Surat Al-Qiyamah Ayat 25

تَظُنُّ أَن يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ

Arab-Latin: Taẓunnu ay yuf'ala bihā fāqirah

Artinya: Mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.

« Al-Qiyamah 24Al-Qiyamah 26 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Berkaitan Surat Al-Qiyamah Ayat 25

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qiyamah Ayat 25 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah berharga dari ayat ini. Didapatkan variasi penjelasan dari beragam ulama terkait makna surat Al-Qiyamah ayat 25, misalnya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

24-25. Sedangkan wajah orang-orang yang sengsara pada Hari Kiamat bermuram durja dan cemberut, wajah-wajah itu yakin akan ditimpa musibah besar yang menghancurkan tulang punggung mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

25. Meyakini bahwa wajah-wajah itu akan tertimpa siksa yang besar dan azab yang pedih.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

25. تَظُنُّ أَن يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ (mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat)
Makna (الفاقرة) yakni musibah yang besar, sampai seakan-akan tulang punggung mereka patah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

24-25 Namun pada hari itu, juga ada wajah-wajah yang buruk rupa, sangat masam, sangat muram. Wajah-wajah yang mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan bencana yang besar yang menghancurkan mereka


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Masam dan murung {mereka yakin} yakin {akan ditimpakan kepadanya malapetaka} musibah agung yang bisa meremukkan punggung


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

24-25. Allah berfirman tentang orang-orang yang lebih mementingkan kehidupan dunia, “Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,” yakni bermuka masam, lusuh, tunduk, dan hina, “mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat,” yakni siksaan berat dan azab yang pedih. Karena itulah wajah mereka berubah dan menjadi muram.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 16-25
Ini merupakan pengajaran dari Allah SWT kepada RasulNya SAW tentang bagaimana dia harus menerima wahyu dari malaikat. Karena sesungguhnya beliau selalu tergesa-gesa menerimanya dan mendahului malaikat dalam membacanya. Maka Allah SWT memerintahkan kepadanya bahwa jika malaikat datang membawa wahyu kepadanya, hendaknya Rasulallah mendengarkannya, dan Allahlah yang akan menjaminnya untuk dapat mengumpulkannya di dalam dadanya dan memudahkan baginya dalam menyampaikannya sesuai dengan apa yang disampaikan kepadanya. Dan hendaknyalah Rasulullah membiarkan malaikat menerangkan, menafsirkan, dan menjelaskannya. Maka keadaan pertama adalah mengumpulkannya dalam dadanya, keadaan kedua adalah membacanya, dan keadaan ketiga adalah tafsir dan penjelasan maknannya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya (16)) yaitu dengan Al-Qur'an, sebagaimana Allah berfirman: (dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”) (Surah Thaha: 114)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya)
di dadamu (dan membacanya) yaitu kamu membacanya (Apabila Kami telah selesai membacakannya) yaitu apabila malaikat telah membacakannya kepadamu dari Allah SWT (maka ikutilah bacaannya itu) yaitu dengarkanlah dia, kemudian bacalah sebagaimana dibacakan kepadamu (Kemudian sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya (19)) yaitu setelah kamu hafal dan baca, maka Kami akan menjelaskan dan menerangkannya kepadamu serta memberimu ilham terkait maknanya sesuai dengan apa yang Kami kehendaki dan tentukan.
Diriwayatkan dari Musa bin Abu ‘Aisyah, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW pada mulanya merasa berat saat menerima wahyu, dan beliau menggerakkan kedua bibirnya” Dia berkata, “Ibnu Abbas berkata kepadaku,"Dan aku menggerakkan kedua bibirku sebagaimana Rasulullah SAW menggerakkan kedua bibirnya" dia berkata,”Sa'id berkata kepadaku,"Aku menggerakkan kedua bibirku sebagaimana Ibnu Abbas menggerakkan kedua bibirnya" Kemudian Allah SWT menurunkan firmanNya: (Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya (16) Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya (17)) yaitu mengumpulkannya di dalam dadamu, kemudian kamu membacanya. (Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu (18)) yaitu, dengarkanlah dan diamlah. (Kemudian sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya (19)) Setelah itu apabila malaikat Jibril berangkat, maka Nabi SAW membacanya sebagaimana apa yang dibacakan kepadanya.
Firman Allah: (Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia (20) dan meninggalkan (kehidupan) akhirat (21)) yaitu, sesungguhnya yang mendorong mereka mendustakan hari kiamat, menentang wahyu kebenaran dan Al-Qur'an yang agung yang diturunkan Allah SWT kepada RasulNya SAW, karena tujuan mereka hanya kehidupan dunia yang segera dan mereka sama sekali melupakan akhirat.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri (22))
dari kata “an-nadharah” yaitu bagus, cerah, bersinar, dan gembira (Kepada Tuhannyalah mereka melihat (23)) yaitu melihat Tuhannya dengan terang-terangan, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam hadits shahihnya:”Sesungguhnya kamu kelak akan melihat Tuhanmu dengan terang-terangan” Dan sungguh terkait melihatnya orang-orang mukmin kepada Allah SWT di akhirat telah disebutkan hadits-hadits shahih dari berbagai jalur yang mutawatir, yang telah dinukil oleh para imam hadits, sehingga tidak mungkin ditolak atau dicegah kebenarannya. Hadits dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah yang keduanya ada dalam hadits shahih Bukhari Muslim bahwa sejumlah orang bertanya,"Wahai Rasulullah, apakah kita dapat melihat Tuhan kita pada hari kiamat?" Rasulullah SAW bertanya:”Apakah kalian berdesak-desakan saat melihat matahari dan bulan di hari yang tak berawan?” Mereka menjawab, "Tidak” Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian seperti itu"
Hal ini dengan memuji Allah telah menjadi kesepakatan di antara para sahabat, tabi'in, dan ulama’ Salaf dari umat ini, sebagaimana hal ini telah disepakati di kalangan para imam Islam dan para ulama pemberi petunjuk manusia. Orang yang menakwilkan kata “ila” sebagai bentuk tunggal dari “Al-ala’” yaitu nikmat-nikmat, seperti yang dikatakan Ats-Tsauri, dari Manshur, dari Mujahid tentang firmanNya: (Kepada Tuhannyalah mereka melihat (23)) dia berkata, "menunggu pahala dari Tuhan " Maka sesungguhnya pendapat ini menjauhkan keraguan dan membatahkan argumen yang disampaikan. Lalu bagaimanakah jawaban orang yang berpendapat demikian dengan adanya firman Allah SWT: (Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka (15)) (Surah Al-Muthaffifin)
Imam Syafii berkata bahwa tidaklah orang-orang durhaka dihalangi dari melihat Tuhan mereka, melainkan karena diketahui bahwa orang-orang yang baik dapat melihat Tuhan mereka. Kemudian banyak juga pemberitahuan-pemberitahuan dari Rasulullah SAW secara mutawatir menunjukkan pengertian yang sama dengan konteks ayat yang mulia, yaitu firmanNya SWT: (Kepada Tuhannyalah mereka melihat (23))
Firman Allah SWT: (Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram (24) mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat (25)) Inilah penampilan wajah orang-orang durhaka pada hari kiamat dan menjadi muram. Qatadah berkata tampak kelabu.
Ibnu Zaid berkata bahwa firmanNya (basirah) yaitu muram.
(mereka yakin) yaitu yakin (bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat) Mujahid berkata bahwa maknannya adalah kebinasaan.
Qatadah berkata bahwa itu adalah keburukan.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qiyamah ayat 25: 24-25. Adapun wajah para pendosa, pada hari kiamat cemberut dan menghitam dengan sangat. Mereka adalah orang-orang yang mengetahui akan kesengsaraan diri-diri mereka. Mereka akan ditimpa secara tiba-tiba dengan musibah yang besar yang akan mencelakakan mereka dan (sehingga) mereka sengsara dan nampak pada mereka keresahan dan kerasanya (adzab hari kiamat).


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yaitu azab yang pedih dan keras sehingga wajah mereka berubah menjadi muram, wal ‘iyaadz billah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qiyamah Ayat 25

24-25. Dan ada juga wajah-wajah orang kafir pada hari itu muram karena mereka lengah terhadap akhirat. Mereka merasa yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat. Dimana mereka tidak dapat mengelak sama sekali. 26-30. Ayat di atas mengingatkan siapa saja untuk tidak terlalu mencintai dunia karena setiap saat maut bisa datang. Sekali-kali tidak, yaitu tidak akan berlanjut kehidupan dunia ini, apabila nyawa seseorang telah sampai ke kerongkongan, dan ketika itu dikatakan kepadanya, 'siapa yang dapat menyembuhkan sakaratul maut ini'' dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan dengan dunia yang dicintainya, dan bertaut betis kiri dengan betis kanan, karena hebatnya penderitaan pada saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat, dan kepada tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau ke surga bagi yang taat dan ke neraka bagi yang durhaka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian berbagai penjabaran dari beragam mufassirin berkaitan makna dan arti surat Al-Qiyamah ayat 25 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita. Bantu usaha kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dikunjungi

Kaji banyak halaman yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Isra 24, Ali ‘Imran 185, Al-‘Ankabut 45, Al-Baqarah 165, An-Nisa 1, Al-‘Ashr 2. Serta Al-Mukminun 1-11, An-Nur 31, Az-Zalzalah 7, Al-Ahzab 59, An-Nur, Al-Anbiya.

  1. Al-Isra 24
  2. Ali ‘Imran 185
  3. Al-‘Ankabut 45
  4. Al-Baqarah 165
  5. An-Nisa 1
  6. Al-‘Ashr 2
  7. Al-Mukminun 1-11
  8. An-Nur 31
  9. Az-Zalzalah 7
  10. Al-Ahzab 59
  11. An-Nur
  12. Al-Anbiya

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.