Surat An-Nisa Ayat 109

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

ู‡ูŽูฐู“ุฃูŽู†ุชูู…ู’ ู‡ูŽูฐู“ุคูู„ูŽุงู“ุกู ุฌูŽูฐุฏูŽู„ู’ุชูู…ู’ ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ููู‰ ูฑู„ู’ุญูŽูŠูŽูˆูฐุฉู ูฑู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ููŽู…ูŽู† ูŠูุฌูŽูฐุฏูู„ู ูฑู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูฑู„ู’ู‚ููŠูŽูฐู…ูŽุฉู ุฃูŽู… ู…ู‘ูŽู† ูŠูŽูƒููˆู†ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽูƒููŠู„ู‹ุง

Arab-Latin: Hฤ`antum hฤ`ulฤ`i jฤdaltum 'an-hum fil-แธฅayฤtid-dun-yฤ, fa may yujฤdilullฤha 'an-hum yaumal-qiyฤmati am may yakแปฅnu 'alaihim wakฤซlฤ

Artinya: Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?

ยซ An-Nisa 108 โœต An-Nisa 110 ยป

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Berkaitan Surat An-Nisa Ayat 109

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 109 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir penting dari ayat ini. Tersedia beragam penjabaran dari beragam pakar tafsir terkait isi surat An-Nisa ayat 109, di antaranya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Itulah kalian (wahai kaum Mukminin), kalian mengemukakan hujjah untuk membela orang-orang yang berbuat pengkhianatan di kehidupan dunia ini, tetapi siapakah yang akan mendebat Allah untuk membela mereka pada hari kebangkitan dan hari perhitunagn amal? Dan siapakah gerangan yang akan mengurusi urusan pengkhianatan itu pada hari kiamat?


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

109. Kemudian Allah memperingatkan orang-orang beriman agar tidak membantu para pengkhianat: demikianlah kalian, kalian membela mereka di dunia dan berusaha menyatakan bahwa mereka tidak bersalah, namun Siapakah yang akan membela mereka di hari kiamat melawan Allah, yaitu hari dimana lawan dan pengambilan keputusan adalah Allah yang Maha Mengetahui segala perbuatan dan keadaan mereka serta keadaan seluruh makhluk?

Yakni tidak ada seorangpun yang dapat membela mereka pada hari itu atau menjadi pengganti mereka dalam menyelesaikan perkara mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

109. Kalian -wahai orang-orang yang membela urusan orang yang berbuat dosa- bisa berdebat untuk membela mereka di dunia guna membuktikan bahwa mereka tidak bersalah dan membebaskan mereka dari hukuman. Tetapi siapakah yang akan berdebat dengan Allah untuk membela mereka kelak di hari Kiamat, sedangkan kalian telah mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya? Dan siapakah yang akan menjadi pelindung mereka pada hari itu? Tidak ada keraguan bahwa tidak ada satu pun yang sanggup melakukan hal itu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

109. ู‡ูฐู“ุฃูŽู†ุชูู…ู’ ู‡ูฐู“ุคูู„ูŽุขุกู (Beginilah kamu)
Yang dimaksud adalah kaum (Bani Ubairiq) yang membela anggotanya, yakni si pencuri yang sesungguhnya.

ุฌูฐุฏูŽู„ู’ุชูู…ู’ ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ููู‰ ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽูˆูฐุฉู ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ููŽู…ูŽู† ูŠูุฌูฐุฏูู„ู ุงู„ู„ู‡ูŽ ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูฐู…ูŽุฉู(kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat?)
Yakni ketika mereka diazab karena dosa-dosa mereka, sedangkan Allah mengetahui segala siasat yang mereka buat.

ุฃูŽู… ู…ูŽู‘ู† ูŠูŽูƒููˆู†ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽูƒููŠู„ู‹ุง(Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?)
Yakni untuk menolong dan membela mereka dengan mewakili siksaan atas mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

109 Wahai kaum yang berdebat dengan batil tentang pencuri Thuโ€™mah dan orang yang membantunya , kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk membela mereka pada hari kiamat saat mereka disiksa atas dosa mereka? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka terhadap siksa Allah?


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโ€™ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โ€˜Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Begitulah kalian} orang-orang {yang kalian berdebat} membela {untuk mereka dalam kehidupan dunia ini. siapa yang akan menentang} menentang {Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka} penjaga dan pelindung dari siksaan dan hukuman Allah


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

109. โ€œBeginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (Membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada Hari Kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?โ€ maksudnya terserah kalian, kalian berdebat untuk membela mereka dalam kehidupan dunia ini dan perdebatan kalian itu dapat menolong mereka dari beberapa perkara yang mereka khawatirkan berupa rasa aib dan hilangnya kehormatan di hadapan manusia, lalu apa yang berguna dan yang bermanfaat untuk mereka? Dan siapakah yang mendebat Allah untuk menolong mereka pada Hari Kiamat kelak, ketika hujjah dihadapkan kepada mereka, sedang lisan, tangan, dan kaki, dan mereka bersaksi atas mereka sendiri tentang apa yang telah mereka perbuat? Pada hari itu Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan mereka mengetahui bahwa Allah-lah Yang benar lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya), maka siapakah yang (bisa atau mampu) berdebat untuk menolong mereka terhadap Dzat Yang mengetahui rahasia dan perkara yang tersembunyi dan Dzat Yang menegakan untuk mereka saksi-saksi yang tidak mungkin lagi diingkari?
Ayat ini menyimpan arahan dalam perkara untuk menimbang-nimbang antara suatu hal yang diperkirakan merupakan kemaslahatan duniawi yang mengakibatkan ditinggalkannya perintah-perintah Allah atau dikerjakannya larangan-laranganNYa dengan perkara yang mengakibatkan hilangnya pahala atau mendapat siksa dan hukuman di akhirat, sehingga hendaknya orang nafsunya memerintahkan dirinya untuk meninggalkan perintah Allah, berkata (pada dirinya), โ€œInilah dirimu yang telah meninggalkan perintah Allah karena malas dan lalai, lalu faidah apa yang telah kamu peroleh darinya? Dan apa yang telah hilang darimu berupa pahala akhirat? Dan apa yang dihasilkan dari tindakanmu meninggalkan perintah itu kecuali kesengsaraan, kehilangan, kegagalan, dan kerugian?โ€ demikian juga bila nafsunya mengajaknya kepada hal-hal yang disukainya dari syahwat-syahwat yang haram, ia berkata kepadanya, โ€œTerserah dirimu melakukan apa yang kamu sukai, karena kenikmatannya akan lenyap lalu diikuti kegelisahan, kebimbangan, penyesalan, hilangnya pahala, hadirnya hukuman, di mana sebagian dari akibat itu mencukupkan seorang yang berakal agar mengendalikan nafsu tersebut,โ€ hal seperti ini adalah di antara perkara yang paling berguna bagi hamba untuk direnungkan olehnya, yaitu fungsi akal yang hakiki, seperti itu, sesungguhnya dengan kebodohan dan kezhalimannya, ia mendahulukan kenikmatan kenikmatan yang sesaat dan ketenangan yang sebentar walaupun mengakibatkan apa yang akan diterimanya dari hukuman-hukuman, dan hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 105-109
Allah SWT berfirman kepada RasulNya, nabi Muhammad SAW (Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran) yaitu kebenaran dari Allah, yang memuat kebenaran dalam berita dan perintahnya. Firman Allah (supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu) Para ulama ushul fiqh menjadikannya sebagai hujjah bahwa Rasulullah SAW dapat menentukan hukum dengan ijtihad berdasarkan ayat ini. Terdapat dalam hadits shahih Bukhari Muslim, dari Ummu Salamah, bahwa Rasulullah SAW pernah mendengar kegaduhan dari perdebatan di pintu rumahnya. Lalu beliau keluar menemui mereka dan bersabda, "Aku hanyalah manusia biasa, dan aku memberikan keputusan berdasarkan apa yang aku dengar. Barangkali ada di antara kalian yang lebih mahir dengan hujjahnya daripada yang lain sehingga aku keluar memberikan keputusan kepadanya. maka barangsiapa yang kuputuskan menang atas hak seorang muslim, maka sesungguhnya itu bagian dari sepotong api, lalu dia membawanya atau bisa membiarkannya"
Imam Ahmad berkata: "Telah bercerita kepada kami Waki'dan telah bercerita kepada kami Usamah bin Zaid, dari Abdullah bin Rafi', dari Ummu Salamah, dia berkata: "Dua orang dari kaum Anshar yang saling berdebat terkait warisan yang telah dipelajari di antara mereka datang kepada Rasulullah SAW, akan tetapi mereka tidak memiliki bukti yang jelas. Rasulullah SAW bersabda: โ€œSesungguhnya kalian berdua datang kepadaku untuk memutuskan perkara ini, padahal aku hanyalah manusia biasa. Barangkali ada di antara kalian yang lebih mahir dengan hujjahnya daripada yang lain, dan dan aku memberikan keputusan berdasarkan apa yang aku dengar. maka barangsiapa yang kuputuskan menang dengan menganiaya saudaranya, maka janganlah dia mengambilnya. maka sesungguhnya itu bagian dari sepotong api yang akan menjadi kalung besi yang dipanaskan dengan api yang dipakai di lehernya pada hari kiamat.โ€ Lalu kedua orang itu menangis dan masing-masing keduanya berkata,โ€Hakku ini untuk saudarakuโ€. Rasulullah SAW berkata: โ€œJika kalian berkata demikian, maka pergilah dan bersumpahlah kemudian pilihlah kebenaran. Lalu kalian undi dan hendaknya masing-masing kalian saling menghalalkan bagi orang yang memilikinya) Telah diriwayatkan dari Abu Dawud dari hadits Usamah bin Zaid. Dia menambahkan โ€œSesungguhnya aku menentukan keputusan antara kalian sesuai dengan pendapatku tentang sesuatu yang belum diturunkan kepadakuโ€
Kemudian Allah SWT berfirman tentang orang-orang yang mendatangi Rasulullah SAW dengan menyembunyikan kebohongan: (mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan (108) Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka? (109)) yaitu orang-orang yang datang kepada Rasulullah SAW dengan menyembunyikan kebohongan dan berdebat tentang orang-orang yang berkhianat. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (110)) (Surah An-Nisaโ€™) yaitu orang-orang yang datang kepada Rasulullah dengan menyembunyikan kebohongan. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata (112)) (Surah An-Nisaโ€™).
Firman Allah: (mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai). Ini adalah penolakan terhadap orang-orang munafik dimana mereka berusaha menyembunyikan keburukan-keburukan mereka dari manusia agar tidak disingkirkan oleh mereka, tetapi mereka secara terang-terangan menampakkannya kepada Allah. Hal ini karena Allah mengetahui rahasia-rahasia mereka dan mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman: (Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan) Ini adalah ancaman dan peringatan untuk mereka.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka? (109)) yaitu mereka mengira bahwa mereka mendapatkan pertolongan di dunia dengan apa yang mereka perlihatkan atau dengan bantuan hakim-hakim yang memutuskan berdasarkan hal yang tampak saja, dan mereka tunduk kepada itu. Apa yang akan terjadi pada mereka pada hari kiamat di hadapan Allah, yang mengetahui rahasia-rahasia dan sesuatu yang lebih tersembunyi lagi? Siapakah yang akan membela mereka saat itu pada hari kiamat dengan menyebarkan klaim mereka? Maknanya adalah saat itu tidak ada yang akan menjadi pembela bagi mereka. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 109: Awas! Kamu (ini) orang- orang yang telah membela mereka itu dipenghidupan dunia. Maka siapakah yang akan membela mereka pada hari Kiamat? Atau siapakah yang akan jadi pengurus atas mereka?


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Siapakah yang berani menentang Allah ketika hujjah telah mengenai mereka? Siapakah yang berani menentang Allah; Tuhan yang mengetahui segala yang rahasia dan yang tersembunyi? Siapakah yang berani menentang Allah; Tuhan yang mengadakan saksi kuat yang tidak mungkin diingkari; lisan, tangan dan kaki dijadikan saksi?

Dalam ayat ini terdapat bimbingan agar seseorang membandingkan antara kepentingan dunia yang didapatkan dari meninggalkan perintah dan mengerjakan larangan dengan hilangnya pahala di akhirat yang dan hukuman yang akan diperoleh. Oleh karena itu, ketika dirinya diperintahkan oleh hawa nafsunya meninggalkan perintah Allah, ia berkata kepada dirinya, "Mengapa anda meninggalkan perintah-Nya, padahal apa manfaat yang kamu dapatkan dari meninggalkan perintah?" Betapa banyak pahala di akhirat yang luput bagi anda?" Bahkan karena meninggalkan perintah itu, anda mendapatkan kesengsaraan, kerugian dan kekecewaan?" Demikian juga apabila dirinya diajak kepada kesenangan-kesenangan yang haram, dia berkata kepada dirinya, "Ya, anda memang mengerjakan perbuatan yang anda sukai, namun kesenangannya hanya sementara, dan setelahnya kesedihan, penderitaan dan penyesalan, tidak mendapatkan pahala dan malah mendapatkan siksa". Cukuplah sebagian dari akibat itu membuat orang yang berakal berhenti dari mengerjakannya. Memikirkan hal ini termasuk sesuatu yang paling bermanfaat bagi seorang hamba, dan seperti inilah orang yang berakal secara hakiki, berbeda dengan orang yang mengaku berakal, namun tidak seperti itu, sehingga ia mendahulukan kesenangan sementara daripada kesenangan yang kekal.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 109

Pada ayat ini Allah mempertanyakan siapa yang dapat menentang Allah dan melindungi mereka dari azab-Nya di akhirat. Begitulah kamu! kamu berdebat untuk membela mereka, dan mungkin saja kamu dapat membela mereka dan melindungi mereka dalam kehidupan di dunia ini, tetapi siapa yang akan menentang Allah untuk membela mereka pada hari kiamat' atau siapakah yang menjadi pelindung mereka terhadap azab Allah di akhirat' tidak satu pun yang dapat melakukannyadan barang siapa berbuat kejahatan, atau berbuat dosa terhadap orang lain yang menimbulkan dampak buruk terhadap diri mereka, atau menganiaya dirinya, yaitu melakukan perbuatan dosa yang berdampak buruk hanya terhadap dirinya sendiri, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah atas perbuatan dosa yang dilakukannya itu disertai penyesalan atas perbuatannya dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi, niscaya dia akan mendapatkan Allah maha pengampun atas dosadosanya dan segala dosa yang dilakukan oleh siapa pun yang bertobat kepada-Nya, maha penyayang dengan mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka yang bertobat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian aneka ragam penjabaran dari para ulama tafsir terkait isi dan arti surat An-Nisa ayat 109 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita. Bantu usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Tersering Dilihat

Kami memiliki banyak topik yang tersering dilihat, seperti surat/ayat: Al-A’raf 54, Al-Fatihah 4, Al-Muthaffifin, An-Nahl 114, Al-Ma’idah 48, Ali ‘Imran 190. Serta At-Taubah, Al-Fatihah 5, Al-Humazah, An-Nisa, At-Tin 4, Al-Anbiya 30.

  1. Al-A’raf 54
  2. Al-Fatihah 4
  3. Al-Muthaffifin
  4. An-Nahl 114
  5. Al-Ma’idah 48
  6. Ali ‘Imran 190
  7. At-Taubah
  8. Al-Fatihah 5
  9. Al-Humazah
  10. An-Nisa
  11. At-Tin 4
  12. Al-Anbiya 30

Pencarian: surah qaf, ayat ad dhuha latin, surat maryam juz berapa, annisa 58, surat annisa ayat 29

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qurโ€™an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
ย 
๐Ÿ‘‰ tafsirweb.com/start
ย 
โœ… Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: