Surat An-Nisa Ayat 154

وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ ٱلطُّورَ بِمِيثَٰقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا۟ فِى ٱلسَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا

Arab-Latin: Wa rafa'nā fauqahumuṭ-ṭụra bimīṡāqihim wa qulnā lahumudkhulul-bāba sujjadaw wa qulnā lahum lā ta'dụ fis-sabti wa akhażnā min-hum mīṡāqan galīẓā

Artinya: Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.

« An-Nisa 153An-Nisa 155 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Berkaitan Dengan Surat An-Nisa Ayat 154

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 154 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran penting dari ayat ini. Diketemukan sekumpulan penjabaran dari para ulama tafsir terhadap makna surat An-Nisa ayat 154, misalnya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan kami angkat diatas kepala-kepala mereka gunung thursina (Sinai), ketika mereka menolak untuk konsisten dengan perjanjian yang telah ditegaskan, yang diberikan kepada mereka untuk mengamalkan hukum-hukum kitab taurat, dan kami perintahkan mereka untuk memasuki pintu gerbang baitul maqdis dengan bersujud, tetapi mereka malah masuk sambil merangkak dengan pantat-pantat mereka. Dan kami perintahkan mereka untuk tidak berbuat melampaui batas dengan berburu ikan pada hari sabtu, namun mereka melakukan tindakan di luar batas dan berburu ikan. Dan kami telah mengikat janji kuat kepada mereka,lalu mereka melanggarnya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

154. Ketika orang-orang Yahudi tetap membangkang maka Allah mengancam mereka dengan mengangkat bukit Thur ke atas kepala mereka dalam suatu kejadian yang menakutkan agar mereka mau bertaubat. Kemudian Allah memerintahkan mereka agar memasuki pintu Baitul Maqdis dengan tunduk dan melarang mereka menodai kehormatan hari Sabtu, dan Allah mengambil perjanjian yang teguh dari mereka, namun mereka melanggar perjanjian tersebut.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

154. Dan Kami pernah mengangkat gunung (Tursina) ke atas kepala mereka dalam rangka mengambil janji yang kuat atas mereka untuk menakut-nakuti mereka, supaya mereka mau melaksanakan isi perjanjian tersebut. Dan setelah gunung itu terangkat, Kami berfirman kepada mereka, “Masuklah kalian ke pintu Baitulmakdis sambil bersujud dengan cara membungkukkan kepala.” Kemudian mereka masuk sambil merayap dengan pantat mereka. Dan Kami pun berfirman kepada mereka, “Janganlah kalian melampaui batas dengan berburu ikan pada hari sabtu.” Tetapi mereka tetap saja melampaui batas dan berburu ikan. Dan Kami pun mengambil janji yang sangat kuat dari mereka terkait hal itu. Tetapi mereka kemudian melanggar perjanjian yang telah ditetapkan atas mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

154. وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثٰقِهِمْ (Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka)
Diriwayatkan bahwa mereka menolak untuk menerima syariat dari Nabi Musa, maka Allah mengangkat sebuah gunung hingga berada diatas kepala mereka seaka-akan itu adalah sebuah naungan.

وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا۟ الْبَابَ سُجَّدًا (Dan kami perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud”)
Yakni Kami memerintahkan mereka untuk memasuki pintu gerbang kota Baitul maqdis dengan tunduk dan patuh sebagai rasa syukur kepada Allah. Namun mereka menggantinya dan masuk dengan merayap dengan pantat mereka agar tidak masuk dengan posisi bersujud.

وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا۟ فِى السَّبْتِ (dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu”)
Yakni larangan melakukan pekerjaan pada hari itu, maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada kalian dengan meninggalkan berburu ikan pada hari itu.

وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثٰقًا غَلِيظًا (dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh)
Yakni perjanjian yang diambil atas mereka dalam Taurat berupa menjaga aturan hari sabtu.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

154 Ketika orang Yahudi menentang syariat Musa, Allah telah mengangkat bukit Thursina ke atas kepala mereka layaknya naungan di atas mereka, dan Kami perintahkan mereka untuk memasuki pintu kota Baitul Maqdis dengan tunduk dan khusyuk, dan Kami perintahkan pula kepada mereka untuk masuk setelah Nabi Musa : “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu dengan meninggalkan perintah”, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh untuk menjalankan perintah Taurat.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Kami pun telah mengangkat di atas mereka gunung Sinai} gunung {karena perjanjian mereka} karena perjanjian yang diambil atas mereka, seupaya mereka takut dan tunduk {Kami perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu itu} pintu Baitul maqdis {sambil bersujud”. Kami berkata kepada mereka, “Janganlah melanggar pada hari Sabat”} janganlah kalian melampaui batas dengan memancing pada hari Sabtu {Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh} perjanjian yang dikuatkan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

153-158. Pertanyaan ini, yang bersumber dari Ahli Kitab yang dialamatkan kepada Rasulullah adalah bentuk kedurhakaan dan usulan, dan tindakan mereka menjadikan pertanyaan ini sebagai patokan hingga mereka percaya atau mendustakan, pertanyaan itu adalah bahwa mereka meminta kepada beliau agar seluruh al-Quran diturunkan secara langsung sekali turun saja sebagaimana Taurat dan Injil diturunkan. Ini adalah tindakan kezhaliman yang sangat jauh dari mereka (dan juga kebodohan), karena sesungguhnya Rasul itu adalah seorang manusia dan seorang hamba yang diatur, beliau tidak memiliki kuasa dalam hal itu sama sekali, akan tetapi perkara itu adalah milik Allah saja, Allah –lah yang mengutus dan menurunkan apa yang dikehendaki atas hamba-hambaNya, seperti Firman Allah tentang Rasul tatkala menyebutkan ayat-ayat yang menerangkan usulan orang-orang musyrik terhadap Muhammad, "katakanlah mahasuci tuhanku tidakla keadaanku kecuali seorang pemberi kabar gembira dan sebagai seorang utusan" (Al-Isra:93).
Demikian juga tindakan mereka menjadikan pembeda antara kebenaran dan kebatilan dengan hanya sebatas turunnya al-Kitab secara keseluruhan atau terpisah-pisah, hal itu adalah sebuah tuduhan yang tidak berdasarkan dalil sama sekali, tidak sesuai bahkan tidak ada syubhat. Lalu darimana datangnya dalil pada kenabian seorang nabi di antara nabi-nabi bahwa seorang rasul yang datang kepada kalian dengan membawa kitab yang turun secara terpisah-pisah, sehingga kalian tidak beriman kepadanya dan tidak mempercayainya? Akan tetapi turunnya al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kondisi, adalah menunjukkan akan keagungan Allah dan perhatianNya kepada orang yang kitab tersebut diturunkan kepadanya, sebagaimana Allah berfirman,
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (Al-Furqan: 32-33).
Ketika Allah menyebutkan keberatan mereka yang batil, Allah mengabarkan bahwa perbuatan mereka yang seperti itu bukanlah suatu yang aneh bahkan telah ada sikap-sikap sebelumnya dari mereka yang jelek yang lebih buruk yang mereka tempuh bersama Rasul yang mereka klaim bahwa mereka beriman kepadanya, yaitu permohonan mereka kepada beliau agar dapat melihat Allah secara nyata, tindakan mereka menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan yang mereka sembah, setelah mereka menyaksikan bukti-bukti nyata kekuasaan Allah dengan mata kepala mereka, dan penolakan mereka untuk meneriman hukum-hukum dari kitab mereka yaitu Taurat, hingga Allah mengangkat bukit Thur di atas kepala-kepala mereka, dan mereka di ancam bahwasannya bila mereka tidak beriman, niscaya Allah akan menjatuhkan bukit itu kepada mereka. Lalu mereka meneriman hal itu dengan mata tertunduk dan keimanan palsu yang menyerepaui iman asasi. Dan juga berupa penolakan mereka untuk memasuki pintu-pintu negeri dimana mereka di perintahkan untuk memasukinya sebagai orang-orang yang bersujud dan memohon ampun, tetapi mereka menyali perintah dan perbutan yang di wajibkan. Juga tindakan melampui batas di antara mereka terhadap hari Sabtu, sehingga Allah menghukum mereka dengan hukuman yang keji tersebut, dan diambilnya perjanjian yang kuat atas mereka namun mereka melemparnya di belakang punggung mereka dan mereka kufur kepada ayat-ayat Allah, mereka membunuh rasul-rasul tanpa haq.
Dan diantara perkataan mereka adalah; sesunguhnya mereka membunuh Al-masih isa dan menyalibnya, padahal kenyataannya mereka tidaklah membunuh Al- Masih dan tidak pula menyalibnya, akan tetapi orang lain diserupakan dengannya hingga mereka membunuh orang lain tersebut dan menyalibnya.
Dan perngakuan mereka bahwa hati mereka tertutup, tidak memahami apa yang dikatakan dan tidak mengerti. Mereka juga menghalangi manusia dari jalan Allah hingga mereka mengalangi manusia dari kebenaran, mengajak manusia kepada apa yang mereka yakini berupa kesesatan dan penyimpangan, dan mereka juga mengambil riba dari harta-harta yang di larang, padahal Allah melarang mereka daripadanya dan telah menegaskannya. Maka orang yang malakukan perbuatan ini tidaklah aneh bila keluar dari mereka permintaan Rasul Muhammad untuk menunjukan kitab berbentuk buku kepada mereka dari langit.
Jalan ini adalah sebaik-baik jalan dalam berdebat dengan lawan yang kafir, yaitu bila terjadi sanggahan yang bathil yang membuatnya jadi syubhat baginya dan bagi orang lain dalam menolak kebenaran, agar ia menjelaskan kondisinya yang licik dan perbuatan-perbuatan mereka yang keji yang merupakan perkara yang paling jelek darinya. Agar setiap orang mengetahui bahwasanya sanggahan itu berasal dari lembah yang berbahaya, dan sungguh sebelum itu ada hal-hal yang lain yang dijadikan sanggahan. Demikian juga setiap sanggahan yang mereka utarakan atas kenabian Muhammad, mungkin dapat di lawan dengan yang sama dengannya atau dengan yang lebih kuat darinya pada kenabian orang yang mereka akui beriman kepadanya, agar kejahatan mereka selesai dengan hal tersebut dan kebathilan mereka terputus. Dan setiap hujjah yang mereka tempuh untuk menetapkan kenabian orang yang mereka Imani, dan serupa dengannya atau yang lebih kuat darinya adalah menunjukan dan menetapkan kanabian Muhammad.
Dan tatkala maksud dari penyebutan kejelekan-kejelekan mereka oleh Allah itu adalah bantahan, Allah tidak meluaskan penjelasan pada bagian ini, akan tetapi Allah mengisyaratkan tentangnya dan mengindikasikan tempat-tempatnya (dalam al-Quran), dan sesungguhnya Allah telah meluaskan penjelasannya pada tempat lain yang sesuai untuk diperluas.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 153-154
Ini mereka ucapkan karena keras kepala, pembangkangan, kekufuran, dan kesesatan. Sebagaimana orang-orang kafir Quraisy sebelum mereka pernah meminta hal serupa, sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al-Isra’ (Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami (90)) (Surah Al-Isra’), Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya) yaitu karena kezaliman, kedengkian, kesombongan, dan pembangkangan mereka. Hal ini ditafsirkan dalam surah Al-Baqarah, dimana Allah SWT berfirman (Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya" (55) Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur (56)) (Surah Al-Baqarah)
Firman Allah SWT (dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata) yaitu setelah mereka menyaksikan mukjizat-mukjizat yang jelas dan bukti-bukti yang kuat yang ada pada nabi Musa AS di negeri Mesir, termasuk kehancuran musuh mereka, Firaun dan semua pasukannya di laut. Mereka tidak berpindah dari keyakinan mereka, kecuali sebentar, sampai mereka tiba di suatu kaum yang sedang sibuk menyembah berhala-berhala mereka. Mereka pun berkata kepada nabi Musa AS: (Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)" (138) Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan (139)) [Surah Al-A'raf]. Kemudian Allah SWT menyebutkan kisah mereka yang mengambil anak lembu sebagai sesuatu yang disembah yang disebutkan dalam surah Al-A'raf, dan surah Thaha. Setelah nabi Musa AS pergi untuk bermunajat kepada Allah SWT, kemudian ketika dia kembali, hal tersebut sudah terjadi. Allah menjadikan taubat mereka yang menjadikan dan membuat-buat kegiatan penyembahan itu dengan membunuh hambaNya di antara mereka yang tidak menyembah anak lembu itu, sehingga Dia membuat mereka membunuh satu sama lain, kemudian Allah menghidupkan mereka dan berfirman (lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian). Kemudian berfirman (Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata) Hal itu ketika mereka menolak untuk berpegang teguh pada hukum-hukum Taurat dan memperlihatkan keengganan mereka terhadap apa yang disampaikan oleh nabi Musa AS, lalu Allah mengangkat gunung di atas kepala mereka, dan mewajibkan mereka atas hal itu, sehingga mereka patuh dan bersujud, serta mereka melihat ke atas kepala mereka karena khawatir bahwa gunung itu akan runtuh ke atas mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka:"Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu...) [Surah Al-A'raf: 171] dan (Dan kami perintahkan kepada mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud"), yaitu mereka mengingkari apa yang diperintahkan kepada mereka yang berupa ucapan dan perbuatan. Mereka diperintahkan untuk memasuki pintu Baitul Maqdis dengan bersujud dan mereka berkala “Khitthah” yaitu “Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami karena meninggalkan jihad dan keengganan kami dari jihad itu, sehingga kami merasa hina selama empat puluh tahun” lalu mereka masuk dengan merangkak di atas lutut mereka dan mereka berkata “Khinthah fi Sya’rah” (butiran yang ada di sehelai rambut). (dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu") yaitu Kami memerintahkan mereka untuk mematuhi hari Sabtu dan menghindari apa yang telah dilarang Allah untuk mereka pada hari itu selama syariat itu masih diterapkan kepada mereka. (dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh) yaitu perjanjian yang kuat. Lalu mereka melanggar, mengingkari, dan melakukan tipu daya agar bisa melakukan sesuatu yang dilaarang oleh Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-A'raf dalam firmanNya: (Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut...) [Surah Al-A'raf: 163]. Kemudian, akan ada hadits Shafwan bin 'Assal dalam surah Al-Isra’ tentang firmanNya (Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata) Di dalamnya terkandung,”Wajib atas kalian, khususnya orang-orang Yahudi agar tidak melampaui batas dalam perkara hari sabtu”


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 154: Dan Kami telah tinggikan mereka buat atas gunung mengambil perjanjian mereka, dan Kami berkata kepada mereka: "Masuklah ke pintu (negeri) itu dengan tunduk", dan Kami berkata kepada mereka: "Janganlah kamu melewati batas pada hari Kelapangan (Sabtu)", dan Kami telah ambil dari mereka perjanjian yang kuat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Untuk menakuti mereka agar mereka menerima perjanjian itu.

Sedangkan gunung itu masih di atas kepala mereka.

Hari Sabat adalah hari Satu, hari khusus untuk beribadah bagi orang Yahudi.

Namun mereka tidak mau memenuhinya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 154

Dan kami angkat gunung, yaitu gunung sinai, sehingga tampak seperti awan di atas kepala mereka untuk menguatkan agar mereka menepati perjanjian mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka, masukilah pintu gerbang baitulmakdis itu sambil bersujud, dan kami perintahkan pula kepada mereka, janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari sabat, yaitu menjadikan hari sabat untuk beribadah kepada Allah dan tidak memancing pada hari itu. Akan tetapi, mereka mengabaikan perintah itu. Dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh, yaitu perjanjian bahwa mereka akan menaati hukum Allah yang termaktub di dalam kitab tauratmaka kami hukum mereka karena mereka melanggar perjanjian itu, yaitu mereka mengabaikan perintah Allah yang termaktub di dalam kitab taurat, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah yang disampaikan oleh para utusan Allah, serta karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa hak, tanpa alasan yang benar. Mereka membunuh nabi zakaria, nabi yahya dan lain-lainnya. Dan karena mereka mengatakan, hati kami tertutup. Maksudnya hati mereka ditutup oleh Allah, sehingga mereka merasa tidak berdosa disebabkan perbuatan itu. Ucapan yang demikian itu hanya dijadikan alasan oleh mereka. Sebenarnya, Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya, karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman kepada Allah dan kepada para rasul-Nya tanpa membedakan rasul yang satu dengan lainnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah aneka ragam penafsiran dari berbagai ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat An-Nisa ayat 154 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk kita. Support perjuangan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dikunjungi

Nikmati ratusan halaman yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Humazah, Al-Fatihah 5, Al-A’raf 54, Al-Fatihah 4, At-Tin 4, An-Nahl 114. Termasuk An-Nisa, Ali ‘Imran 190, Al-Ma’idah 48, At-Taubah, Al-Muthaffifin, Al-Anbiya 30.

  1. Al-Humazah
  2. Al-Fatihah 5
  3. Al-A’raf 54
  4. Al-Fatihah 4
  5. At-Tin 4
  6. An-Nahl 114
  7. An-Nisa
  8. Ali ‘Imran 190
  9. Al-Ma’idah 48
  10. At-Taubah
  11. Al-Muthaffifin
  12. Al-Anbiya 30

Pencarian: surat al waqiah surat ke berapa, surah asy syamsi, qs yunus 101, al hasyr 7, an nisa 81

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.