Surat Al-Muddatstsir Ayat 11
ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا
Arab-Latin: żarnī wa man khalaqtu waḥīdā
Artinya: Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
« Al-Muddatstsir 10 ✵ Al-Muddatstsir 12 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Berkaitan Surat Al-Muddatstsir Ayat 11
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muddatstsir Ayat 11 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah mendalam dari ayat ini. Ada beraneka penjabaran dari kalangan mufassirun berkaitan kandungan surat Al-Muddatstsir ayat 11, sebagiannya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
11-17. Biarkanlah Aku (wahai Rasul) menangani orang yang Aku ciptakan dalam rahim ibunya sendirian, tidak berharta dan tidak beranak, lalu Aku memberinya harta melimpah dan lapang dan anak-anak yang hadir bersamanya di Makkah yang tidak meninggalkannya, Aku memudahkan baginya sebab-sebab kemudahan sedemikian rupa, kemudian sesudah semua itu, dia masih berharap Aku menambah harta dan anak-anaknya, padahal dia kafir kepadaKu. Perkaranya tidak seperti yang dikira oleh orang durjana penuh dosa ini, Aku tidak akan menambahnya, karena dia adalah penentang dan pendusta al-Quran dan hujjah-hujjah Allah atas makhlukNya, Aku akan membebaninya dengan siksaan yang melelahkan dan berat, yang tidak ada keringanan sesudahnya. Yang dimaksud dengan ancaman ini adalah al-Walid bin al-Mughirah, laki-laki penentang kebenaran, penentang Allah dan RasulNya dengan mengumumkan peperangan terhadap keduanya. Ini merupakan balasan setiap orang yang menentang dan mencampakkan kebenaran.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
11-15. Ayat-ayat ini dimulai dengan ancaman berat bagi orang yang memiliki sifat-sifat yang nantinya akan disebutkan. Allah berfirman kepada Nabi Muhammad, “Biarkanlah kepada-Ku urusan dan balasan orang kafir ini; ketika dilahirkan dia hanya seorang diri dan tidak memiliki harta, namun kemudian Aku memberinya harta yang berlimpah, dan mengaruniakan kepadanya banyak keturunan yang dapat hadir bersamanya setiap saat sehingga hatinya menjadi tentram; kehidupannya sangat mewah, sehingga dia menjadi salah satu pembesar kaumnya; namun dengan semua ini, dia masih menginginkan lebih banyak lagi.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
11. Tinggalkanlah Aku -wahai Rasul- dan orang yang Aku ciptakan sendiri di perut ibunya tanpa harta atau anak (yaitu Walid bin al-Mugirah).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
11. ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا (Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian)
Yakni biarkanlah Aku dengan orang yang telah Aku ciptakan dalam keadaan sendiri di rahim ibunya yang tidak memiliki harta dan keturunan. Atau biarkanlah Aku sendiri bersamanya, karena Aku akan membalasnya untukmu.
Para Ahli tafsir mengatakan yang dimaksud adalah Walid bin Mughirah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
11. Biarkanlah Aku (Allah) yang akan bertindak atas apa yang dia lakukan yaitu Walid bin Mughirah. Akulah yang telah menciptakannya, dia tidak mempunyai harta dan tidak punya anak, Akulah yang menciptakan dia
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Biarkanlah Aku (bertindak)} biarkanlah aku {terhadap orang yang Aku ciptakan dalam kesendirian} orang yang Aku ciptakan di dalam perut ibunya tanpa memiliki harta dan anak, yaitu Walid bin Mughirah
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
11-30. Ayat-ayat ini turun berkenaan dengan al-Walid bin al-Mughirah yang sengit menentang kebenaran, yang menantang Allah dan RasulNya dengan peperangan dan menyelisihi. Allah amat mencelanya dengan celaan yang tidak pernah dialamatkan pada yang lain. Ini adalah balasan bagi semua orang yang menentang dan mencampakkan kebenaran. Orang seperti ini pasti mendapatkan kehinaan di dunia dan siksaan akhirat jauh lebih menghinakan.
Allah berfirman, “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian,” yakni yang Aku ciptakan sendirian tanpa harta, keluarga, dan lainnya yang senantiasa Aku jaga dan Aku beri. Aku jadikan, “baginya harta benda yang banyak,” yakni harta yang berlimpah, “dan” Aku jadikan untuknya :anak-anak,” yakni anak-anak lelaki, “yang selalu berasama dia,” yaitu selalu ada bersamanya. Dengan anak-anak itu ia bersenang-senang, dengan mereka juga ia memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan pertolongan, “dan Ku-lapangkan baginya (rizki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,” yakni Aku berikan padanya dinia dan sebab-sebabnya ketika semua keinginannya terpenuhi dan semua yang dikehendaki diperoleh. “Kemudian,” dengan berbagai nikmat dan pemberian ini, “dia ingin sekali supaya Aku menambahnya,” yakni ia ingin untuk mendapatkan nikmat akhirat sebagaimana ia mendapatkan kenikmatan dunia. “Sekali-kali tidak (akan Aku tambah),” yakni tidak seperti yang ia dambakan, tapi sebaliknya justru berseberangan dengan apa yang diinginkan.
Hal itu “karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Quran).” Ia mengetahui (kebenaran)nya, tapi kemudian ia tidak mau tunduk padanya. Ayat-ayat mengajaknya pada kebenaran tapi ia tidak mau tunduk padanya. Ia tidak hanya cukup berpaling dari ayat-ayat al-Quran, tapi ia memeranginya dan berusaha untuk membatalkannya. Karena itulah Allah berfirman tentangnya, “sesungguhnya dia telah memikirkan,” dalam dirinya, “Dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),” apa yang di pikirannya agar bisa mengucapkan perkataan yang membatalkan al-Quran, “maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan, kemudian ia memikirkan suatu hal yang berada di luar kemampuannya dan berharap bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa didapatkan oleh dia sendiri dan orang-orang sepertinya. “kemudian dia memikirkan” perkataannya. “Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,” pada wajah dan penampilan luarnya sebagai sikap lari dari kebenaran dan membencinya. “Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,” sebagai akibat dari usaha pikiran, tindakan, dan perkataannya. “Lalu dia berkata, ‘(al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia’,” yakni, bukan Firman Allah, tapi perkataan manusia. Di samping itu bukan perkataan manusia terbaik tapi perkataan manusia. Di samping itu bukan perkataan manusia terbaik tapi perkataan orang-orang buruk dan keji yang diucapkan oleh pendusta dan penyihir. Celakalah dia, alangkah jauhnya dia dari kebenaran dan dan alangkah dekatnya dia dengan kerugian dan kecelakaan. Bagaimana terlintas di otak dan terbayang oleh nurani siapa pun orang yang menyatakan Firman paling luhur dan agung, Firman Rabb Yang Mahamulia, Luhur dan Agung menyerupai perkataan makhluk-makhluk yang miskin dan serba kurang? Atau bagaimanakah si pendusta lagi pembangkang ini berani mengungkapkan sifat seperti itu pada Firman Allah? Tidak ada yang berhak di dapatkan melainkan azab yang dahsyat. Karena itu Allah berfirman, “Aku akan memasukannya ke dalam Saqar, tahukah kamu apa (Neraka) Saqar itu, Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,” yakni tidak meninggalkan kedahsyatan maupun orang yang disiksa sedikit pun kecuali pasti mengenainya, “(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia,” membakar mereka dalam siksaan dan membuat mereka gemetar karena amat panas. “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga),” dari kalangan malaikat yang menjaganya. Mereka kejam dan bengis. Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan dan mereka melakukan apa yang diperintahkan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 11-30
Allah SWT berfirman seraya mengancam orang jahat yang diberi banyak nikmat dunia oleh Allah, lalu dia mengingkari nikmat-nikmat Allah, menggantinya dengan kekafiran, dan menentang terhadap ayat-ayat Allah, mendustakannya dan menganggapnya sebagai perkataan manusia. Allah menghitung-hitung nikmat yang telah Dia berikan kepadanya. Jadi Allah SWT berfirman: (Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian (11)) yaitu dia keluar dari perut ibunya sendirian, tidak memiliki harta dan beranak, kemudian Allah memberinya rezeki (harta benda yang banyak) yaitu harta yang sangat banyak. Dikatakan bahwa itu seribu dinar,
(dan Aku lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya (14)) yaitu Aku memberikan kepadanya berbagai macam harta, peralatan dan hal lainnya.
(kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya (15) Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur'an) (16)) yaitu ingkar karena dia mengingkari nikmat-nikmatNya setelah mengetahui. Allah SWT berfirman: (Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang melelahkan (17))
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang melelahkan (17)) yaitu kepayahan karena azab.
Qatadah berkata azab yang tidak ada hentinya, pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Firman Allah: (Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya) (18)) yaitu sesungguhnya Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang melelahkan. yaitu Kami mendekatkan azab yang berat kepadanya karena jauh dari keimanan, karena dia telah memikirkan dan menetapkan. yaitu, dia menangguhkan pendapatnya tentang Al-Qur'an ketika ditanya tentangnya, dan dia memikirkan apa yang akan dia buat-buat, (dan menetapkannya) yaitu merenungkannya (maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? (19) Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan (20)) Ini merupakan kutukan terhadapnya (kemudian dia memikirkan (21)) yaitu, kembali memikirkan dan merenungkannya (sesudah itu dia bermasam muka) yaitu bermuka kecut dan menatapkan pandangannya (dan merengut) yaitu wajahnya menjadi hitam dan benci; termasuk di dalamnya ucapan penyair, Taubah bin Al-Humayyir:
“Sesungguhnya sangat mencurigakan diriku sikapnya yang kulihat selalu menghambatku dan dia selalu berpaling dari keperluanku dengan muka yang merengut”
Firman Allah (kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (23)) yaitu berpaling dari kebenaran dan mundur dengan rasa sombong, tidak mau tunduk kepada Al-Qur'an (lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)" (24)) yaitu, ini merupakan sihir yang dinukil Muhammad dari orang lain yang sebelumnya, lalu menceritakannya dari mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (ini tidak lain hanyalah perkataan manusia (25)) yaitu bukan kalam Allah.
Allah SWT berfirman: (Aku akan memasukkannya kedalam (neraka) Saqar (26)) yaitu Aku akan mengepungnya dengan api neraka dari segala penjurunya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? (27)) Ini tentang kengerian tentang perkaranya, kemudian Dia menjelaskan itu dengan firmanNya SWT: (Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan (28)) yaitu yang memakan daging, urat, otot dan kulit mereka, kemudian diganti dengan yang lainnya, sedangkan mereka tetap menjalani siksaan itu, mereka tidak mati dan tidak pula hidup. Pendapat itu dikatakan Ibnu Buraidah, Abu Sinan dan lainnya.
Firman Allah SWT: ((Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia (29)) Mujahid berkata yaitu kulit
Qatadah berkata tentang firmanNya: ((Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia (29)) yaitu, membakar kulit.
Firman Allah SWT: (Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga) (30)) yaitu dari barisan malaikat Zabaniyah yang besar tubuhnya dan keras penampilan.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Muddatstsir ayat 11: 11-18. Allah mengabarkan dengan kisah kesesatan dank eras kepalanya Al Walid bin Mughirah, Allah berkata : Tinggalkan wahai Nabi Allah bagi orang celaka ini, engkau akan melihat balasan baginya. Akulah semata-mata yang menciptakannya di perut ibunya, Aku jadikan dia memiliki harta yang banyak, begitu juga anak yang banyak, dan Aku jadikan orang-orang hadir di sisinya ketika di Mekkah untuk dirinya mencari rezeki dan tidak Aku cerai beraikan mereka, Aku juga hamparkan kehidupan dan kedudukan, dan Aku berikan keamanan dari dunia dan sebab-sebabnya, kemudian dia dengan semuanya itu meminta tambahan dengan berharap tambahan yang banyak beriringan dengan kekufurannya. Tidak, Aku tidak akan memberikan tambahan sesuatupun, karena dia adalah orang yang menentang ayat-ayat Kami, dan mendustakannya setelah diberikan kepadanya agar yakin karena ayat-ayat tersebut adalah jujur dan benar, sebagaimana Allah berfirman : فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَـٰكِنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ يَجْحَدُونَ, yang artinya : karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. {Al An’am : 33}; Bahkan Aku akan akhiri nikmat yang Aku berikan kepadanya dan tidak akan Aku memberikannya lagi selamanya. Sungguh Kami akan membebaninya dengan cobaan yaitu dari adzab yang Kami timpakan, yang ia tidak akan sanggup menahannya. Agar supaya dia berpikir dan merenungi urusan yang dibawa oleh Nabi ﷺ dan Al Qur’an Al Karim.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy bernama Al Walid bin Mughirah Al Makhzumiy; seorang yang menentang kebenaran dan memerangi Allah dan Rasul-Nya sehingga Allah Subhaanahu wa Ta'aala mencelanya dengan celaan yang berbeda dengan lainnya, dan itulah balasan bagi orang yang menentang kebenaran dan memeranginya; ia memperoleh kehinaan di dunia dan azab di akhirat.
Bisa juga diartikan, biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku ciptakan dia dalam keadaan sendiri, yakni tanpa harta, tanpa keluarga dan tanpa yang lainnya, dimana Aku mengurusnya dan membesarkannya dengan memberikan berbagai kenikmatan, sebagaimana disebutkan nikmat-nikmat itu di ayat selanjutnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muddatstsir Ayat 11
11-13. Di antara tokoh pendurhaka yang menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat ini dan akan mengalami kesulitan pada hari kiamat adalah al-walid bin al-Mugirah. Terhadap tokoh ini dan siapa saja yang perilakunya sama dengan al-walid, maka Allah menegaskan demikian, biarkanlah aku yang bertindak terhadap orang yang aku sendiri telah menciptakannya, tanpa bantuan dari siapa pun. Penciptaan manusia pastilah melibatkan kedua orang tua, namun pada ayat ini peran itu dinafikan karena menunjukkan ancaman yang serius terhadap yang durhaka. Dan orang tersebut juga aku berikan baginya kekayaan yang melimpah melalui sebab-sebab yang telah ditetapkan, dan juga anugerah berupa anak-anak yang selalu bersamanya, 11-13
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penafsiran dari beragam ahli ilmu terkait kandungan dan arti surat Al-Muddatstsir ayat 11 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita bersama. Dukunglah kemajuan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.