Surat Ali ‘Imran Ayat 170
فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا۟ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Arab-Latin: Fariḥīna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī wa yastabsyirụna billażīna lam yal-ḥaqụ bihim min khalfihim allā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn
Artinya: Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
« Ali 'Imran 169 ✵ Ali 'Imran 171 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Berkaitan Dengan Surat Ali ‘Imran Ayat 170
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 170 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan menarik dari ayat ini. Ditemukan pelbagai penjabaran dari para ulama tafsir berkaitan isi surat Ali ‘Imran ayat 170, di antaranya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
sungguh telah meliputi mereka Kegembiraan ketika Allah melimpahkan karunia kepada mereka, dimana DIA memberikan kepada mereka dari keagungan dermaNYA dan luasnya kemurahanNYA dari kenikmatan dan keridhaan yang menyebabkan pandangan mereka sejuk. Dan mereka bergembira bersama saudara-saudara mereka yang berjihad yang telah mereka tinggalkan dalam keadaan hidup, supaya orang-orang (yang masih hidup itu) memperoleh keberuntungan sebagaimana yang sudah mereka dapatkan,karena mereka mengetahui bahwa sesungguhnya mereka akan menggapai kebaikan yang telah mereka dapatkan.Jika mereka mati syahid di jalan Allah dengan ikhlas karenaNYA dan tidak ada rasa takut pada mereka terkait dengan apa-apa yang akan mereka hadapi,dari perkara-perkara akhirat, dan merekapun tidak bersedih hati terhadap apa yang luput bagi mereka dari kesenangan-kesenangan dunia
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
170. Sungguh kebahagiaan telah menyelimuti jiwa mereka dan kegembiraan telah melingkupi hati mereka berkat anugerah yang Allah limpahkan kepada mereka. Mereka terus berharap dan menunggu saudara-saudara mereka yang masih ada di dunia akan menyusul mereka. Karena jika mereka terbunuh di medan jihad, mereka akan mendapatkan anugerah seperti mereka. Tidak ada kecemasan terhadap mereka dalam menghadapi urusan Akhirat yang akan mereka hadapi. Dan mereka tidak bersedih hati atas kekayaan duniawi yang luput dari mereka.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
170. فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ اللهُ (Mereka dalam keadaan gembira disebabkan apa yang diberikan-Nya kepada mereka)
Yakni disebabkan apa yang Allah kirimkan berupa kemuliaan mendapatkan kesyahidan dan kehidupan mereka yang hakiki serta rezeki yang sampai kepada mereka dari Allah.
وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا۟ بِهِم (dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka)
Yakni para saudara mereka dari kalangan orang-orang beriman yang belum gugur ketika itu.
أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)
Yakni mereka bergembira pada orang setelah mereka yang gugur di jalan Allah atau yang meninggal dalam keadaan beriman bahwa bagi mereka tidak ada kekhawatiran dan tidak pula rasa sedih hati.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
170. Para syuhada’ itu di sisi Allah merasa bahagia atas pemberianNya berupa pahala dan kemuliaan, dan bergembira dengan apa yang akan diterima para saudara mujahid mereka yang masih hidup setelah mereka, yang mana mereka itu tidak akan khawatir tentang musibah yang menimpa mereka, dan tidak bersedih atas kesenangan dunia yang terlewatkan.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka bergembira dengan karunia yang Allah anugerahkan kepada mereka dan senang atas orang-orang yang berada di belakang yang belum menyusul mereka, yaitu bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
170. Di samping itu, “mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikanNya kepada mereka,” maksudnya mereka bahagia dengan hal tersebut, di mana mereka menjadi tenang dan jiwa mereka menjadi senang. Yang demikian itu disebabkan karena banyaknya, baiknya, keagungannya, dan kesempurnaan kenikmatan dalam memperolehnya tanpa ada kesusahan. Allah telah menyatukan bagi mereka antara kenikmatan jasmani dengan adanya rizki dan kenikmatan hati dan ruh dengan kesenangan dan kebahagiaan atas apa yang telah Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya, sehingga sempurnalah kenikmatan dan kebahagiaan mereka. “Mereka bergirang hati tentang orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka,” maksudnya sebagian mereka memberikan kabar gembira kepada sebagian lainnya tentang akan menyusulnya saudara-saudara mereka yang belum menyusul mereka dan bahwa mereka akan mendapatkan apa yang telah mereka dapatkan; “bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati,” maksudnya, mereka memberikan kabar gembira dengan hilangnya hal-hal yang dikhawatirkan dari mereka dan dari saudara-saudara mereka yang melazimkan kesempurnaan kebahagiaan mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 169-175
Allah SWT memberitahukan tentang para syuhada bahwa meskipun mereka terbunuh di dunia ini, maka jiwa mereka tetap hidup dan diberi rezeki di rumah yang menetap (surga) di akhirat.
Diriwayatkan dari Masruq, dia berkata,”Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat ini, (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki (169)) Dia menjawab, "Sesungguhnya kami telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal ini, dan beliau bersabda, “Ruh mereka berada di dalam rongga burung hijau yang mempunyai banyak pelita yang bergantungan di 'Arsy, ia dapat keluar masuk surga sesuka hati kemudian beristirahat lagi di pelita-pelita itu, kemudian Tuhan mereka menengok mereka seraya berkata: “Apakah kalian menginginkan sesuatu? “ Mereka menjawab, “Apa lagi yang kami inginkan kalau kami sudah dapat keluar masuk ke surga sesuka hati kami? “ Lalu Allah terus mengulangi pertanyaan itu hingga tiga kali. Ketika mereka melihat kalau mereka tidak akan ditinggalkan sebelum menjawab pertanyaan itu, maka merekapun menjawab, “Wahai Tuhanku, kami menginginkan ruh kami dikembalikan lagi ke jasad kami hingga kami dapat berperang lagi di jalanMu untuk kesekian kalinya.” Ketika Allah melihat kalau mereka tidak lagi membutuhkan sesuatu, akhirnya mereka ditinggal pergi"
Firman Allah SWT, (Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (170)) yaitu para syuhada yang terbunuh di jalan Allah hidup di sisi Tuhan mereka, mereka senang dengan apa yang mereka dapatkan berupa nikmat dan kebahagiaan, dan mereka juga bersukacita dengan orang-orang yang syahid di jalan Allah setelah mereka, yaitu orang-orang yang akan datang setelah mereka dan juga tidak merasa khawatir terhadap apa yang akan terjadi di masa depan, dan tidak merasa sedih atas apa yang mereka tinggalkan sebelumnya. Semoga Allah SWT memberi kita semua surga
Kemudian Allah berfirman: (Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman (171)) Muhammad bin Ishaq berkata: “Mereka bersukacita dan merasa senang saat mereka menyaksikan pemenuhan janjiNya dan pahala yang melimpah”.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan bahwa ayat ini mengumpulkan seluruh orang mukmin, termasuk para syuhada’ dan yang lainnya. Jarang sekali Allah menyebutkan karuniaNya kepada para nabi dan pahala yang Dia berikan kepada mereka, kecuali untuk orang-orang mukmin setelah mereka.
Firman Allah SWT: ((Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka) Ini terjadi pada hari perang Hamra’ Al-Asad, ketika orang-orang musyrik ditimpa sesuatu yang telah menimpa orang-orang muslim. Mereka kembali ke kampung halaman mereka. Ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka menyesal mengapa mereka tidak melanjutkan penyerangan ke Madinah, Ketika berita itu sampai Rasulullah SAW, beliau mengutus wakil kaum muslim untuk mengikuti mereka dari belakang untuk menakut-nakuti mereka dan menunjukkan kekuatan mereka. Tidak ada satupun orang yang mendapatkan izin kecuali orang yang ada pada tempat itu pada hari perang Uhud, kecuali Jabir bin Abdullah, seperti yang akan kami sebutkan nanti. Lalu orang-orang muslim bangkit dari luka dan kekalahan sebagai bentuk ketaaatan kepada Allah dan RasulNya.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah (orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung" (173)) ‘Aisyah berkata kepada ‘Urwah, "Wahai saudaraku, ayahmu termasuk di antara mereka, (Az-Zubair dan Abu Bakar) ketika Rasulullah SAW mengalami kekalahan di hari perang Uhud, dan orang-orang musyrik mundur dari pertempuran, Rasulullah SAW khawatir mereka akan kembali, lalu beliau bersabda, “Siapa yang akan kembali melihat jejak mereka?” Kemudian tujuh puluh orang dari mereka, termasuk Abu Bakar dan Zubair, mengajukan diri untuk melakukan itu"
Firman Allah SWT: (orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka) yaitu orang-orang yang diperingatkan untuk berkumpul, dan ditakut-takuti dengan jumlah musuh yang banyak, Akan tetapi mereka tidak peduli dengan itu, bahkan bertawakal kepada Allah, dan memohon pertolongan kepadaNya. Mereka berkata, (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung) itu telah diucapkan oleh nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api, dan nabi Muhammad SAW ketika orang-orang berkata kepada mereka, "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, jadi takutlah terhadap mereka". Kemudian iman mereka bertambah dan berkata (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa) yaitu ketika mereka berserah diri kepada Allah, Cukuplah Dia bagi mereka yang memelihara mereka dari bahaya orang yang ingin mengikat mereka. Lalu mereka kembali ke negeri mereka (dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang disembunyikan oleh musuh mereka kepada mereka (mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya) yaitu membuat khawatir pengikutnya dan menimbulkan rasa takut terhadap musuh-musuh mereka, bahwa merekalah yang mengalami kerugian dan penderitaan. Allah SWT berfirman, (karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman) yaitu jika setan menggoda dan membuat kalian takut , maka bertawakallah kepadaKu, dan mohon perlindunganlah kepadaKu, maka cukuplah Aku bagi kalian sebagai penolong kalian atas mereka, sebagaimana Allah berfirman: (Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah?) sampai ayat (Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri) (Surah Az-Zumar: 36-38) dan (dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah) (Surah An-Nisa’: 76)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 170: (Dalam keadaan) bersukacita dengan apa yang Allah telah untuk- kan bagi mereka dari kurnia-Nya, dan mereka bergirang hati untuk orang-orang yang di belakang mereka yang belum berhubung dengan mereka, (yaitu) bahwa tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak akan mereka dukacita.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Mereka memperoleh kenikmatan yang sempurna, baik bagi badan mereka berupa rezeki, maupun bagi hati dan ruh mereka berupa kegembiraan.
Maksudnya ialah kawan-kawannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Kawan-kawan mereka akan memperoleh seperti yang mereka peroleh.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 170
Mereka yang gugur sebagai syuhada bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya berupa kenikmatan surga, dan mereka bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang melanjutkan perjuangan, yang belum menyusul mereka sebagai syuhada. Mereka pun berharap agar kaum muslim yang masih hidup juga memperoleh kedudukan mulia di sisi Allah. Diberitakan bahwa tidak ada kekhawatiran pada mereka sedikit pun tentang huru-hara hari kiamat dan mereka tidak bersedih hati akibat dosa-dosa yang dahulu pernah mereka khawatirkan, sebab Allah telah mengampuni kesalahan mereka bahkan mereka, para syuhada, bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah berupa kebahagiaan hakiki, ketenangan jiwa, kehidupan yang menyenangkan dan abadi. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman, karena Allah tidak menggugurkan atau mengurangi amal perbuatan seseorang, selama dia benar-benar beriman dan ikhlas dalam beramal.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjelasan dari banyak mufassirin mengenai kandungan dan arti surat Ali ‘Imran ayat 170 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.