadikan di antara mereka orang-orang yang melayani thaghut, yaitu pelayan dan hamba thaghut". Semua bacaan ini maknanya kembali bahwa kalian wahai Ahli Kitab yang mencela agama kita, yang mengesakan Allah dengan menyembahNya tanpa ada sekutu bagiNya; maka bagaimana kalian mengucapkan hal ini, padahal telah ada di antara kalian semua yang disebutkan itu? Oleh karena itu Allah berfirman (Mereka itu lebih buruk tempatnya) yaitu daripada apa yang kalian sangkakan kepada kami (dan lebih tersesat dari jalan yang lurus). Ini merupakan penggunaan “Af’al At-Tafdil” tanpa menyebutkan hal lain sebagai pembandingnya, sebagaimana firman Allah (Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya (24)) (Surah Al-Furqan)
Firman Allah SWT (Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya) ini adalah sifat orang-orang munafik di antara mereka bahwa mereka itu membantu orang-orang mukmin secara tampak, namun hati mereka yang tersembunyi itu membela kekafiran. Oleh karena itu Allah SWT berfirman (padahal mereka telah datang) kepadamu, wahai Muhammad.(dengan kekafiran) yaitu dengan memendam kekafiran dalam hati mereka, kemudian mereka pergi dan apa yang tersembunyi dalam hati mereka bahwa mereka tidak mengambil manfaat dari apa yang telah mereka dengar darimu yang berupa pengetahuan, nasehat dan peringatan itu tidak berhasil untuk mereka. Oleh karena itu Allah berfirman (dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya) yaitu Allah mengkhususkan mereka dengan kekafiran itu bukan selain mereka.
Firman Allah SWT (dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan) yaitu Allah Maha Mengetahui rahasia mereka dan apa yang tersimpan dalam hati mereka, meskipun mereka menunjukkannya kepada semua makhlukNya hal yang berbeda dengan hal itu. Mereka menghias sesuatu yang tidak mereka lakukan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib dan nyata dan lebih mengetahui hal itu daripada mereka, dan Dia akan membalas mereka atas hal itu dengan pembalasan yang sempurna. Firman Allah (Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram) yaitu mereka bersegera melakukan itu, berupa melakukan perbuatan dosa, hal-hal yang diharamkan, dan berbuat aniaya kepada orang lain serta memakan harta mereka dengan cara yang bathil. (Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu) yaitu seburuk-buruknya perbuatan adalah perbuatan mereka, dan seburuk-buruknya perbuatan aniaya adalah perbuatan mereka.
Firman Allah SWT (Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu (63)) yaitu mengapa para rahib dan pendeta mereka tidak melarang mereka melakukan hal itu. Para rahib itu adalah orang-orang alim yang memberi pengasuhan dan perlindungan kepada mereka. sedangkan pendeta adalah orang-orang alim mereka saja saja
(Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu) Pendapat yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalhah dari dari Ibnu Abbas bahwa para rahib itu adalah seburuk-buruknya sesuatu yang mereka lakukan, yaitu mereka mengabaikan hal tersebut. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata Dia berfirman kepada para rahb itu ketika mereka tidak mencegah perbuatan itu, dan kepada mereka yang mengerjakan perbuatan itu. dia berkata bahwa hal itulah yang terjadi, sedangkan “mereka mengetahui” dan “mereka melakukan” itu adalah satu perbuatan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 59: Ayat ini dan ayat setelahnya (59 dan 60) merupakan bantahan terhadap celaan mereka kepada agama Islam dan kaum muslimin.
Yakni apakah menurutmu kami salah dan tercela hanya karena kami beriman kepada Allah, semua kitab-Nya dan semua rasul-Nya dan menyatakan bahwa orang yang tidak beriman kepada semua itu kafir lagi fasik? Apakah kamu mencela kami karena melakukan kewajiban yang paling utama ini? Di samping itu, kamu sendiri adalah orang-orang yang fasik, yang seharusnya diam. Jika kamu tidak fasik lalu mencela, maka hal itu lebih ringan daripada kamu mencela sedangkan diri kamu sendiri adalah orang-orang fasik.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 59
Karena perilaku yang buruk itu, kemudian Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk memperingatkan mereka. Katakanlah, wahai ahli kitab! apakah kamu memandang kami salah dengan semua ajaran islam yang kami laksanakan, apakah kami juga keliru hanya karena kami beriman kepada Allah yang maha esa, percaya kepada apa yang diturunkan kepada kami, yaitu Al-Qur'an, dan juga beriman kepada apa yang diturunkan sebelumnya, yaitu taurat, zabur, dan injil' bila tidak ada alasan yang kuat dari sikap-sikap tersebut, sungguh, kebanyakan dari kamu ternyata adalah orang-orang yang fasik. Sebagai kelanjutan dari teguran itu, Allah memerintahkan rasulnya. Katakanlah, wahai Muhammad, apakah sebaiknya akan aku beritakan kepadamu semua tentang orang yang lebih buruk pembalasannya akibat dari perilakunya yang menyimpang dan perbuatannya yang bertentangan dengan jalan lurus dari balasan orang fasik di sisi Allah' yang dimaksud yaitu orang yang dilaknat dan dimurkai Allah karena melanggar larangan, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan ada pula yang dijadikan babi, dan juga orang yang menyembah thagut. Sesungguhnya keadaan mereka itu lebih buruk tempatnya ketimbang orang mukmin dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penafsiran dari beragam mufassirun berkaitan makna dan arti surat Al-Ma’idah ayat 59 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita. Support syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.