Surat An-Naba Ayat 29

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ كِتَٰبًا

Arab-Latin: Wa kulla syai`in aḥṣaināhu kitābā

Artinya: Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab.

« An-Naba 28An-Naba 30 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Berkaitan Dengan Surat An-Naba Ayat 29

Paragraf di atas merupakan Surat An-Naba Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjelasan dari kalangan ahli tafsir terhadap kandungan surat An-Naba ayat 29, misalnya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

27-30. Sesungguhnya mereka tidak takut pada hari perhitungan amal sehingga mereka tidak beramal untuknya, Mereka mendustakan apa yang dibawa oleh para rasul kepada mereka. Kami mengetahui segala sesuatu dan mencatatnya di lauhil mahfuzh. Maka rasakanlah (wahai orang orang kafir) balasan dari amal-amal kalian, kami tidak menambah untuk kalian kecuali azab di atas azab.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

29. Dan segala sesuatu dari amal perbuatan mereka telah Kami catat dan Kami hitung, dan hal itu tertulis di dalam kitab catatan amal perbuatan mereka.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

29. وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنٰهُ كِتٰبًا (Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab)
Yakni Kami telah mencatatnya di Lauhul Mahfuzh. Pendapat lain mengatakan: yakni apa yang dicatat oleh para malaikat yang mengawasi manusia di kitab amalan mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

29. Segala amal perbuatan mereka telah Kami catat di dalam sebuah lembaran buku amal, yang disebut Al lauh Al mahfudz


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Segala sesuatu telah Kami catat dalam kitab} Kami pelihara dan jaga dengan ditulis dalam lembaran-lembaran amal mereka


