Surat An-Nur Ayat 38
لِيَجْزِيَهُمُ ٱللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا۟ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Arab-Latin: Liyajziyahumullāhu aḥsana mā 'amilụ wa yazīdahum min faḍlih, wallāhu yarzuqu may yasyā`u bigairi ḥisāb
Artinya: (Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Mengenai Surat An-Nur Ayat 38
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 38 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi beberapa penjabaran dari banyak ulama tafsir terhadap makna surat An-Nur ayat 38, di antaranya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Supaya Allah memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari amal perbuatan mereka dan menambahi mereka dari karuniaNya dengan melipatgandakan kebaikan-kebaikan mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa ukuran, bahkan memberinya ganjaran yang tidak sepadan dengan amal perbuatannya, dan tanpa perhitungan dan timbangan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
38. Mereka mengerjakan yang demikian itu supaya Allah memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka sebagai ganjaran amal saleh mereka tersebut. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa batas sesuai kadar amal baik mereka, bahkan Dia memberikan kepada mereka karunia yang berlipat-lipat dari kadar amal saleh tersebut.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
38. لِيَجْزِيَهُمُ اللهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا۟ (supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan)
Balasan yang sesuai dengan apa yang dijanjikan kepada mereka, yakni berupa pelipat-gandaan pahala sampai sepuluh kali lipat atau bahkan sampai tujuh ratus kali lipat.
وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦ ۗ (dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka)
Yakni dengan balasan yang lebih banyak daripada yang dijanjikan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
38. Melalui bertasbih, Allah pasti akan membalas orang-orang mukmin dengan sebaik-baik balasan atas amal shalih mereka dan memberi mereka tambahan dari kabaikan dan kemuliaanNya melebihi balasan yang dijanjikan. Allah memberi hamba-hambaNya yang dikehendaki rejeki yang luas tanpa bisa dihitung
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Agar Allah memberi balasan kepada mereka yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan dan menambah karuniaNya kepada mereka. Allah menganugerahkan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
38 “supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” maksud dari “balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,” yaitu amal perbuatan mereka yang baik, karena itu merupakan amalan yang terbaik yang mereka kerjakan. Pasalnya, mereka (juga) melakukan hal-hal yang mubah dan sebaginya, dan pahala itu tidak berlaku kecuali atas amal perbuatan yang baik. Sebagaimana Firman Allah, ”supaya Allah menghapuskan dari kejelekan yang telah mereka kerjakan dan Allah berikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” ( az-zumar : 35)
“dan suapaya Allah menambah karuniaNya kepada mereka,” tambahan yang banyak dari balasan yang setimpal untuk amal-amal mereka. “dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa batas,” bahkan Allah akan memberikan pahala buat mereka (pahala yang banyak) yang tidak bisa dicapai oleh amalnya, bahkan tidak bisa dicapai oleh angan-angannya. Allah memberikan pahala tanpa hitungan dan takaran. Inilah permisalan mengenai jumlah yang sangat banyak sekali. Ini merupakan dua perumpamaan yang Allah permisalkan bagi amalan-amalan orang-orang kafir dalam aspek kebatilan dan kesirnaannya, ia menjelma menjadi benda yang tiada berujud serta penyesalan para pelakunya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 36-38
Setelah membuat perumpmaan tentang hati orang mukmin dan tentang petunjuk dan ilmu yang terkandung di dalamnya seperti lampu yang ada di dalam kaca yang jernih yang bahan bakarnya adalah minyak yang baik yang seperti lentera besar, Allah menyebutkan tentang tempatnya, yaitu masjid-masjid, yang merupakan hal yang paling disukai Allah dari bumi. Masjid-masjid itu merupakan rumah-rumah Allah yang di dalamnya Dia disembah dan diesakan. Jadi Allah SWT berfirman: (Di dalam masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan) yaitu Allah SWT telah memerintahkan untuk merawat dan membersihkannya dari kotoran, ucapan dan perbuatan yang tidak layak bagi kesuciannya. Sebagaimana yang diriwayatkan Ali bin Abu Thalhah dari Ibnu Abbas tentang ayat ini: (Di dalam masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan) dia berkata,”Allah melarang percakapan yang tidak ada gunanya di dalamnya”
Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah masjid-masjid yang Allah SWT memerintahkan untuk membangun, meramaikan, memuliakan, dan menyucikannya.
Firman Allah SWT: (dan disebut nama-Nya di dalamnya) yaitu nama-nama Allah, sebagaimana firmanNya (Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid) (Surah Al-A'raf: 31) dan (Dan (katakanlah), "Luruskanlah muka (diri) kalian di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya) (Surah Al-A'raf: 29) serta (Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, janganlah menyembah apa pun bersamaan dengan (menyembah) Allah (18)) (Surah Al-Jin) Firman Allah SWT: (dan disebut namaNya di dalamnya) Ibnu Abbas berkata bahwa maknannya adalah di dalamnya kitabnya dibaca
Firman Allah SWT: (bertasbih kepada Allah di dalam masjid-masjid itu, pada waktu pagi dan waktu petang) yaitu di waktu-waktu pagi dan petang. “Al-Ashal” adalah bentuk jamak dari “Al-ashil” yang maknanya penghujung siang.
Sa'id bin Jubair meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tasbih dalam Al-Qur'an adalah shalat.
Sebagian ulama qiraah membacanya “yusabbahu lahu fiha bil ghuduwwi wal ashal” dengan difathah huruf ba’nya, dari “yusabbihu” yang mabni terhadap kata yang bukan fa’ilnya, dan diwaqaf pada firmanNya, (Wal-ashal) dengan waqaf tam. Dan diawali lagi dengan firmanNya (laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah) seakan-akan menjadi tafsir dari fa'il yang dibuang, sebagaimana perkataan penyair:
“Kupenuhi seruanmu, wahai Yazid yang berani terhadap menghadapi sengketa dari keadaan zaman”
Seakan-akan dikatakan, "Siapakah yang membuatnya menangis?" dijawab, "Ini yang membuatnya menangis." Dan seakan-akan dikatakan, "Siapakah yang bertasbih kepada Allah di dalamnya?" Maka dijawab, "Laki-laki". Adapun bacaan ulama’ yang membacanya (“yusabbihu”) dengan dikasrah huruf ba’nya maka menjadikannya sebagai fi'il dan fa'ilnya adalah (rijalun) maka itu tidak mewaqafkannya melainkan hanya pada fa'ilnya, karena fa'il' merupakan kesempurnaan kalimat yang sebelumnya. Maka firmanNya (rijalun) mengandung makna mengisyaratkan kepada tugas mereka yang luhur, niat dan tekadnya yang tinggi yang dengan itu mereka menjadi orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid yang merupakan rumah-rumah Allah di bumiNya, sebagai tempat untuk beribadah kepadaNya, bersyukur kepadaNya, mengesakan dan menyucikanNya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah) (Surah Al-Ahzab: 23) Adapun para wanita, maka shalat mereka di dalam rumah mereka lebih utama bagi mereka, karena berdasarkan apa yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi SAW bersabda:”Shalat wanita di dalam rumahnya lebih utama daripada shalatnya di dalam ruang tamunya, dan shalatnya di dalam kamarnya lebih utama daripada shalatnya di dalam rumahnya.
Firman Allah SWT: (laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah) sebagaimana Allah SWT: (Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi (9)) (Surah Al-Munafiqun) dan (Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli (9)) (Surah Al-Jumu'ah). Allah SWT berfirman bahwa dunia, kegemerlapannya, perhiasannya, dan kesenangan jual beli tidak dapat menyibukkan mereka dari mengingat Tuhan mereka yang merupakan Pencipta dan Pemberi rezeki mereka. Mereka mengetahui bahwa pahala yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih bermanfaat bagi mereka daripada apa yang ada pada mereka, karena apa yang ada pada mereka pasti habis, sedangkan pahala yang ada di sisi Allah kekal. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat) yaitu mereka lebih mendahulukan ketaatan kepada Allah, perintah Allah dan apa yang Dia sukai:
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah) yaitu dari mengerjakan shalat fardhu.
As-Suddi berkata yaitu dari mengerjakan shalat jamaah.
Muqatil bin Hayyan berkata, tidak melalaikan mereka dari shalat jamaah dan mendirikannya sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan mereka menjaga waktu shalat dan apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menjaganya.
Firman Allah: (Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang) yaitu hari kiamat, yang di hari itu semua hati dan penglihatan guncang karena kedahsyatan yang besar dan kengeriannya. sebagaimana firmanNya: (Dan berilah mereka peringatan akan hari yang semakin dekat (hari Kiamat, yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan karena menahan kesedihan) (Surah Ghafir: 18)
Firman Allah (Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak) (Surah Ibrahim: 42) dan firman Allah SWT di sini (supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik daripada yang telah mereka kerjakan) yaitu
mereka termasuk orang-orang yang diterima kebaikannya dan dimaafkan keburukan mereka.
Firman Allah: (dan supaya Allah menambah karuniaNya kepada mereka) yaitu, Allah menerima dengan baik kebaikan mereka dan melipatgandakan pahalanya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang) walaupun sebesar zarah. Jika (sesuatu yang sebesar zarah) itu berupa kebaikan, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya. Ayat ini memerintahkan agar orang suka berbuat baik (40)) (Surah An-Nisa’). Dan Allah berfirman di sini: (Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa batas)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nur ayat 38: Yakni amal mereka yang saleh, karena amal saleh adalah amal mereka yang paling baik, di mana di antara amal mereka ada yang ibadah dan ada yang mubah, sedangkan pahala tentu diberikan karena amal yang menjadi ibadah, bukan yang mubah.
Dengan tambahan yang banyak melebihi balasan yang sesuai amal mereka.
Dia memberikan pahala kepada hamba-Nya melebihi amal yang dikerjakannya, bahkan melebihi harapannya, dan memberikan balasan tanpa tanggung-tanggung.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 38
Orang-orang yang hatinya tidak terlalaikan oleh kesibukan duniawi itu berbuat demikian agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang terbaik atas apa yang telah mereka kerjakan, dan agar dia menambah karunia-Nya kepada mereka selain balasan yang telah dijanjikan itu. Dan Allah dengan segala keagungan dan kesempurnaan-Nya melebihkan anugerah-Nya kepada hamba-hamba dan memberi rezeki kepada siapa saja yang dia kehendaki, tanpa batas. 39. Usai menjelaskan sifat orang-orang yang mendapat pancaran cahaya ilahi, pada ayat berikut Allah beralih menguraikan sifat-sifat orang kafir. Dan orang-orang yang kafir yang menutup mata hati mereka sehingga tidak memperoleh cahaya ilahi, sesungguhnya amal perbuatan mereka, yang secara lahir tampak baik dan mereka harapkan untuk dibalas dengan ganjaran, kelak di hari kiamat seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila itu didatangi, yakni ketika dia sampai di tempat fatamorgana itu tampak, dia tidak mendapati apa pun. Dan didapatinya ketetapan Allah baginya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan sempurna; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya karena dia maha me-ngetahui segala sesuatu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penjelasan dari berbagai mufassirun mengenai makna dan arti surat An-Nur ayat 38 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita bersama. Support syi'ar kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.