Surat Al-Ma’arij Ayat 22
إِلَّا ٱلْمُصَلِّينَ
Arab-Latin: Illal-muṣallīn
Artinya: Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
« Al-Ma'arij 21 ✵ Al-Ma'arij 23 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Ma’arij Ayat 22
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’arij Ayat 22 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi beragam penjelasan dari berbagai pakar tafsir mengenai makna surat Al-Ma’arij ayat 22, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
19-30. Sesungguhnya manusia diciptakan bertabiat suka berkeluh kesah dan rakus. Bila ditimpa keburukan dan kesulitan, dia banyak berkeluh kesah dan bersedih. Bila mendapatkan kebaikan dan kemudahan, dia banyak menahan dan menolak memberi, kecuali orang-orang yang mendirikan shalat yang menjaganya pada setiap waktunya, tidak disibukkan oleh sesuatu, orang-orang yang pada harta mereka terdapat bagian tertentu yang Allah wajibkan atas mereka, yaitu zakat bagi siapa yang meminta bantuan kepada mereka dan bagi siapa yang menahan diri dengan tidak meminta-minta, oramng-orang yang beriman kepada hari perhitungan amal dan pembalasan, lalu mereka menyiapkan diri dengan iman dan amal shalih, orang-orang yang takut kepada azab Allah, sesungguhnya azab Tuhan mereka, tidak patut bagi seorang pun merasa aman darinya, orang-orang yang menjaga kehormatan mereka dari segala apa yang Allah haramkan atas mereka, kecuali pada istri-istri mereka dan hamba sahaya mereka, maka sesungguhnya mereka tidak akan dihukum.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
22-35. Manusia yang memiliki sifat-sifat buruk ini bukan termasuk orang yang beriman kepada Allah dan memenuhi seruan-Nya, mengerjakan kebaikan agar selamat dari azab yang pasti akan datang pada hari kiamat, menjaga kemaluannya dari perbuatan zina dan segala hal yang dilarang, dan hanya melakukan apa yang Allah perbolehkan yaitu kepada istri dan budak; menunaikan amanah, menjaga perjanjian dengan Allah atau orang lain; tidak bersaksi melainkan dengan benar dan jujur, tanpa condong kepada seseorang; dan mendirikan shalat pada waktunya dengan menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya. Orang yang memilki sifat-sifat baik ini berhak dimasukkan ke dalam surga dengan penuh penghormatan dan pemuliaan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
22. Kecuali orang-orang yang mendirikan salat, mereka itu selamat dari sifat-sifat tercela tersebut.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
22. إِلَّا الْمُصَلِّينَ (kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat)
Yakni orang-orang yang menegakkan shalat. Yakni mereka tidak memiliki sifat kikir dan keluh kesah tersebut.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
22. Kecuali orang-orang mukmin yang mendirikan shalat. Mereka tidak memiliki tiga sifat ini karena pengaruh dari keimanan dan agama yang benar.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
22-23. “Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,” yakni mereka yang disifati dengan sifat-sifat tersebut, dimana bila mereka diberi kebaikan, mereka bersyukur kepada Allah dan menginfakkan sebagian pemberian Allah, (sebaliknya) bila mereka tertimpa kesusahan, mereka bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah. Allah berfirman tentang sifat-sifat mereka, “Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,” yaitu menjalankan secara kontinu pada waktunya dengan syarat-syarat serta (sunnah-sunnah) yang menyempurnakannya. Tidak seperti orang-orang yang tidak mengerjakannya atau hanya mengerjakan sebagian waktu saja maupun dilakukan secara tidak sempurna.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 19-35
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang manusia dan watak buruk yang terbentuk pada dirinya (Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah (19)) Kemudian Allah menjelaskannya dengan firmanNya: (Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah (20)) yaitu apabila tertimpa kemudharatan, dia kaget, berkeluh kesah, dan hatinya seakan-akan copot karena ketakutan yang dahsyat, serta putus asa dari mendapat kebaikan setelah musibah yang menimpanya (dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir (21)) yaitu apabila dia mendapatkan nikmat dari Allah SWT, maka dia berbalik menjadi orang yang kikir terhadap orang lain, dan enggan menunaikan hak Allah yang ada padanya.
Kemudian Allah berfirman: (kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (22)) yaitu manusia itu ditinjau hal yang disifatkan padanya berupa sifat-sifat yang tercela, kecuali orang yang dipelihara Allah dan Dia beri taufik dan petunjuk kepada kebaikan dan memudahkan baginya jalan untuk meraihnya. Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan shalat.
(yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (23)) Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah orang-orang yang memelihara shalat pada waktunya masing-masing dan mengerjakan kewajiban-kewajibannya. Pendapat itu dikatakan Ibnu Mas'ud, Masruq, dan Ibrahim An-Nakha'i.
DIkatakan bahwa yang dimaksud dengan tetap di sini adalah orang yang mengerjakannya dengan tenang dan khusyuk, sebagaimana firmanNya SWT: (Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1) (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya (2)) (Surah Al-Mu’minun) Pendapat ini dikatakan Uqbah bin Amir. Dan termasuk dalam hal ini adalah air yang tenang dan diam, tidak beriak. Ini menunjukkan kewajiban tuma’ninah dalam shalat, karena orang yang tidak tuma’ninah dalam rukuk dan sujudnya bukan orang yang tenang dalam shalat, karena dia tidak menetapinya, bahkan dia mengerjakannya dengan cepat bagaikan burung gagak yang mematuk, maka dia tidak mendapatkan keberuntungan dalam shalatnya.
Dikatakan bahwa, apabila mereka mengerjakan suatu amal, maka mereka menetapi dan mengukuhkannya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Aisyah dari Rasulullah SAW yang bersabda:”Amal yang paling disukai oleh Allah ialah yang paling tetap, sekalipun sedikit”
Firman Allah SWT: (dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu (24) bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta) (25)) yaitu dalam harta mereka terdapat bagian tertentu bagi orang-orang yang membutuhkan. Pembahasannya telah dijelaskan dalam surah Adz-Dzariyat.
Firman Allah: (Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan (26)) yaitu meyakini adanya hari kebangkitan, hari penghisaban, dan pembalasan; maka mereka mengerjakan amalnya sebagaimana orang yang mengharapkan pahala dan takut kepada siksaan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya (27)) yaitu, takut kepada azab Allah SWT: (Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya) (28)) yaitu tidak ada seorangpun yang merasa aman dari azabNya dari kalangan orang yang mengetahui perintah Allah SWT kecuali jika mendapat jaminan keamanan dari Allah SWT.
Firman Allah: (Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya (29)) yaitu mengekangnya dari melakukan hal yang diharamkan dan menjaganya dari meletakkannya bukan pada tempat yang diizinkan Allah SWT. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki (30)) yaitu, budak-budak perempuan (maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela (30) Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas (31)) Pembahasan ini telah disebutkan dalam permulaan surah Al-Mu’minun: (Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1)) (Surah Al-Mu’minun), sehingga tidak perlu diulangi lagi di sini.
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya (32)) yaitu apabila mereka dipercaya, mereka tidak berkhianat, dan apabila berjanji, mereka tidak menyalahinya. Demikianlah sifat orang-orang mukmin
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya (33)) yaitu memeliharanya, tidak menambahi dan tidak mengurangi, tidak pula menyembunyikan sesuatu (Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya) (Surah Al-Baqarah: 283)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang memelihara shalatnya (34)) yaitu waktu, rukun, kewajiban, dan hal-hal sunahnya. Pembicaraan dibuka dengan menyebutkan shalat dan diakhiri dengan menyebutkan shalat juga, hal ini menunjukkan perhatian terhadap shalat dan mengisyaratkan tentang kemuliaannya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam permulaan surah Al-Mu’minun (Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1)) Oleh karena itu Allah berfirman di sana: (Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (10) (yakni ) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya (11)) (Surah Al-Mu’minun) dan di sini Allah berfirman: (Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan (35)) yaitu dimuliakan dengan berbagai macam kenikmatan dan kesenangan
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Ma’arij ayat 22: 22-23. Allah kecualikan dari sifat-sifat yang disebutkan pada ayat yang lalu yaitu secara umum adalah orang-orang yang shalat dan memiliki iman, Allah berkata : Kecuali orang-orang yang shalat, maka mereka bukanlah termasuk orang-orang yang gampang mengeluh, panik dan bakhil. Kemudian Allah menjelaskan sifat mereka yang shalat : Mereka adalah orang-orang yang menegakkan shalat, yang tekun mengerjakannya tepat pada waktunya, dan tidak tersibukkan dari dunia yang menyibukkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yaitu orang-orang mukmin. Mereka apabila mendapatkan kebaikan, maka mereka bersyukur kepada Allah dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Allah berikan, dan apabila mereka mendapatkan kesusahan, maka mereka bersabar dan mengharap pahala. Sifat-sifat mereka ini disebutkan dalam ayat selanjutnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’arij Ayat 22
19-22. Setelah diuraikan tentang orang-orang yang durhaka, kini diuraikan sebab-sebab kedurhakaan mereka, yaitu adanya sifat buruk pada manusia: sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh lagi kikir. Apabila dia ditimpa sedikit kesusahan atau musibah, dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan harta yaitu keluasan rezeki, dia menjadi sangat kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan salat dengan baik dan benar, sehingga dapat mengalahkan sifat negatif tersebut. 23-25. Mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya secara istikamah, dan orang-orang yang dalam hartanya yang diraihnya secara halal disiapkan bagian tertentu, untuk diserahkan bagi orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta karena menjaga kehormatannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah pelbagai penjabaran dari berbagai mufassirin berkaitan isi dan arti surat Al-Ma’arij ayat 22 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita semua. Dukunglah usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.