Surat An-Naml Ayat 41

قَالَ نَكِّرُوا۟ لَهَا عَرْشَهَا نَنظُرْ أَتَهْتَدِىٓ أَمْ تَكُونُ مِنَ ٱلَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ

Arab-Latin: Qāla nakkirụ lahā 'arsyahā nanẓur a tahtadī am takụnu minallażīna lā yahtadụn

Artinya: Dia berkata: "Rubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)".

« An-Naml 40An-Naml 42 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Tentang Surat An-Naml Ayat 41

Paragraf di atas merupakan Surat An-Naml Ayat 41 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir menarik dari ayat ini. Diketemukan beragam penjelasan dari kalangan pakar tafsir terhadap isi surat An-Naml ayat 41, sebagiannya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sulaiman berkata kepada makhluk-makhluk yang ada di sisinya, “Ubahlah bentuk singgasana kerajaannya yang dipakainya untuk duduk ke bentuk yang ia kenal bila ia melihatnya, supaya bisa kita lihat apakah ia sadar dapat mengenalnya ataukah termasuk orang-orang yang tidak menyadarinya?”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

41-43. Sulaiman hendak mengajak ratu itu untuk masuk Islam, dengan memerintahkan: “Ubahlah sebagian ciri-ciri dari singgasana itu, agar kita dapat melihat apakah ratu itu masih mengenal singgasananya, sehingga dapat menjadi sebab hidayahnya menuju agama Islam karena dalam mendatangkan singgasana itu terdapat mukjizat yang luar biasa yang menjadi bukti kebenaran Sulaiman.”

Ratu itu takjub dan mengakui mukjizat itu: “Sepertinya ini adalah singgasanaku” -dia mengetahui terdapat beberapa yang diubah-. Dari sini Sulaiman mengetahui kecerdasan akal ratu itu, kemudian dia menyampaikan kenikmatan Allah dan menjelaskan kepada sang ratu keagungan ilmu jika ilmu itu berasal dari Allah dan kekuasaan Allah dalam menguatkan para nabi-Nya: “Kami mendapat ilmu dari kuasa Allah sebelum ratu Saba mengetahui. Dan kami tunduk kepada agama Allah.”

Akan tetapi penyembahannya terhadap matahari menghalanginya beriman kepada Allah, dia termasuk orang-orang kafir.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

41. Sulaiman -'alaihissalām- berkata, "Ubahlah bentuk singgasana kerajaannya dari bentuk aslinya; kita lihat apakah dia mengenal bahwa itu merupakan singgasananya, ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal barang-barang yang dimilikinya."


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

41. قَالَ نَكِّرُوا۟ لَهَا عَرْشَهَا (Dia berkata: “Rubahlah baginya singgasananya)
Yakni ubahlah tempat duduknya sampai Bilqis tidak dapat mengenalinya lagi ketika ia melihatnya. Pendapat lain mengatakan maknanya adalah ubahlah singgasana itu dengan menambah dan mengurangi bagian-bagiannya. Terdapat pendapat mengatakan bahwa kaum Nabi Sulaiman berkata kepadanya bahwa Bilqis memiliki masalah pada akalnya sehingga Nabi Sulaiman ingin mengujinya.

نَنظُرْ أَتَهْتَدِىٓ(maka kita akan melihat apakah dia mengenal)
Apakah ia akan mendapat petunjuk untuk mengenalnya. Atau mendapat petunjuk untuk beriman kepada Allah.

أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ(ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya))
Atau ia tidak mendapat petunjuk tersebut.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

41. Sulaiman berkata kepada para pengikutnya: "Rubahlah sedikit singgasananya dengan menambah atau menguranginya agar ini dirasa asing bagi Balqis. Ini sebagai ujian bagi akalnya; Maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya"


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia berkata,“Ubahlah} ubahlah {untuknya singgasananya, kita akan melihat apakah dia mendapat petunjuk} untuk mengenalinya {atau termasuk orang yang tidak mendapat petunjuk


