Surat Az-Zumar Ayat 1
تَنزِيلُ ٱلْكِتَٰبِ مِنَ ٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَكِيمِ
Arab-Latin: Tanzīlul-kitābi minallāhil-'azīzil-ḥakīm
Artinya: Kitab (Al Quran ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Terkait Surat Az-Zumar Ayat 1
Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zumar Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran penting dari ayat ini. Ada sekumpulan penjabaran dari kalangan ulama tafsir mengenai kandungan surat Az-Zumar ayat 1, misalnya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Turunnya al-quran hanyalah dari Allah yang maha perkasa dalam kuasaNya dan pembalasanNya, juga mahabijaksana dalam pengaturan dan hukum-hukumNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
1-2. Al-Qur’an diturunkan dari Allah Yang Maha Perkasa dalam kuasa dan pembalasan-Nya, Maha Bijaksana dalam mengatur dan menetapkan hukum-Nya.
Kami menurunkan kepadamu -wahai Muhammad- al-Qur’an yang memerintahkan kebenaran dan keadilan, maka sembahlah Allah semata, dan esakanlah Dia dalam peribadatan dan agamamu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
1. Al-Qur`ān ini diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa, yang tidak seorang pun mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan, pengaturan dan syariat-Nya, bukan diturunkan dari selain-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
1. تَنزِيلُ الْكِتٰبِ (Kitab (Al Quran ini) diturunkan)
Yakni ini adalah penurunan al-Qur’an.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Keutamaan surah Az-Zumar: diriwayatkandari An-Nasa’I, Dari ‘Aisyah RA bertanya: Rasulullah SAW berpuasa, sampai kami bertanya: engkau berkenan berbuka dengan apa wahai Rasul?, dan beliau berbuka sampai kami bertanya: siapa yang mau berpuasa?, Rasulullah SAW setiap malam membaca: surah Bani Israi’l (surah al-Isra’) dan Az Zumar. Sebab penamaan surat Az Zumar tertera dalam dua ayat (71 dan 73).
1. Ayat ini diturunkan Allah yang Maha Kuasa di KerajaanNya yang tidak tertandingi, Maha bijaksana di singgasanaNya, Dialah Allah yang tidak menciptakan sesuatu dengan gurauan (permaianan).
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Diturunkannya kitab} Al-Qur’an {dari Allah Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1. Allah menginformasikan tentang keagungan al-Quran dan keagungan Tuhan yang telah berbicara dengannya dan bahwa ia turun dariNya, dan sesungguhnya ia turun “dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Maksudnya, yang sifatNya adalah uluhiyah bagi semua makhluk. Yang demikian itu adalah karena keagungan dan kesempurnaanNya dank arena keperkasaan yang dengannya Dia mengalahkan semua makhluk dan segala sesuatu tunduk kepadaNya; dank arena hikmah (kebijaksanaan) di dalam penciptaan dan perintahNya.
Al-Quran ini turun dari TUhan yang seperti itu sifatNya, sedangkan al-kalam (bicara) itulah sifat bagi pembicara, dan sifat selalu tak terpisahkan dari maushuf (yang disifati). Oleh karena Allah itu sempurna dari segala sisi, yang tiada tandingan bagiNya, maka demikian pula, kalam (pembicaraan, Firman) Nya sempurna dari segala sisinya, tiada tandingannya. Yang satu ini saja sudah cukup untuk menyifati al-Quran, membuktikan kedudukannya yang agung.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-4
Allah SWT memberitahukan bahwa penurunan kitab ini, yaitu Al-Qur'an itu dari sisiNya. Al-Qur'an adalah Kitab yang benar yang tidak ada kebimbangan dan keraguan padanya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan alam semesta (192) dan dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) (193) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (194) dengan bahasa Arab yang jelas (195) (Surah Asy-Syu'ara’) dan (Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia (41) Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji ((42)) (Surah Fushshilat) dan di sini Allah SWT berfirman: (Kitab (Al-Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa (1)) yaitu Dzat Maha Kuat dari segala sisi (lagi Maha Bijaksana) yaitu dalam semua firman, perbuatan, syariat, dan takdirNya.
(Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (2)) yaitu sembahlah Dia semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan serulah makhluk untuk menyembahNya, dan beritahukanlah kepada mereka bahwa tidak ada yang patut disembah selain Dia semata. Dan bahwa tidak ada sekutu, dan tandingan bagiNya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)) yaitu, tidak ada suatu amal pun yang diterima kecuali yang dikerjakan dengan ikhlas hanya karena Allah, tidak ada sekutu bagiNya.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)) yaitu kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Kemudian Allah memberitahukan tentang alasan orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala, bahwa mereka mengatakan: (Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya) yaitu sesungguhnya hal yang mendorong mereka menyembah berhala-berhala itu hanya karena berhala-berhala itu mereka pahat dengan rupa para malaikat yang terdekat menurut dugaan mereka. Lalu mereka menyembah patung-patung itu, agar malaikat-malaikat itu mau meminta pertolongan bagi mereka di sisi Allah SWT untuk menolong, memberi mereka, dan melepaskan dari mereka perkara dunia yang menimpa mereka. Adapun terhadap hari kebangkitan, maka mereka mengingkarinya.
Qatadah, As-Suddi, dan Malik telah meriwayatkan dari Zaid bin Aslam dan Ibnu Zaid tentang firmanNya: (melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya) yaitu agar sembahan-sembahan itu dapat menolong dan mendekatkan kami kepada Allah SWT, Oleh karena itu mereka mengatakan dalam mereka jika melakukan ibadah haji di masa Jahiliyah, "Aku penuhi panggilanMu, tidak ada sekutu bagiMu kecuali sekutu yang kepunyaanMu, Engkau memilikinya, sedangkan sekutu-sekutu itu tidak memiliki”
Kekeliruan ini yang sengaja dilakukan oleh orang-orang musyrik di masa lalu dan masa sekarang. Lalu datanglah kepada mereka para rasul yang menolak keyakinan seperti ini, melarangnya, serta menyeru untuk memurnikan penyembahan hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Dan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang dibuat-buat orang-orang musyrik dari diri mereka sendiri. Allah tidak mengizinkan dan meridhainya, bahkan Dia murka dan melarangnya. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu”) (Surah An-Nahl:36) dan (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian kepadaKu (25)) (Surah Al-Anbiya’)
Allah SWT memberitahukan bahwa para malaikat yang ada di langit yaitu para malaikat yang didekatkan dan para malaikat lainnya, semuanya adalah hamba-hamba Allah yang tunduk kepadaNya; mereka tidak meminta syafaat di sisiNya kecuali dengan seizinNya terhadap orang yang Dia ridhai. Para malaikat di sisiNya tidaklah seperti keadaan para pembesar di hadapan raja-raja mereka yang dapat memberikan syafaat di sisi raja-raja mereka tanpa izin raja-raja mereka, dalam hal yang mereka setujui dan tidak disetujui (Maka janganlah kamu membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Allah) (Surah An-Nahl: 74) Maha Tinggi Allah dari hal ini.
Firman Allah: (Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka) pada hari kiamat (tentang apa yang mereka berselisih padanya) yaitu Allah akan memutuskan perkara di antara semua makhlukNya pada hari mereka dikembalikan, dan Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya (Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Allah berfirman kepada malaikat, "Apakah mereka ini dahulu menyembahmu?" (40) Malaikat-malaikat itu menjawab, "Maha Suci Engkau. Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu” (41)) (Surah Saba’) Adapun firman Allah: (Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar) yaitu, Allah tidak menunjukkan kepada mereka jalan petunjuk, berupa tujuan kepada kedustaan dan mengada-adakan kebohongan terhadap Allah SWT serta hatinya kafir kepada ayat-ayatNya, ingkar kepada hujjah-hujjah dan bukti-bukti yang jelas.
Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa Dia memiliki anak, tidak seperti yang disangka orang-orang yang bodoh bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, juga tidak seperti orang-orang yang ingkar dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap Uzair dan nabi Isa. Maka Allah berfirman: (Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya) yaitu perkaranya berbeda dengan apa yang mereka sangka. Hal ini semata-mata syarat yang tidak mengharuskan kejadiannya dan tidak pula membolehkannya, bahkan merupakan suatu hal yang mustahil. Dan sesungguhnya tujuan dari hal ini hanya karena kebodohan mereka dalam sangkaan dan perkiraan mereka, sebagaimana Allah berfirman: (Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah kami telah melakukannya) (17)) (Surah Al-Anbiya’) dan (Katakanlah, "Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu)” (81)) (Surah Az-Zukhruf) Semua ini termasuk ke dalam ungkapan tentang syarat, dan diperbolehkan menggantungkan syarat dengan hal yang mustahil karena tujuan tertentu dari orang yang berbicara.
Firman Allah: (Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) yaitu Maha Tinggi lagi Maha Suci bahwa Allah mempunyai anak, karena sesungguhnya Dia Maha Esa, Tuhan Yang Tunggal, segala sesuatu bergantung kepadaNya, dan merupakan hambaNya dan butuh kepadaNya, sedangkan Dia Maha Kaya dari yang lainNya. Segala sesuatu kalah, tunduk, dan hina di hadapanNya serta patuh kepadaNya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang dikatakan orang-orang zalim dan ingkar dengan ketinggian yang setinggi-tingginya
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Az-Zumar ayat 1: (Turunnya Kitab ini) yakni Alquran; berkedudukan sebagai Mubtaba (dari Allah) berkedudukan sebagai Khabar dari
Mubtada (Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam tindakan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang keagungan Al Qur’an, keagungan Tuhan yang berfirman dan yang menurunkannya, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla, dan bahwa Al Qur’an turun dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, yang berhak disembah oleh seluruh makhluk karena keagungan dan kesempurnaan-Nya, dan karena keperkasaan-Nya yang dengannya Dia tundukkan semua makhluk, dan Dia juga Mahabijaksana baik dalam menciptakan maupun memerintahkan. Al Qur’an turun dari Tuhan yang seperti itu sifat-Nya. Al Qur’an adalah firman-Nya, dan berfirman adalah salah satu sifat-Nya, sedangkan sifat mengikuti yang disifati. Oleh karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala Mahasempurna dari segala sisi, di mana tidak ada yang sebanding dengan-Nya, maka firman-Nya pun sempurna dari segala sisi dan tidak ada bandingannya. Ini saja sebenarnya sudah cukup dalam menyifatkan Al Qur’an dan menunjukkan kedudukannya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zumar Ayat 1
Menyambung topik pada bagian akhir surah s'd tentang posisi Al-Qur'an sebagai peringatan bagi seluruh alam, Allah mengawali surah az-zumar dengan penegasan bahwa Al-Qur'an turun dari sisi Allah. Sesungguhnya kitab Al-Qur'an ini diturunkan oleh Allah yang mahamulia, mahaperkasa dalam kerajaan-Nya, dan mahabijaksana dalam menciptakan sehingga tidak sedikit pun ciptaan-Nya yang sia-sia. 2. Wahai nabi Muhammad, sesungguhnya kami menurunkan kitab suci Al-Qur'an kepadamu melalui perantara jibril dengan membawa kebenar-an berita maupun petunjuk. Maka, sembahlah Allah yang maha esa dan mahakuasa dengan tulus ikhlas dalam beragama, menjauhi kemusyrikan dan keingkaran, serta taat dan patuh hanya kepada-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian variasi penjabaran dari beragam ulama tafsir terhadap makna dan arti surat Az-Zumar ayat 1 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita semua. Sokonglah usaha kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.