Surat An-Nazi’at Ayat 15
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ
Arab-Latin: Hal atāka ḥadīṡu mụsā
Artinya: Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.
« An-Nazi'at 14 ✵ An-Nazi'at 16 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Mengenai Surat An-Nazi’at Ayat 15
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nazi’at Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan aneka ragam penjelasan dari berbagai ahli tafsir berkaitan isi surat An-Nazi’at ayat 15, di antaranya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
15-16. Apakah telah datang kepadamu (wahai rasul) berita tentang musa? Ketika tuhannya memanggilnya di lembah suci yang berkah,lembah thuwa.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
15-19. Allah memancing kerinduan Nabi Muhammad: Apakah telah sampai kepadamu kisah Nabi Musa ketika Tuhannya berfirman kepadanya di lembah Thuwa yang suci? Dia berkata kepada Nabi Musa: “Pergilah kepada Fir’aun di negeri Mesir; sungguh dia telah melampaui batas perusakan dan keangkuhan. Kemudian katakanlah kepadanya, ‘Apakah kamu ingin menyucikan dirimu dari kotoran kekafiran, dan aku akan menuntunmu kepada ketaatan Tuhanmu sehingga kamu akan merasa takut dari-Nya?’.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
15. Apakah telah datang kepadamu -wahai Rasul- berita tentang Musa dengan Rabbnya dan bersama musuhnya, Fir'aun?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
15. هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ (Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa)
Yakni Sungguh telah sampai kepadamu kisah Fir’aun dan Musa serta apa yang terjadi di antara mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
15. Wahai Nabi, apakah cerita tentang Musa sudah kamu dengar?
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sudah sampaikah kepadamu kisah Musa
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
(Ayat 15-25)
Allah berfirman kepada Nabinya Muhammad, “tatkala Rabbnya memanggilnya di lembah suci, yaitu lembah Thuwa,” yakni tempat dimana Allah berbicara dengan Musa dan memberi karunia risalah pada beliau, “ Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,” yakni, meski ia melampaui batas, berbuat syirik dan durhaka, berkatalah padanya dengan lemah lembut, semoga ia ingat atau takut. ‘Dan katakanlah (kepada firaun), ‘Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)’,” apalah pada dirimu terdapat sifat terpuji dan indah yang diperebutkan oleh orang orang berakal? Yaitu dengan menyucikan dirimu dengan dari kotoran kufur dan tindakan yang melampaui batas menuju keimanan dan amal baik. “ Dan kamu akan kupimpin ke jalan Rabbmu,” yakni aku tunjukkan padaNya dan aku jelaskan faktor faktor keridhaanNya padamu dan juga faktor faktor kemurkaanNya, “ Agar supaya kamu takut” kepada Allah bila kau mengetahui jalan yang lurus. Fir’aun enggan atas seruan Musa. “ Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.” yaitu jenis tanda-tanda kebesaran yang agung yang tidak menafikan mukjizat mukjizat lain yang beragam.
“Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka seketika itu juga tangan menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang orang yang melihatanya.” (Al-A’raf: 107-108).
“Tetapi Fir’aun mendustakan” kebenaran “dan mendurhakai” perintah. “Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa),” yaitu berusaha melawan kebenaran dan memeranginya. “Maka ia mengumpulkan (pembesar pembesarnya),” yakni dari tentaranya, “lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata, ‘Akulah Rabbmu yang paling tinggi. “Kaumnya tunduk pada Fir’aun dan mengakui kebatilan Musa. Ketika Fir’aun meremehkan Musa, “maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia,” yakni, Allah menjadikan hukuman terhadapnya sebagai petunjuk dan peringatan keras, serta untuk menjelaskan azab dunia akhirat.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 15-26
Allah SWT memberitahukan kepada RasulNya, Muhammad SAW tentang hamba dan rasulNya, Musa bahwa Dia mengutusnya kepada Fir'aun dan Allah mengukuhkannya dengan mukjizat-mukjizat. Tetapi dengan itu, Fir'aun tetap pada kekafiran dan kesewenang-wenangannya, sehingga Allah mengazabnya dengan azab dari Dzat yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa. Demikian pula akibat yang akan dialami orang-orang yang menentang dan mendustakan apa yang kamu sampaikan. Oleh karena itu di akhir kisah Allah berfirman: (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (26)) dan firman Allah SWT: (Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) berita Musa (15)) yaitu apakah kamu sudah mendengar kisahnya (Tatkala Tuhannya memanggilnya) yaitu yang berbicara kepadanya dengan seruan (di lembah suci) yaitu disucikan (adalah Lembah Thuwa) yaitu nama lembah menurut pendapat yang shahih, seperti yang disebutkan dalam surah Thaha. Lalu Allah SWT berfirman kepadanya: (Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas (17)) yaitu bertindak sewenang-wenang, jahat, dan zalim (Dan katakanlah (kepada Fir'aun), "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?” (18)) yaitu, katakanlah kepadanya yaitu maukah kamu aku ajak untuk menempuh jalan untuk dapat menyucikan diri, berserah diri, dan taat? (Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu) yaitu akan aku tunjukkan kepadamu cara menyembah Tuhanmu (supaya kamu takut kepadanya) yaitu hatimu akan menjadi tunduk patuh dan khusyuk kepadaNya, yang sebelumnya hatimu keras, jahat, dan jauh dari kebaikan.
(Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar (20)) yaitu, nabi Musa menampakkan kepadanya selain dari seruan yang benar ini hujjah yang kuat dan dalil yang jelas yang membuktikan kebenaran apa yang dia sampaikan, bahwa itu adalah dari sisi Allah.
(Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai (21)) yaitu mendustakan kebenaran itu dan menentang ketaatan yang diperintahkan kepadanya. Kesimpulannya bahwa hatinya mendustakanya dan batinnya tidak mau menerima apa yang disampaikan nabi Musa, tidak pula lahirnya. Padahal dia mengetahui bahwa apa yang disampaikan nabi Musa kepadanya adalah kebenaran, tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa dia adalah orang yang beriman kepada nabi Musa, karena pengetahuan itu merupakan pengetahuan hati, sedangkan keimanan itu adalah pengamalannya, yaitu patuh dan taat kepada kebenaran.
Firman Allah SWT: (Kemudian dia berpaling seraya berusaha menentang (Musa) (22)) yaitu sebagai tanggapan terhadap kebenaran, dia menentangnya dengan kebathilan, yaitu dia mengumpulkan para tukang sihir untuk menentang mukjizat yang jelas yang disampaikan nabi Musa (Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya (23)) kepada kaumnya ((Seraya) berkata, "Akulah Tuhan kalian yang paling tinggi” (24))
Allah SWT berfirman: (Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25)) yaitu Allah menghukumnya dengan hukuman yang membuatnya menjadi pelajaran dan pembalasan bagi orang yang serupa dengannya dari kalangan orang-orang yang membangkang di dunia (dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan) (Surah Hud: 99) sebagaimana Allah SWT berfirman (Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong (41)) (Surah Al-Qashash) Inilah yang shahih tentang makna ayat, bahwa yang dimaksud dengan firmanNya: (Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia) yaitu di dunia dan akhirat.
Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah kalimatnya pada yang pertama kali dan yang kedua. Dikatakan adalah kekufuran dan kedurhakaannya.
Pendapat yang shahih dan tidak diragukan adalah yang pertama.
Firman Allah: (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut kepada Tuhannya (26)) yaitu bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan menyadarinya
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Kemudian dalam ayat ini Allah mengatakan kepada Nabi-Nya ( Muhammad ) bahwasa telah lewat sebelumnya Rasul-rasul yang kaumnya telah mendustakannya dan jumlah mereka sangatlah banyak, maka bagimu dari mereka contoh yang kamu bisa mengambil hikmah darinya, sebagai contoh yaitu fir'aun bersama kaumnya, Allah berfirman :
{ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ } Telah datang kepadamu ( Muhammad ) Kisah tentang Musa yang Allah telah sebutkan dan mengulanginya beberapa kali dalam Al-Qur'an yang ketika itu ia ( Musa ) melakukan perjalanan bersama istri dan keluarganya pulang ke kampung halamannya stelah datang berkunjung ke negri madyan dan ketika dalam perjalanan mereka merasa kedinginan, mereka pun tersesat dan melihat ada api yang tengah membara, dan mereka pun senang dengan adanya api itu, dan kemudian ia mempersilahkan keluarganya untuk duduk dan menunggu sedang ia pergi menghampiri asal dari api tersebut, untuk bertanya kepada pemilik api tadi, kemanakah arah jalan yang benar ? atau ia pergi mengambil suluh api yang menyala untuk menghangatkan badan mereka, itulah tujuan Nabi Musa ketika itu, Akan tetapi sesampainya di lembah api yang ia saksikan terdengar suara bahwa Allah memanggilnya { فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ} ( Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Wahai Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. ) [ Al-Qhasas : 30 ]
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Kemudian Allah Ta’ala menceritakan yang terjadi pada umat-umat sebelum Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
Allah Ta’ala berfirman:
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى (15 “Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.” Yang di ajak berinteraksi dalam firman-Nya: هَلْ أَتَاكَ “Sudahkah sampai kepadamu” adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam atau kepada siapa pun yang sesuai dan tepat ditujukan ungkapan ini kepadanya, sehingga jika dimaknai Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka maknanya: Sudahkan sampai kepadamu wahai Muhammad, jika dimaknai dengan makna kedua maka: Sudahkah sampai kepadamu wahai manusia حَدِيثُ مُوسَى “Kisah Musa” beliau adalah anaknya Imran ‘alaihisshilaatu wassalaam, Nabi terbaik Bani Israil, beliau adalah salahsatu ulul’azmi yang berjumlah lima, mereka adalah: Muhammad shallallaahu’alaihi wa sallam, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nuh ‘Alaihimushalaatu wassalaam, mereka telah disebutkan di dua tempat dalam al-Quran, dalah satunya dalam Surat al-Ahzaab yaitu Firman Allah Ta’ala: وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam” (QS. Al-Ahzab: 7)
Yang kedua dalam firman Allah Ta’ala: شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى “Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa”(QS. Asy-Syura: 13)
Kisah Musa ‘alaihissalaam disebutkan lebih banyak daripada kisah lainnya, kerena Musa adalah Nabinya orang-orang yahudi, mereka banyak di kota Madinah dan sekitarnya pada zaman Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Kisah-kisah Nabi Musa adalah kisah terbanyak, terlengkap dan terluas yang berkaitan tentang berita para Nabi.
Dalam Firman-Nya: هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى (15) “Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.”
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nazi’at ayat 15: 15-16. Kemudian Allah mengarahkan perkataan-Nya (kepada Muhammad) dan berkata : Tidakkah engkau wahai Muhammad pernah mendengar kisah Musa ? Yaitu ketika Tuhan-nya menyeru di lembah (Thuwa) yang suci dan diberkahi, ia adalah lembah yang terletak di sisi kanan gunung Sina.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nazi’at Ayat 15
Wahai nabi Muhammad, bersabarlah atas pengingkaran kaummu sebagaimana kesabaran nabi-nabi terdahulu. Sudahkah sampai kepadamu kisah nabi musa yang berdakwah kepada fir'aun yang zalim' 16. Ingatlah kisah ketika tuhan memanggilnya di lembah suci, yaitu lembah tuwa;
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penjelasan dari berbagai ahli ilmu berkaitan kandungan dan arti surat An-Nazi’at ayat 15 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Bantulah perjuangan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.