Surat Al-Qashash Ayat 81
فَخَسَفْنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُنتَصِرِينَ
Arab-Latin: Fa khasafnā bihī wa bidārihil-arḍ, fa mā kāna lahụ min fi`atiy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna minal-muntaṣirīn
Artinya: Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
« Al-Qashash 80 ✵ Al-Qashash 82 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Terkait Surat Al-Qashash Ayat 81
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 81 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran berharga dari ayat ini. Terdapat bermacam penafsiran dari beragam ahli tafsir terhadap makna surat Al-Qashash ayat 81, misalnya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka Kami membenamkan Qarun dan rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada bala tentara yang menolongnya selain Allah. dan tidaklah ia bisa mempertahankan diri dari (siksaan) Allah bila siksaanNya telah menimpanya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
81. Beberapa saat setelah Qarun keluar dengan membawa keindahan dunianya, Allah mendatangkan siksaan baginya di dunia; Allah menenggelamkannya bersama hartanya ke dalam tanah dan menjadikan tanah bagian atas terbalik menjadi bagian bawahnya.
Qarun berusaha meminta pertolongan dari golongan yang bersamanya, akan tetapi tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya dari keadaan itu, dan dia tidak mendapatkan keberuntungan sedikitpun setalah turunnya ketetapan dan siksaan Allah kepadanya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
81. Maka Kami benamkan Qārūn ke dalam tanah bersama rumahnya dan apa yang ada di dalamnya sebagai bentuk balasan terhadapnya atas perilakunya yang melampaui batas. Lalu ia tidak mempunyai suatu golongan pun selain Allah yang menolongnya, dan tidak pula ia termasuk orang yang bisa menolong dirinya sendiri.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
81. فَخَسَفْنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ (Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi)
Allah meneggelamkan dirinya dan rumahnya sampai terbenam dan lenyap ke dalam tanah.
فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ اللهِ (Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah)
Yakni ia tidak memiliki orang-orang yang dapat menolongnya dan mencegah azab Allah yang ditimpakan kepadanya.
وَمَا كَانَ (Dan tiadalah ia)
Terhadap dirinya.
مِنَ الْمُنتَصِرِينَ(termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya))
Yakni tidak dapat mengelak penenggelaman yang menimpanya dan mampu menolong dirinya meski ia memiliki banyak harta.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
81. Dan saat Qarun tertipu dengan banyaknya harta itu, Allah membenamkannya beserta harta benda, rumah dan daerah yang dihuninya ke dalam bumi. Dia (Allah) membenamkannya, melenyapkannya dan mengubah derajat tingginya menjadi derajat rendah. Dan dia (Qarun) tidak memiliki kumpulan penolong yang dapat menyelamatkannya untuk melindungi dan menghalanginya dari siksa dan kehancuran selain Allah. Dan tidak ada yang bisa mencegah apa yang diterima olehnya berupa azab dibenamkan.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Lalu Kami membenamkan dia bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan} kelompok {pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang membela diri
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
81. Tatkala kondisi kezhaliman dan kemegahan sudah memuncak bagi Qarun, harta kekayaan pun telah menghiasinya, dan kesombongan pun telah menguasai dirinya, maka dia ditimpa azab secara mendadak. “Maka Kami timbun Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi,” sebagai balasan setimpal atas perbuatannya. Oleh karena dia telah mengangkat dirinya (sombong) di atas hamba-hamba Allah, maka Allah menurunkannya pada derajat manusia yang paling rendah. Dia ditenggelamkan bersama semua harta yang telah menjadikan dirinta terpedaya, yaitu rumah, seluruh harta benda dan kekayaannya. “Maka tidak ada baginya suatu golongan pun” satu kelompok, satu kumpulan, para pembantu dan para tentara, “yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah dia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya),” maksudnya, kala azab menimpanya, dia tidak ditolong dan tidak bisa menolong dirinya sendiri.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 81-82
Setelah menyebutkan keangkuhan Qarun dengan perhiasan dan kebanggaan dirinya terhadap kaumnya serta sikap kelewat batas terhadap mereka, Allah menyebutkan bahwa Dia membenamkan Qarun dan rumahnya ke dalam bumi.
Disebutkan kebinasaan Qarun itu karena doa nabi Allah, Musa.
Firman Allah SWT: (Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)) yaitu, tidak berguna baginya, harta yang dikumpulkan, pelayan-pelayannya dan para pembantunya, tidak pula melindunginya dari siksa, azab dan pembalasan Allah. Dia juga tidak dapat melindungi diri sendiri, dan tidak ada seorang pun yang dapat menolongnya.
