Surat Ar-Rahman Ayat 3
خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ
Arab-Latin: Khalaqal-insān
Artinya: Dia menciptakan manusia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Berkaitan Surat Ar-Rahman Ayat 3
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rahman Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah berharga dari ayat ini. Didapatkan variasi penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai kandungan surat Ar-Rahman ayat 3, antara lain seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
3-4. Dia menciptakan manusia dan mengajarinya Penjelasan apa yang ada dalam jiwanya sebagai pembeda antara ia dengan makhluk lainnya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
3-4. Allah menciptakan manusia dengan rupa yang terbaik, dan mengajarkannya berbagai macam cara penjelasan, karena dengannya dapat terpenuhi maksud dan keinginan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
3. Dia menciptakan manusia dengan sempurna dan memperbagus bentuknya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
3. خَلَقَ الْإِنسٰنَ (Dia menciptakan manusia)
Kemudian Allah menyebutkan kenikmatan penciptaan.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
3-4. Dzat yang menciptakan manusia dan mengajarkannya untuk mengungkapkan (ekspresi) dirinya dan memahamkan orang lain dengan menyampaikan perkataan yang jelas.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dia menciptakan manusia
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
3-4. “Dia menciptakan manusia” dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dengan anggota badan yang terbaik dan bentuk tubuh yang sempurna. Allah benar-benar telah menciptakannya dengan sempurna, dan telah memberinya keistimewaan sehingga berbeda dengan binatang, di mana Dia “mengajarnya pandai berbicara,” untuk dapat menjelaskan apa yang ada di dalam hatinya. Hal ini mencakup pengajaran berbicara dan menulis. Oleh karena itu, kemampuan berbicara (menjelaskan) yang dengannya Allah mengistimewakan manusia daripada makhluk lainnya, adalah di antara nikmat yang paling agung dan paling besar.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-13
Allah SWT memberitahukan tentang karunia dan rahmatNya kepada makhlukNya, bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur’an kepada hamba-hambaNya, dan memudahkan untuk menghafalkan dan memahaminya bagi orang yang Dia rahmati. Jadi Allah SWT berfirman: ((Tuhan) Yang Maha Pengasih (1) Yang telah mengajarkan Al-Qur’an (2) Dia menciptakan manusia (3) Mengajarnya pandai berbicara. (4))
Al-Hasan berkata bahwa yang dimaksud adalah berbicara.
Qatadah dan selain keduanya berkata bahwa maknannya adalah kebaikan dan keburukan. Tetapi pendapat Al-Hasan di sini lebih baik dan lebih kuat karena konteks ayat membicarakan pengajaran Al-Qur'an, yaitu menunaikan bacaannya. Dan sesungguhnya hal itu dapat terwujud jika Allah memudahkan makhlukNya untuk berbicara, dan mengeluarkan bunyi huruf dari makhrajnya masing-masing, yaitu dari kerongkongan, lisan dan kedua bibir dengan berbagai macam makhrajnya.
Firman Allah SWT (Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan (5)) yaitu keduanya berjalan beriringan sesuai perhitungan yang tepat, tidak menyimpang dan tidak berbenturan, sebagaimana firmanNya: (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40)) (Surah Yasin) dan (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui 96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya (6)) Ibnu Jarir berkata bahwa para mufasir berbeda pendapat tentang makna (an-najm) setelah mereka sepakat bahwa yang dinamakan “Asy-Syajar” adalah tumbuhan yang tegak di atas batangnya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa an-najm adalah sesuatu yang digelar di atas permukaan bumi, berupa tumbuhan. Demikian juga dikatakan Sa'id bin Jubair, As-Suddi, dan Sufyan Ats-Tsauri. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah bintang-bintang yang ada di langit. Demikian juga yang dikatakan Al-Hasan dan Qatadah, dan pendapat inilah yang lebih jelas. Hanya Allah yang lebih Mengetahui, berdasarkan firman Allah SWT: (Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar dari manusia) (Surah Al-Hajj: 18).
Firman Allah: (Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) (7)) yaitu keadilan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan) (Surah Al-Hadid: 25) Demikian juga Allah berfirman di sini (Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu (8)) yaitu Dia menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya dan adil agar segala sesuatu berjalan dengan sebenar-benarnya dan adil. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu (9)) yaitu, janganlah mengurangi timbangan, tetapi timbanglah dengan benar dan adil. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan timbanglah dengan neraca yang benar) (Surah Al-Isra: 35)
Firman Allah SWT: (Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk-(Nya) (10)) yaitu sebagaimana Dia meninggikan langit, Dia telah menghamparkan bumi ini dan memancangkannya dengan gunung-gunung yang tinggi-tinggi agar stabil dan tidak mengguncangkan makhluk yang ada di atasnya yang beragam jenis, macam, warna, dan bahasa mereka di seluruh penjurunya.
Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa “al-anam” adalah makhluk.
(di bumi itu ada buah-buahan) yaitu yang beragam warna, rasa, dan aromanya (dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang) disebutkan tersendiri karena manfaat yang ada padanya, baik dalam keadaan basah maupun kering. Dan “al-akmam” adalah kelopak mayang. Demikian juga dikatakan banyak mufasir; yaitu kelopak mayang yang terbelah mengeluarkan buah kurma, yang pada mulanya bernama “busr”, kemudian “ruthab”, kemudian menjadi masak dan sempurna kemasakannya.
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “al-akmam” adalah serabutnya yang berada di leher pohon kurma, ini adalah pendapat Al-Hasan dan Qatadah.
(Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya (12)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, terkait firmanNya (Dan biji-bijian yang berkulit) bahwa maknannya adalah biji-bijian yang ada daunnya.
Demikian juga dikatakan Qatadah
Mujahid, dan lainnya berkata bahwa yang dimaksud dengan “raihan” adalah daunnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “raihan” adalah tanaman yang hijau. Makna ini (hanya Allah yang lebih Mengetahui) adalah bahwa yang dimaksud dengan biji-bijian adalah seperti gandum, jawawut, dan yang serupa dengan keduanya yang mempunyai bulir dan daun-daunan yang melilit pada batangnya.
Firman Allah: (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (13)) yaitu nikmat Tuhan yang manakah yang kalian dustakan, wahai dua makhluk yang dibebani yaitu jin dan manusia? Pendapat ini dikatakan Mujahid dan lainnya, yang hal ini ditunjukkan pada konteks setelahnya. yaitu, bahwa nikmat-nikmat tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya sehingga kalian tidak dapat mengingkarinya. Dan kami hanya dapat mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh jin yang beriman kepadaNya,"Ya Allah, tidakmada sesuatu pun dari nikmat-nikmatMu yang kami ingkari, maka segala puji bagiMu" Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut,"Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" yaitu “Kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya”
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rahman ayat 3: Allah menyebutkan bahwa Dialah yang menciptakan Al Qur’an, yaitu mewujudkannya dan keadaannya dalam bentuk yang dimaui oleh Pencipta dengan tanpa meniru.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; sempurna anggota badannya dan tepat bagian-bagiannya (seperti meletakkan mata di kepala tidak di anggota badan yang lain), Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah merapihkan dan menyempurnakannya serta membedakannya dengan makhluk-makhluk yang lain, yaitu dengan mengajarkannya pandai berbicara.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rahman Ayat 3
3-4. Dia juga yang menciptakan manusia, makhluk yang paling memerlukan tuntunan-Nya, dan kemudian mengajarnya pandai berbicara untuk mengungkapkan ide dalam benaknya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beragam penjabaran dari beragam ulama tafsir terkait makna dan arti surat Ar-Rahman ayat 3 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Dukunglah usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.