Surat Ad-Dhuha Ayat 8

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ

Arab-Latin: Wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā

Artinya: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

« Ad-Dhuha 7Ad-Dhuha 9 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Surat Ad-Dhuha Ayat 8

Paragraf di atas merupakan Surat Ad-Dhuha Ayat 8 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran menarik dari ayat ini. Ada beberapa penafsiran dari kalangan mufassirin mengenai kandungan surat Ad-Dhuha ayat 8, di antaranya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

6-8. Bukankah tuhanmu mendapatimu sebagai anak yatim yang bapakmu wafat saat kamu masih dalam Rahim ibumu lalu tuhanmu menjaga dan melindungimu? Tuhanmu mendapatimu tidak mengetahui apa itu al-qur’an dan apa itu iman, lalu dia mengajarimu apa yang kamu tidak ketahui dan membingbingmu kepada amal terbaik? Tuhanmu juga mendapatimu miskin, lalu Dia menggiring rizki NYa kepadamu,membuatmu merasa berkecukupan dengan qana’ah dan kesabaran?


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

8. Dan mendapatimu dalam keadaan fakir, lalu Dia mencukupimu.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

8. وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan)
Yakni Allah mendapatimu miskin namun memiliki tanggungan keluarga yang banyak, kemudian Allah menjadikanmu kaya dengan rezeki yang Dia berikan kepadamu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

6-8

1 ) . { وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ } Dan sungguh Allah telah memberikan kepada Nabi-Nya dua macam kecukupan : yang paling besar adalah kecukupan hati yang dengannya beliau mengurangi perhatiannya kepada dunia, yang kedua adalah kecukupan harta, yaitu ketika Khadijah merekomendasikan Muhammad untuk ikut bersamanya dalam perjalanan dagang.

2 ) . Perhatikanlah dengan baik keagungan al-Qur'an yang engkau baca ini, dan sesungguhnya tidak akan kehidupan dalam hati sesorang, dan tidak pula akan mendapatkan cahaya, dan juga tidak akan terpecahkan permasalahan dan kegelisahannya, serta tidak akan mendapatkan petunjuk kecuali dengan kitab ini, maka sesorang tanpa al-Qur'an adalah mayat, buta, jahil, dan sesat.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

8. Allah menemukanmu dalam keadaan fakir yang memiliki banyak keluarga maka Allah membuatmu kaya dengan anugerahNya berupa perniagaan dengan menggunakan harta benda Khadijah dan rampasan perang di kemenangan-kemenanganmu


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir} yang fakir {lalu Dia memberimu kecukupan


