Surat Ar-Rahman Ayat 6
وَٱلنَّجْمُ وَٱلشَّجَرُ يَسْجُدَانِ
Arab-Latin: Wan-najmu wasy-syajaru yasjudān
Artinya: Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Berkaitan Surat Ar-Rahman Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rahman Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan sekumpulan penjabaran dari kalangan mufassir terkait makna surat Ar-Rahman ayat 6, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Bintang-bintang di langit atau tumbuhan yang tumbuh dan muncul dari bumi yang tidak memiliki batang dan pohon bumi yang memiliki batang mengetahui Tuhannya dan sujud kepadaNya, tunduk kepada tujuan ia ditundukkan, yaitu kemaslahatan dan manfaat bagi hamba-hambaNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
6. Bintang-bintang di langit dan pepohonan di bumi, seluruhnya bersujud kepada Allah dan tunduk kepada-Nya yang telah menciptakan mereka untuk kemaslahatan hamba-hamba-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Tumbuh-tumbuhan yang tidak mempunyai batang dan pepohonan keduanya bersujud kepada Allah -Subḥānahu-, tunduk dan pasrah kepada-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ (Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya)
Makna (النجم) adalah tumbuhan yang tidak berbatang kayu. Sedangkan (الشجر) adalah tumbuhan yang berbatang kayu.
Dan yang dimaksud dengan sujud keduanya adalah ketundukannya kepada Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
6. An-najm, yaitu tumbuh-tumbhan yang tidak memiliki tangkai, dan pohon-pohonan, yaitu tumbuhan yang memiliki batang dan ranting. An-Najm juga disebut sebagai bintang yang terlihat di langit. Keduanya (tumbuhan dan pepohonan) tunduk kepada Allah sesuai peintahNya dan kepada apa yang dikehendakiNya untuk keduanya.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Beredar sesuai perhitungan yang sempurna {Tumbuhan} tumbuhan yang tidak memiliki batang {dan pepohonan tunduk
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
6. “Dan bintang-bintang dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya,” yakni bintang-bintang di langit adan pohon-pohon di bumi, semuanya mengetahui Rabb mereka, sujud kepadaNya, taat, tunduk dan patuh (dengan melaksanakan) tujuan ia diciptakan dan ditundukkan sebagai kemaslahatan bagi para hamba.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-13
Allah SWT memberitahukan tentang karunia dan rahmatNya kepada makhlukNya, bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur’an kepada hamba-hambaNya, dan memudahkan untuk menghafalkan dan memahaminya bagi orang yang Dia rahmati. Jadi Allah SWT berfirman: ((Tuhan) Yang Maha Pengasih (1) Yang telah mengajarkan Al-Qur’an (2) Dia menciptakan manusia (3) Mengajarnya pandai berbicara. (4))
Al-Hasan berkata bahwa yang dimaksud adalah berbicara.
Qatadah dan selain keduanya berkata bahwa maknannya adalah kebaikan dan keburukan. Tetapi pendapat Al-Hasan di sini lebih baik dan lebih kuat karena konteks ayat membicarakan pengajaran Al-Qur'an, yaitu menunaikan bacaannya. Dan sesungguhnya hal itu dapat terwujud jika Allah memudahkan makhlukNya untuk berbicara, dan mengeluarkan bunyi huruf dari makhrajnya masing-masing, yaitu dari kerongkongan, lisan dan kedua bibir dengan berbagai macam makhrajnya.
Firman Allah SWT (Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan (5)) yaitu keduanya berjalan beriringan sesuai perhitungan yang tepat, tidak menyimpang dan tidak berbenturan, sebagaimana firmanNya: (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40)) (Surah Yasin) dan (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui 96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya (6)) Ibnu Jarir berkata bahwa para mufasir berbeda pendapat tentang makna (an-najm) setelah mereka sepakat bahwa yang dinamakan “Asy-Syajar” adalah tumbuhan yang tegak di atas batangnya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa an-najm adalah sesuatu yang digelar di atas permukaan bumi, berupa tumbuhan. Demikian juga dikatakan Sa'id bin Jubair, As-Suddi, dan Sufyan Ats-Tsauri. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah bintang-bintang yang ada di langit. Demikian juga yang dikatakan Al-Hasan dan Qatadah, dan pendapat inilah yang lebih jelas. Hanya Allah yang lebih Mengetahui, berdasarkan firman Allah SWT: (Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar dari manusia) (Surah Al-Hajj: 18).
