Surat An-Nazi’at Ayat 38

وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

Arab-Latin: Wa āṡaral-ḥayātad-dun-yā

Artinya: Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,

« An-Nazi'at 37An-Nazi'at 39 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Terkait Dengan Surat An-Nazi’at Ayat 38

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nazi’at Ayat 38 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir mendalam dari ayat ini. Didapati beberapa penjabaran dari kalangan ahli tafsir terhadap kandungan surat An-Nazi’at ayat 38, di antaranya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

37-39. Barangsiapa membangkang terhadap perintah Allah, Dan mementingkan hidup di dunia atas hidup di akhirat, Maka tempat kembalinya adalah neraka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

38. Dan mengutamakan kehidupan dunia yang fana ini atas kehidupan Akhirat yang abadi.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

38. وَءَاثَرَ الْحَيَوٰةَ الدُّنْيَا (dan lebih mengutamakan kehidupan dunia)
Yakni lebih mementingkan dunia dari pada akhirat sehingga ia tidak menyiapkan kedatangannya dan tidak beramal untuknya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

37-38. Barangsiapa yang besar kepala dan melampaui batasan, sehingga dia menjadi kafir, lalu lebih mencintai dunia daripada akhirat dengan tidak mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dan lebih mengutamakan} dan mengutamakan {kehidupan dunia


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

(Ayat 37-39)
“Adapun orang yang melampaui batas,” yaitu mealnggar batas seraya berani menerjang maksiat-maksiat besar dan tidak mencukupkan diri pada batasan-batasan Allah “dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,” daripada akhirat; usahanya akan tertuju pada dunia dan waktunya dihabiskan untuk bagian dan kepentingan dunia dengan melupakan akhirat dan berbuat untuknya, “maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal” baginya. Neraka menjadi tempat tinggal dan menetap bagi orang yang kondisinya seperti itu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 34-46
Allah SWT berfirman: (Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang (34)) yaitu hari kiamat. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas bahwa hari kiamat disebut demikian karena pada hari itu semua perkara yang mengerikan dan dahsyat terjadi, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit) (Surah Al-Qamar: 46)
(Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya (35)) yaitu pada hari itu manusia mengingat amal kebaikan dan keburukannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya) (Surah Al-Fajr: 23)
(dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat (36)) yaitu neraka ditampakkan, sehingga semua manusia dapat melihatnya dengan mata kepala mereka (Adapun orang yang melampaui batas (37)) yaitu, membangkang dan berlaku sewenang-wenang (dan lebih mengutamakan kehidupan dunia (38)) yaitu mendahulukannya daripada perkara agama dan akhiratnya (maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya) (39)) yaitu sesungguhnya tempat kembalinya adalah neraka Jahim, dan makanannya adalah zaqqum, sedangkan minumannya adalah air yang mendidih.
(Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya (40)) yaitu takut saat dia dihadapkan kepada Allah SWT dan takut pada keputusan Allah terhadapnya pada hari itu, lalu dia menahan hawa nafsunya dan tidak mengikutkannya serta menundukkannya untuk taat kepada Tuhannya (maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya) (41)) yaitu sebagai tempat pulang dan kembalinya ke surga yang luas.
Kemudian Allah SWT berfirman: ((Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? (42) Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? (43) Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya) (44)) yaitu, pengetahuan tentangnya tidak dikembalikan kepadamu dan tidak pula kepada seseorang makhluk pun, melainkan tempat kembalinya hanya kepada Allah SWT. Dialah Dzat yang mengetahui waktunya dengan tepat (Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah”) (Surah Al-A'raf: 187) di sini Allah berfirman (Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya) (44)) Oleh karena itu ketika malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW tentang waktu kejadian hari kiamat, maka beliau SAW menjawab,”Tidaklah orang yang ditanya tentangnya lebih mengetahui daripada yang bertanya”
Firman Allah SWT: (Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari kebangkutan) (45)) yaitu sesungguhnya Aku mengutusmu hanya untuk memberi peringatan kepada manusia dan memperingatkan mereka tentang pembalasan dan azab Allah. Maka barangsiapa yang takut kepada Allah dan takut pada kedudukan dan ancamanNya, maka dia mengikutimu dan beruntung dan berhasillah dia. Kekecewaan dan kerugian pasti akan menimpa orang-orang yang mendustakan dan menentangmu.
Firman Allah SWT: (Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (46)) yaitu apabila mereka dibangkitkan dari kubur, lalu digiring ke padang mahsyar, maka saat itulah mereka merasa amat pendek masa hidup mereka di dunia, sehingga seakan-akan mereka hanya tinggal selama suatu sore atau suatu pagi dari satu hari.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Dan lebih mementingkan kehidupan dunia dengan kenikmatannya, meghabiskan hidupnya untuk mengumpul semua harta dunia, dan melupakan bahwa ada akhirat yang jauh lebih penting yang harus ia persiapkan untuknya, ia tidak melakukan apapun untuk menghadapi kehidupan yang kekal di akhirat nanti, dan ketahuilah bahwa dunia ini akan pergi, dunia ini akan musnah beserta seluruh kenikmatan-kenikmatan yang ada didalamnya, akan tetapi untuk akhiratnya dia belum melakukan apapun, lalu bagaimana dengan nasib yang akan ia hadapi ? kerugianlah untuknya didunia maupun diakhirat { خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ } ( Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. ) [ Al-Haj : 11 ] , mereka menuruti kemauan nafsunya didunia, dan menghabiskan hari-harinya serta siang dan malamnya hanya untuk menikmati hura-hura dunia, maka pada akhirnya mereka tidak akan mendapatkan apapun; melainkan Neraka Jahannamlah yang akan menjadi tempat kembali mereka.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا “dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,”Maknanya lebih mementingkan kehidupan dunia daripada ketaatan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Contohnya: Seseorang saat mendengar azan subuh,lebih mengutamakan tidur daripada shalat, dan jika dikatakan kepadanya: Berdzikirlah kepada Allah, ia lebih mengutamakan ucapan sia-sia daripada dzikir, dan begitu semisalnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nazi’at ayat 38: 37-39. Kemudian Allah jelaskan bagi siapa yang menghalalkan untuk menerobos batasan-batasan yang telah Allah tetapkan dan kufur kepada-Nya, serta bermaksiat kepada-Nya. Dampak dari (kesenangan) fana yang mereka lakukan di dunia; Allah kabarkan bahwasanya bagi mereka tempat tinggalnya adalah neraka jahannam.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Daripada akhirat, sehingga kerja kerasnya tertuju kepadanya, waktunya habis untuk memperoleh kesenangan dunia, lupa dengan akhirat dan tidak beramal untuknya, serta mengikuti hawa nafsunya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nazi’at Ayat 38

37-39. Di akhirat Allah akan memberi putusan kepada manusia, memisahkan mereka menjadi dua kelompok besar. Maka adapun orang yang melampaui batas dengan berlaku musyrik, kafir, dan maksiat, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat, maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya untuk waktu yang sangat lama. Inilah bukti keadilan Allah


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian variasi penjelasan dari beragam mufassir mengenai makna dan arti surat An-Nazi’at ayat 38 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita bersama. Dukunglah usaha kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Banyak Dicari

Baca berbagai topik yang banyak dicari, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 185, An-Nur 31, Az-Zalzalah 7, An-Nur, Al-Isra 24, Al-Ahzab 59. Serta Al-Anbiya, Al-‘Ashr 2, An-Nisa 1, Al-Mukminun 1-11, Al-Baqarah 165, Al-‘Ankabut 45.

  1. Ali ‘Imran 185
  2. An-Nur 31
  3. Az-Zalzalah 7
  4. An-Nur
  5. Al-Isra 24
  6. Al-Ahzab 59
  7. Al-Anbiya
  8. Al-‘Ashr 2
  9. An-Nisa 1
  10. Al-Mukminun 1-11
  11. Al-Baqarah 165
  12. Al-‘Ankabut 45

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.