Surat An-Nisa Ayat 159

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَإِن مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِۦ قَبْلَ مَوْتِهِۦ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

Arab-Latin: Wa im min ahlil-kitābi illā layu`minanna bihī qabla mautih, wa yaumal-qiyāmati yakụnu 'alaihim syahīdā

Artinya: Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.

« An-Nisa 158An-Nisa 160 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Terkait Dengan Surat An-Nisa Ayat 159

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 159 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran menarik dari ayat ini. Ditemukan berbagai penjelasan dari berbagai mufassirin terhadap isi surat An-Nisa ayat 159, sebagiannya sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan sesunguhnya tidak ada seorangpun yang tersisa dari ahli kitab setelah turunnya isa pada akhir zaman, kecuali akan beriman kepadanya sebelum dia meninggal. Dan pada hari kiamat,isa akan menjadi saksi untuk mendustakan orang-orang yang mendustakannya dan membenarkan orang-orang yang mengimaninya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

159. Dan kelak pada akhir zaman, orang-orang Yahudi dan Nasrani akan mengetahui hakikat yang sebenarnya dari Isa sebelum kematiannya. Karena dia akan menjadi saksi bagi orang yang membenarkannya dan menjadi saksi atas orang yang mengingkarinya dan salah dalam mengenalnya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

159. Semua ahli kitab -tanpa kecuali- akan beriman kepada Isa -‘Alaihissalām- setelah ia turun ke bumi pada akhir zaman dan sebelum kematiannya. Dan pada hari Kiamat kelak Isa -‘Alaihissalām- akan menjadi saksi atas amal perbuatan mereka; mana yang sesuai dengan syariat Allah dan mana menyelisihinya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

159. وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِۦ قَبْلَ مَوْتِهِۦ ۖ (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya)
Yakni tidaklah meninggal seorang Yahudi atau Nasrani kecuali ia beriman kepada Isa al-Masih.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Nabi Isa yang kini masih hidup di langit tidak akan meninggal sampai semua Ahli Kitab beriman kepadanya pada masanya.
Dan pendapat lain mengatakan maknanya adalah orang-orang dari Ahli Kitab akan mendapatkan Nabi Isa ketika ia diutus dan mereka akan beriman kepadanya.
Dan yang dimaksud dengan beriman kepadanya adalah ketika ia turun di akhir zaman sebagaimana disebutkan dalam hadist-hadist.

وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا(Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka)
Yakni Nabi Isa akan menjadi saksi atas Ahli Kitab, bersaksi bahwa orang-orang Yahudi mendustakannya dan orang-orang Nasrani melebih-lebihkannya hingga menganggapnya anak Allah, serta bersaksi bagi orang yang beriman kepadanya dengan keimanan yang benar.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

159 Tidak ada seorangpun Ahli Kitab baik dari Nasrani maupun Yahudi, melainkan mereka akan beriman kepada Isa dengan benar bahwa dia adalah seorang Rasul, bukan Tuhan sebelum kewafatannya. Dan di hari kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka yang mengimani atau mendustakannya. Isa akan bersaksi atas orang Yahudi yang mendustakannya, dan atas orang Nasrani yang menjadikannya Tuhan. Sehingga mereka berkata: sebenarnya dia itu Tuhan atau anak Allah.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Tidak ada} tidak ada {di antara Ahlul kitab, kecuali beriman kepadanya} Isa ketika turun dari langit di akhir zaman {menjelang kematiannya. Pada hari kiamat dia akan menjadi saksi mereka


