Surat Ali ‘Imran Ayat 171

۞ يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Arab-Latin: Yastabsyirụna bini'matim minallāhi wa faḍl, wa annallāha lā yuḍī'u ajral-mu`minīn

Artinya: Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

« Ali 'Imran 170Ali 'Imran 172 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Berkaitan Surat Ali ‘Imran Ayat 171

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 171 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir mendalam dari ayat ini. Diketemukan berbagai penafsiran dari para mufassirin terkait makna surat Ali ‘Imran ayat 171, sebagiannya seperti tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan sesungguhnya mereka berada dalam kegembiraan mendalam dikarenakan apa yang telah mereka dapatkan berupa kenikmatan-kenikmatan Allah dan besarnya pemberianNYA, dan sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman kepadaNYA, bahkan DIA akan mengembangkannya dan menambahnya dari karuniaNYA.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

171. mereka berbahagia atas kenikmatan besar yang Allah karuniakan kepada mereka. Sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya.

Syeikh as-Syinqithi berkata: “Dalam ayat ini Allah melarang untuk meanggap orang yang mati syahid itu mati. Dia menjelaskan bahwa mereka hidup dan mendapat rezeki di sisi Tuhan mereka, mereka berbahagia atas kenikmatan besar yang Allah karuniakan, mereka memberi kabar gembira kepada saudara-saudara mereka mujahid yang masih hidup di dunia agar mereka tidak merasa takut dan bersedih.

Namun Allah tidak menjelaskan dalam ayat ini apakah kehidupan mereka dapat diketahui hakikatnya oleh manusia yang hidup di dunia? Dalam hal ini Allah menjelaskannya dalam surat al-Baqarah bahwa mereka tidak dapat mengetahui hakikatnya, Allah berfirman:

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (al-Baqarah: 154).

Dan kalimat ‘tidak menyadari’ menunjukkan bahwa kita juga tidak mengetahuinya.”


Dari Abdullah bin Murrah, dari Masruq ia berkata: “Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud tentang ayat ini -Ali Imran: 169-.

Maka ia menjawab: “Kami -para sahabat- juga menanyakan hal ini -kepada Rasulullah-, dan beliau menjawab:

"Sesungguhnya ruh-ruh para syuhada’ itu ada di dalam tembolok burung hijau. Baginya ada lentera-lentera yang tergantung di 'Arsy. Mereka (bersama burung) bebas menikmati surga sekehendak mereka, kemudian singgah pada lentera-lentera itu. Kemudian Rabb mereka memperlihatkan diri kepada mereka dengan jelas, lalu bertanya: “Apakah kalian menginginkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Apalagi yang kami inginkan sedangkan kami bisa menikmati surga dengan sekehendak kami?” Rabb mereka bertanya seperti itu sebanyak tiga kali. Maka tatkala mereka merasa bahwasanya mereka harus minta sesuatu, mereka berkata, “Wahai Rabb kami! kami ingin ruh kami dikembalikan ke jasad-jasad kami sehingga kami dapat berperang di jalan-Mu sekali lagi. “Maka tatkala Dia melihat bahwasanya mereka tidak mempunyai keinginan lagi, mereka ditinggalkan.”

(as-Shahih 3/1503 no. 1887, kitab Imarah, bab penjelasan ruh-ruh orang yang mati syahid di surga).


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

171. Di samping itu mereka akan bersuka cita dengan pahala besar yang menanti mereka dari Allah dan tambahan yang sangat besar atas pahala tersebut. Dan Allah -Ta'ālā- tidak akan membatalkan ganjaran orang-orang mukmin, melainkan akan memberikan ganjaran mereka secara penuh dan ditambah dengan ganjaran-ganjaran tambahan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

171. يَسْتَبْشِرُونَ (Mereka dalam keadaan gembira)
Yakni kepada saudara-saudara mereka orang-orang yang beriman dan berjihad atas apa yang telah mereka lihat dari Allah bagi mereka berupa surga dan keridhaan-Nya.