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 26-30
Dan sesungguhnya mereka berhak menerima siksaan-siksaan yang berat ini sebagai balasan bagi mereka atas apa yang telah mereka perbuat berupa amalan-amalan yang mengantarkan mereka kepada siksaan tersebut. Allah tidak menzhalimi mereka tapi mereka sendirilah yang menzhalimi diri sendiri. Karena itu Allah menyebutkan amal perbuatan mereka yang membuat mereka berhak mendapatkan siksaan diatas seraya berfirman, “Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab,” yakni, tidak beriman pada Hari Kebangkitan dan tidak beriman bahwa Allah akan membalas manusia, baik dan buruknya. Karena itulah mereka melalaikan amal-amal untuk akhirat. “dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sebenar-benarnya,” yakni mereka mendustakannya secara tegas dan jelas. Penjelasan-penjelasan datang kepada mereka tapi mereka menentangnya. “Dan segala sesuattu,” sedikit dan banyak, baik dan buruk, “ sudah Kami catat dalam suatu kitab,” yakni sudah Kami tetapkan di Lauhil Mahfuzh. Karena itu, janganlah orang-orang yang berdosa mengira Kami menyiksa mereka karena dosa yang tidak mereka lakukan. Dan janganlah mereka mengira bahwa Allah akan menyia-nyiakan amal perbuatan mereka atau melalaikannya meskipun sebesar biji atom, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah,
“ Dan diletakkanlah kitab, laul kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya dan mereka berkata, ‘Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;’ dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Rabmu tidak menganiaya seorangpun.”(Al-Kahfi:49).
“Karena itu rasakanlah,” wahai orang-orang yang mendustakan azab yang pedih dan kehinaan abadi ini, “dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu kecuali azab.” Azab mereka semakin bertambah dari waktu ke waktu. Ini adalah ayat paling keras tentang dahsyatnya siksaan penghuni neraka. Semoga Allah melindungi kita semua darinya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 17-30
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Hari Keputusan, yaitu hari kiamat bahwa sesungguhnya hari itu telah ditetapkan waktu yang tertentu bagi kejadiannya, tidak ditambah, dan tidak dikurangi, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui tentang waktunya secara tertentu selain Allah SWT, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu tertentu (104)) (Surah Hud)
(yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok (18)) Mujahid berkata berbondong-bondong.
Ibnu Jarir berkata bahwa maknanya adalah setiap umat datang bersama rasulnya, sebagaimana firmanNya: ((Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya) (Surah Al-Isra: 71).
Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok (18)) dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jarak waktu antara kedua tiupan adalah empat puluh” Mereka bertanya, "Apakah empat puluh hari?” Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak mengatakannya” Mereka bertanya,"Apakah empat puluh bulan?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak mengatakannya” Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?” Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak mengatakannya” Lalu Rasulullah SAW melanjutkan, "Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka mereka bermunculan sebagaimana tumbuhnya sayur. Tidak ada suatu pun dari manusia melainkan pasti hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, maka darinya makhluk disusun pada hari kiamat”
(dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu (19)) yaitu jalan-jalan dan jalur-jalur untuk turunnya para malaikat (dan dijalankanlah gunung-gunung, maka menjadi fatamorganalah ia (20)) sebagaimana firmanNya: (Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan) (Surah An-Naml: 88) dan (dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan (5)) (Surah Al-Qari'ah) dan di sini Allah berfirman: (maka menjadi falamorganalah ia) yaitu dengan khayalan orang yang memandangnya seakan-akan gunung itu adalah sesuatu benda, padahal tidaklah demikian. Setelah itu gunung-gunung itu lenyap tanpa bekas, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya (105) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali (106) tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi” (107)) (Surah Thaha) dan (Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar) (Surah Al-Kahfi: 47)
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya neraka Jahanam itu adalah tempat yang telah disediakan (21)) yaitu tempat yang telah disediakan (bagi orang-orang yang melampaui batas) Mereka adalah para pembangkang, para pendurhaka yang menentang para rasul (sebagai tempat kembali (mereka)) yaitu tempat kembali, tempat menetap, dan tempat berpulang.
Al-Hasan dan Qatadah berkata tentang firman Allah SWT (Sesungguhnya neraka Jahanam itu (padanya) ada tempat pengintai (21)) yaitu, tidak ada seorangpun yang akan masuk surga sampai melewati neraka. Maka jika dia mempunyai pembolehan, maka dia selamatlah, jika tidak maka, maka dia ditahan.
Firman Allah SWT: (mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (23)) yaitu mereka tinggal di dalamnya selama berabad-abad, bentuk jamak dari “hiqbun”, yaitu suatu waktu dari zaman. Mereka berbeda pendapat tentang lamanya masa ini.
Khalid bin Ma'dan berkata bahwa ayat ini dan firman Allah SWT: (kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain)) (Surah Hud: 107) tentang dengan ahli tauhid ; keduanya diriwayatkan Ibnu Jarir. Kemudian dia berkata bahwa bisa juga ditafsirkan bahwa firman Allah SWT: (mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (23)) Berkaitan dengan firmanNya SWT: (mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman (24)) Kemudian Allah mengadakan bagi mereka setelah itu azab lain yang berbeda bentuk dan jenisnya dari. Kemudian dia berkata bahwa pendapat yang benar bahwa azab di neraka itu tidak ada habisnya, sebagaimana yang dikatakan Qatadah dan Ar-Rabi' bin Anas.
Diriwayatkan dari Qatadah tentang firman Allah SWT: (mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (23)) yaitu masa yang tidak ada hentinya, setiap kali satu abad berlalu, maka datang abad setelahnya,.
Firman Allah SWT: (mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman (24)) yaitu di dalam neraka Jahanam mereka tidak mendapati hal yang menyejukkan hati mereka, tidak pula minuman yang baik untuk mereka konsumsi. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (selain air yang mendidih dan nanah (25))
Abu Al-’Aliyah berkata bahwa ini merupakan lawan kata dari sebelumnya; kesejukan dengan air mendidih dan minuman dengan nanah. Demikian juga dikatakan Ar-Rabi’ bin Anas. Adapun “Al-hamim” adalah air yang panasnya mencapai puncak kepanasannya, dan “Al-ghassaq” adalah campuran nanah, keringat, air mata, dan yang keluar dari luka-luka penghuni neraka, dinginnya tidak dapat diukur, dan aroma busuknya tidak tertahankan.
Kami telah menjelaskan pembahasan “Al-ghassaq” dalam surah Sad, sehingga tidak perlu diulangi lagi. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu dengan karunia dan kemurahanNya.
Ibnu Jarir berkata bahwa dikatakan bahwa maksud firmanNya: (mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya) yaitu tidur, sebagaimana yang dikatakan Al-Kindi:
“Terasa sejuk olehku moncong wadah minumannya, tetapi rasa kantuk yang menyerang diriku menghalangiku dari mereguknya”
Yang dimaksud dengan dingin adalah rasa kantuk dan tidur. Demikianlah yang dia sebutkan dan dia tidak menisbatkannya kepada siapapun. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari jalur As-Suddi, dari Murrah At-Tayyib.
Firman Allah SWT: (sebagai pembalasan yang setimpal (26)) yaitu siksaan yang mereka dapatkan ini sesuai dengan amal perbuatan mereka yang rusak yang mereka lakukan di dunia. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Qatadah dan lainnya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab (27)) yaitu mereka sama sekali tidak meyakini bahwa ada kehidupan lain yang mereka akan mendapati balasan amal perbuatannya dan dihisab di sana. (dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya (28)) yaitu, dahulu mereka mendustakan hujjah Allah dan bukti-bukti kekuasaanNya terhadap makhlukNya yang Dia turunkan kepada para rasulNya, lalu mereka menanggapinya dengan kedustaan dan keingkaran.
Firman Allah SWT: (dengan kedustaan yang sesungguh-sungguhnya) yaitu dengan penuh kedustaan. Itu adalah mashdar yang bukan berasal dari fi'il.
Firman Allah SWT: (Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab (29)) yaitu sungguh Kami mengetahui amal perbuatan semua hamba dan Kami telah mencatatnya atas mereka, maka Kami akan membalas mereka atas hal itu jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan.
Firman Allah SWT: (Karena itu, rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kalian selain dari azab (30)) yaitu dikatakan kepada penghuni neraka,"Rasakanlah apa yang kalian dapatkan ini, maka Kami tidak akan menambahkan kepada kalian selain azab yang sesuai jenisnya (dan berbagai macam (azab) yang lain yang serupa itu (58)) (Surah Shad)


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Dan yang ketiga adalah :

Bahwasanya setiap amal perbuatan mereka kami tuliskan dalam sebuah kitab yang mencatat segala amal perbuatan manusia, dan mereka yang telah mendustakan ayat-ayat Kami telah kami catat apa yang mereka telah perbuat.

Maka catatan inilah yang menjadi penyebab siksaan mereka di neraka jahannam, jikalau sekiranya mereka akan mnegingkari perbuatan mereka; maka itu tidak mungkin; karena segala amal keburukan yang telah mereka perbuat tercatat dan tersimpan baik dalam genggaman kami. dan mereka akan mengakuinya jika tiba saatnya catatan itu dibacakan dihadapan mereka.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

Firman Allah Ta’ala: وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا “dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab.”وَكُلَّ شَيْءٍ “dan segala sesuatu” Mencakup segala yang dilakukan Allah ‘Azza Wa Jalla seperti menciptakan dan mengatur segalanya dan juga mencakup segala yang dilakukan hamba-hamba-Nya berupa perkataan dan perbuatan, termasuk segala yang besar mau pun yang kecil أَحْصَيْنَاهُ “telah Kami catat dalam suatu kitab.” Kami patenkan dengan pencatatan yang detail yang tidak terdapat kekeliruan كِتَابًا “dalam suatu kitab” maksudnya dengan buku catatan. Dinyatakan dalam hadits shahih: أَنَّ اللهَ تَعَالَى كَتَبَ مَقَادِيْرَ كُلَّ شَيْءٍ إَلَى أَنْ تَقُوْمَ السَّاعَةُ “ Sesungguhnya Allah telah menuliskan takdir-taqdir segala sesuatu sampai hari kiamat ”(1) dan termasuk dari itu adalah perbuatan-perbuatan anak-anak adam, semuanya tertulis, bahkan setiap ucapan sudah tertulis. Allah Ta’ala berfirman: مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat raqib atiid” (QS. Qaf: 18) Malaikat Raqib: Malaikat yang mengawasi, al-‘Atiid: Yang selalu hadir.
Ada seorang lelaki yang masuk ke rumah Imam Ahmad rahimahullaah, sedangkan beliau dalam keadaan sakit, beliau merintih (kesakitan). Maka laki-laki itu berkata: Ya Abu Abdillah sesungguhnya Thawus –salah seorang tabi’in yang masyhur- mengatakan: "Sesungguhnya rintihan seorang yang sakit ditulis” Maka Imam Ahmad rahimahullah berhenti dari rintihannya karena takut ditulis rintihan rasa sakitnya itu, maka bagaimana dengan ucapan-ucapan yang tidak terbatas dan tidak ditahan, lafaz-lafaz yang terus keluar sepanjang malam dan hari, dan itu semua tidak dihisab. Segala sesuatu ditulis walau pun sekedar tekad dalam hati, bisa jadi itu berbuah pahala atu mungkin dosa bagi anda, barang siapa yang bertekad berbuat keburukan namun ia meninggalkannya karena tidak mampu melakukannya maka tekadnya itu akan ditulis sebagai sebuah keburukan dan jika meninggalkannya karena Allah maka itu akan ditulis sebagai kebaikan.(2) Segala sesuatu tidak akan luput, segala sesuatu akan kami tulis dalam catatan.


(1) Dikeluarkan Muslim (2653) dari hadits Abdullah Bin Amer Radhiyallaahu 'anhuma.
(2) Dikeluarkan Bukhari (6491) dan Muslim (131) dari hadits Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Naba ayat 29: 29-30. Kemudian Allah mengabarkan bahwa segala sesuatu yang di kerjakan oleh orang-orang kafir baik sedikitnya maupun banyaknya sungguh telah tercatat di lauhil mahfudz. Kemudian dikatakan kepadanya (yaitu kepada orang-orang kafir) dengan ucapan yang kasar dan teguran keras : Rasakanlah olehmu wahai orang-orang yang mendustakan dan menolak (apa yang Allah dan rasul-Nya tetapkan), sungguh tidak akan Kami tambah padamu kecuali adzab yang terus bertambah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Sedikit maupun banyak, baik maupun buruk.

Di antara yang tercatat dalam catatan amal itu adalah pendustaan mereka terhadap Al Qur’an.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naba Ayat 29

Allah tidak pernah salah dalam menentukan siapa yang berhak mendapat siksa karena dia mempunyai catatan amal setiap orang. Dan segala sesuatu tentang amal perbuatan manusia telah kami catat dalam suatu kitab, yaitu buku catatan amal manusia, baik amal kecil maupun besar. Catatan itu akan menjadi saksi atas pelanggaran-pelanggaran mereka. 30. Setelah Allah menjelaskan tentang keburukan perbuatan mereka, Allah mengatakan kepada mereka, 'maka karena semua perbuatan buruk yang kamu kerjakan itu rasakanlah siksa api neraka ini! maka tidak ada yang akan kami tambahkan kepadamu selain azab. Mereka ditimpa azab demi azab yang sangat pedih, menyakitkan jiwa dan raga, tidak ada jeda sedikit pun antara satu azab dan azab berikutnya. Mereka merasakannya dalam rentang waktu yang sangat lama. Inilah siksaan bagi mereka yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penjabaran dari kalangan mufassirin mengenai makna dan arti surat An-Naba ayat 29 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita bersama. Bantu syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Banyak Dikunjungi

Telaah ratusan materi yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-‘Ankabut 45, Al-‘Ashr 2, An-Nur 31, Az-Zalzalah 7, Al-Baqarah 165, An-Nur. Ada pula Al-Anbiya, An-Nisa 1, Al-Mukminun 1-11, Ali ‘Imran 185, Al-Isra 24, Al-Ahzab 59.

  1. Al-‘Ankabut 45
  2. Al-‘Ashr 2
  3. An-Nur 31
  4. Az-Zalzalah 7
  5. Al-Baqarah 165
  6. An-Nur
  7. Al-Anbiya
  8. An-Nisa 1
  9. Al-Mukminun 1-11
  10. Ali ‘Imran 185
  11. Al-Isra 24
  12. Al-Ahzab 59

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: