Surat Al-Mu’min Ayat 34
وَلَقَدْ جَآءَكُمْ يُوسُفُ مِن قَبْلُ بِٱلْبَيِّنَٰتِ فَمَا زِلْتُمْ فِى شَكٍّ مِّمَّا جَآءَكُم بِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَن يَبْعَثَ ٱللَّهُ مِنۢ بَعْدِهِۦ رَسُولًا ۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُّرْتَابٌ
Arab-Latin: Wa laqad jā`akum yụsufu ming qablu bil-bayyināti fa mā ziltum fī syakkim mimmā jā`akum bih, hattā iżā halaka qultum lay yab'aṡallāhu mim ba'dihī rasụlā, każālika yuḍillullāhu man huwa musrifum murtāb,
Artinya: Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.
« Al-Mu'min 33 ✵ Al-Mu'min 35 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Tentang Surat Al-Mu’min Ayat 34
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’min Ayat 34 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah berharga dari ayat ini. Tersedia kumpulan penjelasan dari banyak ahli ilmu terkait kandungan surat Al-Mu’min ayat 34, di antaranya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sungguh Allah telah mengutus kepada kalian seorang Nabi yang mulia, Yusuf bin Ya’qub sebelum Musa dengan membawa bukti-bukti yang jelas atas kebenarannya, dan dia memerintahkan kalian agar menyembah Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, namun kalian senantiasa dalam kebimbangan terhadap apa yang dia bawa dalam hidupnya, sehingga saat dia meninggal, semakin bertambahlah keragu-raguan dan kesyirikan kalian, dan kalian berkata, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengutus seorang rasul sesudahnya.” Dengan kesesatan seperti itulah Allah menyesatkan setiap orang yang bertindak melampaui batas kebenaran, selalu dalam keraguan tentang keesaan Allah, sehingga Allah tidak memberinya taufik ke jalan hidayah lagi lurus.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
34-35. Sungguh sebelum Musa telah datang kepada kalian Nabi Yusuf dengan berbagai mukjizat yang menunjukkan kebenarannya; akan tetapi kalian tetap dalam keraguan seperti para nenek moyang kalian yang mendustakan risalahnya. Hingga ketika Nabi Yusuf meninggal, kalian berkata: “Allah tidak akan mengutus seorang rasul setelahnya.”
Seperti kesesatan kalian itu Allah menyesatkan orang-orang zalim yang meragukan keesaan Allah dan membantah bukti-bukti yang jelas yang Allah turunkan, mereka membantah semua itu tanpa memiliki hujjah dan bukti dari Allah. Sungguh penentangan itu mendatangkan kemurkaan dari Allah dan orang-orang beriman. Demikianlah Allah menutup hati setiap orang yang berpaling dari kebenaran dan sangat zalim.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
34. Sungguh telah datang kepada kalian Yusuf sebelum Musa dengan membawa bukti-bukti yang nyata tentang tauhid Allah, namun kalian senantiasa dalam keraguan dan pendustaan terhadap apa yang dibawanya, hingga ketika dia wafat, kalian semakin bertambah ragu dan bimbang. Kalian berkata, “Allah tidak akan mengutus seorang rasul sesudahnya.” Seperti kesesatan kalian dari kebenaran, Allah menyesatkan setiap orang yang melebihi aturan-aturan Allah, meragukan keesaan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
34. وَلَقَدْ جَآءَكُمْ يُوسُفُ مِن قَبْلُ بِالْبَيِّنٰتِ (Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan)
Yakni Yusuf bin Ya’qub yang datang kepada mereka membawa mukjizat dan ayat-ayat yang jelas tentang agama Allah dan syari’at-syari’at-Nya sebelum kedatangan Musa kepada mereka.
Yakni ketika Yusuf datang kepada nenek moyang kalian.
فَمَا زِلْتُمْ فِى شَكٍّ مِّمَّا جَآءَكُم بِهِۦ ۖ( tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu)
Yakni keraguan terhadap ayat-ayat itu dan kalian tidak mengimaninya.
حَتَّىٰٓ إِذَا هَلَكَ(hingga ketika dia meninggal)
Yakni ketika Yusuf meninggal.
قُلْتُمْ لَن يَبْعَثَ اللهُ مِنۢ بَعْدِهِۦ رَسُولًا ۚ( kamu berkata: “Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya)
Mereka kafir terhadapnya ketika Yusuf masih hidup dan mereka juga kafir terhadap rasul-rasul yang datang kepada mereka setelah kematian Yusuf.
كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُّرْتَابٌ(Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu)
Yakni orang yang banyak bermaksiat kepada Allah dan meragukan agama, keesaan, janji, dan ancaman-Nya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
34. Dahulu, Nabi Yusuf bin Ya’qub AS benar-benar telah datang kepada pendahulu kalian wahai orang-orang Mesir. Mereka diutus sebelum Nabi Musa AS, namun kalian tetap meragukan kebenaran dan bukti yang telah disampaikan Nabi Yusuf kepada kalian, kalian pun tidak beriman kepadanya dengan sepenuh hati
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sungguh sebelum itu} sebelum Musa {Yusuf benar-benar telah datang kepada kalian dengan bukti-bukti nyata. Lalu kalian masih dalam keraguan} keraguan {terhadap apa yang datang kepada kalian sampai dia wafat} mati {kalian berkata,”Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun setelahnya. Demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang melampaui batas} melampaui batas ketentuan Allah {dan ragu-ragu”} ragu untuk mengesakanNya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
34. “Dan sungguh telah datang yusuf kepadamu”, yakni ,Yusuf bin Ya’kub, “sebelumnya” maksudnya sebelum kedatangan nabi Musa, dengan mukjizat-mukjizat yang membuktikan kebenarqannya, dan ia perintahkan kepada kalian untuk beribadah hanya kepada Allah, tanpa mempersekutukan-Nya. “tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu” pada masa hidupnya, “sehingga ketika dia telah meninggal”, kalian bertambah ragu dan makkin berbuat syirik. “kamu berkata ‘Allah tidak akan mengirimkan seseorang rosul pun sesudhnya”. Itulah dugaan palsu kalian dan perkiraan kalian yang sesungguhnya sangat tidak laik bagi Allah. Sebab Allah tidak akan membiarkan manusia ini sia-sia; tidak memerintahkan mereka dan tidak melarang mereka. Tetapi Allah mengutus Rosul-rosulNya kepada mereka. Maka dugaan bahwa Allah tidak akan mengutus seorang rosul adalah dugaan sesat, maka dari itu Dia berfirman, “Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu”.
Itulah karakter mereka yang sesungguhnya, yang telah membuat mereka berlaku zhalim dan congkak terhadap Nabi Musa. Maka mereka adalah orang-orang yang berlebih-lebihan karena telah melampaui batas kebenaran dan berpaling darinya menuju kesesatan. Mereka adalah para pendusta di mana mereka menisbatkan semua itu kepada Allah dan mendustkan para rosulNya.
Jadi orang yang karakternya melampaui batas dan dusta, di mana keduanya tidak pernah terlepas darinya adalah orang-orang yang tidak akan diberi hidayah oleh Allah dan tidak dibimbing kepada kebaikan. Sebab ia telah menolak kebenaran setelah kebenaran itu sampai kepadanya dan setelah ia ketahui. Maka balasannya adalah, Allah menghukumnya dengan menghalangi hidayah darinya, sebagaimana FirmanNya,
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka;” (As-Shaf : 5)
“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al-An’am : 110)
“dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (Al-baqoroh : 258)
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 30-35
Ini adalah pemberitahuan dari Allah SWT tentang laki-laki shalih yang mukmin dari keluarga Fir'aun, bahwa dia memperingatkan kaumnya atas azab Allah SWT di dunia dan akhirat. Jadi dia berkata: (Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu) yaitu orang-orang yang mendustakan para rasul Allah di masa lalu seperti kaum nabi Nuh, kaum 'Ad, kaum Tsamud, dan orang-orang setelah mereka dari kalangan umat-umat yang mendustakan, bagaimana mereka tertimpa azab Allah, dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak dan menyelamatkan mereka dari itu
(Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hambaNya) yaitu, sesungguhnya Allah SWT membinasakan mereka hanya karena dosa-dosa mereka, dan karena pendustaan mereka terhadap para rasulNya dan pertentangan mereka terhadap perintahNya. Maka Allah melaksanakan kekuasaanNya terhadap mereka. Kemudian laki-laki itu berkata: (Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari saling memanggil (32)) yaitu pada hari kiamat.
Qatadah berkata bahwa setiap kaum dipanggil sesuai dengan amal mereka, penghuni surga dipanggil dengan sebutan penghuni surga, dan penghuni neraka dipanggil dengan sebutan penghuni neraka. Dikatakan, hari itu dinamakan demikian karena penghuni surga dan penghuni neraka saling memanggil (Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)? Mereka (ahli neraka) menjawab,"benar") (Surah Al-A'raf: 44) dan seruan penghuni neraka kepada penghuni surga: (Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu. Mereka (ahli surga) menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir”) (Surah Al-A'raf: 50) dan karena adanya saling memanggil antara penghuni surga, dan penghuni neraka, sebagaimana yang telah disebutkan dalam surah Al-A'raf. Al-Baghawi dan lainnya memilih bahwa hari itu dinamakan demikian karena penggabungan hal itu. Ini merupakan pendapat yang baik, hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: ((yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang) yaitu pergi melarikan diri (sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! (11) Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali (12)) (Surah Al-Qiyamah) Oleh karena itu Allah berfirman: (tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah) yaitu tidak ada seorang pun yang dapat melindungi kalian dari azab dan pembalasan Allah (dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang yang akan memberi petunjuk) yaitu, barangsiapa yang disesatkan Allah SWT, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk selain Dia
Firman Allah: (Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu sebelumnya dengan membawa keterangan-keterangan) yaitu kepada penduduk Mesir, Allah SWT mengutus mereka seorang rasul sebelum nabi Musa. Dia adalah nabi Yusuf yang menjadi perdana menteri penduduk Mesir, sekaligus sebagai seorang rasul yang menyeru umatnya untuk menyembah Allah SWT untuk bersikap adil. Tetapi mereka tidak menaatinya dengan sebenarnya, melainkan hanya karena dia sebagai menteri, kedudukan dunianya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata, "Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya”) yaitu kalian putus asa dan kalian katakan dengan maksud menggambarkan keinginan: (Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya) Demikian itu karena kekafiran dan kedustaan mereka (Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu) yaitu seperti keadaan orang yang telah disesatkan Allah karena perbuatannya yang sewenang-wenang dan hatinya ragu kepada kebenaran.
Kemudian Allah berfirman: ((yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka) yaitu orang-orang yang menolak kebenaran dengan kebathilan, dan membantah hujjah-hujjah tanpa dalil dan hujjah dari Allah SWT. Maka sesungguhnya Allah SWT sangat membenci orang yang berperilaku demikian. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman) yaitu, orang-orang yang beriman juga membenci orang-orang yang sifatnya demikian, karena sesungguhnya orang yang bersifat demikian itu hatinya dikunci Allah, sehingga dia setelah itu tidak dapat mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Oleh karena itu Allah berfirman: (Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang sombong) yaitu dari mengikuti kebenaran (lagi sewenang-wenang)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Mu’min ayat 34: (Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepada kalian sebelumnya) yakni sebelum Nabi Musa; menurut suatu pendapat ia adalah Yusuf bin Yakub yang usianya dipanjangkan sampai zaman Nabi Musa; atau menurut pendapat yang lain dia adalah Yusuf bin Ibrahim bin Yusuf bin Nabi Yakub (dengan membawa keterangan-keterangan) mukjizat-mukjizat yang tampak jelas (tetapi kalian senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepada kalian, sehingga ketika dia meninggal, kalian berkata,) tanpa memakai bukti yang benar lagi ("Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya.") selagi kalian masih tetap dalam keadaan kafir atau ingkar kepada Nabi Yusuf dan rasul-rasul lainnya. (Demikianlah) maksudnya sebagaimana kalian disesatkan (Allah menyesatkan orang yang melampaui batas) yakni orang yang musyrik (lagi ragu-ragu) artinya, tidak percaya kepada mukjizat-mukjizat yang telah disaksikannya sendiri.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni Yusuf bin Ya’qub ‘alaihimas salam.
Wahai penduduk Mesir.
Yang menunjukkan kebenarannya dan memerintahkan kamu untuk beribadah kepada-Nya.
Semasa hidupnya. Nabi Yusuf ‘alaihis salam ketika itu menjabat sebagai bendaharawan Mesir sekaligus sebagai rasul yang mengajak umatnya kepada Allah, namun mereka tidak menaatinya kecuali karena Beliau sebagai pemerintah dan karena mereka menginginkan kedudukan duniawi darinya.
Keraguan dan kesyirkkanmu bertambah.
Inilah anggapan kamu yang batil dan sangkaan yang tidak layak bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah meninggalkan begitu saja makhluk ciptaan-Nya, tidak memerintah dan tidak melarang serta tidak mengirimkan utusan-Nya. Oleh karena itu, anggapan bahwa Allah tidak akan mengirim seorang rasul adalah anggapan yang sesat. Oleh karenanya dalam lanjutan ayatnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.”
Inilah sifat mereka yang hakiki, namun mereka lemparkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam secara zalim dan sombong. Merekalah orang-orang yang melampaui batas dari hak kepada kesesatan, di samping mereka juga sebagai pendusta karena menisbatkan hal itu kepada Allah dan mendustakan rasul-Nya. Orang yang memiliki sifat melampaui batas dan ragu-ragu dan tidak dapat dilepasnya, maka Allah tidak akan memberinya petunjuk dan tidak memberinya taufiq kepada kebaikan, karena ia menolak yang hak setelah mengetahuinya, maka balasannya adalah Allah hukum dengan tidak diberi-Nya hidayah sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (Terj. Ash Shaff: 5)
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’min Ayat 34
Dan sungguh ingatlah, bahwa sebelum masa kalian ini, nabi yusuf telah datang kepada leluhur kalian dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi kalian senantiasa meragukan apa yang dibawanya itu, bahkan ketika dia, nabi yusuf itu, wafat, kalian kemudian berkata, 'Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun setelahnya, yakni setelah nabi yusuf tiada. ' demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang telah memilih kesesatan dengan berperilaku melampaui batas dan ragu-ragu terhadap kebenaran. 35. Yaitu orang-orang yang selalu memperdebatkan kebenaran ayat-ayat Allah yang sudah sangat jelas kebenarannya itu tanpa alasan dan bukti-bukti yang kuat dan nyata yang sampai kepada mereka. Sangat besar kemurkaan bagi mereka di sisi Allah dan juga di sisi orang-orang yang ber-iman. Demikianlah Allah mengunci mati hati setiap orang yang sombong dan juga mengunci mati hati setiap orang yang berlaku sewenang-wenang.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penafsiran dari beragam ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Mu’min ayat 34 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Bantu perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.