وَأَنَّ اللهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ (dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman)
Yakni mereka juga telah mengetahui bahwa Allah tidak menyia-yiakan pahala orang yang mengerjakan amal kebaikan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

171. Mereka gembira dengan nikmat dan kemuliaan yang diberikan Allah, dan bahagia dengan surga dan keridhaan yang akan diterima saudara mukmin mereka yang ikut berjihad. Sesungguhnya Allah tidak akan menghilangkan pahala orang mukmin atas amal shalihnya, bahkan akan menambahkan karuniaNya untuk mereka


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Mereka senang} senang {dengan nikmat} pahala yang besar {dan karunia dari Allah} penambahan karunia yang agung {dan sesungguhnya} mereka senang bahwa {Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang mukmin


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

171. “Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah,” maksudnya, sebagian mereka memberikan ucapan selamat kepada sebagian lainnya dengan ucapan selamat yang paling agung, yaitu nikmat Rabb mereka dan karuniaNya serta kebaikanNya.
“Dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman,” bahkan Allah mengembangkan dan memberikan balasan, serta menambahkan karuniaNya itu hingga mencapai derajat yang tidak mungkin dapat diraih oleh usaha mereka sendiri.
Ayat-ayat ini menunjukkan Shahihnya kenikmatan di alam barzakh, dan bahwasanya orang-orang yang syahid berada pada tempat yang paling tinggi di sisi Rabb mereka. Di dalamnya terkandung adanya pertemuan antara ruh-ruh orang-orang yang shalih, ziarahnya sebagian mereka kepada sebagian lain, serta saling memberikan kabar gembira.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 169-175
Allah SWT memberitahukan tentang para syuhada bahwa meskipun mereka terbunuh di dunia ini, maka jiwa mereka tetap hidup dan diberi rezeki di rumah yang menetap (surga) di akhirat.
Diriwayatkan dari Masruq, dia berkata,”Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat ini, (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki (169)) Dia menjawab, "Sesungguhnya kami telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal ini, dan beliau bersabda, “Ruh mereka berada di dalam rongga burung hijau yang mempunyai banyak pelita yang bergantungan di 'Arsy, ia dapat keluar masuk surga sesuka hati kemudian beristirahat lagi di pelita-pelita itu, kemudian Tuhan mereka menengok mereka seraya berkata: “Apakah kalian menginginkan sesuatu? “ Mereka menjawab, “Apa lagi yang kami inginkan kalau kami sudah dapat keluar masuk ke surga sesuka hati kami? “ Lalu Allah terus mengulangi pertanyaan itu hingga tiga kali. Ketika mereka melihat kalau mereka tidak akan ditinggalkan sebelum menjawab pertanyaan itu, maka merekapun menjawab, “Wahai Tuhanku, kami menginginkan ruh kami dikembalikan lagi ke jasad kami hingga kami dapat berperang lagi di jalanMu untuk kesekian kalinya.” Ketika Allah melihat kalau mereka tidak lagi membutuhkan sesuatu, akhirnya mereka ditinggal pergi"
Firman Allah SWT, (Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (170)) yaitu para syuhada yang terbunuh di jalan Allah hidup di sisi Tuhan mereka, mereka senang dengan apa yang mereka dapatkan berupa nikmat dan kebahagiaan, dan mereka juga bersukacita dengan orang-orang yang syahid di jalan Allah setelah mereka, yaitu orang-orang yang akan datang setelah mereka dan juga tidak merasa khawatir terhadap apa yang akan terjadi di masa depan, dan tidak merasa sedih atas apa yang mereka tinggalkan sebelumnya. Semoga Allah SWT memberi kita semua surga
Kemudian Allah berfirman: (Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman (171)) Muhammad bin Ishaq berkata: “Mereka bersukacita dan merasa senang saat mereka menyaksikan pemenuhan janjiNya dan pahala yang melimpah”.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan bahwa ayat ini mengumpulkan seluruh orang mukmin, termasuk para syuhada’ dan yang lainnya. Jarang sekali Allah menyebutkan karuniaNya kepada para nabi dan pahala yang Dia berikan kepada mereka, kecuali untuk orang-orang mukmin setelah mereka.
Firman Allah SWT: ((Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka) Ini terjadi pada hari perang Hamra’ Al-Asad, ketika orang-orang musyrik ditimpa sesuatu yang telah menimpa orang-orang muslim. Mereka kembali ke kampung halaman mereka. Ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka menyesal mengapa mereka tidak melanjutkan penyerangan ke Madinah, Ketika berita itu sampai Rasulullah SAW, beliau mengutus wakil kaum muslim untuk mengikuti mereka dari belakang untuk menakut-nakuti mereka dan menunjukkan kekuatan mereka. Tidak ada satupun orang yang mendapatkan izin kecuali orang yang ada pada tempat itu pada hari perang Uhud, kecuali Jabir bin Abdullah, seperti yang akan kami sebutkan nanti. Lalu orang-orang muslim bangkit dari luka dan kekalahan sebagai bentuk ketaaatan kepada Allah dan RasulNya.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah (orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung" (173)) ‘Aisyah berkata kepada ‘Urwah, "Wahai saudaraku, ayahmu termasuk di antara mereka, (Az-Zubair dan Abu Bakar) ketika Rasulullah SAW mengalami kekalahan di hari perang Uhud, dan orang-orang musyrik mundur dari pertempuran, Rasulullah SAW khawatir mereka akan kembali, lalu beliau bersabda, “Siapa yang akan kembali melihat jejak mereka?” Kemudian tujuh puluh orang dari mereka, termasuk Abu Bakar dan Zubair, mengajukan diri untuk melakukan itu"
Firman Allah SWT: (orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka) yaitu orang-orang yang diperingatkan untuk berkumpul, dan ditakut-takuti dengan jumlah musuh yang banyak, Akan tetapi mereka tidak peduli dengan itu, bahkan bertawakal kepada Allah, dan memohon pertolongan kepadaNya. Mereka berkata, (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung) itu telah diucapkan oleh nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api, dan nabi Muhammad SAW ketika orang-orang berkata kepada mereka, "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, jadi takutlah terhadap mereka". Kemudian iman mereka bertambah dan berkata (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa) yaitu ketika mereka berserah diri kepada Allah, Cukuplah Dia bagi mereka yang memelihara mereka dari bahaya orang yang ingin mengikat mereka. Lalu mereka kembali ke negeri mereka (dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang disembunyikan oleh musuh mereka kepada mereka (mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya) yaitu membuat khawatir pengikutnya dan menimbulkan rasa takut terhadap musuh-musuh mereka, bahwa merekalah yang mengalami kerugian dan penderitaan. Allah SWT berfirman, (karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman) yaitu jika setan menggoda dan membuat kalian takut , maka bertawakallah kepadaKu, dan mohon perlindunganlah kepadaKu, maka cukuplah Aku bagi kalian sebagai penolong kalian atas mereka, sebagaimana Allah berfirman: (Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah?) sampai ayat (Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri) (Surah Az-Zumar: 36-38) dan (dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah) (Surah An-Nisa’: 76)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 171: Mereka bergirang hati dengan sebab (mendapat) nikmat dan kurnia dari Allah, sebab) Allah tidak menyia-nyiakan ganjaran Mu'minin. dan (dengan) sebab Allah tidak menyia-nyiakan ganjaran mukmin.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni pahala.

Tambahan terhadap pahala.

Bahkan akan memberinya pahala dan menambahnya. Dalam ayat ini terdapat penetapan adanya nikmat di alam barzakh, dan bahwa para syuhada berada di tempat yang sangat tinggi di sisi Tuhan mereka, di sana ruh-ruh orang-orang yang berbuat kebaikan saling bertemu, saling menziarahi dan menyampaikan berita gembira.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 171

Bahkan mereka, para syuhada, bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah berupa kebahagiaan hakiki, ketenangan jiwa, kehidupan yang menyenangkan dan abadi. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman, karena Allah tidak menggugurkan atau mengurangi amal perbuatan seseorang, selama dia benar-benar beriman dan ikhlas dalam beramalorang-orang yang betul-betul disebut pejuang yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah dan rasul dengan sepenuh hati, bahkan setelah mereka mendapat luka dalam perang uhud berupa bencana dan musibah kekalahan, mereka tetap teguh pendirian dan tidak surut dalam melaksanakan perintah Allah. Orang-orang yang berbuat kebajikan dengan selalu memenuhi perintah Allah dan rasul-Nya dan bertakwa di antara mereka mendapat pahala yang besar berupa kenikmatan dan kebahagiaan abadi, dan diangkat derajatnya di sisi Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beragam penjelasan dari berbagai mufassirin terhadap isi dan arti surat Ali ‘Imran ayat 171 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita bersama. Dukunglah dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Terbanyak Dikaji

Telaah banyak halaman yang terbanyak dikaji, seperti surat/ayat: An-Nahl 114, Ali ‘Imran 190, Al-Fatihah 5, Al-Anbiya 30, Al-Muthaffifin, An-Nisa. Ada pula Al-Ma’idah 48, Al-Fatihah 4, Al-Humazah, At-Taubah, At-Tin 4, Al-A’raf 54.

  1. An-Nahl 114
  2. Ali ‘Imran 190
  3. Al-Fatihah 5
  4. Al-Anbiya 30
  5. Al-Muthaffifin
  6. An-Nisa
  7. Al-Ma’idah 48
  8. Al-Fatihah 4
  9. Al-Humazah
  10. At-Taubah
  11. At-Tin 4
  12. Al-A’raf 54

Pencarian: ayat akhir al baqarah, surat 4 ayat 21, ad dhuha ayat 7, al baqarah 168-169, surat ke 93

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.