Surat Asy-Syu’ara Ayat 19

وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ ٱلَّتِى فَعَلْتَ وَأَنتَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Arab-Latin: Wa fa'alta fa'latakallatī fa'alta wa anta minal-kāfirīn

Artinya: Dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna.

« Asy-Syu'ara 18Asy-Syu'ara 20 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Tentang Surat Asy-Syu’ara Ayat 19

Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Ada berbagai penjelasan dari para ulama tafsir berkaitan makna surat Asy-Syu’ara ayat 19, antara lain seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

18-19. Fir’aun berkata kepada Musa untuk mengingatkan kebaikan yang tercurah padanya dari Fir’aun, “Bukankah dahulu kami telah mengasuhmu di rumah-rumah kami sewaktu kamu masih kecil, dan kamu tinggal di dalam perawatan kami sekian tahun dari usiamu, dan kemudian kamu berbuat kejahatan dengan membunuh seorang lelaki dari kaumku, ketika kamu memukul dan mendorongnya, dan kamu termasuk orang-orang yang melupakan kenikmatan-kenikmatanku, lagi mengingkari ketuhananku?”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

19. Dan engkau telah berbuat suatu kesalahan besar tatkala membunuh seorang Qibṭik karena menolong seorang kaummu, dan sungguh engkau termasuk golongan orang-orang yang tak tahu balas budi."


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

19. وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِى فَعَلْتَ (dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu)
Fir’aun menyebutkan kenikmatan-kenikmatan yang telah ia berikan kepada Musa.
Yang dimaksud dengan ‘suatu perbuatan’ di sini adalah perbuatan Musa membunuh orang Mesir.

وَأَنتَ مِنَ الْكٰفِرِينَ(dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi)
Sebab kamu membunuh salah satu dari kaumku.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

19. Lalu kamu membalas asuhan kami terhadapmu dengan mengingkari nikmat yang kami berikan dan membunuh salah seorang dari golongan kami (membunuh seorang suku Qubthy). Kamu itu termasuk orang-orang yang tidak berterima kasih atas nikmat kami


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kamu telah melakukan perbuatan yang telah kamu lakukan dan kamu termasuk orang yang ingkar} orang yang mengingkari nikmatku dan kebenaran asuhanku


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

18-19 maka setelah mereka berdua tiba pada Fir’aun dan mengatakan sesuatu yang telah Allah katakan kepada mereka berdua, fir’aun tetap tidak mau beriman dan tidak mau bersikap lunak, bahkan dia mulai menentang Musa, seraya berkata,”bukankah kami telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak.” Maksudnya, tidakkah kami telah memberimu segala kebaikan dan kami mengasuhmu semenjak kamu masih bayi dalam asuhan, dan senantiasa tetap demikian, “dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun umurmu. Dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu,” yaitu; Musa membunuh seorang qibthi ketika,
“orang yang dari golongannya (Bani israil) meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya (kaum Fir’aun) lalu Musa meninjunya, maka matilah musuhnya itu,” (al-qashah:15)
“dan kamu termasuk golongan orang-orang yang kafir,” maksudnya, sedangkan kamu saat itu sejalan dengan kami dan seagama dalam kekafiran. Jadi, fir’aun mengakui kekafiran dirinya secara tidak sadar.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 10-22
Allah SWT memberitahukan tentang perintahNya kepada hamba, rasulNya, yaitu nabi Musa ketika Dia menyerunya dari sisi kanan bukit Thur. Allah berbicara langsung dengannya dan mengutusnya sebagai seorang rasul. Lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk pergi menemui Fir'aun dan para pembesarnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: ("Datangilah kaum-kaum yang zalim itu (10) (yaitu) kaum Fir’aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” (11) Musa berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku (12) Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun (13) Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku (14)) Ini adalah alasan dia memohon Allah agar hambatan-hambatan tersebut dilenyapkan darinya. Sebagaimana yang ada pada surah Thaha: (Musa berkata: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku (26) dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku (27) supaya mereka mengerti perkataanku (28) dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (29)) (yaitu) Harun, saudaraku (30) teguhkanlah dengan Dia kekuatanku (31) dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku (32) supaya Kami banyak bertasbih kepadaMu (33) dan banyak mengingatMu (34) Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan) kami" (35) Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa" (36)) (Surah Thaha)
Firman Allah: (Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku (14)) yaitu karena membunuh orang Qibti yang menjadi sebab aku keluar dari negeri Mesir (Allah berfirman, "Jangan takut") Allah SWT berfirman kepadanya,"Janganlah takut terhadap sesuatupun yang kamu pikirkan itu" sebagaimana firmanNya: (Allah berfirman, “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar) yaitu bukti yang nyata (maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah) dengan membawa mukjizat Kami, dan orang yang mengikuti kalianlah yang menang”) (Surah Al-Qashash: 35) (maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan))
sebagaimana firmanNya: (sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat) (Surah Thaha: 46) yaitu sesungguhnya Aku selalu bersama kalian berdua melalui pemeliharaan, penjagaan, pertolongan, dan dukunganKu.
(Maka datanglah kamu berdua kepada Fir’aun dan katakanlah olehmu, "Sesungguhnya kami adalah rasul Tuhan semesta alam” (16)) sebagaimana firmanNya di ayat lain: (Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu) (Surah Thaha: 47) yaitu, masing-masing dari kami diutus kepadamu (Lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami (17)) yaitu bebaskanlah mereka dari tawanan, genggaman, kekuasaan, dan kekuasaanm, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Allah yang beriman dan tentaraNya yang ikhlas, dan sekarang mereka berada di dalam penindasan dan siksaanmu yang merendahkan. Setelah nabi Musa berkata demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengabaikannya, lalu memandang dengan pandangan sinis dan meremehkan seraya berkata: (Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak (18) Engkau (Musa) telah melakukan (kesalahan berupa) perbuatan yang telah engkau lakukan (membunuh seseorang dari kaumku) dan engkau termasuk orang yang ingkar (terhadap kebaikan dan ketuhananku)” (19)) yaitu bukankah kamu orang yang pernah kami asuh di rumah kami, di atas ranjang kami, dan kami buat kamu hidup senang selama beberapa tahun. Kemudian setelah itu kamu membalas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu dengan membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu. Oleh karena itu Fir'aun berkata: (dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi) yaitu orang-orang yang ingkar. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan Ibnu Jarir memilih pendapat ini (Berkata Musa, "Aku telah melakukannya) yaitu dalam keadaan itu (sedangkan aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf”) yaitu, sebelum wahyu diberikan kepadaku dan Allah memberikan nikmat kepadaku berupa kenabian dan kerasulan.
Mujahid, Qatadah, Adh-Dhahhak dan lainnya: (sedangkan aku termasuk orang-orang yang khilaf) yaitu orang-orang yang tidak mengerti.
(Kemudian, aku lari darimu karena takut kepadamu. Lalu, Tuhanku menganugerahkan kepadaku hukum (ilmu dan kearifan) dan menjadikanku salah seorang rasul).
Yaitu keadaan dahulu berbeda dengan keadaan ini, sesungguhnya Allah telah mengutusku kepadamu. Jika kamu taat kepadaNya, maka kamu selamat; dan jika kamu menentangnya, maka kamu binasa. Kemudian nabi Musa berkata, (Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil (22)) yaitu kebaikanmu dan pengasuhanmu kepadaku itu bertentangan dengan perbuatan jahatmu terhadap Bani Israil. Kamu menjadikan mereka budak dan pelayan seraya memaksa mereka untuk kepentingan dan rakyatmu. Maka apakah dapat mencukupi kebaikanmu kepada seseorang dari mereka menutupi kejahatanmu kepada mereka semua. yaitu, bahwa apa yang kamu sebutkan itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kejahatan yang telah kamu lakukan


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Asy-Syu’ara ayat 19: 18–19. Berkata fir’aun kepada Musa : Bukankah kami yang memberi kesenangan padamu dan merawatmu ketika engkau kecil serta tidak membunuhmu; Bahkan kami yang memeliharamu di waktu kecil, dan engkau tumbuh bersama kami ? Kemudian engkau berbuat sebagaimana yang telah engkau perbuat dengan membunuh laki-laki Al Qibthi ? Dan engkau termasuk orang yang mengelak atas apa yang telah engkau perbuat, dan telah kami beri engkau kenikmatan kemudian engkau mengingkari nikmat yang kami berikan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Maksudnya adalah perbuatan Nabi Musa ‘alaihis salam membunuh orang Qibti. Lihat pula surah Al Qashash ayat 15.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 19

Fir'aun melanjutkan bicaranya dengan mengungkit kesalahan nabi musa, "dan engkau, musa, telah melakukan kesalahan dari perbuatan yang telah engkau lakukan dengan membunuh salah seorang bangsaku dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih. "20. Dia, yaitu nabi musa, berkata, 'aku telah melakukannya, yakni pembunuhan terhadap seorang qib'i tanpa aku sengaja dan ketika itu aku termasuk orang yang khilaf bahwa pukulanku terhadapnya akan meng-akibatkan kematiannya, padahal aku memukulnya dengan tujuan untuk memberikan pelajaran kepadanya. ".


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian pelbagai penjelasan dari banyak ulama tafsir berkaitan makna dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 19 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita semua. Bantu perjuangan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Sering Dikunjungi

Kaji banyak halaman yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat: As-Sajdah, Al-Hujurat, Al-Baqarah 155, Al-Baqarah 1-5, Ath-Thariq, At-Tahrim 6. Ada juga Al-Furqan 63, An-Nahl 125, At-Taubah 128-129, Al-Baqarah 275, Ar-Ra’d 28, Al-Waqi’ah 35-38.

  1. As-Sajdah
  2. Al-Hujurat
  3. Al-Baqarah 155
  4. Al-Baqarah 1-5
  5. Ath-Thariq
  6. At-Tahrim 6
  7. Al-Furqan 63
  8. An-Nahl 125
  9. At-Taubah 128-129
  10. Al-Baqarah 275
  11. Ar-Ra’d 28
  12. Al-Waqi’ah 35-38

Pencarian: quran surat an-naba, surah albaqarah ayat 5, al+kahfi, surat azumar, surah al imran 185

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.