Surat An-Nur Ayat 27
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ وَتُسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tadkhulụ buyụtan gaira buyụtikum ḥattā tasta`nisụ wa tusallimụ 'alā ahlihā, żālikum khairul lakum la'allakum tażakkarụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Terkait Dengan Surat An-Nur Ayat 27
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan penting dari ayat ini. Ada kumpulan penafsiran dari kalangan ahli tafsir terkait isi surat An-Nur ayat 27, di antaranya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya, janganlah kalian memasuki rumah-rumah yang bukan milik kalian, hingga kalian meminta izin kepada penghuninya untuk masuk dan mengucapkan salam pada mereka. Dan bunyi ucapan slam dari as-Sunnah adalah, “Assalamu’alaikum, apakah saya boleh masuk?” permintaan izin masuk itu lebih baik bagi kalian, supaya kalian menjadi ingat perintah-perintah Allah dengan perbuatan kalian meminta izin, sehingga kalian taat kepadaNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
27. Allah mengajarkan orang-orang beriman adab meminta izin sebelum memasuki rumah, dan menjelaskan hukum-hukum menjaga pandangan pada lima ayat berikut:
Janganlah kalian memasuki rumah orang lain sebelum meminta izin pemilik rumah dan mengucapkan salam: “Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk?” Adab yang baik ini lebih baik bagi kalian daripada memasuki rumah secara tiba-tiba tanpa meminta izin terlebih dahulu; hal ini agar kalian belajar dan mengamalkan adab yang mulia.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
27. "Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengamalkan syariat-Nya, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dari penghuninya untuk memasukinya dan memberi salam kepada penghuninya dengan menyatakan, Assalāmu'alaikum, bolehkah aku masuk? Adab minta izin yang diperintahkan kepada kalian ini lebih baik bagi kalian daripada memasuki rumah secara tiba-tiba, agar kalian selalu mengingat apa yang diperintahkan dan mengamalkannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
27. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin)
Yakni sampai tuan rumah mengetahui siapa kalian dan sampai kalian mengetahui tuan rumah telah memberi kalian izin untuk masuk. Jika kalian telah mengetahui hal itu maka masuklah.
وَتُسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَهْلِهَا ۚ( dan memberi salam kepada penghuninya)
Yakni dengan mengucapkan ‘Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk?’ kalimat ini diucapkan sekali, dua kali, atau tiga kali.
ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ(Yang demikian itu lebih baik bagimu)
Daripada langsung memasuki rumah itu.
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (agar kamu (selalu) ingat)
Yang dimaksud adalah agar kalian mengambil nasehat ini dan mengamalkan apa yang diperintahkan kepada mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
27. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-rumah yang bukan rumah kalian sampai kalian meminta ijin untuk masuk dan mengucapkan salam kepada pemiliknya dengan mengucap: “Assalamu’alaikum, apakah saya boleh masuk?” Permintaan ijin itu lebih baik bagi kalian daripada masuk tanpa ijin, barangkali kalian bisa mendapatkan pelajaran, sehingga kalian mengetahui tentang apa yang diperintahkan untuk kalian. Ayat ini diturunkan untuk wanita anshar yang berkata: “Wahai Rasulallah, Aku berada di rumahku dalam keadaan yang aku sendiri tidak ingin dilihat orang lain, namun masih saja ada laki-laki dari keluargaku yang masuk rumahku sedangkan aku dalam kondisi tersebut. Lalu bagaimanakah yang harus saya lakukan?”Kemudian turunlah ayat ini
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin} meminta izin untuk masuk {dan memberi salam kepada penghuninya. Demikian itu lebih baik bagi kalian agar kalian mengambil pelajaran
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
27 Allah mengarahkan para hambaNya yang Mukmin untuk tidak memasuki rumah orang lain tanpa izin, karena hal ini menyebabkan beberapa bahaya:
Diantaranya yang pertama, apa yang nabi sebutkan “sesungguhnya diberlakukannya meminta izin (bagi kalian) untuk alasan (penjagaan) pandangan.”
Lantaran meremehkan perkara ini, pandangan mata mengenai aurat-aurat (hal-hal yang tidak patut diketahui) dalam rumah. Sesungguhnya rumah itu bagi seorang manusia dalam menjaga auratnya, seperti kedudukan baju dalam menjaga aurat tubuhnya.
Kedua, orang yang masuk tanpa izin akan memunculkan kecurigaan, ia akan disangka buruk sebagai pencuri dan lainnya. Karena mauk dengan sembunyi-sembunyi menunjukkan kejelekan. Allah melarang kaum Mukminin untuk memasuki selain rumah mereka “sehingga kalian meminta izin.” Meminta izin (untuk masuk) dinamakan isti’nas karena, melalui izin akan menghasilkan keramahan, sedangkan ketiadaannya akan mengakibatkan kekakuan. “dan memberi salam kepada penghuninya,” mekanismenya sebagimana yang tertuang dalam salah satu hadits, “ Assalamu’alaikum, apakah saya boleh masuk?”
