Surat Al-Qashash Ayat 9

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Arab-Latin: Wa qālatimra`atu fir'auna qurratu 'ainil lī wa lak, lā taqtulụhu 'asā ay yanfa'anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy'urụn

Artinya: Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari.

« Al-Qashash 8Al-Qashash 10 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Mengenai Surat Al-Qashash Ayat 9

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 9 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi pelajaran berharga dari ayat ini. Tersedia variasi penjelasan dari berbagai ahli ilmu terkait isi surat Al-Qashash ayat 9, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan ketika istri Fir’aun melihatnya, Allah menaruh rasa sayang di hatinya, dan dia berkata kepada Fir’aun, “Anak kecil ini akan menjadi sumber kebahagiaan bagiku dan bagimu. Maka janganlah kalian membunuhnya. Mungkin saja kita akan mendapatkan kebaikan melaluinya atau kita jadikan ia sebagai anak.” Fir’aun dan keluarganya tidak menyadari bahwa kehancuran mereka adalah melalui kedua tangan anak itu.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

9. Para pelayan membawa anak itu dan meletakkannya di hadapan Fir’aun dan istrinya; dan ketika itu anak-anak lelaki dari Bani Israil pasti terancam dibunuh sebagaimana hukum yang ditetapkan Fir’aun.

Akan tetapi Asiyah -istri Fir’aun- merasa kasihan terhadap Musa dan Allah memasukkan rasa cinta kepadanya ke dalam hatinya, sehingga dia ingin agar suaminya tidak membunuh anak tersebut, dan Asiyah sangat dicintai Fir’aun. Istrinya memberi harapan bahwa anak itu akan menjadi sumber kebahagiaan baginya dan bagi suaminya, dan menjadi penyejuk mata dan menyenang hati. Jika anak ini dibesarkan dalam asuhannya, kita berharap dia akan bermanfaat bagi kita dan menjadikannya seperti anak sendiri.

Namun mereka tidak mengetahui kehendak Allah bahwa kehancuran kerajaan dan kekejaman mereka akan ada di tangan anak tersebut.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

9. Ketika Fir'aun hendak membunuhnya, istrinya berkata, “Anak ini adalah sumber kebahagian bagiku dan bagimu, janganlah engkau membunuhnya, semoga ia bisa bermanfaat bagi kita sebagai pembantu atau kita jadikan dia sebagai anak angkat.” Mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada kerajaan mereka di tangan anak itu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

9. وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ (Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu)
Yakni istri Fir’aun berkata kepadanya: “anak ini akan menjadi sumber kebahagiaan bagi diriku dan dirimu”

لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ(Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita)
Sehingga kita mendapatkan kebaikan darinya.

أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا(atau kita ambil ia menjadi anak)
Istri Fir’aun tidak memiliki keturunan, maka ia meminta Musa dari Fir’aun, dan Fir’aun mengabulkannya.

وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (sedang mereka tiada menyadari)
Yakni mereka tidak menyadari bahwa kebinasaan mereka berada di tangan Musa.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Perhatikan pesona ucapan sang ratu dalam ayat ini : kematangannya dan seberapa yakin ia berkata, kemudian lihat bagaiamana dampak dari perilaku orang yang paling besar pembagkangannya sebagaimana yang diketahui oleh sejarah manusia? lalu dimanakah posisi kaum perempuan dan kaum lelaki kita dari petunjuk al-Qur'an yang ditinggikan ini?

2 ). Ketika konspirasi melawan negara atau melawan kesatuan masyarakat mulai disuarakan maka wajib bagi orang-orang berakal baik dari kalangan pria ataupun wanita untuk berani bertindak meniadakan kerusakan yang akan terjadi, atau mengurangi dampak yang yang timbul, semuanya tergantuk kesanggupan dan kemampuan masing-masing. Perhatikan bagaimana pengaruh posisi istri Fir'aun ketika mereka akan membunuh Musa : { وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ } ''Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya" . Dan perhatikan bagaimana pengaruh salah seorang anak Nabi Ya'qub yang paling matang akalnya ketika itu tatkala mereka bersekongkol ingin membunuh Yusuf : { قَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا۟ يُوسُفَ } "Seorang diantara mereka berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf" [ Q.S Yusuf : 10 ] Maka tidak ada alasan bagi siapapun apapun posisinya untuk tidak menjalanka tugasnya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

9. Istri Fir´aun yaitu Asiyah seorang mukminah, dia adalah keturunan dari raja Mesir pada zaman nabi Yusuf. Ketika Ketika Fir’aun telah berniat membunuh nabi Musa, Asiyah berkata: "Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita. Dia memiliki tanda/sinyal kebaikan atau kita bisa menjadikannya sebagai anak angkat", sedang mereka tiada menyadari