Firman Allah: (Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) (7)) yaitu keadilan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan) (Surah Al-Hadid: 25) Demikian juga Allah berfirman di sini (Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu (8)) yaitu Dia menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya dan adil agar segala sesuatu berjalan dengan sebenar-benarnya dan adil. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu (9)) yaitu, janganlah mengurangi timbangan, tetapi timbanglah dengan benar dan adil. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan timbanglah dengan neraca yang benar) (Surah Al-Isra: 35)
Firman Allah SWT: (Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk-(Nya) (10)) yaitu sebagaimana Dia meninggikan langit, Dia telah menghamparkan bumi ini dan memancangkannya dengan gunung-gunung yang tinggi-tinggi agar stabil dan tidak mengguncangkan makhluk yang ada di atasnya yang beragam jenis, macam, warna, dan bahasa mereka di seluruh penjurunya.
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa “al-anam” adalah makhluk.
(di bumi itu ada buah-buahan) yaitu yang beragam warna, rasa, dan aromanya (dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang) disebutkan tersendiri karena manfaat yang ada padanya, baik dalam keadaan basah maupun kering. Dan “al-akmam” adalah kelopak mayang. Demikian juga dikatakan banyak mufasir; yaitu kelopak mayang yang terbelah mengeluarkan buah kurma, yang pada mulanya bernama “busr”, kemudian “ruthab”, kemudian menjadi masak dan sempurna kemasakannya.
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “al-akmam” adalah serabutnya yang berada di leher pohon kurma, ini adalah pendapat Al-Hasan dan Qatadah.
(Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya (12)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, terkait firmanNya (Dan biji-bijian yang berkulit) bahwa maknannya adalah biji-bijian yang ada daunnya.
Demikian juga dikatakan Qatadah
Mujahid, dan lainnya berkata bahwa yang dimaksud dengan “raihan” adalah daunnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “raihan” adalah tanaman yang hijau. Makna ini (hanya Allah yang lebih Mengetahui) adalah bahwa yang dimaksud dengan biji-bijian adalah seperti gandum, jawawut, dan yang serupa dengan keduanya yang mempunyai bulir dan daun-daunan yang melilit pada batangnya.
Firman Allah: (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (13)) yaitu nikmat Tuhan yang manakah yang kalian dustakan, wahai dua makhluk yang dibebani yaitu jin dan manusia? Pendapat ini dikatakan Mujahid dan lainnya, yang hal ini ditunjukkan pada konteks setelahnya. yaitu, bahwa nikmat-nikmat tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya sehingga kalian tidak dapat mengingkarinya. Dan kami hanya dapat mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh jin yang beriman kepadaNya,"Ya Allah, tidakmada sesuatu pun dari nikmat-nikmatMu yang kami ingkari, maka segala puji bagiMu" Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut,"Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" yaitu “Kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya”
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rahman ayat 6: Di antara nikmat juga bagi hamba adalah bintang yang Allah ciptaka sebagai penghias langit dan sebagai panah-panah bagi setan, dan juga sebagai petunjuk di kegelapan malam baik di daratan maupun di lautan. Di antara nikmat dari pepohonan yang tumbuh di bumi dan yang Allah tetapkan keseluruhannya tidaklah Allah tetapkan kecuali diberikan beban yang sesuai, semisal dengan para makhluk yang sujud kepada Allah dengan sujud yang hakiki yang tidaklah mengetahui sujudnya kecuali hanya Allah, semisal juga bertasbihnya seluruh makhluk. Allah berfirman : أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسْجُدُ لَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ, yang artinya : Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi. {Al Haaj : 18}.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ada yang menafsirkan ‘najm’ dengan tumbuhan yang tidak berbatang, sedangkan ‘syajar’ dengan tumbuhan yang memiliki batang. Ada pula yang menafsirkan najm di sini dengan bintang, yakni bintang yang ada di langit dan pepohonan yang ada di bumi mengenal Tuhannya, sujud, taat dan tunduk kepada-Nya. Dia menundukkannya untuk maslahat dan manfaat hamba-hamba-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rahman Ayat 6
5-6. Di antara tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa matahari dan bulan beredar pada porosnya menurut perhitungan yang sangat teliti dan tepat tanpa cacat; dan tetumbuhan tak berbatang dan pepohonan berbatang pun keduanya tunduk kepada ketentuan-Nya. 7-9. Dan dia telah menciptakan langit. Langit itu telah ditinggikan-Nya setelah sebelumnya menyatu dengan bumi dalam bentuk gumpalan, dan dia ciptakan keseimbangan dengan mantap agar kamu jangan merusak keseimbangan itu dengan berbuat melampaui batas, dan karenanya tegakkanlah keseimbangan itu dalam segala bentuknya, termasuk kepada dirimu atau keluargamu, dengan adil sehingga menguntungkan semua pihak, dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu dengan cara dan bentuk apa pun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai kandungan dan arti surat Ar-Rahman ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi ummat. Sokong dakwah kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.