“yang demikian itu,” izin yang telah disinggung “lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat,” karena mengandung beberapa maslahat, termasuk budi pekerti mulia yang wajib dilakuka. Bila diizinkan, maka orang yang meminta izin itu boleh masuk ke dalam.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 27-29
Ini adalah etika-etika syariat yang diajarkan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman, yaitu etika dalam meminta izin. Allah memerintahkan mereka untuk tidak memasuki rumah-rumah orang, sampai meminta iszin, yaitu meminta izin sebelum masuk dan mengucapkan salam setelahnya. Hendaknya meminta izin sebanyak tiga kali. Jika diizinkan, maka boleh masuk, dan jika tidak, maka hendaknya pergi.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih bahwa Abu Musa pernah meminta izin untuk masuk ke dalam rumah Umar sebanyak tiga kali, tetapi tidak diizinkan baginya, lalu dia kembali. Kemudian Umar berkata,"Tidakkah tadi aku mendengar suara Abdullah bin Qais meminta izin untuk masuk?" Berilah izin dia untuk masuk” Mereka mencarinya dan mendapatinya sudah pergi. Lalu setelah itu Abu Musa kembali dan Umar berkata, "Apa yang membuatmu kembali?" Abu Musa menjawab, "Aku telah meminta izin untuk masuk sebanyak tiga kali, tetapi belum diizinkan bagiku, dan sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:”'Apabila seseorang di antara kalian meminta izin sebanyak tiga kali, lalu masih belum diizinkan, maka hendaklah dia kembali"
Kemudian agar diketahui bahwa orang yang meminta izin kepada pemilik rumah,a maka sebaiknya dia tidak berdiri di tengah-tengah pintu. Akan tetapi, hendaklah dia berdiri agak menyamping ke arah kanan atau ke kirinya”
Mujahid berkata tentang firmanNya: (sebelum meminta izin) yaitu berdehem atau berdahak
Qatadah berkata tentang firmanNya: (sebelum meminta izin) yaitu meminta izin sebanyak tiga kali; dan barangsiapa yang tidak diberi izin, maka hendaknya dia kembali. Adapun yang pertama adalah pemberitahuan kedatangan, dan yang kedua agar mereka bersiap, dan yang ketiga adalah jika mereka mau mereka bisa memberi izin dan jika tidak maka boleh menolak. Tetapi janganlah kamu berdiri di depan pintu suatu kaum yang menolak kedatanganmu, karena sesungguhnya manusia mempunyai banyak keperluan dan kesibukan, dan Allah lebih utama untuk diperhatikan.
(Yang demikian itu lebih baik bagi kalian) yaitu, meminta izin itu baik bagi kalian, yaitu baik bagi kedua belah pihak, baik orang yang meminta izin atau penghuni rumah (Agar kalian (selalu) ingat)
Firman Allah SWT: (Jika kalian tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kalian masuk sebelum kalian mendapat izin) Hal itu karena apa yang terkandung di dalamnya berupa tindakan seenaknya terhadap milik orang lain tanpa seizin pemiliknya. Jika dia mau maka dia bisa memberi izin dan jika tidak maka bisa tidak memberi izin (Dan jika dikatakan kepada kalian, "Kembalilah?" maka hendaklah kalian kembali. Itu lebih bersih bagi kalian) yaitu apabila menolak kedatangan kalian sebelum kalian meminta izin atau setelahnya (maka hendaklah kalian kembali. Itu lebih bersih bagi kalian) yaitu kembalinya kalian itu lebih suci dan bersih bagi kalian (dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan)
Firman Allah SWT: (Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni (sebagai tempat umum) yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan (28)) Ayat yang mulia ini lebih khusus maknanya daripada ayat sebelumnya. Hal itu karena pada ayat ini mengandung pengertian yang membolehkan masuk ke dalam rumah-rumah yang disediakan tidak untuk didiami, jika dia mempunyai keperluan di dalamnya, sekalipun tanpa izin, seperti ruangan yang disediakan untuk tamu, jika seseorang telah mendapat izin sejak awal, maka itu sudah cukup
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nur ayat 27: Karena jika tidak meminta izin terdapat banyak mafsadat, di antaranya dapat melihat aurat yang ada dalam rumah, karena rumah merupakan aurat bagi seseorang seperti halnya pakaian yang menjadi penutup bagi auratnya. Di samping itu, tanpa meminta izin dapat menimbulkan keraguan, tuduhan buruk terhadapnya sebagai pencuri misalnya, dsb. Hal itu, karena masuk secara diam-diam menunjukka keburukan. Allah sebut meminta izin dengan isti’nas, karena dengan meminta izin, maka akan membuat nyaman penghuni rumah setelah merasakan ketidaknyamanan.
Yaitu dengan mengucapkan, “As Salaamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?”
Daripada masuk tanpa meminta izin, karena yang demikian menunjukkan akhlak yang mulia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 27
Ayat-ayat berikut ini berbicara tentang etika berkunjung. Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu memasuki rumah tinggal yang bukan rumah tinggal-Mu sebelum meminta izin kepada orang yang berada di dalamnya, dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu daripada masuk tanpa izin, agar kamu selalu ingat bahwa cara itulah yang terbaik bagi kamu. 28. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, yaitu jika di dalam rumah yang kamu kunjungi itu tidak ada orang sama sekali atau tidak ada yang berwenang mengizinkan atau melarang kamu masuk, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan oleh penghuni rumah kepadamu, 'kembalilah!' maka hendaklah kamu kembali dan tidak bersikeras meminta izin. Yang demikian itu lebih suci bagimu karena menjauhkan kamu dari prasangka negatif. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, dan dia pun akan membalasnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjabaran dari berbagai mufassir terkait makna dan arti surat An-Nur ayat 27 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita bersama. Sokong usaha kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.