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

159. Dan FirmanNya, “Tidak ada seorang pun dari Ahli KItab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya.” Kemungkinan kata ganti di sini pada FirmanNya “sebelum kematiannya,” kembali kepada Ahli KItab. Maka atas dasar asumsi ini, setiap orang dari Ahli KItab yang akan meninggal dan mengetahui perkara dengan benar, sesungguhnya ia beriman kepada Isa, akan tetapi keimanan itu sudah tidak berguna lagi, dan merupakan keimanan yang terpaksa. Karena itu kandungan dari ancaman dan peringatan ini adalah agar mereka tidak terus-terusan dalam kondisi seperti itu di mana mereka akan menyesalinya sebelum kematian mereka, lalu bagaimanakah kondisi mereka di hari mereka dibangkitkan dan dikumpulkan?
Kata ganti dalam FirmanNya, “Sebelum kematiannya” itu juga mungkin kembali kepada Isa, maka maknanya adalah, dan tidaklah seorang pun dari Ahli Kitab kecuali pasti akan beriman kepada al-Masih sebelum kematian al-Masih, yang demikian itu akan terjadi pada saat Hari Kiamat sudah dekat kelak dan penampakan tanda-tanda besarnya. Karena terrdapat banyak hadist-hadist shahih tentang akan turunnya Isa pada akhir umat ini, beliau akan membunuh Dajjal, menghapuskan jizyah, Ahli Kitab akan beriman kepadanya bersama kaum Mukminin. “Dan Pada Hari Kiamat” Isa akan menjadi saksi atas mereka dengan perbuatan-perbuatan mereka, apakah sesuai dengan syariat Allah atau tidak?
Saat itu tidaklah ia akan bersaksi kecuali tentang kebatilan setiap hal yang mereka yakini yang bertentangan dengan syariat al-Quran, dan tatkala Muhammad menyeru mereka kepadanya, kita menjadi tahu dari hal itu atas dasar pengetahuan kita tentang kesempurnaan keadilan Isa dan kebenarannya, dan bahwasanya ia tidaklah akan bersaksi kecuali dengan kebenaran, hanya saja apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad itulah yang benar dana pa yang selain dari itu adalah sesat dan batil.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 155-159
Ini adalah di antara dosa-dosa yang mereka lakukan yang menyebabkan mereka dilaknat, diusir, dan dijauhkan dari petunjuk, yaitu melanggar perjanjian-perjanjian dan sumpah yang telah diambil dari mereka, serta mengingkari ayat-ayat Allah; yaitu hujjah-hujjah dan bukti-buktiNya, serta mukjizat yang mereka saksikan melalui tangan para nabi. Firman Allah, (dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar) itu semua karena banyaknya kejahatan mereka dan keberanian mereka menentang para nabi Allah. Mereka telah membunuh sejumlah besar para nabi, dan mereka mengatakan, (Hati kami tertutup) Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, As-Suddi, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa itu berarti tertutup.
Ini seperti ucapan orang-orang musyrik, (Mereka berkata: "Hati kami berada dalam penutup apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)" (5)) (Surah Fushilat), maknanya bahwa mereka mengaku bahwa hati mereka telah dibungkus dengan ilmu; yaitu, wadah ilmu yang telah terkumpul dan berhasil didapatkan. Al-Kalbi meriwayatkan dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas. Penjelasan tentang itu telah dijelaskan sebelumnya dalam surah Al-Baqarah. Allah berfirman, (Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya) berdasarkan pendapat pertama, seakan-akan mereka beralasan kepada Allah bahwa hati mereka tidak memahami apa yang Dia firmankan, karena hati mereka tertutup. Allah berfirman,”Bahkan terdapat penutup atas hati mereka akibat kekafiran mereka”. Adapun berdasarkan pendapat kedua, ini adalah pengingkaran kepada mereka atas apa yang mereka klaim dalam semua hal, dan ini telah dijelaskan sebelumnya dalam surat Al-Baqarah, (karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka) yaitu, hati mereka telah menolak akibat kekafiran dan kezaliman mereka serta sedikitnya keimanan mereka"
(Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina) (156)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maknanya adalah mereka menuduh Maryam berzina. Demikian juga yang dikatakan oleh As-Suddi, Juwaibir, Muhammad bin Ishaq, dan lainnya. Hal ini tampak pada ayat tersebut bahwa mereka menuduh Maryam dan anaknya berbuat dosa besar, menganggapnya sebagai pezina, padahal pada saat itu Maryam dalam keadaan hamil. Sebagian mereka menambahkan bahwa saat itu Maryam dalam keadaan haidh, Semoga laknat Allah yang berkelanjutan atas mereka hingga hari kiamat.
