Surat Al-Hasyr Ayat 21

لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خَٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَمْثَٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Arab-Latin: Lau anzalnā hāżal-qur`āna 'alā jabalil lara`aitahụ khāsyi'am mutaṣaddi'am min khasy-yatillāh, wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nāsi la'allahum yatafakkarụn

Artinya: Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

« Al-Hasyr 20Al-Hasyr 22 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Berkaitan Surat Al-Hasyr Ayat 21

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hasyr Ayat 21 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasi pelbagai penafsiran dari kalangan mufassirin berkaitan makna surat Al-Hasyr ayat 21, di antaranya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

21. Seandainya Kami menurunkan al-Quran ini kepada sebuah gunung dari gunung-gunung yang ada, lalu ia mengerti ancaman dan janji di dalamnya, niscaya kamu melihat gunung itu dengan kekuatan dan kekerasannya tunduk, merendah dan terbelah karena takut kepada Allah. perumpamaaan itu Kami buat dan jelaskan kepada manusia agar mereka memikirkan Kuasa Allah dan keagunganNya.
Ayat ini mengandung dorongan untuk merenungkan al-Quran, memahami makna-maknanya, dan mengamalkannya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

21. Allah menyampaikan tentang kedudukan al-Qur’an dan keagungannya terhadap makhluk yang besar. Seandainya Allah menurunkannya kepada gunung yang besar, dan gunung itu memahami pelajaran dan peringatan yang ada di dalamnya, niscaya kamu akan melihat gunung yang keras itu akan tunduk dan hancur berkeping-keping karena ketakutannya kepada Allah. Demikianlah perumpamaan yang Kami jelaskan kepada para hamba, agar mereka memahami bentuk kekuatan dan keesaan Allah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

21. Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur`ān ini di atas gunung niscaya engkau akan melihat -wahai Rasul- gunung itu meski sangat keras menjadi tunduk dan hancur karena sangat ketakutan kepada Allah. Karena di dalam Al-Qur`ān itu terdapat nasihat-nasihat yang menakutkan dan ancaman yang keras. Permisalan ini Kami berikan kepada manusia agar mereka menggunakan akalnya, sehingga bisa mengambil pelajaran dari nasihat-nasihat dan pelajaran-pelajaran yang ada di dalam ayat-ayat Al-Qur`ān.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

21. لَوْ أَنزَلْنَا هٰذَا الْقُرْءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللهِ ۚ (Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah)
Yakni keagungan, kefasihan, dan kandungan al-Qur’an yang penuh pelajaran yang dapat melembutkan hati, dan jika ia diturunkan kepada salah satu gunung yang kamu lihat meski gunung itu sangat kuat dan keras niscaya akan hancur karena ketakutannya kepada Allah dan siksaa-Nya, dan karena kekhawatirannya tidak dapat menjalankan pengagungan firman Allah yang diwajibkan kepadanya.

وَتِلْكَ الْأَمْثٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ(Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir)
Yakni dalam hal yang harus mereka fikirkan agar dapat mengambil pelajaran dan menjauhi larangan yang dikandungnya.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1). Ad-Dahhak berkata tentang ayat ini: Jika Al-Qur'an ini diturunkan ke atas gunung dan aku perintahkan kepadanya dengan apa yang aku perintahkan kepadamu dan aku menakut-nakutinya dengan apa yang aku menakut-nakuti kepadamu, maka dia akan tunduk dan hancur karena ketakutannya kepada Allah ta'ala, maka kalian lebih berhak takut dan merasa hina serta melunakkan hati kalian dengan mengingat Allah.

2). Inilah keadaan gunung-gunung batu yang kokoh, dan inilah keadaan lemah lembut, takut, dan rasa terbebaninya oleh keagungan Tuhannya, saya terkejut bahwa sepotong daging lebih keras dari pada gunung-gunung ini, ia mendengar ayat-ayat Allah ﷻ dibacakan di atasnya dan dia mengingat sang Rabb ﷻ, ia tidak menjadi lembut, tidak menyerah, dan tidak takut, padahal ia tidak bertentangan dengan perintah Allah dan tidak bertentangan dengan hikmah-Nya, Dia akan menciptakan api untuknya yang akan melelehkannya jika dia tidak menuruti firman-Nya; Maka barangsiapa yang berada di dunia ini tidak melunakkan hatinya untuk Allah, tidak kembali kepada-Nya, dan tidak menyembelih karena kecintaan kepada-Nya; biarlah dia bersenang-senang sedikit, karena sesuatu yang akan melunakkan dirinya yang paling hebat ada di hadapannya.

3). Maksud penyebutan gunung dan ketundukannya di sini adalah untuk menyadarkan seseorang akan kerasnya hatinya, dan sedikitnya ketundukan hatinya ketika membaca Al-Qur’an, dan berpalingnya ia dari mentadabburi peringatan-peringatannya.

4). { وَتِلْكَ ٱلْأَمْثَٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ } "Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir" yaitu agar mereka berpikir. Dan mengambil manfaat mendasar dari ayat ini, yaitu: bahwa setiap perumpamaan dalam Al-Qur’an merupakan bukti analogi. Karena yang dimaksud dengan perumpamaan adalah: bergeraknya pikiran dari satu sisi ke sisi lainnya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

21. Sekiranya Kami turunkan Alquran di atas gunung, dan gunung itu Kami jadikan memahami kandungannya juga nasehat dan keagungan Alquran. Maka engkau akan melihat gunung itu tunduk dan hancur sebab takut kepada Allah. Juga sebagai wujud pengagungan dan ketakutan kepada hukuman Allah. Permisalan di dalam Alquran tersebut dimaksudkan kepada manusia agar mereka senantiasa berfikir (koreksi diri), mengambil pelajaran dan bertaubat. Maksudnya adalah bahwa permisalan ini menunjukkan tentang kerasnya hati manusia, mereka meningalkan kekhusuan dalam mendengar dan menyimak ayat Alquran


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Seandainya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, sungguh kamu akan melihatnya tunduk} tunduk {terpecah belah} terpecah {karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat} Kami menjelaskannya {untuk manusia agar mereka berpikir


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

21. Ketika Allah memberi penjelasan pada para hanbaNya dan memberikan perintah serta larangan dalam kitabNya, maka ini mengharuskan mereka untuk segera menunaikan seruan dan doronganNya, meski seandainya hati mereka keras sekeras gunung yang kokoh. Karena al-Quran ini andai diturunkan di atas “sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” Maksudnya, karena kesempurnaan pengaruhnya di hati, karena nasihat-nasihat al-quran adalah nasihat paling agung secara mutlak. Berbagai perintah dan larangan al-Quran berisikan hikmah dan maslahat yang selalu bersamaan. Perintah dan larangannya amat mudah bagi jiwa dan raga. Jauh dari segala sesuatu yang memberatkan. Tidak ada kontradiksi dan pertentangan, tidak ada sesuatu yang sulit dan menyimpang di dalam alQuran. Sesuai dengan segala waktu dan tempat serta cocok untuk setiap orang. Selanjutnya Allah memberitahukan bahwa Dia membuat perumpamaan untuk manusia dan menjelaskan halal dan haram dalam kitabNya untuk para hambaNya, agar mereka mau memikirkan dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Karena dengan memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah, seorang hamba akan mampu membuka berbagai perbendaharaan ilmu. Allah juga menjelaskan jalan kebaikan dan keburukan bagi para hambaNya, mendorong untuk berakhlak dan bersifat yang baik, dan melarang manusia dari berbagai akhlak buruk. Maka tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba daripada memikirkan dan merenungkan alQuran serta makna-maknanya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 21-24
Allah SWT berfirman seraya menyebutkan keagungan Al-Qur'an dan menjelaskan tingginya kedudukannya, dan bahwa hendaknya jika hati menjadi lunak, khusyuk dan taat saat mendengarnya, karena apa yang ada di dalamnya terdapat janji yang benar dan ancaman yang pasti (Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah) yaitu apabila gunung yang keras dapat memahami Al-Qur'an ini dan merenungkan apa yang terkandung di dalamnya, sungguh ia tunduk dan terpecah belah karena takut kepada Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kalian, wahai manusia, jika hati kalian tidak lunak dan tunduk serta bergetar karena takut kepada Allah SWT. Padahal kalian telah memahami perkaranya dari Allah dan merenungi kitabNya? Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir)
Disebutkan dalam hadits mutawatir bahwa ketika dibuatkan untuk Rasulullah sebuah mimbar, dan sebelumnya jika Nabi SAW berkhutbah selalu berdiri di sebelah salah satu dari batang pohon kurma yang menjadi tiang masjid. Maka setelah itu batang kurma itu menangis dan merintih sebagaimana anak-anak merintih karena rindu kepada dzikir dan wahyu yang biasa ia dengar di sisinya, maka Nabi SAW mendiamkannya. Dalam sebagian riwayat hadits ini, disebutkan bahwa Hasan Al-Bashri berkata, "Kalian seharusnya lebih merindukan Rasulullah SAW ketimbang batang kurma itu" Demikianlah bunyi ayat yang mulia ini, bahwa apabila gunung-gunung yang merupakan benda mati, seandainya ia mendengar dan memahami kalam Allah, maka ia aka tunduk dan terpecah belah karena takut kepada Allah. Maka bagaimana dengan kalian, padahal kalian telah mendengar dan memahaminya? Allah SWT telah berfirman: (Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat diguncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara) (Surah Ar-Ra'd: 31). Telah disebutkan pembahasan itu bahwa maknannya adalah tentu itulah Al-Qur'an. Allah SWT juga berfirman: (Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai darinya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah) (Surah Al-Baqarah: 74)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (22)) Allah SWT memberitahukan bahwa Dia adalah Tuhan yang tidak ada Tuhan selain Dia, maka tidak ada Rabb dan Tuhan bagi semua alam selain Dia. Semua yang disembah selain Dia adalah bathil. Dan bahwa Dia Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yaitu Dia mengetahui semua makhluk yang dapat disaksikan dan semua makhluk yang ghaib. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dariNya di bumi dan tidak pula di langit, baik yang agung dan yang hina, yang kecil dan yang besar, hingga semut-semut kecil di dalam kegelapan.
Firman Allah SWT: (Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) Telah dijelaskan dalam permulaan tafsir pembahasan tentangnya yang tidak perlu diulangi lagi. Jadi makna yang dimaksud adalah Allah adalah Tuhan Yang mempunyai rahmat yang luas dan mencakup semua makhluk, Dia adalah Dzat Maha Pengasih di dunia dan akhirat, dan Maha Penyayang pada keduanya. Allah SWT berfirman: (dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu) (Surah Al-A'raf: 156) dan (Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang) (Surah Al-An'am 54) serta (Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan” (58)) (Surah Yunus)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Maha Merajai) yaitu Raja bagi segala sesuatu yang mengaturnya tanpa ada yang mencegahNya dan menghalangiNya.
Firman Allah SWT: (Yang Maha Suci)
Mujahid dan Qatadah berkata bahwa maknannya adalah Dzat yang Memberkati.
Firman Allah SWT: (Yang Mengaruniakan keamanan)
Qatadah berkata, bahwa maknannya adalah merasa aman dengan adanya firmanNya bahwa Dia Maha Hak
Ibnu Zaid berkata bahwa hamba-hambaNya yang beriman membenarkan keimanan mereka kepadaNya.
Firman Allah SWT: (Yang Maha Memelihara)
Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa maknanya adalaj Dia Maha Menyaksikan semua makhlukNya tentang amal perbuatan mereka. yaitu, bahwa Dia Maha Mengawasi mereka. sebagaimana firmanNya: (Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu) (Surah Al Buruj: 9) dan (padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan) (Surah Yunus: 46) serta (Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya? (Surah Ar-Ra'd: 33).
Firman Allah SWT: (Yang Maha Perkasa) yaitu yang Maha Perkasa atas segala sesuatu dan mengalahkannya. Maka tidak ada sesuatupun yang dapat mencapaiNya karena keperkasaan, keagungan, kekuasaan, dan kebesaranNya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan) yaitu Dzat yang tidak pantas bersifat kuasa selain Dia dan tidak pantas bersifat agung selain Dia karena keagunganNya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih,”Kebesaran adalah kainKu dan Keagungan adalah selendangKu; maka barang siapa yang menyaingiKu pada salah satu dari keduanya, maka Aku azab dia”
Qatadah berkata tentang makna firmanNya (Al-Jabbar) yaitu Tuhan yang menundukkan makhlukNya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki.
Ibnu Jarir berkata bahwa (Al-jabbar) adalah Tuhan yang memperbaiki urusan-urusan makhlukNya, yang mengatur mereka sesuai dengan apa yang baik bagi mereka. Qatadah berkata tentang firmanNya (Al-mutakabbir) yaitu Dzat Maha Agung dari semua keburukan. Kemudian Allah SWT berfirman: (Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan) Firman Allah SWT: (Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa) Menciptakan yaitu menakdirkan, dan mengadakan adalah mewujudkan apa yang telah direncanakan dan ditetapkan ke alam. Tidak ada seorang pun yang merencanakan sesuatu dapat melaksanakan dan mewujudkannya selain hanya Allah SWT. Seorang penyair memuji orang lain:
“Sesungguhnya engkau adalah orang yang mampu mewujudkan apa yang engkau rencanakan, padahal sebagian kaum mampu membuat rencana, tetapi tidak dapat mewujudkannya”
Yaitu hanya Engkaulah yang mampu mewujudkan apa yang telah Engkau rencanakan. berbeda dengan selainMu yang tidak akan mampu mewujudkan apa yang dia kehendaki. Hanya Engkaulah Yang Menciptakan, Merencanakan, Membuat, dan Mengadakan. Termasuk di daialmnya jika dikatakan penjagal hewan telah memotong hewan, lalu menyelesaikannya, yakni memotong-motong sembelihannya sesuai dengan apa yang dia inginkan”.
Firman Allah SWT: (Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa) yaitu yang apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia berfirman kepadanya, "Jadilah" maka jadilah ia sesuai dengan gambaran yang Dia kehendaki dan rupa yang Dia pilih. Sebagaiamana firmanNya SWT: (dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu (8)) (Surah Al-Infithar) Oleh karena itu Allah berfirman: (Yang Membentuk rupa) yaitu Dzat yang melaksanakan apa yang ingin Dia wujudkan sesuai dengan gambaran yang Dia kehendaki.
Firman Allah SWT: (Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik) Pembahasan tentang itu telah disebutkan dalam surah Al-A'raf
Firman Allah SWT: (Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi) sebagaimana firmanNya: (Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (44)) (Surah Al-Isra’) dan firman Allah SWT: (Dan Dialah Yang Maha Perkasa) yaitu DzatNya tidak dapat dikalahkan (lagi Maha Bijaksana) dalam syariat dan takdirNya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Hasyr ayat 21: Allah menyebutkan bahwa Al Qur’an ini adalah wadah yang berisi peringatan dan larangan, maka seandainya diturunkan kepada gunung, akan terpecah belah dan hancur karena sebab takut kepada Allah. Dan ketahuilah wahai manusia, permisalan ini dimisalkan kepada kalian agar kalian saling mengambil pelajaran untuk sampai kepada ridha Allah dan terlepas dari siksa neraka. Ini adalah himbauan akan kebesaran Al Qur’an dan besarnya dampaknya serta peringatan bagi orang-orang yang bermaksiat yaitu orang-orang kafir dan selain mereka, yang telingan mereka pura-pura tuli akan Al Qur’an.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang telah Dia terangkan, demikian pula Dia telah menyebutkan perintah dan larangan, dimana hal ini mengharuskan mereka untuk bersegera kepada apa yang diserukan itu dan meskipun hati mereka dalam hal kerasnya seperti gunung, namun Al Qur’an ini karena dalam nasihatnya dan perintah-perintah dan larangan-larangannya mengandung hikmah dan maslahat, maka sekiranya diturunkan ke atas suatu gunung, tentu engkau akan melihat gunung tersebut tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

Perintah-perintah itu perintah yang paling mudah bagi hati dan paling ringan bagi badan serta bersih dari taklif (pembebanan) yang berat dan menindas, dan perintah-perintah itu cocok di setiap waktu, tempat dan umat.

Di penghujung ayat Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia membuat perumpamaan itu dan menerangkan yang halal dan yang haram kepada hamba-hamba-Nya adalah agar mereka memikirkan ayat-ayatnya dan mentadabburinya, karena dengan memikirkan dan mentadabburinya akan terbuka berbagai macam ilmu, menerangkan kepada seseorang jalan kebaikan dan keburukan, mendorongnya berakhlak mulia dan mencegahnya dari akhlak yang buruk, sehingga tidak ada yang paling memberikan manfaat bagi seorang hamba daripada memikirkan Al Qur’an dan mentadabburi maknanya.

Dan ia dijadikan mampu membedakan seperti halnya manusia, sebagaimana disebutkan dalam tafsir Al Jalaalain.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hasyr Ayat 21

Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan bagi manusia yang menggunakan nalar dan mengikuti hati nurani. Sekiranya kami turun-kan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung yang diberi akal, pikiran, dan perasaan seperti manusia; pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah, karena gunung-gunung itu akan menggunakan nalar, rasa, dan nuraninya dalam memahami Al-Qur'an dan mengamalkannya. Dan perumpamaan-perumpamaan itu, yakni manusia yang kecil dan lemah dibandingkan dengan gunung yang begitu besar, tinggi dan keras; kami buat untuk manusia agar mereka berpikir bahwa gunung bisa menggunakan nalar, rasa dan nurani untuk memahami dan menerapkan Al-Qur'an hingga tunduk dan pecah karena takut kepada Allah. Mengapa manusia yang benar-benar memiliki nalar, rasa dan nurani tidak menggunakannya secara optimal dalam memahami dan menerapkan Al-Qur'an dalam kehidupan ini'22. Al-qur'an adalah wahyu Allah petunjuk bagi manusia. Pada ayat ini dan seterusnya hingga akhir surah, Allah menjelaskan al-asma' al-husna, nama-nama Allah yang indah. Apabila al-asma' al-'usna dipahami dan diresapkan secara mendalam ke dalam sanubari akan menguatkan keyakinan kepada-Nya. Dialah Allah tidak ada tuhan selain dia. Dia memperkenalkan nama-nama-Nya. Bila zat-Nya dipikirkan akan membingungkan, karena pikiran manusia tidak sanggup menjangkaunya; bila nama-Nya disebut akan menggetarkan hati yang beriman; bila sifat-Nya diuraikan akan mempesona; dan bila perbuatan-Nya diamati dengan cermat akan mengagumkan setiap manusia; karena itu tidak ada tuhan layak diibadati selain dia. Yang mengetahui yang gaib, karena pengetahuan-Nya tak terbatas; dan yang mengetahui yang nyata, karena pengetahuan-Nya meliputi zarrah. Dialah yang maha pengasih, yang kasih sayang-Nya tak mengenal batas; maha penyayang, yang rahmat-Nya kepada orang yang beriman sejak di dunia hingga di surga.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penjelasan dari beragam ahli tafsir terkait makna dan arti surat Al-Hasyr ayat 21 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Sering Dikunjungi

Nikmati ratusan materi yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: An-Nur 26, Al-Baqarah 168, Al-Baqarah 152, Al-Anfal, Ali ‘Imran 110, An-Nisa 29. Termasuk Al-Ahzab 56, An-Nisa 146, Al-Jumu’ah 10, Thaha, Al-Insyirah 6, Al-Jatsiyah.

  1. An-Nur 26
  2. Al-Baqarah 168
  3. Al-Baqarah 152
  4. Al-Anfal
  5. Ali ‘Imran 110
  6. An-Nisa 29
  7. Al-Ahzab 56
  8. An-Nisa 146
  9. Al-Jumu’ah 10
  10. Thaha
  11. Al-Insyirah 6
  12. Al-Jatsiyah

Pencarian: an naba ada berapa ayat, alquran ar rahman, surat al kalam, tulisan arab hamdalah, al waqiah adalah

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.