Surat ‘Abasa Ayat 12

فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥ

Arab-Latin: Fa man syā`a żakarah

Artinya: Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,

« 'Abasa 11'Abasa 13 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Tentang Surat ‘Abasa Ayat 12

Paragraf di atas merupakan Surat ‘Abasa Ayat 12 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir mendalam dari ayat ini. Ada beragam penjabaran dari beragam ulama tafsir terhadap isi surat ‘Abasa ayat 12, antara lain sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

8-16. Orang yang sangat berharap bertemu denganmu, Dia takut kepada Allah karena tidak berusaha maksimal untuk mendapatkan bimbingan, Kamu justru mengabaikannya. Perkaranya tidak sebagaimana yang kamu perbuat (wahai rasul). Sesungguhnya surat ini yang mengandung hidayah yang merupakan nasihat bagimu dan bagi siapapun yang menginginkan nasihat. Barangsiapa berkehendak, dia mengingat Allah dan mengikuti wahyu NYA, Yaitu al-qur’an yang tercantum lembaran lembaran yang di agungkan dan di hormati, Kedudukannya tinggi, disucikannya dari noda keburukan,penambahan dan pengurangan, Ditangan para malaikat para penulis, para delegasi antara Allah dengan makhluk NYA, Yang mulia akhlaknya, akhlak-akhlak dan perbuatan-perbuatan mereka baik dan suci.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

12. Barangsiapa ingin mengingat Allah maka dia mengingat Allah dan mendapat pelajaran dari apa yang ada di dalam Al-Qur`ān ini.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

12. Barangsiapa yang menghendaki mendapat petunjuk Al-quran.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Siapa yang menghendaki, maka mengingatnya} mengambil pelajaran darinya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 11-16
Allah berfirman, “sekali-kali jangan (demikian)! Sesunggguhnya ajaran-ajaran Rabb itu adalah sesuatu peringatan,” yakni, benar nasihat ini adalah peringatan dari Allah yang dijadikan sebagai peringatan untuk hamba-hambaNya, dan Allah menjelaskan semua yang diperlukan manusia dalam kitab-Nya serta memberi penjelasan antara petunjuk dan kesesatan. Bila hal itu telah jelas, “maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,” yakni mempraktikannya. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah,
“Dan katakanlah, ‘kebenaran itu datangnya dari Rabbmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir.”(Al-Kahfi:29).
Kemudian Allah sebutkan tempat peringatan ini dan mengagungkannya serta mengangkat derajatnya seraya berfirman, “Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan,” yakni kemualiaan dan derajatnya, “lagi disucikan,” dari berbagai kotoran dan agar tidak diraih oleh tangan-tangan setan atau dicuri, tapi ia berada “di tangan para penulis (malaikat),” mereka adalah para malaikat yang menjadi duta antara Allah dan hamba-hambaNya, “yang mulia,” yakni yang banyak kebaikan dan berkahnya, “lagi berbakti,” baik hati dan baik amal mereka.
Semua itu demi menjaga kitab Allah dengan mengutus para duta malaikat yang mulia, kuat, dan bertakwa, sehingga setan tidak memiliki cara untuk mendekatinya. Dan ini mengharuskan untuk diimani dan diterima.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-16
Banyak mufasir menyebutkan bahwa Rasulullah SAW suatu hari berbicara dengan salah satu pembesar Quraisy, yang beliau sangat menginginkan dia masuk Islam. Ketika beliau SAW sedang berbicara dengan suara yang perlahan dengannya, tiba-tiba Ibnu Ummi Maktum yang merupakan salah seorang yang telah masuk Islam sejak lama datang. Kemudian dia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang sesuatu dengan pertanyaan yang mendesak. Dan Nabi SAW saat itu sangat menginginkan jika dia diam dan tidak mengganggunya, agar beliau dapat berbicara dengan orang yang diajak bicara itu karena beliau sangat menginginkannya mendapat petunjuk. Maka beliau bermuka masam terhadap Ibnu Ummi Maktum dan memalingkan wajah darinya serta hanya melayani yang lain. Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling (1) karena telah datang seorang buta kepadanya (2) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa) (3)) yaitu menginginkan agar dirinya suci dan bersih dari segala dosa (atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? (4)) yaitu memperoleh pelajaran untuk dirinya sehingga dia menahan dirinya dari hal-hal yang diharamkan (Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (5) maka kamu melayaninya (6)) yaitu, adapun orang yang kaya, maka kamu melayaninya dengan harapan dia mendapat petunjuk (Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman) (7)) yaitu, kamu tidak akan bertanggungjawab mengenainya jika dia tidak mau membersihkan dirinya (Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran) (8) sedangkan ia takut (kepada Allah) (9)) yaitu dengan sengaja datang kepadamu untuk mendapat petunjuk dengan apa yang kamu katakan kepadanya (maka kamu mengabaikannya (10)) yaitu, kamu mengacuhkan dia. Dan setelah kejadian ini Allah SWT memerintahkan kepada RasulNya SAW untuk tidak mengkhususkan peringatan terhadap seseorang saja, melainkan harus menyamakan di antara semuanya. tidak dibedakan antara orang yang mulia dan orang yang lemah, orang miskin dan orang kaya, orang merdeka dan budak, laki-laki dan perempuan, serta anak-anak dan orang dewasa. Kemudian Allah akan memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus. MilikNyalah hikmah yang jelas dan hujjah yang kuat.
Diriwayatkan dari Anas, dia berkata tentang firman Allah SWT: (Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling (1)) Ibnu Ummi Maktum datang kepada Nabi SAW yang saat itu sedang berbicara dengan Ubay bin Khalaf, maka beliau SAW berpaling dari Ibnu Ummi Maktum, lalu Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling (2) karena telah datang seorang buta kepadanya (2)) Maka setelah itu Nabi SAW selalu menghormatinya.
Firman Allah SWT: (Sekali-kali jangan (demikian, Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan. ('Abasa: 11) yaitu, surah ini atau perintah menyamakan kedudukan antara semua manusia dalam menyampaikan pengetahuan, antara orang yang mulia dan orang yang lemah.
Qatadah dan As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Sekali-kali jangan (demikian). Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan (11)) yaitu Al-Qur'an (maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya (12)) yaitu, barang siapa yang menghendaki, maka dia dapat mengingat Allah SWT dalam semua urusannya. Bisa ditafsirkan bahwa dhamirnya merujuk kepada wahyu berdasarkan konteks pembicaraan berkaitan dengannya.
Firman Allah SWT: (di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (13) yang ditinggikan lagi disucikan (14)) yaitu surah ini atau pelajaran ini, keduanya saling berkaitan, bahkan Al-Qur'an seluruhnya, di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yaitu diagungkan dan dimuliakan (yang ditinggikan) yaitu, mempunyai kedudukan tinggi (lagi disucikan) yaitu disucikan dari hal yang kotor, penambahan, dan pengurangan.
Firman Allah SWT: (di tangan para penulis (15))
Ibnu Abbas dan Ibnu Zaid berkata bahwa maknannya adalah para malaikat.
Qatadah berkata bahwa mereka adalah para ahli qiraat.
Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang shahih adalah bahwa “As-safarah” adalah para malaikat, yaitu para malaikat antara Allah SWT dengan makhlukNya. Dan termasuk di dalamnya yaitu dikatakan “As-safir” yaitu orang yang menghubungkan antara manusia dalam perdamaian dan kebaikan. Sebagaimana yang dikatakan penyair:
“Aku belum pernah mengabaikan perantara di antara kaumku, dan aku belum pernah berjalan untuk tujuan menipu”
Imam Bukhari berkata bahwa “safarah” adalah para malaikat. “Safarat” yaitu membuat perdamaian di antara mereka. Para malaikat yang menurunkan wahyu Allah SWT dan menyampaikannya itu seperti orang yang mendamaikan di antara kaum
Firman Allah SWT: (yang mulia lagi berbakti (16)) yaitu rupa mereka mulia, baik, dan terhormat. Akhlak dan perbuatan mereka baik, suci dan sempurna. Maka berdasarkan hal ini orang yang menghafal Al-Qur'an hendaknya berada dalam jalan yang lurus dan petunjuk dalam semua perbuatan dan ucapannya.
Diriwayatkan dari Aisyah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang membaca Al-Qur'an, sedangkan dia pandai membacanya maka dia bersama dengan para malaikat safarah yang mulia dan berbakti. Adapun orang yang membacanya, sedangkan dia melakukannya dengan berat, baginya dua pahala”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Barangsiapa yang memiliki keinginan untuk kebaikan dan mengehendaki kebaikan maka kebalilah kepada Al-Qur'an , dan ayat ini merupakan dalil bahwa setiap hamba memiliki keinginan dan baginya pilihan , dan dia percaya bahwa dengan pilihan dan keinginannya itu , dan boleh saja dia mendustakan pilihan dan keinginannya , dan tiada paksaan dalam menentukan keinginan untuk memeluk agama islam , maka setiap indifidu menentukan pilihannya masing-masing , jika dia memilih untuk dirinya kebaikan dan keselamatan , maka seharusnya dia merujuk kepada Al-Qur'an , dan apabila dia hanya menginginkan untuk dirinya keburukan dan kesengsaraan maka tiada plihan baginya kecuali menetap didalam kekufurannya , Allah berfirman : { وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ } ( Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. ) ini adalah ancaman { إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ } ( Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. ) dan inilah balasannya , hanya kepada Allah lah kita meminta pertolongan { وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ } ( Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka ) begitu dahsyat dan mengrikannya siksaan dineraka { بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا } ( Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. ) dan begitu buruknya neraka sebagai tempat kembali [ Al-KAhfi : 29 ] .

Kemudian Allah menyebutkan keadaan orang-orang beriman : { إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا , أُولَٰئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ ۚ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا } ( Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. , Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; ) [ Al-Kahfi : 30 -31 ]

Itulah balasan bagi dua golongan manusia .

Sebagian orang-orang bodoh atau mereka yang berfahamkan atheis megatakan : sesungguhnya manusia itu tergantung kepada nafsu dan keinginannya , muslim kah dia ataupun kafir , dialah yang menentukan pilihannya , dia boleh saja pada kekufurannya sesuai keinginannya , itulah yang mereka katakan , dan mereka merujuk pada ayat diatas bahwa manusia itu boleh memlih antara islam atau kafir .

Ini adalah perkataan yang bathil dan hakikatnya manusia itu tidak diberi pilihan antara islam atau kafir , melainkan maksud dari ayat diatas adalah merupakan ancaman dan teguran keras , oleh karena itu didalam ayat disebutkan balasan bagi masing-masing golongan muslim ataupun kafir ; dan itu pasti akan terwujud , dan bukanlah kepuasan yang menjadi kepentingan , melainkan suatu kewajiban bagi setiap insan untuk beriman jika ingin menyelamatkan dirinya .

Sedangkan mereka yang tidak berkeinginan untuk berjalan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh syari'ah islam , bukanlah menjadi tanggung jawab kita untuk memaksakan agar mereka menerima hidayah itu , Allah berfirman : { إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ , وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ ۖ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ } ( Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang. , Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri. ) [ An-Naml : 80-81 ] .


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ “maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,” Maknanya: Siapa yang berkehendak menyebut apa-apa yang diturunkan berupa pesan nasihat, sehingga ia mengambil pelajaran, dan siapa pun yang berkehendak, tidak mengambil pelajaran. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir” (QS. Al-Kahfi: 29)
Allah memberikan setiap insan kesempatan untuk memilih antara beriman dan kufur, sedangkan secara syar’I, Allah tidak ridha kekufuran bagi Hamba-hamba-Nya. Secara syari’at, seorang insan tidak boleh memilih antara kufur dan iman, namun ia diperintahkan dan diharus untuk beriman, adapun secara ketentuan takdir ia diberi pilihan. Tidak seperti yang disangka oleh sebagian orang, bahwa setiap insan berjalan tanpa pilihan dalam beramal (tanpa ada kehendak tau pilihannya sedikitpun) ini adalah pendapat ihli bid’ah, yang dibuat-buat oleh jabriyah dari kalangan jahmiyah (pengikut pemikiran Jahm Bin Sofwan) dan yang lainnya. Setiap insan sebenarnya diberi pilihan. Oleh karena itu, jika terjadi perkara tanpa ada maksud darinya seperti dipaksa, tertidur, lupa atau sebagainya maka hukum tidak berlaku baginya antara dia dan Allah Ta’ala.

فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ “maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,” Maknanya: Siapa yang berkehendak memperhatikan apa-apa yang diturunkan berupa wahyu, sehingga ia mengambil pelajaran, dan siapa pun yang berkehendak, tidak mengambil pelajaran. Orang yang mendapatkan taufik adalah yang Allah ‘Azza Wa Jalla beri taufiq kepadanya.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat ‘Abasa ayat 12: 11-16. Maka ketahuilah wahai Nabi Allah ! Bahwasanya (urusannya) tidak demikian sebagaimana yang telah engkau perbuat; Akan tetapi urusan semisal ini, yaitu berpaling darinya tidak dibenarkan kepada orang yang mencari petunjuk dan kebenaran, meskipun engkau beranggapan bahwa berpaling ke mereka (orang-orang kafir) menyangkut islam. Dan tidaklah pada surat ini dan yang di dalamnya ada banyak petunjuk yang memberikan nasihat dan peringatan bagimu (wahai Nabi) dan bagi siapa yang menginginkan untuk mengambil pelajaran bagi hamba-hamba Allah. Ketahuilah bahwa nasihat-nasihat ini tegas dalam lembaran-lembaran yang di muliakan dan di tetapkan (Al Qur’an). Allah tinggikan ia (Rasulullah) di sisi Allah dan dibersihkan dari kesalahan. Bahwasanya utusan-utusan Allah, Allah jadikan mereka orang-orang yang shalih antara diri-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. Dan mereka para malaikat memuliakan (bershalawat) kepadanya di sisi Allah, menuntut menjadikan utusan-Nya taat dan bersih dari dosa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dan mengamalkannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat ‘Abasa Ayat 12

Perigatan-peringatan Allah sudah sangat jelas, maka barang siapa menghendaki untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh, tentulah dia akan memperhatikannya, menghayatinya, lalu mengamalkannya. Tidak ada yang menghalangi seseorang memperoleh peringatan itu selain hati yang penuh kesombongan dan keingkaran. 13. Peringatan-peringatan dalam ayat Al-Qur'an itu terdapat di dalam kitab-kitab yang dimuliakan karena berada di sisi Allah dan memuat kalam serta dan pesan-Nya yang sangat berharga.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian pelbagai penjabaran dari banyak mufassirun mengenai isi dan arti surat ‘Abasa ayat 12 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita bersama. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Cukup Banyak Dilihat

Telaah berbagai materi yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 185, Az-Zalzalah 7, Al-Ahzab 59, An-Nisa 1, Al-‘Ashr 2, An-Nur 31. Juga An-Nur, Al-‘Ankabut 45, Al-Baqarah 165, Al-Anbiya, Al-Mukminun 1-11, Al-Isra 24.

  1. Ali ‘Imran 185
  2. Az-Zalzalah 7
  3. Al-Ahzab 59
  4. An-Nisa 1
  5. Al-‘Ashr 2
  6. An-Nur 31
  7. An-Nur
  8. Al-‘Ankabut 45
  9. Al-Baqarah 165
  10. Al-Anbiya
  11. Al-Mukminun 1-11
  12. Al-Isra 24

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.