Surat Qaf Ayat 21

وَجَآءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَآئِقٌ وَشَهِيدٌ

Arab-Latin: Wa jā`at kullu nafsim ma'ahā sā`iquw wa syahīd

Artinya: Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.

« Qaf 20Qaf 22 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Tentang Surat Qaf Ayat 21

Paragraf di atas merupakan Surat Qaf Ayat 21 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir penting dari ayat ini. Tersedia pelbagai penafsiran dari berbagai mufassirun terhadap makna surat Qaf ayat 21, antara lain seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Setiap jiwa datang dengan dua malaikat. Salah satunya menggiringnya ke padang mahsyar dan satunya lagi bersaksi atas apa yang dilakukannya di dunia, baik kebaikan maupun keburukan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

21. Dan setiap jiwa datang bersama malaikat yang menggiringnya dan malaikat yang menjadi saksi atas perbuatannya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

21. وَجَآءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَآئِقٌ وَشَهِيدٌ (Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi)
Yakni dia akan diiringi oleh malaikat yang menggiringnya dan malaikat yang akan bersaksi terhadapnya.
Mujahid berpendapat bahwa penggiring dan pemberi kesaksian itu adalah dari malaikat. Dan pendapat lain mengatakan bahwa penggiring itu merupakan malaikat yang mencatat amalan-amalan buruk, sedangkan pemberi kesaksian adalah malaikat yang mencatat amalan-amalan baik.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

21. Pada hari itu setiap jiwa dibawa menuju padang mahsyar dengan diiringi oleh malaikat yang menggiringnya menuju padang mahsyar. Saksi dari golongan malaikat bersaksi untuknya tentang amal baik atau amal buruknya.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Lalu setiap orang akan datang bersama penggiringnya} malaikat yang menggiringnya menuju tempat berkumpul {dan saksi} malaikat yang menjadi saksi atas apa yang telah dia perbuat


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

21. “Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring,” yang akan menggiringnya ke tempat pemberhentian pada Hari Kiamat, sehingga setiap diri tidak mungkin untuk tidak mendatangi tempat itu, “dan seorang malaikat saksi,” yang akan memberikan kesaksian tentang semua amalnya, baik dan buruknya. Ini menunjukkan perhatian Allah terhadap para hambaNya dan Allah menjaga amal-amalnya kemudian dibalas secara adil.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 16-22
Allah SWT memberitahukan tentang kekuasaanNya atas manusia, bahwa Dialah Dzat yang menciptakannya, dan pengetahuanNya meliputi semua urusannya, sehingga Allah SWT mengetahui apa yang dibisikkan hati manusia berupa kebaikan dan keburukan. Disebutkan dalam hadits shahih Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT memaafkan umatku apa yang dibisikkan hatinya selama dia tidak mengucapkannya atau mengerjakannya”
Firman Allah: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) yaitu malaikat-malaikat Allah SWT lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Dan ada yang menafsirkannya sebagai ilmu Allah, sesungguhnya yang dimaksud hanyalah untuk menjauhkan agar tidak ada dugaan untuk bertempat atau bersatu, karena kedua sifat tersebut merupakan hal yang mustahil menurut kesepakatan semua ulama, Maha Tinggi dan Maha Suci Allah dari keduanya. Akan tetapi jika ditinjau dari segi lafazhnya, maka ayat ini tidak mengandung hal itu, karena Allah SWT tidak berfirman, "Aku lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" melainkan Dia berfirman: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang datangnya ajal: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat (85)) (Surah Al-Waqi'ah) yaitu malaikat-malaikatNya. Sebagaimana Allah berfirman: (Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) (Surah Al-Hijr: 9) Para malaikat turun membawa Al-Qur'an dengan seizin Allah SWT. Demikian juga para malaikat yang lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya berkat kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada mereka untuk hal itu. Maka malaikat itu mempunyai jalan masuk ke dalam manusia sebagaimana setan juga mempunyai jalan masuk ke dalam manusia melalui aliran darahnya, sebagaimana yang telah diberitahukan Nabi SAW. Oleh karena itu di sini Allah SWT berfirman: ((yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya) yaitu dua malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
(yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri) yaitu, selalu mengawasi (Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya) manusia tidak mengucapkan suatu kalimat pun (melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir) yaitu melainkan ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatatnya. Tidak ada suatu kalimat dan gerakan pun yang tidak tercatat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu) (10) yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu) (11) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan (12)) (Surah Al-Infithar)
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: (Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (18)) Bahwa semua yang diucapkan berupa kebaikan atau keburukan itu dicatat, sehingga benar-benar dicatat ucapannya yang mengatakan,"Aku telah makan dan minum, aku telah pergi dan aku baru datang, dan aku telah melihat" sehingga apabila hari Kamis, maka ucapan dan amal perbuatannya itu ditampilkan di hadapannya, lalu dia mengakuinya, apakah itu yang baik atau buruk, sedangkan selain dari itu tidak dianggap. Demikian itulah yang dimaksud firmanNya SWT: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Manfuz) (39)) (Surah Ar-Ra'd)
Para Mufasir berbeda pendapat tentang orang yang diajak bicara, yaitu dengan firmanNya: (Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya (19)) Pendapat yang benar bahwa orang yang diajak bicara adalah manusia itu sendiri. Dikatakan bahwa dia adalah orang kafir, dan pendapat yang lainnya mengatakan selain itu.
Firman Allah: (Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman (20)) Telah disebutkan pembahasan hadits tentang tiupan sangkakala, kegemparan, kematian, dan kebnangkitan, yang semuanya itu pada hari kiamat.
(Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi (21)) yaitu malaikat yang menggiringnya ke padang mahsyar dan malaikat yang menjadi saksi terhadap semua amal perbuatan yang dia lakukan. Demikianlah makna yang tampak pada ayat ini dan itulah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ismail bin Abu Khalid, dari Yahya bin Rafi' maula Tsaqif yang mengatakan,”Aku mendengar Utsman bin Affan berkhutbah, lalu membaca firmanNya: (Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi (21)) dia berkata,”Malaikat penggiring yang menggiringnya menghadap kepada Allah dan malaikat penyaksi yang menyaksikan semua amal perbuatannya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid.
Ibnu Jarir meriwayatkan tiga pendapat tentang makna yang dimaksud firman Allah SWT: (Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam (22))
Pendapat yang pertama bahwa yang dimaksud adalah orang kafir. Pendapat ini diriwayatkan Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas. Demikian juga dikatakan Adh- Dhahhak bin Muzahim dan Shalih bin Kaisan.
Pendapat yang kedua bahwa yang diajak bicara adalah semua orang, baik yang berbuat kebaikan maupun yang durhaka; karena sesungguhnya akhirat itu jika dibandingkan dengan dunia sama dengan bangun, sedangkan dunia itu seperti tidur. Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir, dia menukilnya dari Husain bin Abdullah bin Ubaidillah, dari Abdullah ibnu Abbas.
Pendapat yang ketiga bahwa yang diajak bicara adalah Nabi SAW. Pendapat ini dikatakan Zaid bin Aslam dan anaknya. Makna ayat menurut pendapat keduanya adalah: Sesungguhnya sebelumnya kami dalam keadaan lalai dari Al-Qur'an ini, yaitu sebelum Al-Qur’an diturunkan kepadamu, lalu Kami bukakan darimu penutup yang menutupi dirimu dengan menurunkannya kepadamu, maka sekarang penglihatanmu menjadi tajam. Akan tetapi, yang jelas dari konteksnya berbeda dengan ini, bahkan yang diajak bicara adalah manusia itu sendiri. Makna yang dimaksud firmanNya SWT: (Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini) yaitu dari hari ini (maka Kami singkapkan terhadapmu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari ini amat tajam) yaitu kuat karena setiap orang di hari kiamat mempunyai penglihatan yang tajam, sehingga orang-orang kafir ketika di dunia, maka di hari kiamat mereka berada pada jalan yang lurus, tetapi hal itu tidak memberi manfaat sedikitpun bagi mereka. Allah SWT berfirman: (Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami) (Surah Maryam: 38) dan (Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin” (12)) (Surah As-Sajdah)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Qaf ayat 21: Kemudian pada hari itu datang setiap jiwa bersamanya malaikat yang menuntunnya, yaitu yang menuntunnya menuju ke Allah dan menjadi saksi atas amalan mereka.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yang menggiringnya ke tempat pemberhentian di hari Kiamat, sehingga ia tidak dapat menolaknya atau mundur.

Yang akan menjadi saksi terhadap amalnya; baik atau buruk, seperti tangan, kaki dan lainnya. Ini menunjukkan perhatian Allah kepada hamba dan dijaga-Nya amal mereka serta akan diberi-Nya balasan secara adil. Hal ini adalah sesuatu yang perlu diperhatikan sekali dan diingat oleh seorang hamba.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Qaf Ayat 21

Pada hari itu setiap orang akan datang bersama malaikat penggiring ke padang mahsyar dan malaikat yang menjadi saksi atas amal diperbuat oleh manusia di dunia. 22. Ketika kematian datang menjemput seseorang, maka dikatakan kepada manusia, "sungguh, kamu dahulu ketika hidup di dunia lalai tentang peristiwa kematian dan kebangkitan ini, maka kami singkapkan tutup yang menutupi matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. Dengan demikian keraguanmu akan sirna. ".


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian sekumpulan penjabaran dari beragam ulama tafsir terkait makna dan arti surat Qaf ayat 21 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Dukung perjuangan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Sering Dikaji

Nikmati berbagai topik yang paling sering dikaji, seperti surat/ayat: Luqman 12, An-Nahl 97, Az-Zalzalah 7-8, Yusuf 87, Ali ‘Imran 173, An-Nahl. Termasuk At-Talaq 3, Al-Baqarah 255, Al-Kautsar 2, At-Taubah 103, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah, Al-Baqarah 156.

  1. Luqman 12
  2. An-Nahl 97
  3. Az-Zalzalah 7-8
  4. Yusuf 87
  5. Ali ‘Imran 173
  6. An-Nahl
  7. At-Talaq 3
  8. Al-Baqarah 255
  9. Al-Kautsar 2
  10. At-Taubah 103
  11. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  12. Al-Baqarah 156

Pencarian: albaqarah ayat 98, surat an-nisa 146, arti surat ali imron ayat 134, surat tentang fitnah, surat al anbiya ayat 1

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.