Ucapan mereka (Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah) yaitu orang yang telah mengaku dirinya sebagai seorang utusan ini telah kami bunuh. Ini adalah sindiran dan ejekan mereka, sebagaimana ucapan orang-orang musyrik, (Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila) (Surah Al-Hijr: 6) Itu di antara berita tentang orang-orang Yahudi, Semoga laknat, kemarahan, kemurkaan, dan hukuman Allah atas mereka. Sesungguhnya ketika Allah mengutus nabi Isa AS dengan bukti-bukti dan petunjuk, mereka iri atas apa yang diberikan Allah kepadanya berupa kenabian dan mukjizat yang nyata, seperti menyembuhkan buta, orang memiliki penyakit mata, dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Dia juga membentuk burung dari tanah, kemudian meniupnya, dan bentuk itu menjad burung hidup dan terbang dengan izin Allah dan mukjizat-mukjizat lain yang dijadikan Allah untuk memuliakannya dengan mukjizat itu dan membuatnya berlaku melalui tangannya. Bersamaan dengan itu, mereka mendustakan, menentang, dan berusaha menyakitinya dengan segala cara yang bisa mereka lakukan.
Allah telah menjelaskan perintahNya, membuatnya terang, dan menampakkannya dalam Al-Quran yang agung, yang diturunkan kepada RasulNya yang mulia, yang didukung dengan mukjizat-mukjizat, bukti-bukti, dan dalil-dalil yang jelas. Allah berfirman,“Allah adalah Dzat yang paling benar firmanNya, Tuhan semesta alam, Dzat yang Maha Mengetahui rahasia dan apa yang tersembunyi dalam hati, Dzat Dia mengetahui rahasia di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang telah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak terjadi, serta bagaimana sesuatu terjadi (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka) yaitu mereka melihat orang yang serupa dengannya dan mengira bahwa itu adalah dia. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka) yaitu dengan itu orang dari kalangan Yahudi yang mengaku bahwa dia membunuhnya dan yang menyampaikannya kepada mereka dari kalangan Nasrani yang tidak tahu, Mereka semua dalam keraguan, kebingungan, kesesatan dan kegilaan. Oleh karena itu, Allah berfirman, (mereka tidak (pula) yakin) yaitu bahwa mereka tidak membunuhnya dengan yakin bahwa itu adalah dia, tetapi mereka ragu-ragu dan kebingungan. (Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (158)) Dzat yang Maha Mencegah dari semua sisi, dan Dzat yang tidak bisa ditaklukkan dari segala sisi dan Dzat yang tidak bisa dipaksa oleh orang yang memohon melalui pintuNya. (Maha Bijaksana) atas semua makhluk yang Dia takdirkan dan putuskan, dan bagiNyalah hikmah yang nyata, hujjah yang pasti, kekuasaan yang agung, dan perkara yang terdahulu.
Firman Allah (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka (159)) Ibnu Jarir berkata, "Ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya) yaitu sebelum kematian nabi Isa AS. Maksud dari hal itu bahwa semuanya akan beriman kepada nabi Isa AS ketika dia turun untuk membunuh Dajjal, sehingga seluruh umat akan menjadi satu, yaitu dalam agama Islam yang lurus, yaitu agama nabi Ibrahim"
Ibnu Jarir berkata,”Yang lain mengatakan bahwa makna dari ayat (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya) yaitu beriman kepada nabi Isa sebelum kematian orang yang memiliki Al-Kitab.
Orang yang berpendapat begitu menyebutkan bahwa ketika seseorang melihat malaikat maut, maka dia akan mengetahui kebenaran dari kebathilan, karena orang yang didatangi kematian itu jiwanya tidak akan keluar sampai terlihat jelas baginya kebenaran dari kebathilan dari agamanya.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini, dia berkata: “Seorang Yahudi tidak akan mati sampai dia beriman kepada nabi Isa AS.
Kemudian Ibnu Jarir berkata,”Pendapat yang lebih benar adalah pendapat pertama, yaitu bahwa tidak akan ada seorang pun dari Ahli Kitab yang akan tetap hidup setelah turunnya nabi Isa AS, kecuali dia telah beriman kepadanya sebelum kematian nabi Isa AS. Tidak diragukan lagi bahwa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini benar, karena itu adalah maksud dari konteks ayat ini untuk menegaskan kebathilan dari apa dianggap oleh orang -orang Yahudi tentang pembunuhan dan penyaliban nabi Isa AS, serta penerimaan orang-orang Nasrani yang tidak mengetahui hal itu. Allah memberitahu bahwa yang terjadi tidak seperti itu, tetapi Dia menyerupakan seseorang bagi mereka. Lalu mereka membunuh orang yang serupa itu, dan mereka tidak menyadari hal itu. Kemudian Allah mengangkatnya di sisiNya, dan dia masih hidup, serta akan turun sebelum hari kiamat.
Oleh karena itu, Dia berfirman, (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya) yaitu sebelum kematian nabi Isa AS yang diklaim oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang sepakat dengan hal itu bahwa dia telah dibunuh dan disalib. (Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka) yaitu saksi atas perbuatan-perbuatan mereka yang telah dia saksikan sebelum di angkat ke langit dan setelah turun ke bumi. Adapun seseorang menafsirkan ayat ini bahwa maknanya adalah bahwa semua Ahli Kitab tidak mati sampai beriman kepada nabi Isa AS atau kepada nabi Muhammad SAW, karena inilah yang terjadi. Maknanya adalah bahwa setiap orang ketika ada ketika dia dihadirkan, maka akan jelas baginya ketidaktahuannya, sehingga dia berian kepadanya. Akan tetapi, itu bukanlah keimanan yang bermanfaat baginya ketika dia sudah melihat malaikat maut sebagaimana Allah SWT berfirman di permulaan surah ini (Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran) (Surah An-Nisa’: 18)
Allah berfirman (Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja…) (Surah Ghafir: 84), Hal ini menunjukkan bahwa kelemahan hujjah yang digunakan oleh Ibnu Jarir ketika menolak pendapat ini, dimana dia berkata bahwa jika makna ayat ini adalah seperti yang dia katakan, Jika maksud dari ayat ini seperti itu, maka setiap orang yang beriman kepada nabi Muhammad SAW atau nabi Isa AS, meskipun sebelumnya dia kafir kepada keduanya akan berada pada agama keduanya,. Pada saat itu, keluarganya yang masih berada pada agamanya tidak mewarisi mereka, karena Nabi yang jujur telah memberitahu bahwa dia beriman kepad nabi Isa sebelum kematiannya. Ini adalah pendapat yang benar; karena iman seseorang tidak akan membuatnya secara otomatis menjadi seorang muslim. Anda dapat melihat pendapat Ibnu Abbas bahwa bahkan jika seseorang jatuh dari ketinggian, ditebas dengan pedang atau dimangsa oleh hewan buas, dia akan tetap beriman kepada nabi Isa. Dalam situasi seperti ini, iman tersebut tidak akan memberi manfaat baginya dan tidak akan memindahkan seseorang dari kekufurannya atas apa yang telah kami sebutkan sebelumnya. Hanya Allah yang lebih mengetahui.
Barangsiapa yang merenung dengan baik dan memperhatikan dengan seksama, maka akan jelas baginya bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah hal yang sebenarnya. Akan tetapi, itu tidak mengharuskan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah seperti itu. melainkan maknanya adalah yang telah kami sebutkan sebelumnya bahwa tentang pengakuan atas keberadaan nabi Isa AS, keberlanjutan hidupnya di langit, dan dia akan turun ke bumi sebelum hari Kiamat untuk membantah klaim golongan-golongan itu yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani yang saling berdepat tentang ucapan mereka.
Terkait firman Allah, (Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka) Qatadah berkata,”Dia akan menjadi saksi atas mereka bahwa dia telah menyampaikan risalah dari Allah kepada mereka dan dia telah mengakui keesaan Allah. Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ma'idah (Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib" (116) Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu (117)) (Surah Al-Maidah)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 159: Dan tidak ada (seorang pun) dari Ahlul-Kitab melainkan mereka beriman kepadanya sebelum matinya, dan pada hari Kiamat, ia akan jadi saksi atas mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ada yang menafsirkan, bahwa dhamir (kata ganti nama) dari kata "mautihii" kembalinya kepada Ahli Kitab, yakni bahwa Ahli Kitab akan beriman kepadanya ketika menyaksikan malaikat maut, namun beriman ketika itu tidaklah bermanfaat. Ada pula yang menafsirkan, bahwa dhamir "hii" (dia) kembalinya kepada Nabi Isa 'alaihis salam, sehingga maksudnya adalah bahwa sebelum meninggalnya Nabi Isa 'alaihis salam setelah turunnya ke dunia menjelang hari Kiamat, setiap Ahli Kitab akan beriman kepadanya sebagaimana disebutkan dalam hadits. Turunnya Nabi Isa 'alaihis salam adalah salah satu di antara tanda-tanda hari kiamat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

« وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَماً مُقْسِطاً فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ » .

“Demi Allah yang diriku di Tangan-Nya, pasti akan turun kepada kamu putera Maryam (Isa) sebagai hakim yang adil, ia akan mematahkan salib, membunuh babi, meniadakan pajak dan harta akan melimpah ruah sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” (HR. Bukhari)

Kata-kata “sebagai hakim yang adil” maksudnya adalah bahwa ia akan turun sebagai hakim yang memutuskan dengan syari’at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Kata-kata “akan mematahkan salib” maksudnya ia benar-benar mematahkan salib dan membatalkan anggapan Nasrani bahwa dirinya memuliakan salib.

Sedangkan kata-kata “meniadakan pajak” maksudnya adalah bahwa ketika itu orang-orang masuk ke dalam Islam, sehingga tidak ada lagi ahludz dzimmah yang membayar pajak, karena mereka semua masuk Islam. Ada juga yang mengatakan bahwa ketika Nabi Isa ‘alaihis salam turun, harta melimpah ruah sehingga tidak ada lagi orang yang mungkin diberi harta jizyah, akhirnya jizyah (pajak) ditinggalkan. Ada juga yang berpendapat bahwa hadits di atas menunjukkan bahwa syari’at jizyah berlaku sampai turunnya Nabi ‘Isa (lih. Fat-hul Bari).

Ibnu Ishaq berkata, "Nabi ‘Isa ‘alaihis salam berdo’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar ajalnya ditangguhkan, agar dia dapat menyampaikan dakwah, menyempurnakan dakwahnya dan memperbanyak orang masuk ke dalam agama Allah.”

Oleh karena itu, setelah Nabi Isa ‘alaihis salam turun ke dunia dan mengajak manusia kepada Islam, banyak orang-orang yang masuk Islam, bahkan sebelum wafatnya Nabi Isa ‘alaihis salam nanti, semua ahlul kitab akan beriman kepadanya dengan memeluk Islam (lih. Surat Al Maa’idah: 159)

Nabi ‘Isa tinggal di bumi setelah turunnya selama tujuh tahun, lalu wafat. Jika ditambah dengan umur ketika ia belum diangkat ke langit adalah tiga puluh tiga tahun. Sehingga umur Beliau adalah 40 tahun di bumi, hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir dalam Al Bidayahnya.

Tentang sikap mereka terhadapnya ketika Beliau diutus kepada mereka.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 159

Tidak ada seorang pun di antara ahli kitab, baik yahudi maupun nasrani, yang tidak beriman kepadanya, yakni kepada nabi isa bahwa beliau adalah utusan Allah, sebelum kematiannya, yakni sebelum kematian dari ahli kitab itu. Dan pada hari kiamat, dia, nabi isa, akan menjadi saksi terhadap mereka bahwa beliau adalah utusan Allah, dan tidak pernah menyampaikan kepada umatnya selain apa yang diperintahkan Allah agar disampaikan kepadanyamaka disebabkan karena kezaliman orang-orang yahudi, sebagaimana diterangkan dalam ayat sebelum ini, kami haramkan kepada mereka makanan yang baik-baik yang dahulu, sebelum mereka berbuat kedurhakaan itu, pernah dihalalkan, antara lain semua binatang yang berkuku sebagaimana disebutkan dalam surah al-an'a'm/6: 146; dan karena mereka sering menghalangi orang lain dari jalan Allah dengan melarang berbuat baik dan menyuruh kepada yang mungkar.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penjabaran dari beragam ulama terkait kandungan dan arti surat An-Nisa ayat 159 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita bersama. Bantulah dakwah kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Sering Dikunjungi

Kami memiliki berbagai materi yang sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-A’raf 54, Al-Fatihah 4, Al-Ma’idah 48, At-Taubah, Al-Fatihah 5, An-Nahl 114. Juga Al-Anbiya 30, At-Tin 4, Al-Humazah, Al-Muthaffifin, An-Nisa, Ali ‘Imran 190.

  1. Al-A’raf 54
  2. Al-Fatihah 4
  3. Al-Ma’idah 48
  4. At-Taubah
  5. Al-Fatihah 5
  6. An-Nahl 114
  7. Al-Anbiya 30
  8. At-Tin 4
  9. Al-Humazah
  10. Al-Muthaffifin
  11. An-Nisa
  12. Ali ‘Imran 190

Pencarian: al hujurat litequran, surat yasin latin arab, arti an nisa ayat 136, ayat pertama al kahfi, al.fil

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: