Surat Al-Hajj Ayat 74
مَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
Arab-Latin: Mā qadarullāha ḥaqqa qadrih, innallāha laqawiyyun 'azīz
Artinya: Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Mengenai Surat Al-Hajj Ayat 74
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hajj Ayat 74 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir mendalam dari ayat ini. Didapati beraneka penjabaran dari beragam ulama terhadap kandungan surat Al-Hajj ayat 74, misalnya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Orang-orang musyrik tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sepatutnya, karena mengadakan bagi Allah sekutu-sekutu, padahal Dia adalah Dzat Yang MahaKuat Yang menciptakan segala sesuatu, juga MahaPerkasa Yang tidak terkalahkan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
74. Orang-orang musyrik itu tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah Maha Sempurna kekuatan-Nya dan Maha Mulia dalam kerajaan-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
74. Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya pengagungan tatkala menyembah sebagian makhluk disamping Allah. Sungguh Allah Maha Kuat. Di antara bentuk kekuatan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi beserta segala apa yang ada pada keduanya, juga Maha Perkasa yang tidak dikalahkan oleh seorang pun, berbeda dengan patung-patung orang-orang musyrik itu yang lemah lagi hina karena tidak bisa menciptakan sesuatu pun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
74. مَا قَدَرُوا۟ اللهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ ۗ (Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya)
Yakni mereka tidak mengagungkan dan mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, karena mereka telah menjadikan berhala-berhala yang lemah ini sebagai sekutu-sekutu Allah, padahal keadaan berhala-berhala itu demikian lemah.
إِنَّ اللهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa)
Tidak seperti tuhan-tuhan milik orang-orang musyrik.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Pelajran dari peristiwa Tsunami di Jepang:
{ مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ } "Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya." Bayangkan bagaimana mobil-mobil yang bertaburan dan bergelinding bagaikan bebatuan tasbih yang tadinya berjejer rapi, rel-rel kereta dan jalan-jalan mobil bagaikan tali batu tasbih itu, korban yang meninggal dan luka dengan cepatnya berjumlah ribuan orang, hanya menunggu waktu selama 24 jam. Seketika mereka seperti dihadapan pintu kiamat dan kamu mereka mereka seakan-akan mabuk padahal tidak, kejadian dan penampakan yang menggores dalam hati menunjukkan satu diantara bukti kekuasaan sang maha kuasa, dan menunjukkan betapa lemahnya manusia.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
74. Mereka orang-orang musyrik tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya, juga tidak mengenal-Nya dengan betul. Sehingga mereka menyekutukan-Nya dengan berhala yang lemah. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa dan tidak terkalahkan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Mereka tidak mengagungkan} tidak mengagungkan {Allah dengan sebenar-benarnya} dengan sebenar-benarnya mengagungkan {Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
73-74. Ini sebuah permisalan yang Allah (gariskan) untuk menggambarkan keburukan peribadahan kepada berhala-berhala dan menjelaskan cacatnya akal-akal orang-orang yang menjalankan ibadah kepadanya serta (menjelaskan) kelemahan semua pihak. Allah berfirman, “Hai manusia.” Ini pembicaraan yang terarah kepada kaum Mukminin dan kaum kafir. Dengan itu, orang-orang Mukminin akan melonjak tingkat ilmu dan bashirah mereka. Sedangkan bagi kaum kafir, ayat itu menjadi hujjah yang menggugat mereka. “Telah dibuat perumpamaan, maka kalian dengarkanlah perumpamaan itu,” maksudnya condongkanlah pendengaran-pendengaran kalian ke arahnya. Dan pahami kandungannya. Jangan sampai mengenai hati yang sedang lalai dan pendengaran yang sedang membelok. Benar-benar arahkan hati dan pendengaran kalian. Yaitu Firman Allah ini, “SEsungguhnya segala yang kamu seru selain Allah,” keterangan ini mencakup setiap obyek yang disembah selain Allah, “sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,” yang merupakan binatang yang paling hina lagi menjijikkan. Mereka tiada berdaya untuk menciptakan makhluk yang lemah ini. Apalagi benda-benda yang lebih baik darinya (sudah mesti mereka lebih tidak berdaya). “Walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya,” bahkan, lebih parah daripada itu, “dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya.” Ini merupakan titik puncak kelemahannya.
“Amat lemahlah yang menyembah,” yaitu yang menyembah sesembahan selain Allah, “dan amat lemah (pulalah) yang disembah,” yaitu lalat. Masing-masing lemah. Lebih lemah lagi daripada keduanya adalah orang yang bergantung kepada makhluk yang lemah ini dan memposisikannya sebagai Rabbul ‘Alamin (Penguasa alam semesta). Orang ini tidak menghormati Allah dengan sebenar-benarnya. Dia telah menyamakan obyek yang membutuhkan peran pihak lain lagi tanpa daya (dilihat) dari segala aspek dengan Dzat Yang Mahakaya lagi Kuat dari segala sisi. Dia telah mempersamakan obyek yang tidak mempunyai kemampuan (bagi dirinya dan bagi orang lain) yang menetapkan kebaikan, bahaya, kematian, kehidupana, dan kebangkitan dengan Dzat yang Maha Pemberi kemanfaatan dan bahaya, Yang Melimpahkan dan Menahan 9kenikmatan), Pemilik kerajaan, dan Yang Mengatur dengan berbagai macam aturan di dalamnya.
“Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa,” maksudnya sempurna kekuatanNya, sempurna kemuliaanNya. Di antara kesempurnaan kekuatan dan kemuliaanNya; bahwasanya ubun-ubun seluruh makhluk berada di dua TanganNya. Tidaklah ada benda yang bergerak dan diam melainkan (pasti) dengan keinginan dan kehendakNya. Apa yang dikehendaki oleh Allah, niscaya terjadi, dan apa-apa yang tidak diinginkan oleh Allah, niscaya tidak akan terlaksana. Di antara kesempurnaan kekuatan Allah bahwa Dia memegangi langit-langit dan bumi sehingga tidak terjatuh. Dan (bukti) kesempurnaan kekuatan Allah, Dia membangkitkan seluruh makhluk (setelah kehancurannya), sejak makhluk yang pertama dan yang paling akhir hanya dengan satu tiupan, dan Allah dapat membinasakan para dictator dan umat-umat manusia yang sombong, hanya dengan sesuatu yang kecil dan cemeti dari siksaanNya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 73-74
Allah SWT berfirman seraya mengingatkan tentang kehinaan berhala-berhala itu dan kebodohan akal orang-orang yang menyembahnya (Hai manusia, telah dibuat perumpamaan) yaitu tentang apa yang disembah oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah dan menyekutukanNya (maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu) yaitu perhatikan dan dengarkanlah (Sesungguhnya segala yang kamu sembah selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya) Yaitu sekalipun semua berhala dan tandingan yang kalian sembah itu bersatu untuk menciptakan seekor lalat, maka mereka tidak akan mampu melakukannya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu) yaitu mereka tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun. Bahkan yang lebih jelas daripada itu mereka tidak mampu membela diri dari lalat itu dan menolong dirinya sendiri seandainya lalat itu merampas sesuatu yang ada padanya, berupa aroma harum yang ada padanya . Dan seandainya berhala-berhala itu berkehendak untuk merebut kembali apa yang dirampas darinya, maka tidak akan mampu melakukannya; padahal lalat adalah makhluk Allah yang paling lemah dan hina. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah)
As-Suddi dan lainnya berkata mengatakan bahwa “Ath-thalib” adalah orang yang menyembah, sedangkan “Al-matlub” adalah berhala.
Kemudian Allah SWT berfirman: ( Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya) yaitu, mereka tidak mengetahui tentang kekuasaan dan keagungan Allah saat mereka menyembah sembahan selain Dia bersamaNya berupa berhala-berhala yang tidak mampu mempertahankan diri terhadap serangan lalat karena kelemahannya (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa) yaitu Dia adalah Dzat yang Maha kuat yang dengan kekuasaan dan kekuatanNya untuk menciptakan segala sesuatu (Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya) (Surah Ar-Rum: 27) dan (Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras (12) Sesungguhnya Dialah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali) (13)) (Surah Al-Buruj) serta (Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi sangat Kokoh (58)) (Surah Adz-Dzariyat)
Firman Allah: (lagi Maha Perkasa) yaitu, Dia Maha Perkasa atas segala sesuatu. sehingga Dia mengalahkan dan menundukkannya. Jadi tidak ada yang dapat mencegah dan mengalahkanNya, karena keagungan dan kekuasaanNya, yaitu Dia adalah Dzat Yang Maha Esa dan Maha Perkasa
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Hajj ayat 74: Karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lebih lemah dari lalat, menyamakan antara yang lemah dengan Yang Kuasa, dan menyamakan yang fakir dengan Yang Kaya.
Dia sempurna kekuataan-Nya dan sempurna keperkasaan-Nya. Di antara sempurna kekuatan dan keperkasaan-Nya adalah bahwa semua makhluk di bawah kekuasaan-Nya, dan tidak ada satu pun yang bergerak dan diam kecuali dengan kehendak-Nya, apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hajj Ayat 74
Manusia yang menyembah tuhan selain Allah sejatinya mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya, bahkan merendahkan-Nya dengan tidak mengibadati-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar mahakuat meskipun tidak dijadikan tuhan oleh mereka dan mahaperkasa untuk mengalahkan tuhan-tuhan selain dia. 75. Allah memilih para utusan-Nya dari malaikat untuk menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul, dan juga memilih dari manusia, sejak nabi adam hingga nabi Muhammad, karena kasih sayang-Nya kepada manusia untuk menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan tidak layak beribadah kecuali kepada-Nya. Sesungguhnya Allah maha mendengar semua pembi-caraan makhluk, baik yang terucap maupun yang tersimpan dalam hati; maha melihat seluruh ciptaan-Nya, baik yang di langit maupun di perut bumi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penjelasan dari banyak mufassir berkaitan isi dan arti surat Al-Hajj ayat 74 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.