Surat Al-Mursalat Ayat 6
عُذْرًا أَوْ نُذْرًا
Arab-Latin: 'użran au nużrā
Artinya: Untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan,
« Al-Mursalat 5 ✵ Al-Mursalat 7 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Al-Mursalat Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mursalat Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir menarik dari ayat ini. Ada pelbagai penjabaran dari kalangan mufassirin terhadap makna surat Al-Mursalat ayat 6, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-7. Allah bersumpah dengan angin saat ia bertiup terus-menerus, sebagian menyusul sebagian lainnya, juga dengan angin yang bertiup kencang yang membinasakan, juga dengan para malaikat yang bertugas mengurus awan, mereka menggiringnya sebagaimana mereka kehendaki, juga dengan para malaikat yang menerima wahyu dari Allah dengan urusan yang memisahkan antara yang haq dengan yang batil, yang halal dengan haram, juga dengan para malaikat yang menerima wahyu dari Allah dan membawanya turun kepada nabi-nabiNya, sebagai penegakkan hujjah dari Allah atas makhlukNya dan peringatanNya kepada mereka, agar mereka tidak lagi bisa beralasan, bahwa apa yang dijanjikan kepada kalian, yaitu Hari Kiamat berikut perhitungan amal dan balasannya adalah haq, pasti terjadi pada kalian, tidak bisa tidak.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Malaikat itu turun dengan membawa wahyu sebagai alasan (hujah) dari Allah untuk manusia dan peringatan bagi mereka dari siksa Allah.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. عُذْرًا أَوْ نُذْرًا (untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan)
Yakni para malaikat menyampaikan wahyu kepada para makhluk sebagai bantahan dari Allah terhadap segala alasan, dan sebagai peringatan dari azab-Nya.
Pendapat lain mengatakan: yakni sebagai alasan bagi orang yang benar dan peringatan bagi orang yang salah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Qatada berkata: "Alasan bagi Allah terhadap hamba-hamba-Nya dan peringatan bagi orang-orang yang beriman yang dengan itu mereka mengambil manfaat serta beramal".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
6. Sebagai menolak alasan-alasan hamba, sehingga dia tidak butuh kecuali hanya kepada Allah. Juga sebagai ancaman apabila manusai enggan untuk beriman
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{untuk memberi alasan-alasan atau memberi peringatan} alasan dari Allah dan peringatan kepada ciptaanNya dengan azab
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-6. Allah bersumpah atas kebangkitan dan pembalasan terhadap amal-amal. “Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,” mereka adalah para malaikat yang diutus Allah untuk masalah-masalah takdir dan pengaturan alam serta untuk masalah-masalah syariat dan wahyu kepada para RasulNya, “yang diutus untuk membawa kebaikan,” adalah salah satu kondisi dari para malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan tadi, yaitu diutus untuk kebaikan, hikmah dan kemaslahatan, bukan diutus untuk kemungkaran dan perbuatan sia-sia. “Dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya,” mereka juga para malaikat yang diutus oleh Allah. Allah menyebutkan sifatnya yang amat cepat melakukan perintahNya dan cepatnya mereka menunaikan perintah-perintah Allah seperti perintah agar angin bertiup kencang. Atau yang dimaksud dengan sangat kencang dalam ayat ini adalah angin yang berhembus dengan kencang. “Dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat RabbNya) dengan seluas-luasnya.” Kemungkinan yang dimaksud adalah para malaikat yang menyebarkan segala sesuatu yang telah diatur untuk disebarkan. Atau yang dimaksud adalah mendung yang dikirim Allah untuk menghidupkan bumi setelah sebelumnya mati. “Dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,” mereka adalah para malaikat yang menyampaikan perintah-perintah mulia berupa peringatan yang dengannya Allah merahmati para hambaNya. Allah mengingatkan manfaat dan kepentingan mereka di dalam peringatan itu yang disampaikan pada para rasulNya, “untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan,” yakni untuk memberi alasan dan peringatan bagi manusia. Mengingatkan manusia akan berbagai hal mengerikan yang ada di hadapan mereka serta untuk menolak alasan-alasan mereka sehingga mereka tidak memiliki hujjah atas Allah.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-15
Diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang firmanNya: (Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan (1)) yaitu malaikat-malaikat.
Diriwayatkan dari Abu Al-Ubaidin, dia berkata,”Aku pernah bertanya kepada Ibnu Mas'ud tentang (Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan) yaitu angin. Demikian juga dia berkata tentang firmanNya: (dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya (2) dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya (3)) Sesungguhnya itu adalah angin. Demikian juga dikatakan Mujahid, Qatadah, dan Abu Shalih dalam riwayat darinya.
Ibnu Jarir bersikap diam tentang firmanNya: (Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan (1)) bahwa apakah makna yang dimaksud adalah malaikat-malaikat yang diutus membawa kebaikan, atau yang seperti rambut kuda yang sebagian darinya mengiringi sebagian lain, atau yang itu adalah angin apabila bertiup sedikit demi sedikit? Tetapi dia memastikan bahwa yang dimaksud adalah adalah angin yang bertiup dengan kencang, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Mas'ud dan para pengikutnya. Dan di antara orang yang berpendapat tentang (dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya (2)) juga Ali bin Abu Thalib dan As-Suddi; tetapi bersikap diam tentang (dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya (3)), apakah itu adalah para malaikat atau angin, sebagaimana yang telah dijelaskan.
Diriwayatkan dari Abu Shalih bahwa (dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya) adalah hujan. Tetapi pendapat yang jelas bahwa (al-mursalat) adalah angin, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)) (Surah Al-Hijr: 22) dan (Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya) (Surah Al-A'raf: 57) Demikian juga “Al-'ashifat” yaitu angin. Dikatakan “'Ashafati Ar-riyahu” (angin telah bertiup) ketika dia bertiup dengan suara. Demikian juga “An-nasyirat” yaitu angin yang menggiring awan di ufuk langit sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT.
Firman Allah SWT: (dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang batil) dengan sejelas-jelasnya (4) dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu (5) untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan (6)) yaitu para malaikat, Pendapat itu dikatakan As-Suddi. Tidak ada perbedaan di sini, karena sesungguhnya para malaikat turun dengan membawa perintah Allah kepada para rasul untuk membedakan antara kebenaran dan kebathilan, petunjuk dan kesesatan, perkara halal dan haram. Dan para malaikat itu menyampaikan wahyu kepada para rasul yang di dalamnya mengandung alasan terhadap makhluk dan peringatan bagi mereka tentang siksa Allah jika mereka menentang perintahNya.
Firman Allah: (sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi (7)) Inilah objek sumpah, yaitu sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian yaitu terjadinya kiamat, peniupan sangkakala, kebangkitan dan pengumpulan semua orang yang terdahulu dan yang kemudian dalam suatu tempat untuk menerima pembalasannya masing-masing; jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan. Semuanya pasti terjadi.
Kemudian Allah berfirman: (Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan (8)) yaitu, sinarnya lenyap. sebagaimana firmanNya: (dan apabila bintang-bintang berjatuhan (2)) (Surah At-Takwir) dan (dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan (2)) (Surah Al-Infithar)
(dan apabila langit telah dibelah (9)) yaitu terpecah belah, terpisah, dan semua bagiannya turun serta semua sisinya melemah (dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu (10)) yaitu lenyap sehingga tidak ada bekasnya, sisa dan jejaknya sama sekali, sebagaimana firmanNya: (Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya" (105)) (Surah Thaha) dan (Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka (47)) (Surah Al-Kahfi)
Firman Allah SWT: (dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka) (11)) yaitu dikumpulkan.
Ibnu Zaid berkata dan ini sebagaimana firmanNya: ((Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul) (Surah Al-Maidah: 109)
Mujahid berkata, bahwa makna (uqqitat) adalah ditangguhkan.
Diriwayatkan dari Ibrahim tentang (uqqitat) yaitu dipersiapkan seakan-akan dianggap sebagaimana firmanNya SWT: (Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedangkan mereka tidak dirugikan (69)) (Surah Az-Zumar)
Kemudian Allah SWT berfirman: (("Niscaya dikatakan kepada mereka),"Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?" (12) sampai hari keputusan (13) Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu? (14) Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (15)) Allah SWT berfirman bahwa sampai kapankah utusan itu ditangguhkan perkaranya? yaitu sampai hari kiamat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Karena itu, janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya: sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan (47) (yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang mahsyar) berkumpul menghadap kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa (48)) (Surah Ibrahim) yaitu hari keputusan. Demikian juga Allah SWT berfirman: (Sampai hari keputusan (13))
Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengagungkan kejadiannya: (Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu? (14) Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan (15)) yaitu, kecelakaanlah bagi mereka karena azab Allah pada hari kemudian
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Mursalat ayat 6: Allah menjelaskan bahwa malaikat ini (yang turun), adalah hujjah Allah bagi manusia agar tidak berkilah. Dan sebagai hujjah bagi manusia akan adzab yang Allah akan datangkan, jika manusia menyelisihi perintah-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dengan menegakkan hujjah sehingga mereka tidak memiliki hujjah lagi di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Kepada manusia terhadap apa yang ada di hadapan mereka berupa hal-hal yang menakuttkan mereka..
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mursalat Ayat 6
5-6. Dan demi malaikat-malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada yang dipilih Allah untuk menerimanya, wahyu tersebut diturunkan untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan bagi yang durhaka. 7-9. Demi semua yang telah disebut itu, sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu, yaitu hari kebangkitan, juga surga dan neraka pasti terjadi. Kehidupan akhirat itu dimulai setelah kiamat dunia ini. Dan inilah gambaran kiamat itu. Maka apabila bintang-bintang dihapuskan cahayanya dengan mudah oleh Allah, dan apabila langit terbelah, sehingga langit dengan segala yang ada hancur.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penjelasan dari beragam mufassirun terkait makna dan arti surat Al-Mursalat ayat 6 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita. Bantu kemajuan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.