Surat Al-Qiyamah Ayat 28

وَظَنَّ أَنَّهُ ٱلْفِرَاقُ

Arab-Latin: Wa ẓanna annahul-firāq

Artinya: Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),

« Al-Qiyamah 27Al-Qiyamah 29 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Berharga Terkait Dengan Surat Al-Qiyamah Ayat 28

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qiyamah Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir berharga dari ayat ini. Diketemukan beragam penafsiran dari kalangan pakar tafsir terhadap isi surat Al-Qiyamah ayat 28, antara lain seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

26-30. Benar, ketika ruh telah naik ke dada bagian atas, sebagian hadirin berkata kepada sebagian lainnya, “Adakah peruqyah yang bisa meruqyah dan menyembuhkan apa yang dialaminya?” yang bersangkutan yakin bahwa apa yang terjadi padanya adalah perpisahannya dengan alam dunia, karena dia telah menyaksikan malaikat maut dengan matanya, beban berat perpisahan dunia bertemu dengan beban berat awal perjumpaan dengan akhirat. Hanya kepada Allah semata para hamba akan dikumpulkan, selanjutnya surga atau neraka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

28. Dan orang yang mengalami sakaratul maut meyakini bahwa itu adalah perpisahan dunia dengan kematian.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

28. وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ (dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan)
Yakni orang yang nafasnya telah sampai di kerongkongan itu yakin bahwa saat itu adalah waktu baginya berpisah dengan dunia serta dengan istri, anak, dan hartanya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

28. Orang yang mengalami sekarat itu meyakini bahwa itulah saat perpisahannya dengan dunia


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Dan dia yakin} orang yang dihadirkan itu meyakini {bahwa itulah waktu perpisahan} berpisah dengan dunia dengan kematian


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

26-30. Allah memberi petuah kepada para hambaNya dengan menyebutkan orang yang kedatangan ajal, ketika ia sedang dalam keadaan berbaring dan ruhnya telah mencapai “kerongkongan” yaitu tulang tempat lubang kerongkongan, yang pada saat itu bencana kian dahsyat, ia mencari segala cara dan sebab yang dikira bisa menyembuhkan dan memberi kenikmatan. Karena itu Allah berfirman, “Dan dikatakan kepadanya, ‘Siapakah yang dapat menyembuhkanmu’,” yakni siapa yang meruqyahnya, karena angan-angannya sudah terputus dari berbagai sebab normal, ia pun bergantung pada sebab-sebab ilahiyah. Sayangnya, bila ketentuan dan takdir telah dipastikan dan berlaku, tidak ada yang bisa menangkalnya. “Dan dia yakin bahwasanya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),” berpisah dengan dunia, “dan bertaut betis kiri dengan betis kanan,” yakni segala musibah menyatu dan bertaut, masalah kian membesar, bencana kian memuncak serta menginginkan agar ruh tetap saja ada bersamanya. Kemudian ia digiring menuju Allah agar seluruh amal perbuatannya dibalas dan ditegaskan. Ini adalah peringatan keras dari Allah dengan tujuan menggiring hati kepada keselamatan dan peringatan keras Allah dari segala sesuatu yang membinasakannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 26-40
Allah SWT memberitahukan keadaan sakaratul maut dan hal-hal mengerikan saat itu, (semoga Allah meneguhkan kita dengan kalimat yang teguh) Jadi Allah SWT berfirman: (Sekali-kali jangan. Apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan (26)) Jika kita menjadikanm kata “kal laa” sebagai sanggahan, maka maknanya adalah “tidaklah kamu, wahai anak cucu nabi Adam, di saat itu dapat mendustakan apa yang telah diberitahukan kepadamu, bahkan hal itu dapat kamu saksikan dengan terang-terangan. Dan jika kita menjadikannya sebagai suatu pernyataan kebenaran, maka sudah jelas, yaitu benar jika ruh telah sampai di kerongkongan, yaitu ruhmu dicabut dari jasadmu dan sampai di kerongkonganmu. Kata “At-Taraqi'' adalah bentuk jamak dari “tarquwah” yaitu tulang rawan yang ada antara pangkal sampai ujung leher. Sebagaimana firmanNya SWT: (Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan (83) padahal kami ketika itu melihat (84) dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat (85) maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? (86) Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar? (87)) (Surah Al-Waqi'ah) Demikian juga Allah berfirman di sini: (Sekali-kali jangan. Apabila napas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan (26)) Kata “At-Taraqi'' adalah bentuk jamak dari “tarquwah” yaitu dekat dengan kerongkongan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah dukun manakah yang dapat menyembuhkanmu? Demikian juga dikatakan Abu Qilabah tentang firmanNya: (dan dikatakan (kepadanya), "Siapakah yang dapat menyembuhkan?” (27)) yaitu, siapakah tabib yang dapat menyembuhkan? Demikian juga dikatakan Qatadah, Adh-Dhahhak, dan Ibnu Zaid.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) (29)) yaitu bertautlah baginya dunia dan akhirat. Demikian juga dikatakan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas: (dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) (29)) dia berkata yaitu akhir hari dunianya bertemu dengan awal hari akhirat. sehingga keadaan yang sangat berat bertemu dengan keadaan sangat berat kecuali orang yang dirahmati Allah SWT.
Ikrimah berkata tentang firmanNya: (dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) (29)) perkara yang besar dengan perkara yang besar lainnya.
Hasan Al-Bahsri berkata tentang firmanNya: (dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) (29)) bahwa keduanya adalah betismu apabila ditemukan.
Firman Allah SWT: (kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau (30)) yaitu dikembalikan dan dipulangkan. Demikian itu karena ruh dibawa naik ke langit, lalu Allah SWT berfirman, "Kembalikanlah hambaKu ke tanah, karena sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari tanah dan kepadanyalah Aku mengembalikan mereka, dan darinyalah Aku mengeluarkan mereka di waktu yang lain" Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Al-Barra yang panjang. Dan sungguh Allah SWT berfirman: (Dan Dialah Yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya (61) Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat (62)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah: (Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan shalat (31) tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran) (32)) Ini adalah pemberitahuan tentang orang kafir yang ketika di dunia mendustakan kebenaran dengan hatinya dan berpaling dari mengamalkannya, maka tidak ada kebaikan dalam dirinya secara lahir dan batin. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan shalat (31) tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran) (32) kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong) (33)) yaitu dengan langkah yang senang, angkuh, sombong, dan malas, tidak ada keinginan dan amal. Sebagaimana Allah SWt berfirman: (Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya. mereka kembali dengan gembira (31)) (Surah Al-Muthaffifin) dan (Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir) (13) Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya) (14) yaitu tidak dikembalikan ((Bukan demikian), yang benar sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya (15)) (Surah Al-Insyiqaq)
Qatadah dan Zaid bin Aslam berkata dengan sombong.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu (34) kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu (35)) Ini merupakan ancaman dan peringatan tegas dari Allah SWT kepada orang kafir kepadaNya dan angkuh dalam berjalan. yaitu, sudah sepantasnya kamu berjalan demikian, karena kamu kafir kepada Tuhan yang menciptakanmu. Sebagaimana dikatakan seperti ini dengan maksud mencemooh dan mengancam, sebagaimana firmanNya: (Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia (49)) (Surah Ad-Dukhan), ((Dikatakan kepada orang-orang kafir), "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek: sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa”(46)) (Surah Al-Mursalat) dan (Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia) (Surah Az-Zumar: 15) serta (Perbuatlah apa yang kamu kehendaki!) (Surah Fushshilat: 40) dan ayat lainnya.
Firman Allah SWT: (Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? (36)) As-Suddi berkata yaitu tidak dibangkitkan.
Mujahid berkata yaitu tidak diperintah dan dilarang?
Yang jelas bahwa ayat ini mencakup kedua keadaan itu. yaitu tidaklah dibiarkan begitu saja di dunia tanpa diperintah dan dilarang, dan tidak dibiarkan juga di dalam kuburnya dengan sia-sia tanpa dibangkitkan; bahkan dia diperintah dan dilarang di dunia, lalu digiring kepada Allah di akhirat. Makna yang dimaksud di sini menguatkan adanya hari kebangkitan dan sekaligus menyanggah pendapat orang yang mengingkarinya dari kalangan orang-orang yang sesat, bodoh, dan ingkar. Oleh karena itu Allah SWT berfirman dengan maksud menunjukkan adanya hari kebangkitan itu melalui penciptaan manusia pada permulaannya: (Bukankah dia dahulu setetes mani (nutfah) yang ditumpahkan (ke dalam rahim)? (37)) yaitu, tidakkah manusia ingat bahwa itu adalah air mani yang lemah berupa air mani yang hina (yang dipancarkan) dipancarkan dari tulang sulbi ke dalam rahim (kemudian nutfah itu menjadi 'alaqah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya (38)) yaitu dia menjadi darah yang menempel, kemudian dibentuk, lalu ditiupkan ruh ke dalam tubuhnya sehingga dia menjadi makhluk yang sempurna dan memiliki anggota tubuh yang lengkap, apakah dia laki-laki atau perempuan dengan izin dan takdir Allah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (lalu Allah menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan (39))
Kemudian Allah SWT berfirman: (Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (40)) yaitu bukankah Tuhan yang menciptakan makhluk yang sempurna ini dari air mani yang lemah berkuasa juga untuk mengembalikannya sebagaimana Dia memulai penciptaannya? Kekuasaan mengembalikan hidup seperti semula ini terkadang disimpulkan melalui cara yang lebih baik jika dikaitkan dengan permuiaan penciptaan, atau adakalanya melalui analogi sepadan. Ada dua pendapat tentangnya dari makna firmanNya: (Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya) (Surah Ar-Rum: 27) Pendapat yang pertama yang lebih terkenal, sebagaimana yang disebutkan dalam surah Ar-Rum penjelasannya dengan lengkap; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa bacaannya pernah sampai pada firmanNya: (Bukankah (Allah yang berbuat) demikian "berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (40)) dia berkata,"Maha Suci Engkau, sebenarnya bukan demikian"


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qiyamah ayat 28: 26-28. Allah mengabarkan tentang kondisi manusia ketika sakaratul maut, Allah berkata : Sungguh benar wahai orang-orang musyrik, jika telah sampai ruh di kerongkongan, maka akan berpisah dari jasad. Dan berkata sebagian dai mereka yang hadir melihatnya : Apakah ada sesuatu yang dapat menyembuhkan sakaratul maut ? Maka sungguh orang yang mengalami sakaratul maut akan bepisah dengan jasadnya di dunia, karena orang yang mengalaminya akan melihat malaikat maut di hadapannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qiyamah Ayat 28

26-30. Ayat di atas mengingatkan siapa saja untuk tidak terlalu mencintai dunia karena setiap saat maut bisa datang. Sekali-kali tidak, yaitu tidak akan berlanjut kehidupan dunia ini, apabila nyawa seseorang telah sampai ke kerongkongan, dan ketika itu dikatakan kepadanya, 'siapa yang dapat menyembuhkan sakaratul maut ini'' dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan dengan dunia yang dicintainya, dan bertaut betis kiri dengan betis kanan, karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat, dan kepada tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau ke surga bagi yang taat dan ke neraka bagi yang durhaka


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian sekumpulan penjabaran dari kalangan ahli ilmu berkaitan makna dan arti surat Al-Qiyamah ayat 28 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita semua. Bantulah usaha kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Sering Dibaca

Kaji ratusan materi yang sering dibaca, seperti surat/ayat: An-Nur 31, Al-Baqarah 165, Al-‘Ankabut 45, Al-Ahzab 59, An-Nur, Al-Isra 24. Serta An-Nisa 1, Al-Mukminun 1-11, Al-Anbiya, Al-‘Ashr 2, Ali ‘Imran 185, Az-Zalzalah 7.

  1. An-Nur 31
  2. Al-Baqarah 165
  3. Al-‘Ankabut 45
  4. Al-Ahzab 59
  5. An-Nur
  6. Al-Isra 24
  7. An-Nisa 1
  8. Al-Mukminun 1-11
  9. Al-Anbiya
  10. Al-‘Ashr 2
  11. Ali ‘Imran 185
  12. Az-Zalzalah 7

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.