Surat Ali ‘Imran Ayat 135

وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Arab-Latin: Wallażīna iżā fa'alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh, wa lam yuṣirrụ 'alā mā fa'alụ wa hum ya'lamụn

Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

« Ali 'Imran 134Ali 'Imran 136 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Tentang Surat Ali ‘Imran Ayat 135

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 135 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasikan beberapa penafsiran dari banyak mufassirun berkaitan makna surat Ali ‘Imran ayat 135, misalnya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan orang-orang yang melakukan perbuatan dosa yang besar atau mereka menzolimi diri-diri mereka dengan melakukan sesuatu yang selainnya, mereka mengingat janji dan dan ancaman Allah maka mereka kembali menuju tuhan mereka dalam keadaan bertauat, mereka meminta dari Nya pengampunan atas dosa-dosa mereka, dan mereka meyakini bahwa tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Allah, maka mereka oleh sebab itu tidak terus berada dalam kemaksiatan, dan mereka mengetahi bahwasanya mereka jika bertaubat maka Allah akan menerima taubat mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

135. Yaitu orang-orang yang apabila melakukan dosa besar atau mengurangi bagian mereka sendiri dengan cara melakukan dosa yang kecil, maka mereka segera ingat kepada Allah dan teringat ancaman-Nya bagi orang-orang yang berbuat maksiat, dan janji-Nya bagi orang-orang yang bertakwa, kemudian menyesali perbuatannya dan memohon kepada Rabbnya agar dosanya ditutupi dan dirinya tidak dihukum atas perbuatan tersebut. Karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Allah semata. Dan mereka tidak larut dalam perbuatan dosa tersebut, sedangkan mereka tahu bahwa mereka adalah pendosa, dan Allah mengampuni segala macam dosa.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

135. وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فٰحِشَةً (Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji)
Perbuatan kaji yakni segala kemaksiatan, dan kata ini sering dikhususkan untuk perbuatan zina karena ia merupakan kekejian yang paling buruk.

أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ (atau menganiaya diri sendiri)
Yakni dengan melakukan perbuatan dosa.
Dan pendapat lain mengatakan perbuatan keji yakni perbuatan yang mengandung dosa besar, adapun menganiaya diri sendiri yakni perbuatan yang mengandung dosa kecil.

ذَكَرُوا۟ اللهَ (mereka ingat akan Allah)
Yakni dengan lisan dan hati mereka.

فَاسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ (lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka)
Yakni memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka.

وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللهُ(dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?)
Yakni dengan ampunan yang sempurna yang tidak diikuti dengan celaan dan hukuman. Karena tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni Allah.

وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟( Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu)
Makna (الإصرار) yakni tekat untuk kembali melakukan dosa dan tidak berlepas diri dari dosa tersebut dengan taubat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Ayat ini menjelaskan bahwa kaum pendosa tidak akan menemukan siapapun yang dapat dimintai pertolongan, dan tidak pula mereka dapat bergantung kepada siapapun untuk memohon ampunan dosa selain kepada Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

135 Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji: yaitu segala maksiat besar seperti zina dan membunuh atau menganiaya diri sendiri dengan melakukan dosa-dosa kecil, mereka ingat akan keagungan Allah, kemudian ingat akan janji Allah atas siksa-Nya dengan lisan dan akal mereka. Lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Israr adalah keinginan untuk terus menerus melakukan dosa. Padahal mereka mengetahui bahaya dosa, maka israr itu termasuk dosa besar. Ayat ini turun untuk Nabhan Tamar Abi Muqbil, yang didatangi perempuan cantik yang menjual kurma, kemudian dia mendekap dan mencium perempuan itu. Kemudian dia menyesal dan mendatangi Nabi dan menceritakan kejadian itu. Maka turunlah ayat ini.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji} dosa besar {atau menzalimi diri sendiri} mereka mengurangi keberuntungan mereka dengan melakukan dosa kecil {mereka mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa} tidak ada satupun {yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan} mereka tidak melanjutkan {apa yang mereka kerjakan dan mereka mengetahuinya


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

135. “Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, ” maksudnya, telah terjadi perbutan-perbuatan buruk yang besar atau yang kecil yang dilakukan oleh mereka, lalu mereka segera bertaubat dan meminta ampun, mereka mengingat Rabb mereka dan ancamaNya bagi orang-orang yang berbuat maksiat dan apa yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa. Maka mereka memohon ampunan kepadaNya atas dosa-dosa mereka itu, menutup aib-aib mereka, disertai tindakan mereka meninggalkannya hingga akar-akarnya dan menyesalinya. karena itulah Allah berfirman, ”Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka mengetahui.”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 130-136
Allah SWT berfirman selagi melarang hamba-hambaNya yang mukmin untuk terlibat dalam riba dan makanannya secara berlipat ganda, sebagaimana mereka dulu berkata pada masa Jahiliyah, “Jika masa hutang telah tiba, maka kamu harus melunasinya, atau kamu mengembangkannya. Jika kamu melunasinya, dan jika tidak maka akan bertambah waktu pembayaran, dan jumlah nilainya. Demikian juga setiap tahun, sehingga hutang yang sedikit berlipat-lipat akan menjadi banyak berlipat-lipat ganda. Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk bertakwa barangkali mereka berhasil baik di dunia maupun di akhirat. Kemudian, Allah mengancam mereka dengan neraka dan memperingatkan mereka akibat dari hal itu. Allah SWT berfirman, (Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir (131) Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat (132)) Kemudian Allah mengajak mereka untuk melakukan kebaikan dan mendekatkan diri. Lalu Allah berfirman (Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (133)) yaitu sebagaimana neraka itu dipersiapkan untuk orang-orang kafir.
Dikatakan bahwa makna dari firmanNya (yang luasnya seluas langit dan bumi) yaitu memberi penegasan atas luasnya, sebagaimana Allah berfirman tentang sifat permadani surga (yang sebelah dalamnya dari sutera) (Surah Ar-Rahman: 54) yaitu bagaimana dengan sangkaanmu secara nyata? Dikatakan bahwa lebarnya surga sejajar dengan tingginya, karena surga adalah kubah di bawah 'Arsy. Sesuatu yang berbentuk kubah dan melingkar itu luasnya seperti tingginya. Dalil dari hal tersebut adalah apa yang ada dalam hadits shahih, "Jika kalian meminta surga kepada Allah, maka mintalah kepadaNya surge Firdaus, karena itulah surge paling tinggi, dan paling luas. Di dalamnya sungai-sungai surge mengalir dan atapnya adalah 'Arsy Allah yang Maha Pengasih.
Ayat ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hadid: (Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) (Surah Al-Hadid: 21).
Diriwayatkan dari Thariq bin Syiihab bahwa beberapa orang Yahudi bertanya kepada Umar bin Khattab tentang surga yang luasnya seperti langit dan bumi, lalu mereka bertanya,”Lalu di mana neraka?” Umar berkata kepada mereka, “Bagaimana kalian melihat jika siang datang, di manakah malamnya?”Dan bagaimana jika malam datang, di manakah siangnya?” Mereka berkata, “Hal yang serupa dengan itu telah dihapus dari Taurat.”
Kemudian Allah SWT yang menggambarkan sifat-sifat penghuni surga, Lalu Dia berfirman: ((yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit) yaitu baik dalam keadaa sulit maupun mudah, rela maupun terpaksa, sehat maupun sakit di segala keadaan. Sebagaimana Allah berfirman: (Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan) [Surah Al-Baqarah: 274] yaitu, mereka tidak disibukkan oleh perkara apa pun berupa taat kepada Allah SWT, berinfak dalam keadaan sakitnya, dan berbuat baik kepada makhlukNya berupa keluarga dan orang lain dengan berbagai bentuk kebaikan.
Firman Allah SWT: (dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang) yaitu ketika kemarahan memperngaruhi mereka, mereka menahannya, yaitu, mereka menyembunyikannya sehingga mereka tidak menampakkannya, dan memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat jahat kepadanya
Firman Allah SWT: (dan orang-orang yang menahan amarahnya) yaitu, mereka tidak membiarkan kemarahan mereka mempengaruhi perilaku terhadap orang lain; sebaliknya, mereka menahan diri dari merusak hubungan dengan orang lain dan mencoba untuk menghindari kemarahan yang dapat menimbulkan kerusakan. Mereka menghindari melampiaskan amarah mereka kepada orang lain dan merasa bahwa hal ini lebih baik di sisi Allah. Kemudian Allah SWT berfirman : (dan memaafkan (kesalahan) orang) yaitu dengan menahan untuk berbuat keburukan mereka memaafkan orang yang menganiaya mereka sehingga tidak ada dendam yang ada pada diri mereka kepada seseorang pun, dan ini merupakan keadaan yang paling sempurna. Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan) ini merupakan kedudukaan “ihsan”. Dalam hadits disebutkan “Tiga hal, aku bersumpah atasnya yaitu Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah, tidaklah Allah menambahkan kepada seseorang yang memberi maaf kecuali kemuliaan, dan orang yang tunduk kepada Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya”
Firman Allah SWT: (Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka) yaitu bahwa ketika seseorang di antara mereka menyadari dosa, maka sebaiknya diiringi dengan taubat dan memohon ampunan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari nabi Muhammad SAW bersabda: “Jika seseorang melakukan dosa, kemudian dia berkata, “Ya Tuhan, aku telah berdosa, maka ampunilah dosaku.” Allah berfirman, “HambaKu telah berbuat dosa dan dia tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosa dan menghukumnya atas dosa itu, sungguh Aku mengampuni hambaKu” kemudian dia melakukan dosa lain kemudian dia berkata, “Ya Tuhan, aku telah berdosa, maka ampunilah dosaku.” Lalu Allah berfirman, “HambaKu telah dia tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosa dan menghukumnya atas dosanya, sungguh Alu telah mengampuni hambaKu” Kemudian dia melakukan dosa lagi, dan berkata, “Ya Tuhan, aku telah berdosa, maka ampunilah dosaku.” Allah berfirman, “HambaKu telah tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosa dan menghukumnya atas dosanya, sungguh aku telah mengampuni hambaKu.” Kemudian dia melakukan dosa lagi, dan berkata, “Ya Tuhan, aku telah mengetahui dosaku, maka ampunilah dosaku” kemudian Allah berfirman, “Hambaku telah tahu bahwa dia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosa dan menghukumnya atas dosanya, Aku telah bersaksi kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni hambaKu, maka biarkan dia berbuat apa yang dia inginkan"
Firman Allah SWT: (dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?) yaitu tidak ada satu pun yang mengampuni dosa-dosa selain Allah
Firman Allah: (Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui) mereka bertaubat dari dosa-dosa mereka, lalu kembali kepada Allah dengan segera, dan mereka tidak terus menerus bermaksiat dan mempertahankannya. Sekalipun mereka melakukan dosa lagi, mereka akan bertaubat lagi.
Terkait firman Allah: (sedang mereka mengetahui), Mujahid dan Abdullah bin Ubaid bin Umair berkata bahwa (sedang mereka mengetahui) bahwa orang yang bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ini sebagaimana firmanNya: (Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya) (Surah At-Taubah: 104) dan (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (110)) (Surah An-Nisa). Ada banyak ayat serupa dengan ini.
Kemudian setelah Allah menggambarkan sifat-sifat mereka sebagaimana yang telah Dia gambarkan, Allah berfirman: (Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka) yaitu balasan mereka, ini adalah sifat-sifat mereka (ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai) yaitu berbagai jenis minuman (sedang mereka kekal di dalamnya) yaitu mereka tinggal di sana (dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal) Allah memuji surga.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 135: Dan yang, apabila telah berbuat kejelekan atau menganiaya diri sendiri maka mereka ingat kepada Allah dan mereka minta diampunkan dosa-dosa mereka –dan bukankah tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali hanya Allah ?- dan mereka tidak kekal di atas kejelekan yang mereka kerjakan; Dan mereka tahu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang akibatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menzalimi diri sendiri ialah melakukan dosa yang akibatnya hanya menimpa diri sendiri baik besar atau kecil. Adapula yang mengartikan perbuatan keji di sini dengan dosa besar, sedangkan maksud "menzalimi diri sendiri" adalah dosa kecil.

Yakni mengingat siksa-Nya dan mengingat janji-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang bertakwa.

Mereka segera beristighfar dan bertobat, berhenti melakukannya dan merasa menyesal.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 135

Setelah Allah menjelaskan sikap penghuni surga ketika menghadapi orang lain, maka dia menjelaskan sikap mereka terhadap diri sendiri. Mereka adalah orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji, yaitu dosa besar yang akibatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, pembunuhan, dan riba, atau menzalimi diri sendiri dalam bentuk pelanggaran apa pun yang akibatnya hanya pada pelaku saja, baik dosa tersebut dilakukan dengan sengaja atau tidak, maka segera mengingat Allah dan bertobat, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Sungguh Allah maha pengampun, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah' dan setelah bertobat mereka tidak meneruskan atau mengulangi perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui dan menyadari akibat buruk dari perbuatan dosa dan menyadarkan mereka untuk segera bertobatbalasan bagi mereka ialah ampunan dari tuhan mereka dan surgasurga dengan penuh kenikmatan, keindahan dan kedamaian. Salah satu gambaran keindahan surga ialah di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal saleh.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beberapa penjabaran dari para pakar tafsir mengenai kandungan dan arti surat Ali ‘Imran ayat 135 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita bersama. Sokonglah perjuangan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Sering Dikaji

Baca ratusan halaman yang sering dikaji, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 183, Al-Fath, Al-Fil, Al-‘Alaq, Inna Lillahi, Yusuf 4. Juga Al-Ma’un, At-Tin, Al-Insyirah, Alhamdulillah, Ali ‘Imran 159, Al-Bayyinah.

  1. Al-Baqarah 183
  2. Al-Fath
  3. Al-Fil
  4. Al-‘Alaq
  5. Inna Lillahi
  6. Yusuf 4
  7. Al-Ma’un
  8. At-Tin
  9. Al-Insyirah
  10. Alhamdulillah
  11. Ali ‘Imran 159
  12. Al-Bayyinah

Pencarian: nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan arab, al baqarah 285 dan 286, al isra ayat 26 27, yusuf 86, surah yasin arab latin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.