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

41 kemudian dia berkata kepada orang yang ada di sekitarnya, “rubahlah baginya singgasananya,” maksudnya, rubahlah ia dengan cara menambah atau menguranginya, dan kita dalam hal ini, “akan melihat,” dengan maksud menguji kecerdasan balqis, “apakah dia mengenal,” yang benar, dan dia benar-benar mempunyai kecerdasan dan kepandaian yang laik dengan kerajaannya, “ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya),”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 41-44
Setelah didatangkan singgasana Balqis kepada nabi Sulaiman sebelum dia tiba di hadapannya, maka dia memerintahkan agar singgasana itu diubah sebagian cirinya untuk menguji pengetahuan dan ingatannya saat melihatnya. Apakah dia bisa mengemukakan bahwa itu adalah singgasananya atau dia tidak bisa mengungkap bahwa itu adalah singgasananya? Jadi nabi Sulaiman berkata: ("Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalinya)”)
Ibnu Abbas berkata, Sebagian hiasan singgasana itu dilepas.
Mujahid berkata bahwa nabi Sulaiman memerintahkan agar apa yang sebelumnya berwarna merah maka diubah menjadi kuning, yang tadinya kuning diubah menjadi merah, dan yang tadinya hijau diubah menjadi merah, semua warna diubah dari keadaan semula.
Ikrimah berkata bahwa mereka menambahkan dan mengurangi sesuatu pada singgasana itu.
Qatadah berkata yaitu menjadikan yang bagian bawah menjadikannya bagian atas , dan yang di belakang menjadi di depan, lalu mereka menambahkan dan mengurangi sesuatu padanya.
(Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya,“Serupa inikah singgasanamu?”) Ditampilkan kepadanya singgasananya yang telah diubah, dan dia cerdik dan berakal. Selain itu dia juga pandai, berwibawa dan tegas. Maka dia tidak tergesa-gesa mengemukakan bahwa itu adalah singgasananya, mengingat jarak singgasananya dan dirinya . Ia tidak mengatakan juga bahwa itu adalah singgasana lain, berdasarkan apa yang dia lihat padanya masih berupa jejak-jejak dan ciri-ciri singgasananya Maka dia berkata: (Seakan-akan singgasana ini singgasanaku) yaitu menyerupai dan mendekatinya, Ungkapan ini menunjukkan kecerdikan dan kecermatan.
Firman Allah: (kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri) Mujahid berkata bahwa yang mengatakan ini adalah nabi Sulaiman.
Firman Allah: (Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir (43)) Ini merupakan kelanjutan dari perkataan nabi Sulaiman berdasarkan pendapat Mujahid, Sa'id bin Jubair, dan selain keduanya, yaitu nabi Sulaiman berkata: (kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri) Balqis dihalang-halangi untuk menyembah hanya kepada Allah: (apa yang disembahnya selama ini selain Allah, karena sesungguh­nya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir) Ini adalah pendapat yang dikatakan Mujahid, Sa'id, dan Hasan. Ibnu Jarir juga mengatakan hal demikian.
Kemudian Ibnu Jarir berkata bahwa bisa juga ditafsirkan bahwa dhamir dalam firmanNya, ("Wasaddaha") merujuk kepada nabi Sulaiman atau kepada Allah SWT, bentuknya adalah mencegahnya untuk menyembah selain Allah, (karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir)
Saya berkata, pendapat Mujahid diperkuat bahwa sesungguhnya Balqis menampakkan keislamannya setelah dia memasuki istana kaca sebagaimana pembahasannya akan dijelaskan.
Firman Allah: (Dikatakan kepadanya.”Masuklah ke dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya) Demikian itu karena nabi Sulaiman memerintahkan kepada setan-setan, lalu mereka membangunkan istana yang agung dari kaca untuknya, lalu dialirkan air di bawahnya. Maka orang yang tidak mengetahuinya akan mengira bahwa itu adalah air, padahal ada kaca yang menghalangi antara orang yang berjalan dan air itu.
Asal kata “ash-sharh” dalam bahasa Arab adalah istana dan semua bangunan yang tinggi. Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Fir'aun, (semoga laknat Allah menimpanya) bahwa dia pernah berkata kepada pembantunya, Haman: (Buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu (36) (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa) (Surah Ghafir: 36-37) Kata “Ash-sharh” adalah istana yang tinggi di negeri Yaman, yang bangunannya tinggi. Dan “Al-Mumarrad” adalah bangunan yang kokoh dan licin (terbuat dari kaca) yaitu istana kaca. dan “tamrid” adalah membuatnya licin, dan “marid” adalah nama sebuah benteng di Daumah Al-Jandal. Maknanya adalah bahwa nabi Sulaiman membuat istana besar yang terbuat dari bahan kaca untuk untuk ratu ini untuk memperlihatkan kepadanya kebesaran kerajaan dan kedudukannya. Ketika Balqis melihat apa yang dianugerahkan Allah kepada nabi Sulaiman berupa kebesaran yang dia miliki dan menyaksikan perkara itu, maka tunduklah dia kepada perintah Allah dan meyakini bahwa dia adalah seorang nabi yang mulia dan seorang raja yang besar. Dan dia berserah diri kepada Allah SWT, lalu dia berkata: (Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku) yaitu, apa yang pernah dilakukan berupa kekafiran, kemusyrikan, dan penyembahannya dengan kaumnya kepada matahari, selain Allah (dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam) yaitu, mengikuti agama nabi Sulaiman, yaitu menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, yang menciptakan setiap hal dan menentukan kadarnya masing-masing,


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Naml ayat 41: Berkata Sulaiman kepada mereka : Buatlah oleh kalian kerajaan (singgasana) dengan sebagian yang diubah, dikurangi dan tambahan padanya; Agar kita dapat menguji bagaimana pendapatnya dan apakah dia menyadarinya, kemudian kita lihat apakah dia tahu akan singgasananya atau termasuk yang tidak memahaminya ?


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Baik dengan ditambah atau dikurangi.

Maksudnya adalah untuk menguji akalnya; apakah ia memiliki kecerdasan dan kepandaian.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naml Ayat 41

Nabi sulaiman ingin mengetahui sampai sejauh mana ratu balqis teliti terhadap singgasananya, ia ingin memperlihatkan kepadanya akan kemahakuasaan Allah, zat yang disembah oleh nabi sulaiman, di samping untuk memperlihatkan mukjizat yang Allah berikan kepada nabi sulaiman. Dia, sulaiman, berkata, 'ubahlah untuknya singgasananya; dengan menjadikan singgasananya tidak persis seperti aslinya. Kita akan melihat apakah dia, balqis, mengenal singgasananya yang telah berubah itu atau tidak mengenalnya lagi. '42. Singgasana ratu balqis akhirnya diubah, berbeda dari aslinya kemudian singgasana itu diletakkan di tempat yang akan dilewati oleh ratu balqis. Maka ketika dia, balqis, datang dan melewati tempat yang ada singgasananya, ditanyakanlah kepadanya, 'serupa inikah singgasanamu'' dia, balqis, menjawab dengan sedikit ragu, 'seakan-akan itulah dia singgasanaku. ' dan balqis terus berkata, 'kami telah diberi pengetahuan akan kenabian nabi sulaiman, cerita tentang burung hudhud, dan cerita tentang utusan kami yang membawa hadiah untuk nabi sulaiman, sebelumnya yaitu sebelum kejadian yang mencengangkan ini dan kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah. Karena kejadian demi kejadian yang kami lihat dan kami amati, membuktikan bahwa kami berada dalam kesesatan dan ajakan nabi sulaiman adalah ajakan yang benar. ".


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beraneka penafsiran dari beragam mufassirun mengenai isi dan arti surat An-Naml ayat 41 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk ummat. Support dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Sering Dibaca

Nikmati berbagai topik yang sering dibaca, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 133, Al-Infithar, Ali ‘Imran 134, Al-Jumu’ah 9, Al-Baqarah 186, Ar-Ra’d. Ada juga Az-Zariyat 56, Al-Ahzab 21, Al-Isra 23-24, Al-Baqarah 30, Al-Baqarah 2, Al-Isra 1.

  1. Ali ‘Imran 133
  2. Al-Infithar
  3. Ali ‘Imran 134
  4. Al-Jumu’ah 9
  5. Al-Baqarah 186
  6. Ar-Ra’d
  7. Az-Zariyat 56
  8. Al-Ahzab 21
  9. Al-Isra 23-24
  10. Al-Baqarah 30
  11. Al-Baqarah 2
  12. Al-Isra 1

Pencarian: surat al a'laa, kandungan surah al isra ayat 26 27, hadis fitnah, surah al.kahfi, surat al-baqarah ayat 15

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.