Surat Al-Balad Ayat 11
فَلَا ٱقْتَحَمَ ٱلْعَقَبَةَ
Arab-Latin: Fa laqtaḥamal-'aqabah
Artinya: Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Surat Al-Balad Ayat 11
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Balad Ayat 11 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir penting dari ayat ini. Ada pelbagai penjelasan dari banyak ahli ilmu terhadap isi surat Al-Balad ayat 11, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Mengapa dia tidak meringankan kesulitan akhirat dengan hartanya agar dia aman?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
11-12. Ini merupakan perumpamaan bagi perlawanan terhadap hawa nafsu dalam melakukan amal kebaikan. Mengapa manusia tidak berusaha melaksanakannya dan menghadapi segala kesulitan yang ada demi mencapai amal kebaikan yang dapat menyelamatkannya dari api neraka.
Penyebutan ‘Aqabah’ pada perbuatan yang dapat mengantarkan kepada amal kebaikan karena Aqabah merupakan puncak dari suatu tempat.
Dan apa yang kamu ketahui tentang menempuh ‘Aqabah’? Itu adalah perkara berat yang membutuhkan penuntun. Allah mengumpamakan pelaksanaan amal shalih dengan penempuhan puncak dari suatu tempat (Aqabah) karena itu merupakan hal yang berat untuk dilakukan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
11. Dan dia diminta untuk melewati rintangan yang memisahkannya dengan Surga, agar dia melalui dan melewatinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
10. وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِ (Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan)
Yakni bukankah Kami telah menunjukkan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan, yang juga dijelaskan dalam dua kitab sebelumnya dua jalan yang tinggi.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
11. Kemudian dia tidak menyeberangi atau melewati jalan yang sulit, yaitu memikul beban syariat dengan menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Maka tidakkah sebaiknya dia menempuh} maka tidakkah sebaiknya dia melewati {jalan yang mendaki dan sukar} jalan keselamatan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
11. Tapi orang itu tidak melakukannya, “tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar,” yaitu menempuh dan menyebranginya, karena ia mengikuti hawa nafsunya, dan jalan tersebut amat sukar baginya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 11-20
Hasan Al-Bashri berkata tentang firmanNya: (Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sulit (11)) yaitu jalan yang mendaki dalam neraka Jahanam.
Qatadah berkata bahwa sesungguhnya hal itu merupakan jalan mendaki, sulit, dan keras, maka jinakkanlah dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Tahukah 'kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (12)) kemudian Allah memberitahukan cara melaluinya, lalu Allah berfirman: ((yaitu) melepaskan budak dari perbudakan (13) atau memberi makan (14))
Ibnu Zaid berkata tentang firmanNya: (Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? (11)) yaitu tidakkah sebaiknya dia menempuh jalan yang membawanya kepada keselamatan dan kebaikan. Kemudian Dia menjelaskannya lalu berfirman: (Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu (12) (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan (13) atau memberi makan) dibaca (fakku raqabatin) dengan diidhafahkan. Dan dibaca juga sebagai fi’il yang mengandung dhamir sebagai fa’il, sedangkan “Ar-raqabah” sebagai maf’ulnya. Kedua bacaan ini maknanya berdekatan.
Firman Allah: (Atau memberi makan pada hari kelaparan (14)) Ibnu Abbas berkata bahwa maknannya adalah kelaparan. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Mujahid, dan beberapa orang lainnya. “As-saghab” adalah kelaparan.
Firman Allah SWT: ((kepada) anak yatim) yaitu berilah makan anak yatim di hari seperti itu (yang ada hubungan kerabat) yaitu yang mempunyai hubungan kerabat darinya.
Diriwayatkan dari Salman bin Amir, dia berkata,”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:”Bersedekah kepada orang yang miskin itu berpahala sedekah; dan kepada orang miskin yang memiliki hubungan kerabat itu dua pahala, pahala sedekah dan pahala silaturahmi”
Firman Allah SWT: (atau orang miskin yang sangat fakir (16)) yaitu sangat fakir sehingga menempel di tanah, lagi tak punya apa-apa.
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya (dza matrabah) yaitu orang miskin yang terlempar di jalan yang tidak mempunyai rumah, dan sesuatu yang menghindarinya dari menempel di tanah.
Firman Allah SWT: (Dan dia termasuk orang-orang yang beriman (17)) yaitu selain dari semua sifat yang baik dan suci itu, dia adalah orang yang beriman hatinya dan mengharapkan pahala amalnya itu di sisi Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik (19)) (Surah Al-Isra’) Firman Allah SWT: (dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang) yaitu dia termasuk orang-orang mukmin yang beramal shalih dan saling berpesan untuk bersabar dalam menghadapi gangguan manusia dan tetap bersikap penyayang kepada mereka
Firman Allah SWT: (Mereka adalah golongan kanan (18)) yaitu orang-orang yang disifati dengan sifat-sifat ini adalah golongan kanan.
Kemudian Allah berfirman: (Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri (19)) yaitu golongan kiri (Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat (20)) yaitu lalu ditutup rapat-rapat sehingga tidak ada jalan selamat dan jalan keluar bagi mereka darinya.
Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah berkata tentang firman Allah SWT: (yang ditutup rapat) yaitu, ditutup rapat;
Ibnu Abbas berkata bahwa semua pintunya ditutup. Mujahid berkata bahwa “ashuddul bab” dengan bahasa Quraisy yaitu aku menutup pintu. Hal ini akan dijelaskan dalam hadits dalam surah (Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela (1)) (Surah Al-Humazah)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Setelah Allah menganugerahkan kepadanya berbagai kenikmatan didunia, Allah merngankan bebannya dengan harta itu didunia, dan menjelaskan kepadanya jalan yang benar dan jalan yang sesat, mengapa ia tidak bersusah payah dengan hartanya untuk meraih kebaikan yang lebih banyak di akhirat, karena sesungguhnya untuk meraih surga hatus dengan bersusah payah, yakni berjuangan dalam kebaikan wlaupun jalan yang ditempuh sangat menanjak tinggi.
Sedangkan untuk meraih keburukan neraka, tidak memerlukan perjuangan dan susah payah, Rasulullah bersabda : (( حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ )) “Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”(HR. Muslim) untuk meraih kenikmatan surga membutuhkan kesabaran yang ekstra, dan perjuangan yang besar dengan amalan shalih.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ "Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?" Maksudnya: Manusia yang sebelumnya mengatakan أَهْلَكْتُ مَالًا لُبَدًا "Aku telah menghabiskan harta yang banyak" فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ Maksudnya: Tidakkah ia mendaki aqabah? Mendaki dengan berjalan dengan susah payah. Aqabah adalah jalan yang berada di pegunungan yang terjal, tidak diragukan lagi bahwa melintasi jalan seperti ini menyusahkan diri, tidak mungkin bisa dilampaui dan melakukannya kecuali yang mempunyai niat yang jujur dalam melampaui jalur sukar tersebut.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Balad ayat 11: Setelah Allah menyempurnakan kekuatan dan akal pada manusia pendosa dan keras kepala ini, ia tidak juga bersungguh-sungguh (memperbaiki) dirinya, menjauhi setan dan berinfak dengan harta serta beramal dengan amalan yang baik agar terhindar dari adzab, dan adzab itu (datang) pada kondisi hari kiamat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Karena ia lebih mengutamakan hawa nafsunya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Balad Ayat 11
Kami telah menganugerahkan itu semua kepada manusia, tetapi mengapa dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki dan sukar, padahal itu baik baginya' melakukan kebaikan tidak jarang memerlukan perjuangan dan kesabaran. Begitulah kehidupan dunia, semuanya terasa berat. 12. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu, sehingga manusia merasa berat untuk menempuhnya'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah pelbagai penafsiran dari kalangan pakar tafsir terkait makna dan arti surat Al-Balad ayat 11 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita bersama. Sokonglah dakwah kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.