Firman Allah SWT: (Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu) yaitu orang-orang yang saat mereka melihat perhiasannya, mereka berkata. (Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar) (Surah Al-Qashash: 79) setelah dia dibenamkan, mereka berkata: (Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya) yaitu, harta itu tidak menunjukkan bahwa Allah ridha kepada pemiliknya. Karena sesungguhnya Allah memberi dan mencegah, menyempitkan dan melapangkan, dan merendahkan serta meninggikan. MilikNyalah hikmah yang sempurna dan hujjah yang kuat.
(kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula))
yaitu seandainya tidak ada belas kasihan dan kebaikan Allah kepada kita maka Dia membenamkan kita sebagaimana Qarun dibenamkan, karena kami pernah mengharapkan kita seperti dia (Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah) (82)) Maksud mereka yaitu Qarun adalah orang kafir, dan orang kafir itu tidak akan beruntung di hadapan Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Ahli Nahwu berbeda pendapat tentang kata (waika’anna). Sebagian di antara mereka berkata bahwa maknanya adalah “celakalah, ketahuilah bahwa”; tetapi bentuknya ditakhfif. DIkatakan “waika”, dan harakat fathah yang ada pada “an” menunjukkan pembuangan kata “i'lam”. Pendapat ini dinilai lemah oleh Ibnu Jarir. Yang jelas bahwa pendapat ini kuat dan tidak mengandung masalah, melainkan hanya dari segi penulisannya saja dalam mushaf, yaitu bersambung (Waika’an). Sedangkan penulisan itu merupakan masalah idiom dan rujukannya, dan berasal dari bahasa Arab. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah ,“Apakah kamu tidak memperhatikan?”, Pendapat ini dikatakan Qatadah.
Dikatakan bahwa maknannya adalah (wai) dan (ka’anna) secara terpisah, (wai) bermakna takjub atau perhatian, sedangkan (ka’anna) bermakna “azhunnu” atau “ahtasibu”.
Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang terkuat dalam hal ini adalah pendapat Qatadah, yaitu apakah kamu tidak memperhatikan bahwa, dan dikuatkan dengan ucapan seorang penyair:
“Kalian bertanya kepadaku tentang perceraian, dimana kalian melihat kurangnya hartaku, padahal kalian mendatangiku dengan penolakan”
“Apakah kalian tidak memperhatikan orang yang memiliki kekayaan yang dicintai dan orang yang kekurangan yang hidupnya sulit”
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Qashash ayat 81: Ketika qarun menempati kedudukan tertinggi, serta kagum terhadap dirinya sendiri, Allah tenggelamkan dirinya di bumi, Allah hilangkan dari muka bumi. Tidak berguna harta bendanya dan yang sebaliknya justru ia tertimpa adzab dan kebinasaan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Saat kesombongan Karun dan ujub (bangga dirinya) semakin meningkat.
Sebagai balasan yang sesuai dengan amalnya. Oleh karena dia meninggikan dirinya di hadapan hamba-hamba Allah, maka Allah menempatkannya pada bagian yang paling bawah, demikian pula rumah dan harta bendanya.
Ketika azab datang, dia tidak ditolong dan tidak dapat membela diri.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 81
Sebagai akibat dari sikapnya yang sombong dan keras kepala dalam kedurhakaan, meski telah dinasihati, maka sangat wajar bila kami benamkan dia dengan cara melongsorkan tanah sehingga ia terbenam bersama rumah, harta benda dan seluruh perhiasannya ke dalam perut bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun, baik keluarga maupun lainnya, yang akan menolongnya dari azab tersebut selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri ketika datang azab Allah. 82. Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan dengan penuh harapan untuk mendapatkan kedudukan seperti kedudukan yang dira-ihnya itu mengulang-ulang kata-kata penyesalan setelah mereka merenungi apa yang menimpa karun. Mereka berkata, 'aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, baik yang mukmin maupun yang kafir, pandai atau tidak, mulia atau hina. Dan sebaliknya, Allah membatasi dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, berupa petunjuk kepada keimanan dan menjaga kita dari keterjerumusan dalam kesesatan dan kesombongan, tentu dia telah membenamkan kita pula sebagaimana dialami oleh karun. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah, baik di dunia maupun di akhirat kelak. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penafsiran dari kalangan mufassir terkait isi dan arti surat Al-Qashash ayat 81 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita semua. Support dakwah kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.