Surat Al-Muzzammil Ayat 5
إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
Arab-Latin: Innā sanulqī 'alaika qaulan ṡaqīlā
Artinya: Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.
« Al-Muzzammil 4 ✵ Al-Muzzammil 6 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Terkait Surat Al-Muzzammil Ayat 5
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muzzammil Ayat 5 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah berharga dari ayat ini. Didapati aneka ragam penjelasan dari para mufassirin mengenai kandungan surat Al-Muzzammil ayat 5, antara lain sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu (wahai Nabi) al-Quran yang agung yang mengandung perintah-perintah, larangan-larangan, dan hukum-hukum syariat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
5. Pada ayat ini terdapat pemberitahuan kepada Nabi bahwa ayat-ayat yang akan diturunkan kepadanya merupakan firman yang mulia, berkedudukan tinggi, memiliki pengaruh yang kuat, mengandung makna-makna yang dalam, dan petunjuk-petunjuk yang mulia.
Tujuan pemberitahuan ini agar beliau barsiap untuk menghadapi peristiwa-peristiwa besar, termasuk pendustaan dan gangguan dari kaumnya akibat turunnya firman Allah yang agung ini.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu -wahai Rasul- Al-Qur`ān, yaitu perkataan yang berat karena berisi berbagai kewajiban, hudud, hukum, adab dan lainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
5. إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا (Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat)
Yakni Kami akan mewahyukan al-Qur’an kepadamu, dan ia merupakan wahyu yang berat dalam hal kewajiban dan hukum-hukum, serta halal dan haram yang dikandungnya; kecuali bagi hati yang dikuatkan dengan taufik dan jiwa yang dihiasi dengan tauhid.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1). Imam Malik ditanya tentang suatu masalah, dan dia berkata: Saya tidak tahu, dan penanya berkata kepadanya: Ini adalah masalah yang ringan dan mudah, tetapi saya ingin memberitahukan kepada pangeran tentang hal itu, dan penanya itu memiliki kedudukan yang tinggi; maka Imam Malik marah dan berkata: permasalahan yang ringan dan mudah? Tidak ada sesuatu pun yang ringan dalam ilmu, tidakkah kamu mendengar firman Allah ta'ala: { إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا } "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat".
2). { إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا } "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat" Kalimat ini merupakan perpotongan antara perintah mendirikan shalat dan berdzikir, serta penjelasan dengan menyebutkan uraian shalat malam, serta bukti bahwa shalat malam merupakan salah satu pertolongan yang paling besar dalam menjalankan kewajiban yang berat, demikian halnya dengan shalat, baik yang wajib maupun yang sunnah, dan itulah sebab diperintahkannya memohon pertolongan dengannya, sebagaimana firman Allah ta'ala: { وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ } "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu" [Q.S. Al-Baqarah : 45].
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan/ayat Al-quran yang berat kepadamu wahai Nabi Bahwa turunnya perkataan/ayat itu adalah keadaan yang memberatkan jiwa
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat} Al-Qur'an yang agung yang mengandung perintah, larangan, dan batasan-batasan hukum
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-5. Al-Muzammil adalah orang yang menutupi badannya dengan baju semakna dengan kata al-Mudatsir. Hal ini terjadi pada Rasulullah ketika Allah memuliakan beliau dengan risalah. Allah memulainya dengan menurunkan wahyu dengan mengutus Jibril menemui beliau. Rasulullah melihat sesuatu yang belum pernah beliau lihat sebelumnya dan tidak ada yang mampu bertahan atasnya melainkan hanya para rasul. Pada saat itu Rasulullah gemetar kala melihat Jibril. Kemudian Rasulullah pulang kepada istri beliau dan berkata, “Selimutilah aku, selimutilah aku.” Rasulullah menggigil ketakutan. Setelah itu datanglah jibril dan berkata, “Bacalah! Rasulullah menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Jibril memeluk erat beliau hingga Rosulullah kelelahan, Jibril mengajarkan bacaan padanya lalu Rasulullah pun membaca.
Kemudian Allah menganugerahkan keteguhan padanya dan memberinya wahyu hingga mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya.
Subhanallah! Alangkah besarnya perbedaan antara permulaan kenabian dan akhirannya. Karena itulah Allah berfirman kepada Rasulallah dengan menyebutkan sifat seperti ini yang dilihat pada beliau pada saat pertama kali. Allah memerintahkan Rasulullah dengan berbagai ibadah yang berkaitan denganNya.
Selanjutnya Allah memerintahkan beliau untuk bersabar atas gangguan kaumnya lalu memerintahkan untuk tegar dengan perintahNya dan mengumumkan dakwah beliau kepada Allah. Allah memerintah beliau dengan ibadah yang paling mulia, yaitu shalat pada waktu yang paling mantap dan utama (qiyamul lail). Di antara rahmat Allah, Dia tidak memerintahkan Rasulullah untuk menghidupkan seluruh malam dengan shalat, tapi Allah berfirman, “Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya).” Selanjutnya Allah menentukannya, “(Yaitu) seperduanya atau kurangilah darinya,” yakni dari seperdua, “sedikit” misalnya sepertiganya, “atau lebih dari seperdua itu,” lebih dari seperdua seukuran dua pertiga malam , “dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan,” karena membaca al-Quran dengan perlahan bisa mendatangkan perenungan, pemikiran, bisa menggerakan kalbu, beribadah dengan tanda-tanda kebesaran Allah serta bersiap-siap secara sempurna untuk itu.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat,” yakni, Kami akan mewahyukan al-Quran yang berat ini padamu. Yang dimaksud dengan berat adalah makna-maknanya yang agung, sifat-sifatnya yang luhur. Untuk itu, sesuatu yang sifatnya seperti ini layak dipersiapkan, dibaca secara perlahan, serta merenungkan apa yang tercakup di dalamnya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-9
Allah SWT memerintahkan kepada RasulNya SAW untuk meninggalkan selimut yang menutupi dirinya di malam hari, lalu bangun untuk menunaikan ibadah kepada Tuhannya SWT, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka (16)) (Surah As-Sajdah) Demikianlah Nabi SAW, beliau mengerjakan apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya seperti qiyamul lail. Hal itu wajib khusus bagi Nabi SAW, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan pada sebagian malam hari bersalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (79)) (Surah Al-Isra’) di sini Allah menjelaskan kadar waktu baginya untuk melakukan qiyamul lail .Jadi Allah SWT berfirman: (Hai orang yang berselimut (Muhammad), (1) bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya) (2))
(Hai orang yang berselimut (1)) yaitu wahai orang yang sedang tidur.
Qatadah berkata bahwa maknannya adalah orang yang berselimut dengan pakaiannya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Hai orang yang berselimut (1)) Allah SWT berfirman, "Wahai Muhammad, engkau selimuti Al-Qur'an"
Firman Allah SWT: ((yaitu) seperduanya) badal dari malam hari, (atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua) yaitu Kami memerintakan kepadamu untuk melakukan shalat di tengah malam, lebih sedikit atau kurang sedikit tidak ada dosa bagimu dalam hal itu.
Firman Allah SWT: (Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan) yaitu, bacalah Al-Qur'an dengan perlahan-lahan karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkannya, dan demikianlah Nabi SAW membacanya. Aisyah berkata bahwa Nabi SAW membaca Al-Qur'an lalu beliau membacanya dengan tartil sehingga bacaan beliau paling Iama dibandingkan dengan orang lain.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat (5)) Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa maknanya adalah berat mengamalkannya.
DIkatakan bahwa itu adalahberat saat diturunkan karena keagungannya. Sebagaimana yang dikatakan Zaid bin Tsabi bahwa pernah diturunkan wahyu kepada Rasulullah SAW, sedangkan paha beliau ada di atas pahaku. Maka hampir saja pahaku remuk.
Firman Allah SWT (Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan (6)) Abu Ishaq meriwayatkan dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa kata “nasya’a” adalah berdiri dalam bahasa Habsyah.
Ibnu Abbas berkata bahwa malam hari seluruhnya dinamakan “nasyi’ah”. Demikian juga dikatakan Mujahid dan lainnya
Jadi “nasyi’atul lail” adalah waktu dari malam hari, yang keseluruhannya dinamakan “nasyi’ah”, yaitu bagian-bagiannya. Makna yang dimaksud adalah bahwa melakukan qiyamul lail itu lebih antara hati dan lisan dan lebih meresap ketika membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu Allah berfirman: (adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan) yaitu lebih meresap dalam hati dalam menunaikan bacaan Al-Qur'an dan lebih mudah memahaminya daripada shalat di siang hari, karena siang hari merupakan waktu menyebar manusia, banyak suara gaduh dan waktu mencari penghidupan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)) Mujahid dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah waktu luang yang panjang. As-Suddi berkata bahwa maknannya adalah sunnah yang banyak.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya) (2) (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit) Hal ini memberatkan orang-orang mukmin, kemudian Allah memberikan keringanan kepada mereka dan mengasihi mereka. Jadi Allah menurunkan firmanNya setelah itu: (Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang lain, mereka berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah) sampai firmanNya: (maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an) (Surah Al-Muzzammil: 20) Maka Allah SWT memberikan keluasan bagi mereka, (segala puji bagi Allah) dan Dia tidak mempersulit mereka.
Firman Allah SWT: (Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan (8)) yaitu perbanyaklah mengingatNya dan luangkanlah waktu untuk beribadah kepadaNya jika kamu telah selesai dari kesibukanmu dan menyelesaikan apa yang kamu butuhkan berupa urusan duniamu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (7)) (Surah Asy-Syarh) yaitu apabila kamu telah selesai dari kesibukanmu, maka luangkanlah dirimu untuk mengerjakan ketaatan dan beribadah kepadaNya, agar kamu menjadi orang yang berlapang dada. Ibnu Zaid mengatakan hal yang semakna dengan itu atau mendekatinya.
Ibnu Abbas dan Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan) yaitu, ikhlaslah dalam beribadah kepadaNya.
Ibnu Jarir berkata, bahwa dikatakan kepada seorang hamba bahwa dia adalah orang yang tekun beribadah. Termasuk di dalamnya adalah hadits yang melarang melakukan tabattul, yaitu menghabiskan seluruh usia untuk beribadah dan meninggalkan perkawinan.
Firman Allah SWT: ((Dialah) Tulian timur dan barat, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai Pelindung (9)) yaitu Dialah Dzat yang Maha Merajai, yang Mengatur semua yang ada di timur dan barat, tidak ada Tuhan selain Dia. Maka sebagaimana kamu mengesakan Dia dalam ibadah, esakanlah juga Dia dalam bertawakal, dan jadikanlah Dia sebagai Pelindung. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya) (Surah Hud: 123) dan (Hanya kepadaMulah kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami meminta pertolongan (5)) (Surah Al-Fatihah) dan banyak ayat lain yang semakna dengan ini yang mengandung perintah untuk mengesakan peribadatan dan ketaatan hanya kepada Allah, serta berserah diri hanya kepadaNya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Muzzammil ayat 5: Ketahuilah wahai Nabi Allah, akan turun Al Qur’an yang agung yang terkandung di dalamnya penjelasan halal, haram, hudud, dan apa yang berhubungan dengan jihad, dan kabar-kabar dunia dan akhirat serta selain dari itu, misal kisah-kisah Nabi dan kaum mereka.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni Kami akan mewahyukan kepadamu Al Qur’an yang berat ini; yang agung maknanya dan sifatnya. Jika demikian sifatnya, maka berhak diperhatikan dengan serius, dibaca dengan tartil dan dipikirkan isinya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muzzammil Ayat 5
Mengapa Allah memerintahkan nabi Muhammad untuk beribadah di waktu malam, alasannya disebut dalam ayat ini. Sesungguhnya kami melalui malaikat jibril akan menurunkan perkataan yang berat yaitu firman-firman Allah berupa Al-Qur'an kepadamu wahai nabi Muhammad. 6. Diperintahkannya ibadah di waktu malam adalah mengandung hikmah yang sangat besar di antaranya seperti yang disebut pada ayat ini. Sungguh, bangun untuk beribadah di waktu malam itu lebih kuat mengisi jiwa. Dan bacaan di waktu itu lebih berkesan serta lebih mudah untuk dipahami dan dihayati.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penjabaran dari beragam mufassirin berkaitan makna dan arti surat Al-Muzzammil ayat 5 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita bersama. Sokong kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.