Surat An-Najm Ayat 38

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ

Arab-Latin: Allā taziru wāziratuw wizra ukhrā

Artinya: (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,

« An-Najm 37An-Najm 39 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Berkaitan Surat An-Najm Ayat 38

Paragraf di atas merupakan Surat An-Najm Ayat 38 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan beragam penjelasan dari berbagai ahli tafsir terhadap makna surat An-Najm ayat 38, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

38-39. Yaitu bahwa seseorang tidak dihukum karena dosa orang lain, dan dosa seseorang tidak dipikul oleh orang lain. Seseorang tidak mendapatkan pahala kecuali apa yang diusahakannya untuk dirinya sesuai kesanggupannya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

38-44. Kitab-kitab ini mengandung berita-berita besar yang disebutkan dalam 17 ayat berikut: Bahwa seseorang tidak akan disiksa akibat dosa orang lain, manusia tidak akan mendapat pahala melainkan atas kebaikan yang dia lakukan, dan apa yang dia lakukan akan tercatat di buku amalannya, kemudian dia akan dibalas atas kebaikan atau keburukan sekecil apapun yang telah dia kerjakan dengan balasan yang sempurna.

Dan seluruh makhluk akan kembali kepada Tuhanmu, Dialah yang menjadikan tertawa orang yang kesenangan dan kebahagiaan, dan Dia yang menjadikan menangis orang yang Dia kehendaki di dunia dan di akhirat dengan kegundahan dan azab. Dan hanya Dia yang mematikan orang hidup dan menghidupkan orang mati.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

38. Bahwa seseorang tidak dibebani dengan dosa orang lain.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

38. أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ((yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain)
Yakni seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

36-38

Beberapa pemimpin meminta seorang laki-laki, tetapi laki-laki itu menjauh darinya, lalu dia mengambil saudaranya dan berkata kepadanya: Jika kamu membawa saudaramu, kalau tidak aku akan dipukuli lehermu, Laki-laki itu berkata: Bagaimana menurutmu jika aku membawa surat dari Amirul Mukminin, kamu akan melepaskanku? pemimpin itu berkata: Benar, Orang itu berkata: Aku membawakanmu surat dari Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, dan aku akan menunjuk dua orang saksi untuk itu: Musa dan Ibrahim : { أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِى صُحُفِ مُوسَىٰ } "Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?" [36], { وَإِبْرَٰهِيمَ ٱلَّذِى وَفَّىٰٓ } "Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?" [37], { أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ } "(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain" [38]. Maka berkata sang pemimpin: Biarkan dia pergi.. Ini adalah orang yang telah menguasai argumennya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

37-38. Dan apa yang ada dalam suhuf Ibrahim yang telah sempurna segala yang diperintahkan. Salah satu yang terkandung dalam suhuf itu adalah bahwa satu jiwa tidak akan memikul dosa jiwa lainnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul} bahwa orang yang berdosa tidak akan menanggung {dosa orang lain} dosa orang laiN


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

38-41. Terdapat berbagai hukum dalam lembaran-lembaran itu, di antara yang terpenting adalah yang disebutkan Allah dalam FirmanNYa, “(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” Artinya, setiap orang akan menanggung akibat amalannya, baik maupun buruk. Setiap orang tidak akan mendapatkan balasan apa pun dari amalan orang lain dan tidak menanggung dosa siapa pun.
“dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),” yakni di akhirat, dan kebaikan akan dipisahkan dari keburukan, “kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,” yaitu yang mencakup seluruh amal; amalan baik dibalas baik dan amalan buruk dibalas buruk.
Balasan adil uang membuat semua manusia mengakuinya dan memuji Allah atas keadilanNya bahkan penghuni neraka sekalipun pada saat dimasukkan ke dalam neraka, tapi hatinya penuh pujian terhadap Rabb mereka serta mengakui kesempurnaan hikmah Nya dan marah terhadap diri mereka sendiri. Mereka mengetahui bahwa yang menyebabkan mereka masuk ke dalam tempat kembali yang paling buruk adalah diri mereka sendiri.
Ada yang mengambil dalil dari Firman Allah, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” dengan berpendapat bahwa amal kebaikan yang mendekatkan diri kepada Allah tidak boleh dihadiahkan kepada orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Menurut mereka, karena Allah berfirman, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” sampainya usaha orang lain pada seseorang menafikan ayat ini. Cara pengambilan dalil ini perlu dikaji ulang, karena ayat ini menunjukkan, seseorang tidak akan mendapatkan apa pun selain yang telah dikerjakan sendiri, ini memang benar dan tidak perlu diperdebatkan, namun ayat ini tidak menunjukkan bahwa seseorang tidak mendapatkan manfaat dari hasil usaha orang lain jika yang bersangkutan menghadiahkannya pada yang lain. Sama seperti harta, seseorang tidak memiliki harta selain yang dimiliki, hal itu tidak mengharuskan yang bersangkutan tidak memiliki harta yang diberikan oleh orang lain kepadanya di samping harta yang dimilikinya itu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 33-41
Allah SWT berfirman seraya mencela orang-orang yang berpaling dari ketaatan kepada Allah (Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan shalat (31) tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran) (32)) (Surah Al-Qiyamah) dan (serta memberi sedikit dan tidak mau memberi lagi? (34)) Ibnu Abbas berkata yaitu taat sebentar, kemudian berhenti. Demikian juga dikatakan Mujahid, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, Qatadah dan lainnya.
Firman Allah SWT: (Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang gaib sehingga dia mengetahui? (35)) yaitu apakah orang yang menggenggamkan tangannya, tidak mau berinfak, tidak mau berbuat kebaikannya dan mengetahui hal yang ghaib bahwa apa yang ada di tangannya akan habis, yang karenanya dia tidak mau berbuat kebaikan, maka apakah dia melihat akibat itu dengan matanya sendiri? yaitu perkaranya tidak demikian. Sesungguhnya dia menggenggamkan tangannya dari bersedekah dan berbuat kebaikan, dan silaturahmi -mata karena kekikirannya.
Firman Allah SWT: (Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? (36) Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (37)) Sa’id bin Jubair berkata bahwa makna yang dimaksud adalah menyampaikan semua yang diperintahkan kepadanya.
Qatadah berkata tentang firmanNya (menyempurnakan janji) karena ketaatannya kepada Allah dan menyampaikan risalahNya kepada makhlukNya. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir. Pendapat ini diperkuat dengan firman Allah SWT: (Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”) (Surah Al-Baqarah: 124) Maka dia mengerjakan semua perintah itu, meninggalkan semua larangan, dan menyampaikan risalah dengan lengkap dan sempurna. Maka dia berhak menjadi pemimpin bagi seluruh manusia yang dijadikan panutan dalam semua keadaan, ucapan, dan perbuatan. Allah SWT berfirman: (Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif " dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (123)) (Surah An-Nahl)
Firman Allah SWT: (Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya) (40)) yaitu pada hari kiamat, sebagaimana firmanNya: (Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (105)) (Surah At-Taubah) yaitu Dia akan memberitahukan kepada kalian tentang itu dan membalaskan kalian dengan pembalasan yang sempurna. Jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan. Demikianlah Allah berfirman di sini: (Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (41)) yaitu, yang penuh


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Najm ayat 38: 38-39. Allah menjelaskan apa isi dai lembaran-lembaran itu : Ketahuilah bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya manusia kecuali akan dibalas atas usaha dan amalannya; Maka anak-anaknya dan amalan-amalan, serta lain-lainnya termasuk dari usahanya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Najm Ayat 38

Di antara ajaran dalam lembaran-lembaran kitab suci itu adalah bahwa seseorang yang berdosa karena perbuatan dan keingkarannya tidak akan memikul dosa orang lain dan tidak mendapat manfaat dari perbuat-an baik orang lain. 39-40. Dan diajarkan pula dalam lembaran-lembaran kitab suci itu bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan usahanya yang baik atau buruk tidak akan dihilangkan. Semua itu kelak akan diperlihatkan kepadanya sehingga ia dapat berbangga dengan kebaikannya dan malu dengan amal buruknya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian aneka ragam penafsiran dari para ahli ilmu terkait isi dan arti surat An-Najm ayat 38 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita bersama. Dukung usaha kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dikaji

Kami memiliki banyak materi yang tersering dikaji, seperti surat/ayat: An-Nahl 97, At-Taubah 103, Yusuf 87, Al-Baqarah 156, An-Nahl, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah. Serta At-Talaq 3, Al-Baqarah 255, Ali ‘Imran 173, Luqman 12, Az-Zalzalah 7-8, Al-Kautsar 2.

  1. An-Nahl 97
  2. At-Taubah 103
  3. Yusuf 87
  4. Al-Baqarah 156
  5. An-Nahl
  6. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  7. At-Talaq 3
  8. Al-Baqarah 255
  9. Ali ‘Imran 173
  10. Luqman 12
  11. Az-Zalzalah 7-8
  12. Al-Kautsar 2

Pencarian: qs al anbiya ayat 47, qs al hujurat ayat 49 12, luqman ayat 22, terjemahan surat al isra ayat 1, innama'al usri yusro arab

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.