Surat Al-Ma’idah Ayat 30
فَطَوَّعَتْ لَهُۥ نَفْسُهُۥ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُۥ فَأَصْبَحَ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Arab-Latin: Fa ṭawwa'at lahụ nafsuhụ qatla akhīhi fa qatalahụ fa aṣbaḥa minal-khāsirīn
Artinya: Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
« Al-Ma'idah 29 ✵ Al-Ma'idah 31 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Terkait Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 30
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 30 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan penting dari ayat ini. Tersedia beraneka penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap isi surat Al-Ma’idah ayat 30, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Hawa nafsu Qabil memperindah pandangannya untuk melakukan tindakan membunuh saudaranya, lalu dia benar-benar membunuhnya, sehingga ia termasuk orang-orang yang merugi, yang telah menjual akhirat mereka dengan kehidupan dunia mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
30. Saudara yang sholeh ini telah mengerahkan seluruh usahanya untuk menasehati saudaranya agar membatalkan niatnya dan menjauhkannya dari kejahatan. Namun Apakah saudara yang keras hati ini mau Mendengarkan nasehat saudaranya? Bagaimana mungkin, sedangkan jiwanya yang telah dipenuhi dengan kedengkian telah menghiasi niatan buruk itu dan telah bersiap untuk menyerang saudaranya yang soleh dengan penuh keberingasan.
Perbuatan buruk seperti itu tidak akan dianggap remeh kecuali oleh jiwa yang durhaka, sehingga ia hanya akan mendapatkan kerugian. Dan Adakah kerugian yang lebih besar daripada membunuh jiwa yang tak bersalah demi memenuhi hawa nafsu dan memuaskan hati yang dipenuhi dengan kebencian dan kedengkian?
Dan Adakah kerugian yang lebih besar daripada harus menanggung bagian dari dosa seluruh kejahatan tindak pembunuhan yang ada di bumi, dan dijauhkan jadi ketenangan hidup dan selalu dihantui rasa penyesalan?!
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
30. Kemudian Qabil digoda oleh nafsu amarahnya untuk membunuh saudaranya, Habil, secara semena-mena. Lalu Qabil benar-benar membunuhnya. Maka Qabil pun termasuk orang-orang yang merugi di dunia dan di akhirat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
30. فَطَوَّعَتْ لَهُۥ نَفْسُهُۥ قَتْلَ أَخِيهِ (Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya)
Yakni hawa nafsunya mempermudah dan mendorongnya melakukan perbuatan itu, serta memberinya gambaran bahwa membunuh saudaranya dengan kedua tangannya cukup mudah dan itu merupakan kehormatan baginya.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
30-31
1 ). Pelajaran berharga dari dua ayat ini adalah :
- Dalil awal mula peradaban manusia di muka bumi, yaitu ketika Qabil berusaha menyembunyikan perkara buruk yang telah berlaku karenanya.
- Awal mula manusia mengambil ilmu dengan cara taqlid dan percobaan.
- Dan bukti awal mula manusia mengambil ilmu dari makhluk yang lebih lemah darinya, sebagaimana manusia diperumpamakan seperti hewan ketika disebabkan oleh zina.
2 ). { فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ } "sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi", { فَعَقَرُوهَا فَأَصْبَحُوا نَادِمِينَ } "Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesa" [asy-syu'ara' : 157] , tidak ada pembatas antara dorongannya melakukan kejahatan itu, dan kerugian dan penyesalan yang mendalam dalam dirinya, kecuali hanya beberapa saat yang ia perlukan untuk melakukan kejahatannya, sungguh penyesalan yang panjang bagi orang-orang yang tergesa-gesa!
3 ). { فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ } "Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal" , bahkan jika ia berusaha menyembunyikan jejak kekejin itu, tetapi banyang-banyang kejahatan itu akan menjadi menghancurkannya, dan bisikan perbuatan ingkar itu akan terus berbaring dibenaknya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
30. Lalu hawa nafsunya menggoda dan memudahkannya untuk membunuh saudaranya, Habil. Lalu dia membunuh Habil dengan zalim dan penuh kedengkian, dan dia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat karena telah membunuh saudaranya sehingga dia akan disiksa dengan separuh siksaan (seluruh) penghuni neraka dan dengan separuh siksaan lainnya sebab dia menanggung kejahatan pembunuhan yang terjadi pada manusia, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Kemudian hawa nafsunya mendorongnya} mebujuk dan menggodanya {untuk membunuh saudaranya. Lalu dia pun membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang rugi
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
30. Ucapan itu tidak berhasil menyadarkan dan membuat takut calon pelaku pembunuhan yang kriminal itu, dia masih berminat dan berkesan bulat sehingga hawa nafsunya menyeretnya untuk membunuh saudaranya yang menurut pertimbangan syara’ dan tabia’t seharusnya di hormati. “ Maka dia membunuhnya, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi,” merugi dunia dan akhirat, dan dia telah membuat contoh membunuh ini bagi setiap pembunuh. Dan barang siapa yang memulai dengan Sunnah yang buruk, maka dia memikul dosanya dan dosa orang yang melakukannya sampai Hari Kiamat. Oleh karena itu dalam hadist sahih Nabi bersabda,
“ Tiada satu jiwapun yang di bunuh kecuali anak Adam yang pertama (Qabil) menanggung bagian dosa, karena ia adalah orang yang pertama kali membuat contoh pembunuhan.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 27-31
Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahaya dari kedengkian, rasa iri, dan kezaliman dalam kisah dua anak kandung nabi Adam menurut pendapat mayoritas ulama’ yaitu Qabil dan Habil. Bagaimana satu di antara mereka melampaui batas yang lain dengan membunuhnya, karena iri dan dengki kepadanya terhadap nikmat yang telah diberikan Allah, ketika Allah menerima kurban yang diberikan dengan ikhlas. Yang dibunuh itu mendapat kemenangan dengan dihapuskan dosa-dosanya, dan dimasukkan ke surga dan yang membunuh itu merugi di dunia dan akhirat. Allah berfirman, (Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) dengan benar) yaitu ceritakanlah tentang kisah dua anak nabi Adam kepada orang-orang yang iri dan dengki yang merupakan saudara dari babi dan kera dari kalangan orang Yahudi dan orang-orang yang serupa dengan mereka. Keduanya adalah Qabil dan Habil. Ini telah disebutkan oleh banyak ulama’ dari generasi salaf dan sekarang.
Firman Allah, (dengan benar) yaitu dengan jelas, tanpa kesamaran, kebohongan, keraguan, perubahan, penambahan, maupun pengurangan. Sebagaimana Firman Allah SWT, (Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar) (Surah Ali Imran: 62), (Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar) (Surah Al-Kahfi: 13) dan (Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar) (Surah Maryam: 34).
Makna dari firmanNya, (Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa (27)) yaitu dari mereka yang bertakwa kepadaNya dalam melakukan pengorbanan itu.
Firman Allah (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta (28)) Saudara yang shalih yang kurbannya diterima oleh Allah karena ketakwaannya itu berkata kepada saudaranya, ketika saudaranya itu mengancam akan membunuhnya, meskipun dia tidak memiliki kesalahan apapun kepadanya, (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu) yaitu aku tidak akan membalas perbuatanmu yang rusak dengan perbuatan yang sama, karena itu akan membuatku melakukan kesalahan yang sama dengan dirimu. (Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta) yaitu aku takut berbuat sesuatu seperti yang kamu inginkan. Aku akan tetap sabar dan dan memperhitungkannya
Firman Allah (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim (29)) Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan As-Suddi berkata tentang firmanNya, (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri) yaitu dosa membunuhku dan dosa yang telah ada padamu sebelumnya.
(maka kamu akan menjadi penghuni neraka...) Ibnu Abbas berkata,"Dia menakuti saudaranya dengan neraka, tetapi dia tidak tetap tidak berhenti dan tidak menahan diri”
Firman Allah SWT, (Maka hawa nafsunya menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dia membunuhnya, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi (30)) Hawa nafsu dan keberaniannya mendorong dan membujuknya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia benar-benar membunuhnya. Yaitu setelah adanya nasehat dari saudaranya agar menahan diri
Firman Allah (dia menjadi salah seorang yang merugi) yaitu di dunia dan akhirat, kerugian mana lagi yang lebih besar daripada ini?
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena dialah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan "
Firman Allah, (Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Dia berkata: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal (31)) As-Suddi dengan sanad disandarkan kepada para sahabat, dia berkata,”Ketika anak itu mati, saudaranya meninggalkannya di luar, dan tidak tahu bagaimana cara menguburkannya. Lalu Allah mengirim dua gagak yang bersaudara, lalu keduanya saling berkelahi. Salah satu dari mereka membunuh yang lain. Kemudian yang hidup menggali lubang dan mengubur saudaranya. Setelah melihat itu, saudaranya berkata (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?).
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Seekor gagak datang kepada gagak yang telah mati, lalu dia menimbunnya dengan tanah sampai menutupnya. Kemudian yang membunuh saudaranya, itu berkata, (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?)
Firman Allah, (Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal) Hasan Al-Bashri berkata, "Allah meninggikan derajatnya dengan penuh penyesalan setelah dia mengalami kerugian. Semua orang sepakat bahwa keduanya adalah anak nabi Adam AS, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 30: Dan ia menjadi contoh pertama yang melakukan pembunuhan, dan barang siapa yang mencontohkan keburukan, maka dia menanggung dosa itu dan menanggung dosa orang-orang yang mengikutinya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْماً إِلاَّ كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا ، لأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ » .
"Tidaklah seorang jiwa dibunuh secara zalim, kecuali anak Adam yang pertama (Qabil) ikut menanggung darahnya, karena ia adalah orang yang pertama mencontohkan pembunuhan." (HR. Bukhari)
Di dunia dan akhirat karena membunuhnya. Di samping itu, ia juga tidak mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan terhadap mayat saudaranya, karena ia merupakan mayat pertama di muka bumi, lalu dibawalah mayatnya di atas punggungnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 30
Pernyataan habil tersebut memberi pengaruh pada qabil, maka ia agak ragu untuk melakukan pembunuhan, tetapi nafsu qabil dengan kuat mendorongnya untuk membunuh saudaranya, sehingga muncullah keberaniannya dan kemudian dia pun benar-benar membunuh saudaranya itu, maka jadilah dia termasuk orang yang merugi dunia dan akhiratsesudah melakukan pembunuhan, qabil tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan mayat saudaranya, karena peristiwa ini merupakan yang pertama terjadi. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak yang menggali tanah dengan menggunakan cakarnya untuk diperlihatkan kepadanya, qabil, bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya yang baru saja dibunuhnya. Melihat peristiwa itu, qabil berkata, oh, celaka aku! mengapa aku tidak berpikir dan mampu berbuat seperti yang dilakukan burung gagak ini, sehingga dengan cara itu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini' maka ia menggali tanah untuk menguburkan mayat habil, dan jadilah dia termasuk orang yang sangat menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penjelasan dari banyak mufassirun mengenai isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 30 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita semua. Bantu usaha kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.