Surat Az-Zukhruf Ayat 89
فَٱصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلَٰمٌ ۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
Arab-Latin: Faṣfaḥ 'an-hum wa qul salām, fa saufa ya'lamụn
Artinya: Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: "Salam (selamat tinggal)". Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).
« Az-Zukhruf 88 ✵ Ad-Dukhan 1 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Mengenai Surat Az-Zukhruf Ayat 89
Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zukhruf Ayat 89 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan sekumpulan penafsiran dari berbagai ulama mengenai makna surat Az-Zukhruf ayat 89, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
88-89. Muhammad berkata mengadukan kaumnya yang mendustakannya kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya orang-orang itu adalah kaum yang tidak beriman kepadaMu dan kepada apa yang Engkau adalah kaum yang tidak beriman kepadaMu dan kepada apa yang Engkau mengutusku dengannya kepada mereka.” Maka Allah memerintahkannya untuk berpaling dari mereka dan dari gangguan mereka serta membiarkan mereka disebabkan kekafiran mereka dan penentangan mereka. Jangan terlontar darimu (wahai Rasul) kecuali keselamatan bagi mereka sebagaimana yang diucapkan oleh orang-orang yang berakal dan beradab kepada orang-orang bodoh, karena orang-orang yang berakal tidak membalas kebodohan dengan kebodohan dan membalas keburukan dengan yang semisalnya. Mereka pasti akan mengetahui musibah dan bencana yang akan menimpa mereka.
Dlam ayat ini terdapat ancaman dan peringatan keras bagi orang-orang kafir yang menentang dan orang-orang yang seperti mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
89. Maka Allah menjawab: “Maafkan dan biarkanlah mereka, dan katakanlah kepada mereka: ‘Salam ‘alaikum’ sebagai tanda bahwa kamu berpaling dan meninggalkan mereka. Mereka akan mengatahui akibat dari pendustaan yang mereka lakukan.” Ini merupakan bentuk ancaman bagi mereka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
89. Maka berpalinglah dari mereka dan katakan kepada mereka sesuatu sebagai balasan atas kejahatan mereka -kejadian ini terjadi di Makkah- niscaya mereka akan mengetahui siksa yang akan mereka temui.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
89. فَاصْفَحْ عَنْهُمْ (Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka)
Yakni berpalinglah dari apa yang mereka tuduhkan kepadamu yang mengatakan bahwa kamu adalah tukang sihir dan dukun, dan bersabarlah dalam berdakwah sampai datang keputusan Allah.
وَقُلْ سَلٰمٌ ۚ (dan katakanlah: “Salam)
Yakni aku hanya akan berpaling dari kalian.
فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (Kelak mereka akan mengetahui)
Kalimat ini mengandung ancaman besar dari Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
89. Allah menjawab dengan firman-Nya: “Biarkanlah orang-orang musyrik itu, bantahlah mereka dengan bantahan orang berakal kepada orang bodoh.” Katakanlah kepada mereka: “Selamat tinggal sebagai ungkapan perpisahan, bukan doa keselamatan. Kelak mereka akan tahu akibat dari apa yang telah mereka dustakan dan mereka ingkari. Disitu terdapat makna ancaman dan janji yang teguh
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Maka berpalinglah} berpalinglah {dari mereka dan katakanlah,“Salam”} sesuatu yang kamu ucapkan untuk berpaling dari keburukan mereka {Mereka kelak akan mengetahui
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
89. karena itu Allah berfirman, ”maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah, ’salam (selamat tinggal)’,” yakni, berpalinglah dari gangguan mereka, baik gangguan lisan maupun tindakan, serta maafkan mereka, jangan kau sahuti meeka kecuali dengan ucapan salam yang biasa diucapkan oleh orang-orang berakal dan memiliki mata hati untuk orang-oang bodoh, sebagaimana yang difirmankan Allah tentang hamba-hambaNYa yang shalih, ”dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,” yakni, sesuai dengan ucapan kebodohan mereka,”mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan,” Rasulullah melaksanakan peintah Rabbnya dan menghadapi gangguan dari kaumnya dan orang lain dengan kebaikan dan tuturr kata yang baik. Semoga kesejahteraan serta keselamatan Allah senantiasa terlimpah pada orang yang dikhususkan oleh Allah dengan akhlak yang agung, dengan ahklak itu Rasulullah menjadi makhluk utama penghuni langit dan bumi. Dan firman Allah, “kelak meeka akan mengetahui (nasib mereka yang buuk),” yakni akibat dosa dan kejahatan mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 81-89
