Surat An-Nisa Ayat 155
فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَٰقَهُمْ وَكُفْرِهِم بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَقَتْلِهِمُ ٱلْأَنۢبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌۢ ۚ بَلْ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا
Arab-Latin: Fa bimā naqḍihim mīṡāqahum wa kufrihim bi`āyātillāhi wa qatlihimul-ambiyā`a bigairi ḥaqqiw wa qaulihim qulụbunā gulf, bal ṭaba'allāhu 'alaihā bikufrihim fa lā yu`minụna illā qalīlā
Artinya: Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup". Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Mengenai Surat An-Nisa Ayat 155
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 155 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir menarik dari ayat ini. Diketemukan beberapa penjelasan dari berbagai mufassirin berkaitan kandungan surat An-Nisa ayat 155, antara lain sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka kami melaknat mereka disebabkan karena pelanggaran mereka terhadap isi perjanjian tersebut, dan kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah yang menunjukan kebenaran rasul-rasulNya,dan pembunuhan yang mereka lakukan terhadap nabi-nabi secara zhalim dan melampaui batas, serta ucapan mereka,”Dihati kami ada penutup-penutup,sehingga tidak bisa memahami apa yang kamu ucapkan.” Bahkan sebenarnya Allah telah melenyapkan hati mereka disebabkan kekafiran mereka, sehingga mereka tidak beriman kecuali dengan keimanan yang sedikit yang tidak bermanfaat bagi mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
155. Allah menjelaskan berbagai penghianatan orang-orang Yahudi, yaitu melanggar perjanjian-perjanjian yang besar, mengingkari ayat-ayat Allah yang jelas, dan membunuh para nabi yang merupakan makhluk-makhluk terpilih tanpa sebab dan alasan yang dibenarkan. Kemudian mereka beralasan bahwa itu semua terjadi karena hati mereka telah menjadi keras, dan merupakan qadar yang tidak dapat terelakkan, serta telah menjadi tabiat mereka yang sulit ditinggalkan.
Hati mereka yang kering dan keras merupakan balasan dan akibat dari dosa mereka yang bertumpuk-tumpuk dan selalu membangkang dan berpaling; sehingga tidak ada yang beriman dari mereka kecuali segolongan kecil saja, adapun kebanyakan mereka hanya membenarkan apa yang sesuai dengan maslahat duniawi mereka dan mendustakan apa yang menyelisihi hawa nafsu mereka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
155. Maka Kami jauhkan mereka dari rahmat Kami akibat pelanggaran mereka terhadap perjanjian yang ditetapkan atas mereka, kekafiran mereka kepada ayat-ayat Allah, kelancangan mereka membunuh para nabi, dan ucapan mereka kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, “Hati kami tertutup sehingga tidak bisa memahami apa yang kamu ucapkan.” Padahal masalahnya tidak seperti yang mereka ucapkan. Sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka sehingga tidak ada kebaikan yang bisa masuk ke dalamnya. Maka mereka tidak memiliki iman kecuali hanya sedikit yang tidak ada gunanya bagi mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
155. فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثٰقَهُمْ (Maka, disebabkan mereka melanggar perjanjian itu)
Yakni karena mereka melanggar perjanjian dengan Allah maka Kami mengharamkan atas mereka makanan-makanan yang baik yang sebelumnya Kami halalkan -dengan dalil bahwa kisah ini berlanjut sampai ayat 160 yang berbunyi:
فَبِظُلْمٍ مِّنَ الَّذِينَ هَادُوا۟ حَرَّمْنَا
“disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi maka Kami haramkan…”
Mereka melanggar perjanjian yang telah Allah ambil kepada mereka bahwa mereka akan menjelaskan kepada manusia sifat-sifat Nabi Muhammad.
وَقَتْلِهِمُ الْأَنۢبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ (dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar)
Seperti Nabi Yahya, Zakariya, dan lainnya.
وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌۢ ۚ( dan mengatakan: “Hati kami tertutup”)
(الغلف) bentuk jamak dari (الأغلف) yang berarti penutup. Yakni pada hati kami terdapat penutup sehingga kami tidak dapat memahami apa yang kamu katakan.