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

6-8. Selanjutnya Allah menganugerahkan kondisi-kondisi khusus yang Dia ketahui seraya berfirman, “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu,” yakni, Allah mendapatimu tidak beribu dan tidak berayah, bahkan ayah dan ibu beliau telah meninggal dunia sedangkan ia sendiri belum bisa mengurus dirinya sendiri, lalu Allah memberinya perlindungan, ia dirawat oleh kakeknya, Abu Thalib, hingga Allah menguatkan dengan pertolonganNya dan dengan kaum Mukminin.
“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.” Artinya, Allah mendapatimu dalam kondisi engkau tidak mengetahui apa itu al-Quran dan apa itu iman, lalu Dia mengajarkanmu apa yang tidak kau ketahui dan memberimu pertolongan untuk amal dan akhlak yang baik. “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan,” yakni fakir lalu Allah memberimu kecukupan berupa penaklukan berbagai negeri untukmu berupa pemungutan harta dan upeti. Rabb yang menghilangkan berbagai kekurangan darimu ini akan menghilangkan semua kekurangan darimu. Dan Rabb yang menyampaikanmu pada kecukupan, memberimu perlindungan, menolong serta memberimu petunjuk, maka balaslah nikmatNya dengan rasa syukur.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-11
Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Qais, dia berkata,”Aku mendengar Jundub berkata bahwa Nabi SAW mengalami sakit selama satu atau dua malam sehingga beliau tidak melakukan qiyamul lail. Maka datanglah kepadanya seorang wanita dan berkata,"Wahai Muhammad, menurutku setanmu itu tidak lain telah meninggalkanmu" Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Demi waktu matahari sepenggalah naik (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2) Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu (3))
Ini merupakan sumpah dari Allah SWT dengan menyebut waktu dhuha dan cahaya yang Dia ciptakan padanya (dan demi malam apabila telah sunyi (2)) yaitu jika tenang dan gelap gulita. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Ibnu Zaid, dan lainnya. Hal ini menunjukkan bukti yang jelas dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Pencipta. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) dan Allah SWT berfirman: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Tuhanmu tiada meninggalkan kamu) yaitu, Dia tidak meninggalkanmu (dan tiada (pula) benci kepadamu) yaitu Dia tidak murka kepadamu.
(dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan (4)) yaitu, Sungguh akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini. Oleh karena itu, Rasulullah SAW adalah orang yang paling zuhud terhadap dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya, sebagaimana yang telah diketahui dari perjalanan hidup beliau SAW ketika Nabi SAW disuruh memilih di akhir usia beliau antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia kemudian ke surga dan antara kembali ke sisi Allah SWT. Maka beliau SAW memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.
Firman Allah SWT: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) yaitu kelak di akhirat Allah memberinya hingga dia merasa puas tentang umatnya dan juga kemuliaan yang telah disediakan oleh Allah untuk dirinya berupa telaga Kautsar yang kedua tepinya berupa kubah-kubah dari mutiara yang berongga, sedangkan tanahnya bibit minyak kasturi.
Diriwayatkan dari Ali bin Abdullah bin Abbas, dari ayahnya, dia berkata bahwa ditampakkan kepada Rasulullah SAW apa yang bakal dibukakan untuk umatnya setelah tidak ada perbendaharaan demi perbendaharaan. Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) Allah SWT memberikan kepada beliau SAW di dalam surga satu juta gedung, dalam setiap gedung terdapat istri-istri dan para pelayan.
Kemudian Allah SWT menyebutkan bilangan nikmat-nikmat yang telah Dia karuniakan kepada hamba dan RasulNya, nabi Muhammad SAW: (Bukanlah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6)) Demikian itu karena ayah beliau wafat sejak beliau masih berada dalam kandungan ibunya.
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7)) sebagaimana firmanNya: (Dan demikianlah Kami wahyukan kepada wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjukkan dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami) (Surah Asy-Syura: 52).
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) yaitu sebelumnya kamu hidup dalam keadaan fakir dan memiliki banyak anak, lalu Allah memberimu kecukupan dari selainNya. Jadi Allah menghimpunkan bagi beliau antara kedudukan orang fakir yang sabar dan orang kaya yang bersyukur.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) dia berkata demikianlah kedudukan Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi rasul oleh Allah SWT.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang (9)) yaitu sebagaimana kamu dahulu seorang yang yatim, lalu Allah melindungimu, maka janganlah berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. yaitu janganlah menghina, membentak, dan merendahkannya, tetapi berbuat baiklah dia, dan kasihanilah dia.
Qatadah berkata yaitu jadilah terhadap anak yatim itu sebagai seorang ayah yang penyayang.
(Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya (10)) yaitu sebagaimana kamu dahulu dalam keadaan kebingungan, lalu Allah memberimu petunjuk, maka janganlah menghardik orang yang meminta ilmu yang benar.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah kenabian yang diberikan Tuhanmu kepadamu
(Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur) (11)) yaitu sebagaimana kamu dahulu orang memiliki banyak keluarga dan miskin, lalu Allah menjadikanmu berkecukupan, maka ceritakanlah nikmat Allah yang diberikan kepadamu. Ibnu Jarir berkata,”Diriwayatkan dari Abu Nadhrah, dia berkata bahwa dahulu orang-orang muslim memandang bahwa termasuk mensyukuri nikmat-mkmat Allah adalah dengan menceritakannya.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ وَوَجَدَكَ عَائِلًا } Dan dia (Tuhanmu) juga mendapatimu dalam keadaan msikin tidak memiliki apa-apa, { فَأَغْنَىٰ } kemudian Dia ﷻ menjadikanmu wahai Muhammad sebagai orang yang memiliki harta, harta yang Rasulullah dapatkan dari perjuangan beliau bersama sahabatnya dalam beberapa penaklukan, kemudian harta-harta itu beliau jadikan sebagai modal dalam menyebarkan dakwah islam, dan untuk keperluan dan kemaslahatan kaum muslimin, sebagaimana yang dikatakan bahwa harta adalah modal untuk kebrlangsungan hidup, dan Allah ﷻ telah melimpahkan kepada Nabi-Nya harta yang dengannya beliau dapat mendakwahkan risalah islam ini dengan mudah, dan dari harta itu beliau menginfakkannya dijalan Allah, Rasulullah ﷺ yang sebelumnya adalah orang yang tidak memiliki sesuatu apapun dari harta, maka Allah ﷻ pun menghadirkan kehadapannya sejumlah harta yang didapatkan dari penaklukan-penaklukan dan rampasan perang, dan harta itulah yang menjadikan beliau mudah dalam menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah ﷻ .


