Surat Asy-Syams Ayat 5
ูููฑูุณููู ูุงูุกู ููู ูุง ุจูููููฐููุง
Arab-Latin: Was-samฤ`i wa mฤ banฤhฤ
Artinya: Dan langit serta pembinaannya,
ยซ Asy-Syams 4 โต Asy-Syams 6 ยป
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Berkaitan Surat Asy-Syams Ayat 5
Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syams Ayat 5 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir mendalam dari ayat ini. Diketemukan berbagai penafsiran dari kalangan ulama tafsir mengenai kandungan surat Asy-Syams ayat 5, sebagiannya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-10. Allah bersumpah dengan matahari dan waktu siangnya, dan waktu terbitnya (waktu dhuha). Allah bersumpah Juga dengan rembulan yang mengikutinya dalam terbit dan terbenam, Allah bersumpah Juga dengan siang yang melenyapkan dan mengangkat kegelapan, Allah bersumpah Juga dengan malam saat ia menutupi bumi sehingga ia pun gelap, Allah bersumpah Juga dengan langit dan bangunannya yang kokoh. Allah bersumpah Juga dengan bumi dan hamparannya, Allah bersumpah Juga dengan setiap jiwa yang Allah ciptakan dengan sempurna untuk menunaikan tugasnya, Lalu Allah menjelaskan untuknya jalan keburukan dan jalan kebaikan, Sungguh beruntung siapa yang menyucikannya dan menumbuhkan nya dengan kebaikan, Dan sungguh merugi siapa yang menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
5. Dan bersumpah dengan langit dan bersumpah dengan pembangunannya yang teliti.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
5-6. Dan demi langit dan Dzat yang membangunnya yaitu Allah SWT, itu adalah bukti keberadaanNya, dan demi bumi dan Dzat yang membentangkannya dan membuatnya layak untuk ditempati
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โAwaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{demi langit serta pembuatannya} Aku bersumpah demi langit dan juga demi pembuatannya yang kokoh
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-6. Allah bersumpah dengan ayat-ayat agung ini atas jiwa yang beruntung dan jiwa-jiwa lain yang keji seraya berfirman, โDemi matahari dan cahayanya di pagi hari,โ yakni, cahayanya dan manfaat yang bersumber darinya. โDan demi bulan apabila mengiringinya,โ yakni mengiringinya dalam peredaran dan cahaya. โDan demi siang apabila menampakannya,โ yaitu menampakkan segala sesuatu yang ada di atas muka bumi dan membuatnya jelas. โDan demi malam apabila menutupinya,โ yaitu menutupi permukaan bumi sehingga menjadi gelap. Silih bergantinya gelap dan terang, matahari dan rembulan di alam ini dengan keteraturan, kesempurnaan, dan memberi berbagai manfaat untuk manusia, merupakan bukti terbesar bahwa Allah Maha Mengetahui lagi Mahakuasa atas segala sesuatu. Maka hanya Dia-lah yang berhak disembah dan semua sembahan selainNya adalah batil. โDan demi langit serta pembinaannya,โ kemungkinan โMaaโ dalam ayat ini adalah kata sambung sehingga sumpah berlaku untuk langit dan bangunannya yang amat sempuna indah. Hal ini sama seperti Firman Allah, โDan demi bumi serta penghamparannya,โ yakni Allah membentangkan dan memperluasnya sehingga memungkinkan seluruh makhluk untuk memanfaatkan bumi dengan berbagai seginya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-10
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1)) yaitu sinarnya.
Qatadah berkata tentang firmanNya, ("Waduhaha") yaitu seluruh siang hari.
Ibnu Jarir berkata bahwa yang benar adalah jika dikatakan bahwa Allah bersumpah dengan menyebut matahari dan siang hari, karena sinar matahari yang terang tampak di siang hari. (dan bulan apabila mengiringinya (2)) Mujahid berkata yaitu mengiringinya.
Qatadah berkata yaitu malam hilal mengiringinya, jika matahari terbenam, hilal terlihat.
Ibnu Zaid berkata bahwa bulan mengiringi matahari pada pertengahan bulan pertama, kemudian matahari mengiringi bulan dan bulan mendahuluinya pada pertengahan bulan terakhir.
Firman Allah SWT: (dan siang apabila menampakkannya (3)) Mujahid berkata bahwa maknanya adalah jika menyinari.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) yaitu apabila siang hari menerangi semuanya.
Ibnu Jarir berkata bahwa sebagian ahli bahasa Arab menafsirkannya dengan siang hari ketika mengusir kegelapan. Dikatakan demikian karena konteks kalimat menunjukkan hal ini.
Saya berkata bahwa seandainya orang yang berpendapat demikian menafsirkan demikian sebagaimana tafsirnya terhadap firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) maka sungguh hal ini lebih utama dan benar jika ditafsirkan kepada firmanNya: (dan malam apabila menutupinya (4)) Maka tafsirnya lebih baik dan lebih kuat, hanya Allah yang lebih Mengetahui. Oleh karena itu Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) Bahwa ini sebagaimana firmanNya: (dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) Adapun Ibnu Jarir, dia memilih pendapat yang merujukkan semua dhamir kepada matahari, karena keduanya menyebutnya. Mereka berkata tentang firmanNya SWT: (dan malam apabila menutupinya (4)) yaitu apabila malam menutupi matahari saat matahari tenggelam, maka seluruh cakrawala menjadi gelap.
Firman Allah SWT: (dan langit serta pembinaannya (5)) Huruf โmaโ di sini dapat ditafsirkan sebagai โmaโ mashdariyah, sehingga maknannya โdan langit serta bangunannyaโ. Ini adalah pendapat Qatadah. Bisa juga bermakna โmanโ, sehingga maknannya โdan langit serta Tuhan yang membangunnyaโ. Ini adalah pendapat Mujahid; kedua pendapat itu saling berkaitan. Dan yang dimaksud dengan โAl-Binaโโ adalah bangunannya yang tinggi. sebagaimana firmanNya: (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami)) yaitu dengan kekuatan (dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (47) Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami) (48)) (Surah Adz-Dzariyat) Demikian pula firman Allah SWT: (dan bumi serta penghamparannya (6)) Mujahid berkata bahwa makna โthahahaโ adalah penghamparannya.
Ibnu Zaid berkata bahwa (thahaha) adalah penghamparannya, dan inilah pendapat yang paling dikenal dan banyak diikuti para mufasir, dan terkenal dikalangan ahli bahasa.
Al-Jauhari berkata bahwa kata โtahautuhuโ itu sama dengan โdahautuhuโ, yaitu aku telah menghamparkannya.
Firman Allah SWT: (Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya (7)) yaitu penciptaannya yang sempurna dan lurus dengan fitrah yang tegak, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) (Surah Ar-Rum: 30)
Firman Allah SWT: (maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8)) yaitu Allah menjelaskan kepadanya menuju kefasikan, yaitu menjelaskan kepadanya hal itu kemudian memberinya petunjuk kepadanya sesuai dengan apa yang Dia tetapkan untuknya.
Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah SWT: (maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8)) Allah menjelaskan kepadanya kebaikan dan keburukan. Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah.
Ibnu Zaid berkata bahwa Allah SWT menjadikan dalam jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya
Firman Allah SWT: (sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu (9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10)) Bisa ditafsirkan bahwa sungguh beruntunglah orang yang menyucikan dirinya dengan taat kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan Qatadah, dan membersihkannya dari akhlak-akhlak yang hina dan rendah. Hal yang semisal juga diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, dan Sa'id bin Jubair. Ini sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) (Surah Al-Aโla)
(dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10)) yaitu membenamkannya, yaitu mengubur dan menghinakannya dengan tidak mengikuti petunjuk, sehingga dia terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan maksiat dan meninggalkan ketaatan kepada Allah SWT. Bisa juga ditafsirkan bahwa beruntunglah orang yang jiwanya dibersihkan Allah, dan merugilah orang yang jiwanya ditakdirkan kotor oleh Allah SWT. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ ููุงูุณููู
ูุงุกู } Demi langit dan bangunanya yang kokoh, Allah ๏ทป besumpah dengan langit yang tujuh tingkat, { ููู
ูุง ุจูููุงููุง } dan bangunan langit itu yang ditinggikan degan kokohnya, Allah ๏ทป menempatkan langit itu berada di atas sebagai atap bagi bumi, Allah ๏ทป berfirman : { ููุงูุณููู
ูุงุกู ุจูููููููุงููุง ุจูุฃูููุฏู ููุฅููููุง ููู
ููุณูุนูููู , ููุงููุฃูุฑูุถู ููุฑูุดูููุงููุง ููููุนูู
ู ุงููู
ูุงููุฏูููู } ( Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa , Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). ) [ Az-Zariyat : 47-48 ] .
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
ููุงูุณููู
ูุงุกู ููู
ูุง ุจูููุงููุง (5) " dan langit serta pembinaannya, " Langit dan bumi saling berhadapan ููุงูุณููู
ูุงุกู ููู
ูุง ุจูููุงููุง Para ahli tafsir mengatakan: Bahwa ู
ุง [ma] di sini adalah ma mashdariyah. Maka artinya, Demi langit dan bangunannya. Karena langit ini besar dengan ketinggian, keluasan, dan kekokohannya dan sifat besar lainnya, yang itu semua adalah tanda-tanda keangungan Allah yang ada padanya. Begitu juga bangunannya dengan bangunan yang teratur, sebagaimana Allah Tabaaraka wa Ta'ala: ู
ูุง ุชูุฑูู ููู ุฎููููู ุงูุฑููุญูู
ููู ู
ููู ุชูููุงููุชู ููุงุฑูุฌูุนู ุงููุจูุตูุฑู ูููู ุชูุฑูู ู
ููู ููุทููุฑู (3) ุซูู
ูู ุงุฑูุฌูุนู ุงููุจูุตูุฑู ููุฑููุชููููู ููููููููุจู ุฅููููููู ุงููุจูุตูุฑู ุฎูุงุณูุฆูุง ูููููู ุญูุณููุฑู " kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. "(Al-Mulk: 3-4)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Asy-Syams ayat 5: 1-8. Allah memulai surat ini dengan keimanan; Dimana Allah bersumpah dengan matahari dan sinarnya, yaitu waktu naiknya setelah munculnya. Allah juga bersumpah dengan bulan ketika mengikuti matahari, ketika matahari tenggelam, bulan muncul. Allah bersumpah dengan siang ketika nampak jelas dengan cahayanya dan sinarnya dan menyingkap kegelapan. Allah bersumpah dengan malam jika telah menyelimutinya, dan kegelapan yang ada padanya. Allah juga bersumpah dengan langit dan aturan-aturan Allah atas makhluknya dan Ia lah yang menguasai. Allah bersumpah dengan bumi dan hamparannya dari semua arah. Allah bersumpah atas setiap jiwa yang Allah ciptakan dan sempurna ciptaan-Nya. Dan Allah lah yang mengetahui keadaan ciptaan-Nya dan apa yang baik maupun yang buruk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Kata โmaaโ di ayat tersebut bisa sebagai isim maushul yang berarti โyangโ, sehingga Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengan langit dan yang membangunnya, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Bisa juga โmaaโ di sini sebagai mashdariyyah (kata kerja yang dibendakan), sehingga Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengan langit dan pembinaannya yang menakjubkan. Demikian pula pada kata โmaaโ pada ayat selanjutnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syams Ayat 5
Demi langit serta pembinaannya yang menakjubkan. Langit yang kukuh laksana atap yang melindungi manusia di bawahnya. Langit menjadi tempat bagi miliaran benda langit yang beredar pada orbit masing-masing. Tidak ada benturan antara satu benda langit dengan lainnya. Semuanya mencerminkan kekuasaan zat yang mahakuasa dan mahaperkasa. 6. Demi bumi serta penghamparannya sehingga menjadi tempat makhluk hidup berpijak. Karena bumi terhampar luas, manusia dapat dengan mudah berpindah dari satu ke tempat lain.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penjelasan dari banyak ulama tafsir berkaitan isi dan arti surat Asy-Syams ayat 5 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi ummat. Dukunglah dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.