بَلْ طَبَعَ اللهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ(Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya)
Yakni sebab mereka tidak menerima kebenaran bukanlah karena terdapat penutup yang mereka buat sendiri namun karena Allah mengunci hati mereka.
فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا(karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka)
Sebab mereka tidak menjawab seruan dakwah adalah karena sedikitnya keimanan mereka atau bahkan karena memang mereka tidak memiliki keimanan.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Ibnu Taimiyah berkata : Diantara pengaruh dosa yang paling berbahaya!
Allah menjadikan diantara hukumannya atas dosa anak adam dengan mengangkat dari diri mereka hidayah dan ilmu yang bermanfaat seperti firman Allah :
{ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ }
"dan mengatakan: "Hati kami tertutup". Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya"
dan Allah berfiman :
{ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ }
"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka".
2 ). Satu kaum memiliki sejarah yang begitu pahit tetapi tidak menjadi hal yang menakjubkan atas apa yang telah mereka perbuat kepada saudara-saudara kita muslimin! tetapi yang hal yang paling menakutkan tatkala mempercayakan perjanjian siapa yang mengingkari perjanjiannya kepada tuhan semesta alam.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
155 Maka Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan, disebabkan mereka melanggar perjanjian kepada Allah untuk melakukan perintah Taurat itu, dan juga karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan yang diturunkan Allah kepada mereka. Juga karena mereka telah membunuh nabi-nabi seperti yahya dan Zakaria dan lainnya tanpa alasan yang benar. Mereka mengatakan kepada para Nabi: “Hati kami telah tertutup oleh bungkus, maka dari itu jangan engkau ajarkan apa yang kau katakan”. Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, sebagaimana yang mereka katakan bahwa hati mereka telah tertutup. Sehingga mereka terhalang dari iman sebagai hukuman untuk mereka karena itu hanya sedikit dari mereka yang beriman
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Maka karena] maka karena {mereka melanggar perjanjian itu, ingkar terhadap ayat-ayat Allah, membunuh nabi-nabi tanpa hak, dan berkata, “Hati kami tertutup.”} dalam penutup {Sebenarnya Allah telah mengunci hati} mengunci {mereka karena kekufurannya. Maka mereka tidak beriman kecuali hanya sebagian kecil
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
153-158. Pertanyaan ini, yang bersumber dari Ahli Kitab yang dialamatkan kepada Rasulullah adalah bentuk kedurhakaan dan usulan, dan tindakan mereka menjadikan pertanyaan ini sebagai patokan hingga mereka percaya atau mendustakan, pertanyaan itu adalah bahwa mereka meminta kepada beliau agar seluruh al-Quran diturunkan secara langsung sekali turun saja sebagaimana Taurat dan Injil diturunkan. Ini adalah tindakan kezhaliman yang sangat jauh dari mereka (dan juga kebodohan), karena sesungguhnya Rasul itu adalah seorang manusia dan seorang hamba yang diatur, beliau tidak memiliki kuasa dalam hal itu sama sekali, akan tetapi perkara itu adalah milik Allah saja, Allah –lah yang mengutus dan menurunkan apa yang dikehendaki atas hamba-hambaNya, seperti Firman Allah tentang Rasul tatkala menyebutkan ayat-ayat yang menerangkan usulan orang-orang musyrik terhadap Muhammad, "katakanlah mahasuci tuhanku tidakla keadaanku kecuali seorang pemberi kabar gembira dan sebagai seorang utusan" (Al-Isra:93).
Demikian juga tindakan mereka menjadikan pembeda antara kebenaran dan kebatilan dengan hanya sebatas turunnya al-Kitab secara keseluruhan atau terpisah-pisah, hal itu adalah sebuah tuduhan yang tidak berdasarkan dalil sama sekali, tidak sesuai bahkan tidak ada syubhat. Lalu darimana datangnya dalil pada kenabian seorang nabi di antara nabi-nabi bahwa seorang rasul yang datang kepada kalian dengan membawa kitab yang turun secara terpisah-pisah, sehingga kalian tidak beriman kepadanya dan tidak mempercayainya? Akan tetapi turunnya al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kondisi, adalah menunjukkan akan keagungan Allah dan perhatianNya kepada orang yang kitab tersebut diturunkan kepadanya, sebagaimana Allah berfirman,
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (Al-Furqan: 32-33).
Ketika Allah menyebutkan keberatan mereka yang batil, Allah mengabarkan bahwa perbuatan mereka yang seperti itu bukanlah suatu yang aneh bahkan telah ada sikap-sikap sebelumnya dari mereka yang jelek yang lebih buruk yang mereka tempuh bersama Rasul yang mereka klaim bahwa mereka beriman kepadanya, yaitu permohonan mereka kepada beliau agar dapat melihat Allah secara nyata, tindakan mereka menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan yang mereka sembah, setelah mereka menyaksikan bukti-bukti nyata kekuasaan Allah dengan mata kepala mereka, dan penolakan mereka untuk meneriman hukum-hukum dari kitab mereka yaitu Taurat, hingga Allah mengangkat bukit Thur di atas kepala-kepala mereka, dan mereka di ancam bahwasannya bila mereka tidak beriman, niscaya Allah akan menjatuhkan bukit itu kepada mereka. Lalu mereka meneriman hal itu dengan mata tertunduk dan keimanan palsu yang menyerepaui iman asasi. Dan juga berupa penolakan mereka untuk memasuki pintu-pintu negeri dimana mereka di perintahkan untuk memasukinya sebagai orang-orang yang bersujud dan memohon ampun, tetapi mereka menyali perintah dan perbutan yang di wajibkan. Juga tindakan melampui batas di antara mereka terhadap hari Sabtu, sehingga Allah menghukum mereka dengan hukuman yang keji tersebut, dan diambilnya perjanjian yang kuat atas mereka namun mereka melemparnya di belakang punggung mereka dan mereka kufur kepada ayat-ayat Allah, mereka membunuh rasul-rasul tanpa haq.
Dan diantara perkataan mereka adalah; sesunguhnya mereka membunuh Al-masih isa dan menyalibnya, padahal kenyataannya mereka tidaklah membunuh Al- Masih dan tidak pula menyalibnya, akan tetapi orang lain diserupakan dengannya hingga mereka membunuh orang lain tersebut dan menyalibnya.
Dan perngakuan mereka bahwa hati mereka tertutup, tidak memahami apa yang dikatakan dan tidak mengerti. Mereka juga menghalangi manusia dari jalan Allah hingga mereka mengalangi manusia dari kebenaran, mengajak manusia kepada apa yang mereka yakini berupa kesesatan dan penyimpangan, dan mereka juga mengambil riba dari harta-harta yang di larang, padahal Allah melarang mereka daripadanya dan telah menegaskannya. Maka orang yang malakukan perbuatan ini tidaklah aneh bila keluar dari mereka permintaan Rasul Muhammad untuk menunjukan kitab berbentuk buku kepada mereka dari langit.
Jalan ini adalah sebaik-baik jalan dalam berdebat dengan lawan yang kafir, yaitu bila terjadi sanggahan yang bathil yang membuatnya jadi syubhat baginya dan bagi orang lain dalam menolak kebenaran, agar ia menjelaskan kondisinya yang licik dan perbuatan-perbuatan mereka yang keji yang merupakan perkara yang paling jelek darinya. Agar setiap orang mengetahui bahwasanya sanggahan itu berasal dari lembah yang berbahaya, dan sungguh sebelum itu ada hal-hal yang lain yang dijadikan sanggahan. Demikian juga setiap sanggahan yang mereka utarakan atas kenabian Muhammad, mungkin dapat di lawan dengan yang sama dengannya atau dengan yang lebih kuat darinya pada kenabian orang yang mereka akui beriman kepadanya, agar kejahatan mereka selesai dengan hal tersebut dan kebathilan mereka terputus. Dan setiap hujjah yang mereka tempuh untuk menetapkan kenabian orang yang mereka Imani, dan serupa dengannya atau yang lebih kuat darinya adalah menunjukan dan menetapkan kanabian Muhammad.
Dan tatkala maksud dari penyebutan kejelekan-kejelekan mereka oleh Allah itu adalah bantahan, Allah tidak meluaskan penjelasan pada bagian ini, akan tetapi Allah mengisyaratkan tentangnya dan mengindikasikan tempat-tempatnya (dalam al-Quran), dan sesungguhnya Allah telah meluaskan penjelasannya pada tempat lain yang sesuai untuk diperluas.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 155-159
Ini adalah di antara dosa-dosa yang mereka lakukan yang menyebabkan mereka dilaknat, diusir, dan dijauhkan dari petunjuk, yaitu melanggar perjanjian-perjanjian dan sumpah yang telah diambil dari mereka, serta mengingkari ayat-ayat Allah; yaitu hujjah-hujjah dan bukti-buktiNya, serta mukjizat yang mereka saksikan melalui tangan para nabi. Firman Allah, (dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar) itu semua karena banyaknya kejahatan mereka dan keberanian mereka menentang para nabi Allah. Mereka telah membunuh sejumlah besar para nabi, dan mereka mengatakan, (Hati kami tertutup) Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, As-Suddi, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa itu berarti tertutup.
Ini seperti ucapan orang-orang musyrik, (Mereka berkata: "Hati kami berada dalam penutup apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)" (5)) (Surah Fushilat), maknanya bahwa mereka mengaku bahwa hati mereka telah dibungkus dengan ilmu; yaitu, wadah ilmu yang telah terkumpul dan berhasil didapatkan. Al-Kalbi meriwayatkan dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas. Penjelasan tentang itu telah dijelaskan sebelumnya dalam surah Al-Baqarah. Allah berfirman, (Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya) berdasarkan pendapat pertama, seakan-akan mereka beralasan kepada Allah bahwa hati mereka tidak memahami apa yang Dia firmankan, karena hati mereka tertutup. Allah berfirman,”Bahkan terdapat penutup atas hati mereka akibat kekafiran mereka”. Adapun berdasarkan pendapat kedua, ini adalah pengingkaran kepada mereka atas apa yang mereka klaim dalam semua hal, dan ini telah dijelaskan sebelumnya dalam surat Al-Baqarah, (karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka) yaitu, hati mereka telah menolak akibat kekafiran dan kezaliman mereka serta sedikitnya keimanan mereka"
(Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina) (156)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maknanya adalah mereka menuduh Maryam berzina. Demikian juga yang dikatakan oleh As-Suddi, Juwaibir, Muhammad bin Ishaq, dan lainnya. Hal ini tampak pada ayat tersebut bahwa mereka menuduh Maryam dan anaknya berbuat dosa besar, menganggapnya sebagai pezina, padahal pada saat itu Maryam dalam keadaan hamil. Sebagian mereka menambahkan bahwa saat itu Maryam dalam keadaan haidh, Semoga laknat Allah yang berkelanjutan atas mereka hingga hari kiamat.
Ucapan mereka (Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah) yaitu orang yang telah mengaku dirinya sebagai seorang utusan ini telah kami bunuh. Ini adalah sindiran dan ejekan mereka, sebagaimana ucapan orang-orang musyrik, (Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila) (Surah Al-Hijr: 6) Itu di antara berita tentang orang-orang Yahudi, Semoga laknat, kemarahan, kemurkaan, dan hukuman Allah atas mereka. Sesungguhnya ketika Allah mengutus nabi Isa AS dengan bukti-bukti dan petunjuk, mereka iri atas apa yang diberikan Allah kepadanya berupa kenabian dan mukjizat yang nyata, seperti menyembuhkan buta, orang memiliki penyakit mata, dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Dia juga membentuk burung dari tanah, kemudian meniupnya, dan bentuk itu menjad burung hidup dan terbang dengan izin Allah dan mukjizat-mukjizat lain yang dijadikan Allah untuk memuliakannya dengan mukjizat itu dan membuatnya berlaku melalui tangannya. Bersamaan dengan itu, mereka mendustakan, menentang, dan berusaha menyakitinya dengan segala cara yang bisa mereka lakukan.
Allah telah menjelaskan perintahNya, membuatnya terang, dan menampakkannya dalam Al-Quran yang agung, yang diturunkan kepada RasulNya yang mulia, yang didukung dengan mukjizat-mukjizat, bukti-bukti, dan dalil-dalil yang jelas. Allah berfirman,“Allah adalah Dzat yang paling benar firmanNya, Tuhan semesta alam, Dzat yang Maha Mengetahui rahasia dan apa yang tersembunyi dalam hati, Dzat Dia mengetahui rahasia di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang telah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak terjadi, serta bagaimana sesuatu terjadi (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka) yaitu mereka melihat orang yang serupa dengannya dan mengira bahwa itu adalah dia. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka) yaitu dengan itu orang dari kalangan Yahudi yang mengaku bahwa dia membunuhnya dan yang menyampaikannya kepada mereka dari kalangan Nasrani yang tidak tahu, Mereka semua dalam keraguan, kebingungan, kesesatan dan kegilaan. Oleh karena itu, Allah berfirman, (mereka tidak (pula) yakin) yaitu bahwa mereka tidak membunuhnya dengan yakin bahwa itu adalah dia, tetapi mereka ragu-ragu dan kebingungan. (Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (158)) Dzat yang Maha Mencegah dari semua sisi, dan Dzat yang tidak bisa ditaklukkan dari segala sisi dan Dzat yang tidak bisa dipaksa oleh orang yang memohon melalui pintuNya. (Maha Bijaksana) atas semua makhluk yang Dia takdirkan dan putuskan, dan bagiNyalah hikmah yang nyata, hujjah yang pasti, kekuasaan yang agung, dan perkara yang terdahulu.
Firman Allah (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka (159)) Ibnu Jarir berkata, "Ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya) yaitu sebelum kematian nabi Isa AS. Maksud dari hal itu bahwa semuanya akan beriman kepada nabi Isa AS ketika dia turun untuk membunuh Dajjal, sehingga seluruh umat akan menjadi satu, yaitu dalam agama Islam yang lurus, yaitu agama nabi Ibrahim"
Ibnu Jarir berkata,”Yang lain mengatakan bahwa makna dari ayat (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya) yaitu beriman kepada nabi Isa sebelum kematian orang yang memiliki Al-Kitab.
Orang yang berpendapat begitu menyebutkan bahwa ketika seseorang melihat malaikat maut, maka dia akan mengetahui kebenaran dari kebathilan, karena orang yang didatangi kematian itu jiwanya tidak akan keluar sampai terlihat jelas baginya kebenaran dari kebathilan dari agamanya.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini, dia berkata: “Seorang Yahudi tidak akan mati sampai dia beriman kepada nabi Isa AS.
Kemudian Ibnu Jarir berkata,”Pendapat yang lebih benar adalah pendapat pertama, yaitu bahwa tidak akan ada seorang pun dari Ahli Kitab yang akan tetap hidup setelah turunnya nabi Isa AS, kecuali dia telah beriman kepadanya sebelum kematian nabi Isa AS. Tidak diragukan lagi bahwa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini benar, karena itu adalah maksud dari konteks ayat ini untuk menegaskan kebathilan dari apa dianggap oleh orang -orang Yahudi tentang pembunuhan dan penyaliban nabi Isa AS, serta penerimaan orang-orang Nasrani yang tidak mengetahui hal itu. Allah memberitahu bahwa yang terjadi tidak seperti itu, tetapi Dia menyerupakan seseorang bagi mereka. Lalu mereka membunuh orang yang serupa itu, dan mereka tidak menyadari hal itu. Kemudian Allah mengangkatnya di sisiNya, dan dia masih hidup, serta akan turun sebelum hari kiamat.
Oleh karena itu, Dia berfirman, (Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya sebelum kematiannya) yaitu sebelum kematian nabi Isa AS yang diklaim oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani yang sepakat dengan hal itu bahwa dia telah dibunuh dan disalib. (Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka) yaitu saksi atas perbuatan-perbuatan mereka yang telah dia saksikan sebelum di angkat ke langit dan setelah turun ke bumi. Adapun seseorang menafsirkan ayat ini bahwa maknanya adalah bahwa semua Ahli Kitab tidak mati sampai beriman kepada nabi Isa AS atau kepada nabi Muhammad SAW, karena inilah yang terjadi. Maknanya adalah bahwa setiap orang ketika ada ketika dia dihadirkan, maka akan jelas baginya ketidaktahuannya, sehingga dia berian kepadanya. Akan tetapi, itu bukanlah keimanan yang bermanfaat baginya ketika dia sudah melihat malaikat maut sebagaimana Allah SWT berfirman di permulaan surah ini (Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran) (Surah An-Nisa’: 18)
Allah berfirman (Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja…) (Surah Ghafir: 84), Hal ini menunjukkan bahwa kelemahan hujjah yang digunakan oleh Ibnu Jarir ketika menolak pendapat ini, dimana dia berkata bahwa jika makna ayat ini adalah seperti yang dia katakan, Jika maksud dari ayat ini seperti itu, maka setiap orang yang beriman kepada nabi Muhammad SAW atau nabi Isa AS, meskipun sebelumnya dia kafir kepada keduanya akan berada pada agama keduanya,. Pada saat itu, keluarganya yang masih berada pada agamanya tidak mewarisi mereka, karena Nabi yang jujur telah memberitahu bahwa dia beriman kepad nabi Isa sebelum kematiannya. Ini adalah pendapat yang benar; karena iman seseorang tidak akan membuatnya secara otomatis menjadi seorang muslim. Anda dapat melihat pendapat Ibnu Abbas bahwa bahkan jika seseorang jatuh dari ketinggian, ditebas dengan pedang atau dimangsa oleh hewan buas, dia akan tetap beriman kepada nabi Isa. Dalam situasi seperti ini, iman tersebut tidak akan memberi manfaat baginya dan tidak akan memindahkan seseorang dari kekufurannya atas apa yang telah kami sebutkan sebelumnya. Hanya Allah yang lebih mengetahui.
Barangsiapa yang merenung dengan baik dan memperhatikan dengan seksama, maka akan jelas baginya bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah hal yang sebenarnya. Akan tetapi, itu tidak mengharuskan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah seperti itu. melainkan maknanya adalah yang telah kami sebutkan sebelumnya bahwa tentang pengakuan atas keberadaan nabi Isa AS, keberlanjutan hidupnya di langit, dan dia akan turun ke bumi sebelum hari Kiamat untuk membantah klaim golongan-golongan itu yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani yang saling berdepat tentang ucapan mereka.
Terkait firman Allah, (Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka) Qatadah berkata,”Dia akan menjadi saksi atas mereka bahwa dia telah menyampaikan risalah dari Allah kepada mereka dan dia telah mengakui keesaan Allah. Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ma'idah (Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib" (116) Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu (117)) (Surah Al-Maidah)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nisa ayat 155: Maka (Kami la'nat mereka) lantaran mereka pecahkan perjanjian meréka, dan (lantaran) kufur mereka kepada ayat-ayat Allah, dan (lantaran) mereka bunuh nabi-nabi dengan tidak sebenarnya, dan (lantaran) perkataan mereka: "Hati kami telah tertutup'", dan bahkan telah metrai atas hati mereka dengan sebab kekufuran mereka. Lantaran itu mereka tidak akan beriman melainkan sedikit.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Hukuman kepada mereka adalah dengan mengutuk mereka, mereka disambar petir, menjelmakan mereka menjadi kera, dan sebagainya.
Kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 155
Maka kami hukum mereka karena mereka melanggar perjanjian itu, yaitu mereka mengabaikan perintah Allah yang termaktub di dalam kitab taurat, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah yang disampaikan oleh para utusan Allah, serta karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa hak, tanpa alasan yang benar. Mereka membunuh nabi zakaria, nabi yahya dan lain-lainnya. Dan karena mereka mengatakan, hati kami tertutup. Maksudnya hati mereka ditutup oleh Allah, sehingga mereka merasa tidak berdosa disebabkan perbuatan itu. Ucapan yang demikian itu hanya dijadikan alasan oleh mereka. Sebenarnya, Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya, karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman kepada Allah dan kepada para rasul-Nya tanpa membedakan rasul yang satu dengan lainnyadan kami hukum juga mereka karena kekafiran mereka terhadap isa, mereka tidak percaya bahwa isa adalah utusan Allah, dan tuduhan mereka yang sangat keji yang mengandung kedustaan yang besar terhadap maryam, yaitu menuduhnya berzina padahal telah dibuktikan kesuciannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beberapa penjelasan dari banyak pakar tafsir berkaitan isi dan arti surat An-Nisa ayat 155 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita bersama. Support dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.