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى " Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan." Maknanya: Allah mendapatimu dalam keadaan fakir tidak mempunyai apa-apa فَأَغْنَى ,
Maknanya: Menjadikanmu berkecukupan, dan menyukupkan yang lainnya dengan perantaramu, Allah Ta'ala berfirman: وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا " Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, "(Al-Fath: 20) dan betapa banyak harta rampasan perang yang diperoleh kaum muslimin dari orang-orang kafir dibawah naungan pedang, harta-rampasan perang yang banyak melimpah disebabkan kehadiran Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, ketika mereka mengikuti petunjuknya, dan mengikuti sunnahnya, Allah menolong mereka dan mereka memperoleh harta rampasan perang dari bumi bagian timur dan barat. Andai saja umat islam kembali kepada pedoman yang dipegang oleh para salaf saleh (pendahulu mereka yang saleh) maka kemenangan, kekayaan, kemulian dan kekuatan akan kembali kepada mereka, tapi sayang, umat islam saat ini, setiap mereka melihat kepada perolehan untuk masing masing, tanpa memperhatikan apa-apa yang akan menolong aga islam atau kehinaan islam.

Tidak asing lagi bagi siapa saja yang memperhatikan kasus-kasus yang terjadi di akhir-akhir ini, itu semua hakikatnya merendahkan kaum muslimin, dan itu penyebab timbulnya keburukan yang besar yang diiringi dari apa yang telah terjadi. Terlebih penyebabnya dari orang-orang yahudi dan nasrani, mereka saling bekerja sama satu sama lain, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ " Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, "(Al-Maidah: 51) Maksudnya: Orang-orang yahudi dan nasrani bersepakat memusuhi kaum muslimin, semuanya tidak ingin islam, semuanya tidak ingin orang islam, tidak ingin kejayaan islam, tatapi Allah Ta'ala Akan menolong agama-Nya bagaimana pun juga kondisinya. Allah pasti akan menolong agama-Nya dan kitab-Nya, bagaimana pun kaum muslimin tertimpa yang tidak diharapkan, Allah Ta'ala berfirman: وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ " Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia "(Ali Imran: 140) dan akan datang ahri di mana kaum muslimin akan memerangi yahudi dan nasrani, orang yahudi akan bersembunyi di balik pohon, pohon tersebut akann mengatakan: wahai orang muslim, wahai hamba Allah ini ada yahudi di belakan saya, maka orang muslim akan mendatangi dan membunuhnya, itu semua bagi Allah tidaklah sukar.

Tetapi kaum muslimin membutuhkan komandi yang bijaksana terbebimbing dengan ilmu bersumber dari hukum-hukum syari'at sebelumnya segala sesuatu. Karena komando tanpa bimbingan cahaya syari'at islam, akan berakibat berbahaya, walau pun semakin tinggi hingga di puncaknya tertinggi, ia akan merosot turun ke jurang paling dalam, (hakikat) petunjuk adalah dari islam, dengan cahaya islam, bukan dengan nasionalisme, fanatik golongan dan negara, tidak dengan yang lainnya. Kejayaan hanya dengan islam saja.
Islam sendiri yang menjadi penanggung kejayaan umat islam, tapi membutuhkan komando yang bijaksana yang menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan perkara-perkara, tidak mungkin manusia membaik antara malam dan siangnya. Siapa saja yang menginginkan tanpa islam maka ia ingin merubah ketentuan Allah sedangkan Allah subhaanahu wa Ta'ala tidak akan merubah ketentuannya. Inilah Nabi Allah 'alaihissholaatu wassalaam menetap di mekkah selama 13 tahun, turun wahyu kepadanya, berdakwah kepada Allah dengan cara terbaik, walau pun demikian beliau keluar dari mekkah dengan ketakutan, bersembunyi, dakwa beliau tidak sempurna di mekkah, maka mengapa kita ingin merubah umat yang sudah melalui waktu berabad-abad dalam kondisi lali, tertidur antara waktu malam dan siang, ini adalah kebodohan tidak masuk akan, dan kesesatan dalam agama.

Umat islam membutuhkan penyembuhan yang santun juga tenang, dan dakwan dengan cara yang tebaik, setelah umat islam memahami agama Allah dan bijak dalam berdakwah, mereka membutuhkan pengetahuan terhadap realita dan pengalaman, dan mencermati perkara-perkaranya dengan sudut pandang yang jauh, karena hasil-hasilnya terkadang terlihat setelah satu bulan, atau dua bulan, setahun atau dua tahun, tetapi orang yang berakal akan sabar, memperhatikan sampai memahaminya. Dan urusan-urusannya pun membutuhkan tekad dan kesungguhan yang kuat disertai kesabaran, karena itu semua dibutuhkan, harus memiliki tekad kuat yang mendorong seorang insan, dan harus memiliki kesabaran yang meneguhkan seorang insan, jika tidak urusan-urusannya akan hilang seluruhnya atau sebagian besarnya Allahul Musta'aan.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ad-Dhuha ayat 8: Allah dapati engkau seorang faqir kemudian Allah menjadikanmu kaya ? Berkata Ibnu Utsaimin dalam pelajaran subuhnya di masjid Al Haram pada tanggal 28/3/1418 : Perkataan Allah أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًۭا فَـَٔاوَى, وَوَجَدَكَ ضَآلًّۭا فَهَدَىٰ, وَوَجَدَكَ عَآئِلًۭا فَأَغْنَىٰ, Allah tidak berkata : Allah yang melindungimu, menunjukimu, mengayakanmu, akan tetapi Allah berkata dengan lafadz umum. Sebab Allah yang memberi petunjuk kepadamu dan kepadanya, Allah yang melindungimu dan melindunginya, Allah yang mengayakanmu dan mengayakannya, Allah tidaklah mencegah dari seseorangpun (memberikan kepada siapa saja), karena lafadznya umum.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni membuatmu qana’ah (puas dan menerima apa adanya). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

« لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ » .

“Kaya itu bukanlah dengan banyaknya harta. Akan tetapi, kaya itu dengan kecukupan (kepuasan) jiwa.” (HR. Muslim)

Atau maksudnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mencukupkan Beliau dengan menaklukkan berbagai negeri untuk Beliau, dimana harta dan hasilnya diperuntukkan kepada Beliau. Oleh karena Dia (Allah) telah melimpahkan berbagai kenikmatan itu, maka hadapilah nikmat-Nya itu dengan disyukuri.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ad-Dhuha Ayat 8

Dan bukankah dia juga mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan kepadamu dengan mengelola dagangan khadijah dan dengan harta lainnya, seperti ganimah, serta membekalimu dengan sifat kanaah dan kesabaran atas pemberian-Nya'9. Dengan karunia Allah yang demikian agung itu, maka berbuat baiklah terhadap anak yatim dan janganlah engkau berlaku sewenang-wenang kepadanya, seperti mengambil hartanya, menghardiknya, dan menyakiti hatinya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beraneka penjabaran dari kalangan ahli tafsir mengenai makna dan arti surat Ad-Dhuha ayat 8 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Cukup Sering Dilihat

Tersedia berbagai materi yang cukup sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Ma’idah 3, Al-Kahfi 1-10, An-Nashr, Al-‘Ashr, An-Nisa 59, Al-Lahab. Serta Az-Zumar 53, Al-Qari’ah, Quraisy, An-Naziat, Yusuf, Bismillah.

  1. Al-Ma’idah 3
  2. Al-Kahfi 1-10
  3. An-Nashr
  4. Al-‘Ashr
  5. An-Nisa 59
  6. Al-Lahab
  7. Az-Zumar 53
  8. Al-Qari’ah
  9. Quraisy
  10. An-Naziat
  11. Yusuf
  12. Bismillah

Pencarian: qs al kahfi ayat 1-10, at talaq ayat 7, al hasyr 21, hadits tentang anak sholeh, alfatihah arab

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: