Surat Al-Qashash Ayat 84
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Man jā`a bil-ḥasanati fa lahụ khairum min-hā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzallażīna 'amilus-sayyi`āti illā mā kānụ ya'malụn
Artinya: Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.
« Al-Qashash 83 ✵ Al-Qashash 85 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Qashash Ayat 84
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 84 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan berharga dari ayat ini. Diketemukan sekumpulan penjelasan dari kalangan ulama mengenai kandungan surat Al-Qashash ayat 84, sebagiannya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Barangsiapa yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa tauhid yang murni kepada allah dan amal-amal shalih sesuai dengan ajaran yang disyariatkan Allah, maka baginya pahala yang besar yang lebih baik dari itu, yaitu surga dan kenikmatan yang abadi. Dan barangsiapa yang datang dengan membawa perbuatan-perbuatan buruk, maka orang-orang yang berbuat keburukan tidaklah diberi balasan atas perbuatan mereka kecuali sesuai dengan apa yang mereka perbuat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
84. Allah adalah pemilik hari pembalasan, Dia menentukan kedudukan makhluk-Nya pada hari itu sebagaimana yang Dia kehendaki sesuai dengan catatan amal setiap makhluk; barangsiapa yang mengerjakan sekecil apapun kebaikan maka Allah akan melipatgandakan balasan kebaikannya, dan barangsiapa yang mengerjakan sekecil apapun keburukan maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang setimpal tanpa ada kezaliman karena yang memberi balasan adalah Maha Raja Yang Maha Adil.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
84. Barangsiapa membawa kebaikan pada hari Kiamat -baik berupa salat, zakat, puasa dan lain-lain- maka baginya pahala yang lebih baik dari kebaikan tersebut karena pahala baginya dilipat gandakan hingga sepuluh kali lipat. Dan barangsiapa membawa keburukan pada hari Kiamat -baik berupa kekufuran, makan riba, zina dan lain-lain- maka orang-orang yang melakukan keburukan itu tidak diganjar kecuali seperti apa yang mereka lakukan tanpa ada tambahan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
84. مَن جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ (Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu)
Yakni Allah akan membalasnya dengan balasan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat.
وَمَن جَآءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا۟ السَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ(dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan)
Yakni melainkan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan tanpa pengurangan atau penambahan. Dan bisa jadi Allah akan mengampuni mereka dengan rahmat dan karunia-Nya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
84. Barangsiapa datang pada hari kiamat dengan membawa perbuatan baik, yaitu iman dan amal shalih, maka baginya itu pahala yang lebih baik dari amalnya dengan diberi 10 amal baik serupa yang digandakan sebanyak 70 kali lipat. Dan Barangsiapa datang dengan membawa perbuatan munkar yang buruk yaitu kekufuran dan kemaksiatan, maka tidak ada balasan bagi orang yang mengerjakan keburukan kecuali balasan yang serupa dengan perbuatannya di dunia tanpa dilipat gandakan atau ditambahi
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Siapa saja yang datang dengan kebaikan, maka baginya yang lebih baik daripada kebaikannya itu. Siapa saja yang datang dengan kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu tidak dibalas melainkan dengan apa yang selalu mereka kerjakan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
84. Allah mengabarkan tentang pelipatgandaan karuniaNya dan kesempurnaan keadilanNya, seraya berfirman, “Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan,” Dia mempersyaratkan di dalam kebaikan itu harus dibawa oleh si pelaku. Sebab bisa jadi dia melakukannya akan tetapi dibarengi dengan sesuatu yang tidak bisa diterima, atau sesuatu yang dapat membatalkannya. Orang yang seperti ini tidak disebut datang dengan membawa kebaikan. kebaikan adalah kata jenis (bermakna umum) mencakup seluruh apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya, berupa perkataan dan perbuatan yang lahir dan yang batin, yang berhubungan dengan hak Allah dan hak-hak manusia. “maka dia mendapatkan (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu,” maksudnya, yang lebih besar dan lebih banyak. Di dalam ayat lain disebutkan, "maka baginya 10 kali lipat" (Al-An’Am: 160).
Pelipatgandaan kebaikan ini adalah suatu keharusan. Dan kadang-kadang ia dibarengi dengan sebab-sebab yang bisa menambah pelipatgandaan pahalanya, seperti yang difirmankan Allah, "dan Allah melipatgandakan bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah Dzat yang Maha Luas rahmat-Nya dan Maha mengetahui" (Al-Baqarah:261), tergantung kepada keadaan pelaku, amal, manfaat, kedudukan dan tempatnya.
“Dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan,” yaitu segala hal yang dilarang oleh pembuat syariat dengan larangan yang bermakna pengharaman, “maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu tidaklah diberi pembalasan, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” Sebagaimana Firman Allah, "Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)." (Al-An’Am:160).
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 83-84
Allah SWT menyebutkan bahwa akhirat dan kenikmatan yang kekal yang tidak berubah dan tidak lenyap, dia menjadikannya bagi hamba-hambaNya yang beriman dan merendah, yaitu mereka yang tidak menghendaki bersikap angkuh di muka bumi, yaitu tidak bersikap angkuh, sombonng, sewenang-wenang, dan menimbulkan kerusakan kepada makhluk Allah. Sebagaimana yang dikatakan Ikrimah, bahwa makna “al-uluwwu” adalah menyombongkan diri.
Sa'id bin Jubair, berkata bahwa “al-uluwwu” adalah sewenang-wenang.
Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri meriwayatkan dari Manshur, dari Muslim Al-Bathin, bahwa makna yang dimaksud adalah menyombongkan diri tanpa alasan yang dibenarkan dan berbuat kerusakan dengan mengambil harta tanpa alasan yang dibenarkan.
Ibnu Juraij berkata tentang firmanNya: (orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di (muka) bumi) yaitu bersikap angkuh dan bertindak sewenang-wenang (dan tidak (pula) berbuat kerusakan) yaitu mengerjakan perbuatan maksiat.
Ibnu Jarir berkata, telah bercerita kepada kami Waki', telah bercerita kepada kami ayahku, dari Asy'ats As-Samman dari Abu Salam Al-A'raj dari Ali, dia berkata bahwa sesungguhnya seorang lelaki yang merasa tali sendalnya lebih baik daripada tali sendal temannya itu menyombongkan diri, maka dia termasuk ke dalam apa yang disebutkan dalam firmanNya SWT: (Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dari berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa (83)) Hal ini ditafsirkan bahwa jika orang itu menginginkan bersikap angkuh dan sombong terhadap orang lain, karena sesungguhnya sikap itu adalah hal yang tercela, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi SAW yang bersabda:”Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku bahwa berendah dirilah, sehingga tidak ada seorangpun yang berbangga diri terhadap orang lain, dan tidak ada seorang pun yang bersikap melampaui batas terhadap orang lain”
Adapun jika orang itu menyatakan hal itu hanya semata-mata untuk menghias diri, maka hal itu tidak apa-apa. Telah disebutkan bahwa ada seorang laki-laki berkata,"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku suka jika kain selendangku baik dan sendalku baik, apakah hal itu termasuk sikap sombong?" Rasulullah SAW menjawab: “Tidak, sesungguhnya Allah itu indah yang menyukai keindahan”
Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan) yaitu pada hari kiamat (maka baginya (pahala) yang lebih baik daripadanya) yaitu pahala Allah lebih baik daripada amal baik hambaNya, karena Allah melipatgandakan pahalaNya dengan kelipatan yang sangat banyak. Ini merupakan karuniaNya. Kemudian Allah berfirman (dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan) Sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkur-kanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalas, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan (90)) (Surah An-Naml) Ini merupakan karunia dan keadilan
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Qashash ayat 84: Kemudian Allah berkata : Barangsiapa yang beramal dengan kebaikan saja, sungguh Allah akan mencukupi segala amalannya, Allah akan gandakan pahalanya menjadi 700 ganjaran kepada ganjaran-ganjaran yang utaman dan Allah muliakan dirinya. Dan barangsiapa yang beramal dengan keburukan dengan melakukan apa yang Allah larang, Allah tidak akan membalas kecuali dengan semisal yang ia amalkan dari keburukan dan tidak Allah gandakan balasannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang berlipatgandanya karunia-Nya dan sempurnanya keadilan-Nya.
Kebaikan di sini mencakup semua yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, berupa ucapan, amal yang tampak maupun tesembunyi (seperti amal hati), baik yang terkait dengan hak Allah maupun hak hamba-hamba-Nya.
Yaitu mendapatkan sepuluh kebaikan dan bisa lebih dari itu tergantung niat, kondisi orang yang beramal, amal yang dikerjakannya, manfaatnya, sasarannya, dsb.
Mencakup semua yang dilarang Alah dan Rasul-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 84
Barangsiapa datang pada hari kiamat dengan membawa amal kebaikan yang penuh ketulusan dan sesuai tuntunan yang diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya, maka dia akan mendapat pahala berlipat ganda, mulai dari sepuluh hingga tujuh ratus kali, bahkan tidak terbatas, yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa datang dengan membawa amal kejahatan dalam bentuk kekufuran dan kemaksiatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan seimbang dengan apa yang dahulu selalu mereka kerjakan. 85. Setelah diuraikan tentang negeri akhirat yang merupakan negeri tempat kembali semua makhluk, di sini ditekankan kembali bahwa semua akan menuju ke sana dan menerima balasan dan ganjaran, termasuk nabi Muhammad. Sesungguhnya Allah yang menurunkan Al-Qur'an dan mewajibkan engkau wahai nabi Muhammad untuk menyampaikan pesan-pesan Al-Qur'an dan berpegang teguh kepadanya, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali, yaitu kota mekah, atau akhirat kelak. Inilah suatu janji dari tuhan bahwa nabi Muhammad akan kembali ke mekah sebagai orang yang menang, dan ini sudah terjadi pada tahun kedelapan hijriah, pada waktu nabi menaklukkan mekah. Ini merupakan suatu mukjizat bagi nabi Muhammad. Katakanlah wahai nabi Muhammad, kepada orang-orang musyrik, 'tuhanku mengetahui dengan ilmu yang tiada bandingannya tentang orang yang datang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kese-satan yang nyata yang diketahui oleh setiap orang berakal yang memiliki pengetahuan yang benar. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah aneka ragam penjabaran dari banyak mufassir terhadap makna dan arti surat Al-Qashash ayat 84 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Support kemajuan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.