Allah SWT berfirman: (Katakanlah,) wahai Muhammad (jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan anak itu) yaitu seandainya hal ini diwajibkan, maka aku akan menyembahnya karena hal itu, karena aku adalah salah satu dari hambaNya yang selalu taat kepada semua yang DIa perintahkan kepadaku. Tidak ada sama sekali pada diriku kesombongan dan penolakan untuk menyembahnya. Jadi seandainya hal itu benar ada, maka akan ada, tetapi hal itu mustahil bagi hak Allah SWT. Dan syarat itu tidak mewajibkan dan membolehkan terjadinya hal itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan (4)) (Surah Az-Zumar) Sebagian mufasir berkata tentang firmanNya: (maka akulah mula-mula orang yang memuliakan (anak itu)) yaitu orang yang pertama paling menolak. Di antara mereka ada Sufyan Ats-Tsauri dan Imam Bukhari meriwayatkan hal itu. maka dia mengatakan,"DIkatakan bahwa maknannya adalah aku adalah orang yang mula-mula mengingkarinya” dari kata “'abida” “ya'badu”
Qatadah berkata bahwa ungkapan ini berasal dari perkataan orang-orang Arab, yaitu: (Jika Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakannya) yaitu hal itu tidak mungkin terjadi, dan tidak layak.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (maka akulah orang yang mula-mula memuliakannya) yaitu orang yang mula-mula menyembah dan mengesakanNya, serta mendustakan kalian.
Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (maka akulah orang yang mula-mula memuliakannya) yaitu orang yang mula-mula menolaknya, kata “'abidin” mempunyai dua makna. Yaitu “‘aabidun” (menyembah) dan “‘abidun” (menolak). Makna yang pertama yang lebih dekat bahwa itu sebagai syarat dan jawab, tetapi pengertian ini tidak mungkin.
As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu)) dia berkata,”Seandainya Allah memiliki anak, maka aku menjadi orang yang mula-mula meyakini bahwa Dia mempunyai anak, tetapi kenyataannya Dia tidak memiliki anak. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir. Dan dia menjawab pendapat orang yang menduga bahwa huruf (in) di sini bermakna nafi. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maha Suci Tuhan langit dan bumi, Tuhan 'Arsy dari apa yang mereka sifatkan (82)) yaitu Maha Tinggi, Maha Suci, dan lagi Maha Bersih Allah Pencipta segala sesuatu dari memiliki anak. Karena sesungguhnya Dia Maha Esa, segala sesuatu bergantung kepadaNya, tidak ada tandingan dan pesaing bagiNya, maka tidak ada anak bagiNya.
Firman Allah SWT: (Maka biarlah mereka tenggelam) yaitu dalam kebodohan dan kesesatan mereka (dan bermain-main) dalam dunia mereka (sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka) yaitu hari kiamat, yaitu mereka akan mengetahui bagaimana tempat kembali mereka dan keadaan yang akan mereka alami pada hari itu. Firman Allah: (Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi) yaitu Dia adalah Tuhan yang disembah makhluk di langit, dan Tuhan yang disembah makhluk yang di bumi, semuanya tunduk dan merendahkan diri di hadapanNya (dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui) Ini sebagaimana firman Allah SWT: (Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan (3)) (Surah Al-An'am) yaitu Dialah Tuhan yang disembah di langit dan bumi.
(Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa saja yang ada di antara keduanya) yaitu Dialah Dzat yang menciptakan, memiliki dan mengatur keduanya tanpa ada yang menghalangi dan menentangnya. Maka Maha Suci lagi Maha Tinggi Allah dari memiliki anak. yaitu, sudah merupakan suatu ketetapan bagiNya bersih dari semua aib dan kekurangan, karena Dia adalah Tuhan Yang Maha Tinggi, Maha Agung yang memiliki segala sesuatu, yang di tanganNyalah kendali segala sesuatu, terlaksana atau tidaknya
(dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat) yaitu tidak ada yang mengetahui waktunya kecuali hanya Dia (dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan) Maka Dia akan memberikan pembalasan kepada setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya, jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah) yaitu berupa berhala-berhala dan patung-patung (tidak dapat memberi syafaat) yaitu tidak mampu memberikan syafaat kepada mereka (tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya)) Ini adalah istisna’ munqati' yaitu tetapi orang yang meyakini kebenaran dengan penuh kesadaran dan pengetahuan, maka syafaat itu dapat memberi manfaat dengan seizin Allah SWT baginya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, 'Allah.' Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” (87)) yaitu seandainya kamu menanyakan kepada mereka yang menyekutukan Allah, yang menyembah kepada selainNya bersama Dia (Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, “Allah”) yaitu mereka mengakui bahwa Dialah Allah yang Maha Menciptakan segala sesuatu, hanya Dia semata tidak ada sekutu bagiNya dalam hal itu. Tetapi sekalipun demikian, mereka masih tetap menyembah selainNya bersama Dia, yaitu menyembah makhluk yang tidak memiliki sesuatu apapun dan tidak mampu berbuat sesuatupun. Jadi mereka dengan itu adalah orang-orang yang sangat bodoh dan sangat lemah akalnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?)
Firman Allah: (dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman” (88)) yaitu nabi Muhammad SAW mengadu kepada Tuhannya tentang kaumnya yang mendustakannya. Jadi berliau berdoa: Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman, sebagaimana yang diberitahukan Allah SWT dalam ayat lain: (Berkatalah Rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan” (30)) (Surah Al-Furqan: 30) Apa yang telah kami jelaskan ini merupakan pendapat Ibnu Mas'ud, Mujahid, dan Qatadah, dan berdasarkan pendapat ini Ibnu Jarir menafsirkannya.
Imam Bukhari berkata bahwa Abdullah yaitu Ibnu Mas'ud membaca ayat ini dengan bacaan: (wa qaalar rasuul yaa rabb)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman” (88)) dia berkata bahwa Allah mendengar ucapan nabi Muhammad SAW itu. Qatadah berkata bahwa dia adalah nabi kalian yang mengadu kepada Tuhannya
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan tentang firmanNya: (dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad,"Ya Tuhanku) bahwa salah satu dari dua bacaannya itu dengan bacaan nashab, dan itu mempunya dua pandangan
Salah satunya adalah diathafkan kepada firman Allah SWT: (bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka) (Surah Az-Zukhruf: 80)
Yang kedua adalah adanya fi'il, yaitu (Waqala qilahu). Bacaan yang kedua adalah dengan khafdh, (qilihi) sebagai athaf kepada firmanNya: (dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat) bentuknya adalah “Wa ‘ilmu qiilihi”
Firman Allah SWT: (Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka) yaitu orang-orang musyrik (dan katakanlah, "Salam (selamat tinggal)") yaitu janganlah menjawab mereka dengan apa yang mereka bicarakan kepadamu berupa ucapan buruk. Tetapi bujuklah dan maafkanlah mereka dengan sikap dan ucapan (Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)) Ini merupakan ancaman dari Allah SWT kepada mereka. Oleh karena itu maka mereka ditimpa azabNya yang tidak dapat ditolak lagi. Dan DIa meninggikan agama dan kalimahNya, serta setelah itu memerintahkan untuk berjihad dan berperang melawan mereka, sehingga manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah, dan Islam tersebar di belahan bumi timur dan barat.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Az-Zukhruf ayat 89: Lalu Allah swt. berfirman: (Maka berpalinglah) artinya palingkanlah dirimu (dari mereka dan katakanlah, "Salam") selamat tinggal bagi kalian. Ayat ini diturunkan sebelum diperintah untuk memerangi mereka (Kelak mereka akan mengetahui) ayat ini mengandung ancaman buat mereka; dan dapat dibaca Ya'lamuuna atau Ta'lamuuna, kalau dibaca Ta'lamuuna artinya, kelak kalian akan mengetahui.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni maafkanlah gangguan yang datang kepadamu dari mereka baik yang berupa perkataan maupun perbuatan, dan jangan kamu sikapi selain dengan sikap yang dilakukan oleh orang-orang yang berakal dan berpandangan tajam terhadap orang-orang yang bodoh, yaitu sikap salam (selamat tinggal). Maka Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan perintah Tuhannya, dan menyikapi gangguan kaumnya dengan membiarkan dan memaafkan serta tidak membalas selain dengan berbuat ihsan kepada mereka serta ucapan yang baik. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Beliau atas kesabarannya.
Yakni akibat perbuatan mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zukhruf Ayat 89
Allah menyambut pengaduan nabi Muhammad dengan berfirman, 'maka berpalinglah dari mereka, wahai nabi Muhammad, dan katakanlah kepada mereka, 'salam (selamat tinggal). ' kelak di dunia ini atau di akhirat nanti, mereka akan mengetahui nasib mereka yang buruk, berupa azab yang amat pedih. 1. H' m'm.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah aneka ragam penjabaran dari kalangan mufassirun terkait kandungan dan arti surat Az-Zukhruf ayat 89 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi ummat. Dukung usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.