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Istri Firʻaun berkata,“Dia adalah penyejuk hati bagiku} sumber kebahagiaan dan kegembiraan bagiku {dan bagimu. Janganlah membunuhnya. Mudah-mudahan dia memberi manfaat bagi kita atau kita mengambilnya sebagai anak” Mereka tidak menyadari} mereka tidak menyadari bahwa kehancuran mereka itu ada di tangannya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

9. Dan tatkala keluarga Firaun telah memungutnya, maka Allah menjadikan permaisuri Firaun yang mulia lagi beriman, yaitu Asiyah binti Muzahim jadi sangat menyayanginya, “dan berkata,” anak ini adalah “penyejuk mata hati bagiku dan bagimu.” Janganlah kamu membunuhnya.” Maksudnya, biarkanlah dia hidup untuk kita agar hati menjadi sejuk dengannya dan kehidupan kita menjadi bahagia karenanya, “mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak.” Maksudnya, tidak terlepas (dari dua pilihan) : bisa jadi dia menjadi selayaknya para pembantu yang selalu bekerja untuk kepentingan kita, atau kita mengangkatnya satu derajat lebih tinggi dari itu, yaitu kita menjadikannya sebagai anak kita, kita muliakan dan kita banggakan.
Allah menakdirkan Musa bahwa dia memberikan manfaat bagi istri Fir a’un yang telah mengatakan ungkapan di atas. Sebab, ketika Musa telah menjadi penyejuk hatinya, dan dia pun sangat mencintainya, maka Musa terus menjadi seperti anak kandungnya sendiri sampai besar, kemudian Allah mengangkatnya sebagai nabi lalu sebagai seorang rasul, maka istri Fir’aun segera masuk Islam dan beriman kepadanya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha (memeluk Islam).
Allah berfirman [tentang] dialog dan tawar menawar tentang masalah Musa ini berfirman, “sedangkan mereka tidak menyadari,” apa yang telah menjadi goresan qalam dan takdir dari semenjak tibanya hingga kepada apa yang telah dia capai. Ini merupakan kelembutan Allah. Kalau saja mereka menyadari, tentu masalahnya akan menjadi lain.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 7-10
Setelah hatinya merasa sempit karena keselamatan putranya, maka dia diberi ilham dalam hati, jiwa, dan pikirannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa,"Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul (7)) Maka dia mulai membuat peti, dan dia membuainya di peti itu, lalu menaruhnya di dalam peti itu, lalu dia menghanyutkannya ke Sungai Nil, lalu peti itu terbawa hanyut oleh air Sungai sehingga melewati istana Fir'aun. Lalu peti dipungut oleh para dayang, dan mereka membawanya kepada istri Fir'aun dan Allah meletakkan rasa cinta ke dalam hatinya terhadap nabiMusa saat memandangnya. Demikian itu karena kebahagiaan istri Fir’aun dan apa yang dikehendaki Allah yang karena kemuliaannya dan kecelakaan suaminya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka)
Muhammad bin Ishaq dan lainnya berkata bahwa huruf lam di sini adalah lam aqibah, bukan lam ta'lil karena mereka tidak berniat untuk mencari kesedihan dengan memungut bayi itu. Tidak diragukan lagi bahwa makna yang tampak menunjukkan apa yang mereka katakan itu. Tetapi jika ditinjau dari segi konteksnya, maka lam itu tetap merupakan lam ta’lil, karena maknannya adalah bahwa Allah SWT telah menetapkan mereka untuk memungutnya untuk menjadikannya sebagai musuh dan kesedihan bagi mereka, sehingga maknannya lebih kuat dalam membatalkan sikap hati-hati mereka terhadapnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah)
Firman Allah SWT: (Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah engkau membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadari (9)) yaitu Ketika Fir'aun melihat bayi itu, hampir saja dia membunuhnya karena takut bahwa bayi itu dari kalangan kaum Bani Israil, lalu istrinya Asiah binti Muzahim menentangnya dan meminta kepada Fir’aun agar mengasihaninya. Lalu dia berkata: ((Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu) Lalu Fir'aun menjawab,"Itu adalah bagimu, tetapi bagiku tidak" Dan demikianlah kejadiannya, Allah memberinya petunjuk melalui nabi Musa, dan Allah membinasakan Fir’aun melalui tangan nabi Musa.
Firman Allah: (mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita) Dan apa yang dia harapkan itu berhasil baginya, Allah memberi­nya petunjuk melalui nabi Musa dan menempatkannya di surga karena nabi Musa. Firman Allah: (atau kita ambil ia menjadi anak) yaitu dia ingin menjadikannya sebagai anak angkatnya karena dia tidak mempunyai anak dari Fir'aun. Firman Allah SWT: (sedangkan mereka tidak menyadari) yaitu mereka tidak mengetahui apa yang dikehendaki Allah dari pemungutan mereka terhadap nabi Musa, padahal di dalamnya terdapat hikmah yang agung dan hujjah yang pasti


