Surat Ar-Rahman Ayat 7

وَٱلسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ ٱلْمِيزَانَ

Arab-Latin: Was-samā`a rafa'ahā wa waḍa'al-mīzān

Artinya: Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).

« Ar-Rahman 6Ar-Rahman 8 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Berharga Tentang Surat Ar-Rahman Ayat 7

Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rahman Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir berharga dari ayat ini. Didapati beraneka penjelasan dari para ahli ilmu terkait isi surat Ar-Rahman ayat 7, antara lain seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Allah meninggikan langit di atas bumi, dan Allah meletakkan di bumi dasar keadilan yang Dia perintahkan dan syariatkan bagi hamba-hambaNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

7-9. Dan Allah meninggikan langit di atas bumi sebagai atapnya, dan menetapkan keadilan dalam perkataan dan perbuatan di antara para hamba, agar mereka tidak mengurangi timbangan. Timbanglah dengan sempurna, dan jangan kalian mengurangi timbangan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

7. Dan langit dinaikkan-Nya di atas bumi sebagai atap baginya dan Dia menetapkan keadilan di bumi serta memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk adil.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

7. وَالسَّمَآءَ رَفَعَهَا (Dan Allah telah meninggikan langit)
Allah menjadikan langit tinggi di atas bumi.

وَوَضَعَ الْمِيزَانَ(dan Dia meletakkan neraca (keadilan))
Yakni Allah meletakkan keadilan di bumi sesuai yang Dia perintahkan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

7-9

1) Qatada berkata tentang firman Allah ta'ala: { أَلَّا تَطْغَوْا۟ فِى ٱلْمِيزَانِ } "Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu" berlakulah adil lah, hai anak Adam, sebagaimana kamu ingin diperlakukan dengan adil. Dan balaslah dengan baik sebagaimana kamu ingin mendapat balasan yang baik; sesungguhnya keadilan memperbaiki manusia.

2). Didahulukannya keadilan dan pengulangannya dalam tiga ayat berturut-turut dalam surat Ar-Rahman : { وَٱلسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ ٱلْمِيزَانَ } "Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan)" [7], { أَلَّا تَطْغَوْا۟ فِى ٱلْمِيزَانِ } "Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu" [8], { وَأَقِيمُوا۟ ٱلْوَزْنَ بِٱلْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا۟ ٱلْمِيزَانَ } "Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu" [9]; karena agama ini agama keadilan, dan dengannya berdiri kokoh langit-langit dan bumi!


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

7. Dia juga menciptakan langit yang di angkat tanpa menggunakan pilar dan menurunkan sistem keadilan di bumi untuk ditetapkan sebagai dasar hukum.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia telah meninggikan langit dan Dia telah menciptakan timbangan} dan menetapkan keseimbangan di bumi


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

7-8. “Dan Allah telah meninggikan langit,” sebagai atap bagi makhluk bumi, “dan Dia meletakkan neraca (keadilan),” yakni keadilan di antara para hamba, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Bukan hanya neraca (mizan) yang kita ketahui, akan tetapi yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah seperti yang kami kemukakan, termasuk di dalamnya mizan tersebut, juga alat untuk menakar barang, alat-alat untuk mengetahui segala sesuatu yang belum diketahui, serta hakikat kebenaran yang dengannya diputuskan perkara makhluk dan ditegakkan keadilan di antara mereka. Oleh sebab itu Allah berfirman, “Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu,” yakni Allah meletakkan neraca (keadilan) agar mereka tidak melampaui batas di dalam timbangan, karena apabila perkara ini dikembalikan kepada akal dan pemikiran kalian, niscaya akan terjadi kekacauan yang Allah Mahatahu akan hal itu, dan akan rusaklah langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-13
Allah SWT memberitahukan tentang karunia dan rahmatNya kepada makhlukNya, bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur’an kepada hamba-hambaNya, dan memudahkan untuk menghafalkan dan memahaminya bagi orang yang Dia rahmati. Jadi Allah SWT berfirman: ((Tuhan) Yang Maha Pengasih (1) Yang telah mengajarkan Al-Qur’an (2) Dia menciptakan manusia (3) Mengajarnya pandai berbicara. (4))
Al-Hasan berkata bahwa yang dimaksud adalah berbicara.
Qatadah dan selain keduanya berkata bahwa maknannya adalah kebaikan dan keburukan. Tetapi pendapat Al-Hasan di sini lebih baik dan lebih kuat karena konteks ayat membicarakan pengajaran Al-Qur'an, yaitu menunaikan bacaannya. Dan sesungguhnya hal itu dapat terwujud jika Allah memudahkan makhlukNya untuk berbicara, dan mengeluarkan bunyi huruf dari makhrajnya masing-masing, yaitu dari kerongkongan, lisan dan kedua bibir dengan berbagai macam makhrajnya.
Firman Allah SWT (Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan (5)) yaitu keduanya berjalan beriringan sesuai perhitungan yang tepat, tidak menyimpang dan tidak berbenturan, sebagaimana firmanNya: (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40)) (Surah Yasin) dan (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui 96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya (6)) Ibnu Jarir berkata bahwa para mufasir berbeda pendapat tentang makna (an-najm) setelah mereka sepakat bahwa yang dinamakan “Asy-Syajar” adalah tumbuhan yang tegak di atas batangnya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa an-najm adalah sesuatu yang digelar di atas permukaan bumi, berupa tumbuhan. Demikian juga dikatakan Sa'id bin Jubair, As-Suddi, dan Sufyan Ats-Tsauri. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah bintang-bintang yang ada di langit. Demikian juga yang dikatakan Al-Hasan dan Qatadah, dan pendapat inilah yang lebih jelas. Hanya Allah yang lebih Mengetahui, berdasarkan firman Allah SWT: (Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar dari manusia) (Surah Al-Hajj: 18).
Firman Allah: (Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) (7)) yaitu keadilan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan) (Surah Al-Hadid: 25) Demikian juga Allah berfirman di sini (Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu (8)) yaitu Dia menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya dan adil agar segala sesuatu berjalan dengan sebenar-benarnya dan adil. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu (9)) yaitu, janganlah mengurangi timbangan, tetapi timbanglah dengan benar dan adil. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan timbanglah dengan neraca yang benar) (Surah Al-Isra: 35)
Firman Allah SWT: (Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk-(Nya) (10)) yaitu sebagaimana Dia meninggikan langit, Dia telah menghamparkan bumi ini dan memancangkannya dengan gunung-gunung yang tinggi-tinggi agar stabil dan tidak mengguncangkan makhluk yang ada di atasnya yang beragam jenis, macam, warna, dan bahasa mereka di seluruh penjurunya.
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa “al-anam” adalah makhluk.
(di bumi itu ada buah-buahan) yaitu yang beragam warna, rasa, dan aromanya (dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang) disebutkan tersendiri karena manfaat yang ada padanya, baik dalam keadaan basah maupun kering. Dan “al-akmam” adalah kelopak mayang. Demikian juga dikatakan banyak mufasir; yaitu kelopak mayang yang terbelah mengeluarkan buah kurma, yang pada mulanya bernama “busr”, kemudian “ruthab”, kemudian menjadi masak dan sempurna kemasakannya.
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “al-akmam” adalah serabutnya yang berada di leher pohon kurma, ini adalah pendapat Al-Hasan dan Qatadah.
(Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya (12)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, terkait firmanNya (Dan biji-bijian yang berkulit) bahwa maknannya adalah biji-bijian yang ada daunnya.
Demikian juga dikatakan Qatadah
Mujahid, dan lainnya berkata bahwa yang dimaksud dengan “raihan” adalah daunnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “raihan” adalah tanaman yang hijau. Makna ini (hanya Allah yang lebih Mengetahui) adalah bahwa yang dimaksud dengan biji-bijian adalah seperti gandum, jawawut, dan yang serupa dengan keduanya yang mempunyai bulir dan daun-daunan yang melilit pada batangnya.
Firman Allah: (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (13)) yaitu nikmat Tuhan yang manakah yang kalian dustakan, wahai dua makhluk yang dibebani yaitu jin dan manusia? Pendapat ini dikatakan Mujahid dan lainnya, yang hal ini ditunjukkan pada konteks setelahnya. yaitu, bahwa nikmat-nikmat tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya sehingga kalian tidak dapat mengingkarinya. Dan kami hanya dapat mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh jin yang beriman kepadaNya,"Ya Allah, tidakmada sesuatu pun dari nikmat-nikmatMu yang kami ingkari, maka segala puji bagiMu" Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut,"Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" yaitu “Kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ar-Rahman ayat 7: 7-9. Nikmat yang lain bagi hamba yang Allah sebutkan yaitu bahwasanya Dia menciptakan langit ini dan meninggikannya tanpa tiang yang dapat dilihat, maka Allah jadikan sebagai atap bagi bumi dan juga kuasa-Nya di antara keduanya. Kemudian Allah mengabarkan bahwa Allah menciptakannya dengan adil dan memerintahkan dengan bermacam-macam urusan; Agar tidak saling melanggar batasan bagi yang lainnya, yang kemudian menjadikan sebuah kedzaliman dan kesewenang-wenangan. Allah juga memerintahkan agar menimbang dengan keadilan, dan tidak mengurangi timbangan manusia jika menimbang untuk manusia.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Sebagai atap untuk makhluk-makhluk di bumi.

Yakni keadilan di antara hamba-hamba-Nya baik dalam ucapan maupun perbuatan. Mizan (timbangan atau keseimbangan) di sini bukan hanya sekedar timbangan saja, akan tetapi termasuk pula takaran yang dengannya dapat diukur segala sesuatu, pengukur untuk mengukur sesuatu yang belum jelas dan hakikat yang dengannya dipisahkan di antara makhluk serta ditegakkan keadilan di antara mereka. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman di ayat selanjutnya, “Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu,”


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rahman Ayat 7

7-9. Dan dia telah menciptakan langit. Langit itu telah ditinggikan-Nya setelah sebelumnya menyatu dengan bumi dalam bentuk gumpalan, dan dia ciptakan keseimbangan dengan mantap agar kamu jangan merusak keseimbangan itu dengan berbuat melampaui batas, dan karenanya tegakkanlah keseimbangan itu dalam segala bentuknya, termasuk kepada dirimu atau keluargamu, dengan adil sehingga menguntungkan semua pihak, dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu dengan cara dan bentuk apa pun


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penjelasan dari banyak mufassirun terhadap kandungan dan arti surat Ar-Rahman ayat 7 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita semua. Dukunglah dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Banyak Dikaji

Ada berbagai konten yang cukup banyak dikaji, seperti surat/ayat: Az-Zalzalah 7-8, An-Nahl, Al-Baqarah 156, At-Talaq 3, Al-Baqarah 255, Yusuf 87. Juga Ali ‘Imran 173, At-Taubah 103, An-Nahl 97, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah, Luqman 12, Al-Kautsar 2.

  1. Az-Zalzalah 7-8
  2. An-Nahl
  3. Al-Baqarah 156
  4. At-Talaq 3
  5. Al-Baqarah 255
  6. Yusuf 87
  7. Ali ‘Imran 173
  8. At-Taubah 103
  9. An-Nahl 97
  10. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  11. Luqman 12
  12. Al-Kautsar 2

Pencarian: kabirun artinya, bacaan setelah salat dhuha, surat kulhu allah, makna surah al maidah ayat 48, shalat mencegah perbuatan keji dan

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.