Surat Ali ‘Imran Ayat 148

فَـَٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ ٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Arab-Latin: Fa ātāhumullāhu ṡawābad-dun-yā wa ḥusna ṡawābil-ākhirah, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn

Artinya: Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

« Ali 'Imran 147Ali 'Imran 149 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Ali ‘Imran Ayat 148

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 148 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penafsiran dari berbagai pakar tafsir berkaitan makna surat Ali ‘Imran ayat 148, di antaranya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Maka Allah memberikan kepada orang-orang yang sabar itu balasan mereka di dunia dalam bentuk kemenangan atas musuh-musuh mereka dan dengan kekuasaan penuh bagi mereka di muka bumi dan dengan balasan yang baik lagi agung di akhirat,yaitu surga-surga yang penuh kenikmatan. Dan Allah menyukai tiap-tiap orang yang memperbagus ibadahnya kepada Tuhannya dan muamalahnya kepada sesama makhlukNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

148. Maka Allah mengabulkan doa mereka dan memuliakan mereka dengan kemenangan dan kejayaan di dunia dan meraih surga di akhirat. Allah mencintai orang yang baik dalam beramal dan berucap.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

148. Maka Allah memberi mereka ganjaran dunia dengan memberikan kemenangan dan kejayaan. Dan juga memberi mereka ganjaran yang baik di akhirat dengan meridai mereka dan melimpahkan kenikmatan yang tiada tara di dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik dalam ibadah dan muamalah mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

148. فَـَٔاتَىٰهُمُ اللهُ (Karena itu Allah memberikan kepada mereka)
Yakni karena doa mereka.

ثَوَابَ الدُّنْيَا (pahala di dunia)
Berupa kemenangan, harta rampasan, kemuliaan, dan lainnya.

وَحُسْنَ ثَوَابِ الْاٰخِرَةِ ۗ( dan pahala yang baik di akhirat)
Yakni berupa kenikmatan di surga.

وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ(Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan)
Yakni kebaikan dalam urusan perang dan lainnya, sehingga Allah membaikkan pahala mereka di dunia dan di akhirat.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

148 Karena kesungguhan dan kesabaran mereka Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia berupa pertolongan dan ghanimah. Dan pahala yang baik di akhirat yaitu surga dan berbagai kenikmatannya. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan dengan ikhlas hanya karena Allah.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Lalu Allah menganugerahi mereka} memberi mereka {pahala dunia dan pahala yang baik di akhirat} pahala akhirat yang baik yaitu surge {Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

148. “Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, ” berupa pembelaan dan kemenangan serta harta rampasan perang, “dan pahala yang baik di akhirat”, yaitu kemenangan dengan mendapatkan keridhaan Rabb mereka dan kenikmatan yang abadi yang terlepas dari segala rintangan. Tidaklah mereka memperoleh itu semua melainkan karena mereka telah berbuat amalan yang baik untukNya hingga Dia memberikan balasan untuk mereka dengan balasan yang terbaik. Karena itu Allah berfirman, “Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” dalam beribadah kepada Sang Pencipta dan bermuamalah dengan makhluk. Dan termasuk berbuat baik itu adalah dia melakukan sesuatu dalam memerangi musuh sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman tersebut. Kemudian Allah berfirman,


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 144-148
Ketika kekalahan menimpa umat muslim pada hari perang Uhud dan di antara mereka tewas, setan berseru: “Sesungguhnya Muhammad telah tewas.” Kemudian Ibnu Qumai'ah kembali kepada orang-orang musyrik dan berkata kepada mereka,”Aku telah membunuh Muhammad” Dia mengklaim bahwa dia memukul Rasulullah SAW dan meretakkan kepala beliau dan menyebarkannya hal itu kepada banyak orang, sehingga mereka yakin bahwa Rasulullah SAW telah tewas, bahkan mereka menerima kabar itu, sebagaimana telah diceritakan oleh Allah tentang banyak nabi sebelumnya, sehingga terjadi keraguan, kelemahan, dan keterlambatan dalam berperang. Pada saat itu, Allah SWT menurunkan kepada RasulNya ayat ini: (Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul) yaitu dia adalah seorang rasul yang telah mengikuti jejak para rasul sebelumnya dalam menyampaikan risalah dan ketika menghadapi bahaya pembunuhan) yaitu kalian kembali kepada kemunduran (Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur) yaitu orang-orang yang mematuhiNya, berperang demi agamaNya, dan mengikuti RasulNya baik hidup maupun mati.
Diriwayatkan dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah, bahwa Aisyah memberitahunya, bahwa Abu Bakar datang dengan menaiki kuda dari rumahnya di As-Sunuh hingga يia turun, lalu masuk ke masjid dan tidak berbicara dengan orang-orang, hingga menemui Aisyah lalu dia mengusap Rasulullah SAW yang telah ditutup dengan kain bermotif, kemudian dia membuka tutup wajahnya, memeluknya, menciumnya dan dia menangis. Abu Bakar berkata; "Demi Bapakku, dan ibuku, demi Allah! Allah tidak akan mengumpulkan atas dirimu dua kematian selamanya, adapun kematian yang telah Allah tuliskan atas dirimu, sungguh engkau telah menjalaninya." Az Zuhri berkata; Dan telah menceritakan kepadaku Abu Salamah dari Abdullah bin Abbas bahwa Abu Bakar datang ketika Umar sedang berbicara di hadapan orang banyak. Lalu Abu Bakar berkata; Duduklah wahai Umar, namun Umar tidak mau duduk. Lalu orang-orang pun mengalihkan pandanganya kepada Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Lalu Abu Bakar berkata; Barangsiapa di antara kalian yang menyembah nabi Muhammad SAW, maka sungguh nabi Muhammad telah wafat. Dan barangsiapa di antara kalian yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah maha hidup dan tidak akan mati. Allah SWT berfirman, (Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul) sampai firmanNya, (orang-orang yang bersyukur) Dia berkata, “Maka demi Allah, seakan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membaacakannya kepada mereka, lalu semua orang membacanya. Setiap orang yang mendengarnya membaca ayat tersebut dan Sa’id bin Al-Musayyib memberitahuku bahwa Umar berkata,” Demi Allah, aku baru tahu setelah mendengar dari Abu Bakar, hingga aku pun bergetar dan kedua kaki tidak tahan berdiri, aku pun terjatuh ke bumi ketika mendengar bacaannya. Firman Allah, (Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya) yaitu tidak ada satu orang pun yang mati kecuali dengan ketentuan Allah, hingga dia wafat pada waktu yang telah ditetapkan oleh Allah baginya. Oleh karena itu Allah berfirman, ((sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya) sebagaimana firmanNya, (Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh)) (Surah Fathir: 11) dan firman Allah, (Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya) (Surah Al-An'am: 2) Ayat ini untuk memberi semangat kepada orang-orang yang enggan berperang, bahwa maju dan menahan diri dari perang tidak akan mengurangi dan menambahi umur seseorang.
Firman Allah (Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu) yaitu barang siapa yang hanya beramal untuk kehidupan dunia, maka dia akan mendapatkan balasan sesuai yang ditakdirkan Allah untuknya di dunia, dan tidak akan ada bagian baginya di akhirat. Adapun siapa saja yang berusaha untuk kehidupan akhirat, maka Allah akan memberikan kepadanya hal itu beserta apa yang telah diatur oleh Allah untuknya di dunia, sebagaimana Allah berfirman: (Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat (20)) (Surah Asy-Syura) dan (Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir (18) Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik (19)) (Surah Al-Isra) Oleh karena itu Allah berfirman di sini, (Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur) yaitu Kami akan memberi mereka karunia dan rahmat Kami di dunia dan akhirat sesuai dengan rasa syukur dan amal mereka.
Kemudian Allah SWT berfirman sembari menghibur orang-orang mukmin tentang apa yang terjadi dalam hati mereka pada hari perang Uhud, (Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa) Dikatakan bahwa berapa banyak nabi yang terbunuh, dan banyak dari para sahabat mereka yang terbunuh. Pendapat ini adalah yang dipilih Ibnu Jarir, dia berkata,"Adapun orang-orang yang membaca, (yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya)) mereka berkata bahwa yang dimaksud dengan “Al-Qatlu” adalah Nabi, dan sebagian dari para sahabatnya, bukan semuanya. Hal ini untuk menghilangkan kerapuhan dan kelemahan dari orang-orang yang di antara para sahabat yang tidak terbunuh", Dia berkata, "Orang-orang yang membaca, “Qaatala”, dia memilih bacaan itu, karena dia mengatakan bahwa jika semua para sahabat yang terbunuh, maka tidak mungkin Allah berfirman (Mereka tidak menjadi lemah) dapat diketahui, karena bahwa bukan hal mustahil jika mereka digambarkan bahwa mereka tidak menjadi rapuh dan lemah setelah mereka dikalahkan. Kemudian para ulama’ qira’ah membaca (Qaatala ma’ahu ribbiyyuuna katsiirun) karena Allah dengan ayat ini dan ayat sebelumnya menegur orang yang mengalami kekalahan pada perang Uhud, meninggalkan peperangan ketika mereka mendengar orang yang berteriak bahwa nabi Muhammad telah terbunuh. Allah menegur mereka karena melarikan diri dan meninggalkan peperangan. Lalu berfirman kepada mereka (Jika dia wafat atau dibunuh) wahai orang-orang mukmin, kalian melarikan diri dari agama kalian (kamu berbalik ke belakang (murtad)?) Dikatakan "Berapa banyak dari nabi yang memiliki banyak sahabat yang mengikutinya terbunuh. Pendapat Ibnu Ishaq dalam sirahnya bahwa itu menghendaki kalam lainnya. Dia berkata,”Berapa banyak nabi yang terbunuh sedangkan bersamanya pengikut, yaitu jamaah, lalu mereka tidak rapuh setelah ketiadaan nabi mereka, tidak merasa lemah terhadap musuh mereka, dan tidak melarikan diri dari Allah dan agama mereka akibat apa yang menimpa mereka, dan itu merupakan kesabaran (Allah menyukai orang-orang yang sabar). Dia menjadikan firmanNya (ma’ahu ribbiyyuuna katsiirun) sebagai haal. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa (Ribbiyyuuna katsiirun) maknanya adalah ribuan pasukan. Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, ‘Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, As-Suddi, Ar-Rabi’, ‘Atha’ Al-Khurasani berkata “Ar-ribbiyyun” adalah kumpulan yang banyak.
Diriwayatkan dari Hasan, (Ribbiyyuuna katsiirun) yaitu ulama yang banyak.
Ibnu Zaid berkata, “Ar-ribbiyyun” adalah pengikut-pengikut dan umat-umat, sedangkan "Ar-Rabbaniyun" adalah para penguasa.
(Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah) Qatadah dan Ar-Rabi' bin Anas berkata, (dan tidak lesu) karena tewasnya nabi mereka (dan tidak (pula) menyerah) Dia berkata, “Mereka tidak menarik dukungan mereka dan agama mereka agar tetap berjuang untuk apa yang telah diperjuangkan nabi Allah sampai mereka bertemu Allah.
As-Suddi dan Ibnu Zaid berkata, "Dan mereka tidak merendahkan diri kepada musuh-musuh mereka"
Muhammad bin Ishaq, As-Suddi, dan Qatadah berkata, "yaitu apa yang menimpa mereka ketika nabi mereka terbunuh"
(Allah menyukai orang-orang yang sabar (146) Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" (147)) yaitu mereka tidak meminta hal lain selain itu. (Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia) yaitu pertolongan, kemenangan dan keberhasilan (dan pahala yang baik di akhirat) yaitu mencakup semua yang disebutkan sebelumnya dengan ini (Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan).


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 148: Maka Allah beri kepada mereka ganjaran dunia dan ganjaran akhirat yang baik; dan Allah itu kasih kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Pahala dunia dapat berupa kemenangan, memperoleh harta rampasan, pujian-pujian dan lain-lain.

Berupa mendapatkan surga dan keridhaan Allah.

Baik dalam beribadah kepada Allah maupun dalam bermu'amalah kepada sesama manusia. Termasuk ihsan pula adalah melakukan hal yang serupa dengan generasi sebelum mereka dalam berjihad melawan musuh.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 148

Maka Allah mengabulkan doa mereka dan memberi mereka pahala di dunia berupa kemenangan, memperoleh harta rampasan perang, nama baik dan kehormatan, dan pahala yang baik di akhirat, yaitu surga dan keridaan Allah. Dan Allah mencintai, memberi anugrah kepada orang-orang yang berbuat kebaikansetelah dijelaskan bahwa orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan anugerah di dunia maupun akhirat, ayat ini mengingatkan bahwa mengikuti orang-orang kafir akan mengakibatkan kerugian bahkan kegagalan. Wahai orang-orang yang beriman! jika kamu menaati dan tunduk pada saran orang-orang yang kafir yang bertentangan dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya, niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang, yaitu murtad. Jika hal itu kamu lakukan maka kamu akan kembali menjadi orang yang rugi di dunia dan akhirat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penjelasan dari para ahli tafsir mengenai isi dan arti surat Ali ‘Imran ayat 148 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita semua. Bantu syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Sering Dicari

Baca banyak materi yang sering dicari, seperti surat/ayat: An-Nisa, Al-Humazah, Al-Fatihah 4, Al-Ma’idah 48, Al-A’raf 54, An-Nahl 114. Ada pula Al-Anbiya 30, At-Tin 4, At-Taubah, Ali ‘Imran 190, Al-Muthaffifin, Al-Fatihah 5.

  1. An-Nisa
  2. Al-Humazah
  3. Al-Fatihah 4
  4. Al-Ma’idah 48
  5. Al-A’raf 54
  6. An-Nahl 114
  7. Al-Anbiya 30
  8. At-Tin 4
  9. At-Taubah
  10. Ali ‘Imran 190
  11. Al-Muthaffifin
  12. Al-Fatihah 5

Pencarian: albaqarah ayat 62, al baqarah ayat 119, an nisa 21, كل نفس ذائقة الموت artinya, surat anisa ayat 11

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.