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qashash ayat 9: Ketika istri fir’aun melihat anak ini (Musa) di dalam kotak kayu, ia ber-empati atasnya, dan dimasukkan dalam hatinya kasih sayang. Ia berkata kepada fir’aun dan tentaranya : Janganlah kalian membunuh anak ini, tinggalkanlah ia bagiku agar menjadi penyejuk pandangan bagi kami, dan supaya ada pada kami kebahagiaan karena sebab dirinya dan supaya menjadikannya pelayan kami atau kami pungut sebagai anak-anak kami. Allah kemudian menjelaskan bahwa istri fir’aun dan tentara-tentaranya mengatakan demikian dalam keadaan tidak mengetahui bahwa kebinasaan thaghut (fir’aun dan bala tentaranya) akan terjadi melalui tangannya (Musa).


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ia bernama Asiyah binti Muzahim.

Ketika Fir’aun dan orang-orang dekatnya hendak membunuhnya.

Maka mereka pun menataatinya.

Yakni, ia bisa menjadi pelayan kita yang membantu urusan kita atau kita tinggikan kedudukannya menjadi anak angkat kita yang kita muliakan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menakdirkannya, bahwa ia (Musa) ternyata bermanfaat bagi istri Fir’aun. Ketika Musa menjadi penyejuk matanya dan ia mencintainya sekali sehingga seperti anak kandungnya, sampai pada usia dewasa dan Allah mengangkatnya menjadi nabi dan rasul, ternyata ia segera masuk Islam dan beriman kepada Musa radhiyallahu 'anha.

Akibat yang akan mereka alami. Hal ini termasuk kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 9

Setelah musa dipungut dan dilihat oleh keluarga istana, istri fir'aun berkata, 'dia, yakni anak itu adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu wahai suamiku, fir'aun. Karena itu janganlah kamu wahai fir'aun dan jangan juga siapa pun yang engkau perintahkan membunuhnya seperti yang terjadi pada anak-anak lelaki bani israil mendidiknya dengan baik atau kita ambil dia menjadi anak angkat jika ternyata ia tidak ditemukan oleh orang tuanya'. Demikian ucapan istri fir'aun ketika ia bersama suaminya dan siapa yang ada di sekelilingnya, sedang mereka tidak menyadari apa yang akan terjadi setelah fir'aun memeliharanya di istana. 10. Dan selanjutnya diuraikan keadaan ibu musa yang anaknya telah dipungut oleh keluarga istana, yaitu dikisahkan hati ibu musa menjadi kosong dari segala yang dirisaukannya, setelah Allah meneguhkan hatinya. Sungguh, akibat kekhawatirannya yang sangat mendalam hampir saja dia menyatakannya yakni rahasia yang dipendamnya tentang musa. Seandainya tidak kami teguhkan hatinya pastilah dia akan meng-akui bahwa anak yang dipungut fir'aun itu adalah anak kandungnya dan dia akan berteriak meminta tolong kepada orang untuk mengambil anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa musa adalah anaknya sendiri. Peneguhan itu kami lakukan agar dia termasuk orang-orang yang beriman yang percaya kepada janji Allah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penjelasan dari banyak mufassirin berkaitan kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 9 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita bersama. Sokong kemajuan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Cukup Sering Dibaca

Kami memiliki banyak konten yang cukup sering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Jumu’ah 9, Al-Isra 23-24, Al-Baqarah 2, Al-Infithar, Al-Ahzab 21, Al-Baqarah 30. Serta Ar-Ra’d, Al-Baqarah 186, Ali ‘Imran 133, Al-Isra 1, Az-Zariyat 56, Ali ‘Imran 134.

  1. Al-Jumu’ah 9
  2. Al-Isra 23-24
  3. Al-Baqarah 2
  4. Al-Infithar
  5. Al-Ahzab 21
  6. Al-Baqarah 30
  7. Ar-Ra’d
  8. Al-Baqarah 186
  9. Ali ‘Imran 133
  10. Al-Isra 1
  11. Az-Zariyat 56
  12. Ali ‘Imran 134

Pencarian: surat maidah ayat 2, surat al-alaq dan terjemahannya, surat al anfal ayat 50, al qasas ayat 28, surah al baqarah ayat 87

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: