Surat Thaha Ayat 27
وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى
Arab-Latin: Waḥlul 'uqdatam mil lisānī
Artinya: Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat Thaha Ayat 27
Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan mendalam dari ayat ini. Ditemukan beberapa penjelasan dari beragam ahli ilmu berkaitan kandungan surat Thaha ayat 27, di antaranya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
25-35. Musa berkata, “Wahai Tuhanku, luaskanlah untukku dadaku, permudahlah bagiku urusanku, Lepaskanlah kekeluan pada lidahku dengan tutur kata yang lancar, Agar mereka memahami perkataanku, Dan adakanlah penolong bagiku dari keluargaku, Yaitu Harun saudaraku, Kuatkanlah aku dengannya dan teguhkanlah kekuatanku dengannya, Dan jadikanlah dia partner bersamaku dalam kenabian dan penyampaian risalah (Mu), Agar kami bisa menyucikanMu dengan bertasbih banyak-banyak, Dan kami banyak mengingatMu, dan kemudian kami memujiMu. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat kami, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiMu dari perbuatan-perbuatan kami.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
27. Dan berikanlah aku kemampuan untuk berbicara secara fasih,
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
27. وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى (dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku)
Agar aku dapat memahamkan mereka dengan ucapanku.
Terdapat pendapat mengatakan bahwa kekakuan lidahnya tidak hilang sepenuhnya, sebab dia hanya meminta agar terlepas kekakuan lidah yang menghalanginya untuk memberi penjelasan pada orang lain, hal ini dibuktikan dengan dalil firman Allah yang mengisahkan perkataan Fir’aun ولا يكاد يبين “dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?” (Az-Zukhruf: 52)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
25-33
1 ). Seorang pendakwah sangat membutuhkan dalam dirinya kelapangan hati, agar memudahkan baginya menyampaikan risalah, agar ia terlihat lebih bahagia dihadapan siapapn yang mendengarkan dakwahnya, sehingga ruh-ruh islam dapat sampai dengan baik kepada ummat, maka akan terwujud kebhagiaan dalam dirisetiap manusia, yang merupakan tujuan utama dari dakwah itu, namun jika seorang pendakwah berhati gelisah dan terasa sempit, juga kesabarannya berkurang, maka dapat dipungkiri bahwa tugasnya yang besar ini akan terbengkalai.
2 ). Salah satu Impian baik seseorang dalam doanya : { وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى } "Dan mudahkanlah untukku urusanku" jadilah kalian orang yang ambisius dalam berdoa, sebagaimana Musa yang tidak hanya meminta kemudahan dalam dakwahnya kepada Fir'aun, melainka ia juga meminta untuk kebaikan dan kemudahan dalam hidupnya sendiri.
3 ). { وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى , يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى } "Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku
, Supaya mereka mengerti perkataanku" dua ayat ini mengajarkan kita bahwa baik dan fasihnya lisan seorang pendakwah dalam berbicara membantu pendengar untuk memahami pembicaraan sang pendakwah.
4 ). Meminta pertolongan kepada oran-orang terdekat dari tali keluarga, atau persaudaraan dalam pendidikan, atau bahkan kepada sahabat sendiri menjadikan pertolongan itu lebih sempurna, karena adanya kesamaan dalam sosial, dan dengan itu pula permasalahan akan lebih muda terselesaikan, sebagaimana dalam firman Allah : { وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي , هَٰرُونَ أَخِى , وَأَشْرِكْهُ فِىٓ أَمْرِى } "Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku , (yaitu) Harun, saudaraku , Teguhkanlah dengan dia kekuatanku , Dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku"
5 ). Pada firman Allah : { قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى } sampai pada ayat { كي نسبحك كثيرا } adalah merupakan adab dalam berdoa, yaitu tujuan yang istimewa dan mulia.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
27. Dan sembuhkanlah kekakuan lidahku, yaitu penyakit aphasia, supaya dimudahkan pelafalannya dan bisa memberi pemahaman manusia serta supaya mereka tidak membenciku.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dan lepaskanlah} lepaskanlah {kekakuan dari lidahku
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
27-28. “Dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,” pada bagian lidahnya terdapat kekeluan untuk berkomunikasi, hampir-hampir perkataan itu tidak terpahami darinya, seperti yang dipaparkan para ahli tafsir. Sebagaimana Firman Allah mengenai dirinya, dia berkata, "Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku".(Al-Qashash:34).
Beliau memohon kepada Allah agar melenyapkan kekakuan pada lidahnya, agar mereka dapat memahami apa yang beliau sampaikan. Dan terealisasikan tujuan yang sempurna dari proses komunikasi, perdebatan, dan penjelasan tentang hakikat-hakikat.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 22-35
Hal ini merupakan mukjizat bagi nabi Musa yaitu bahwa Allah memerintahkan kepadanya untuk memasukkan tangannya ke saku bajunya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain, dan di sini hal itu diungkapkan dalam firman Allah: (dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu) dan di ayat lain: (dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)ww bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan) kepada Fir’aun dan pembantu-pembantunya) (Surah Al-Qashash: 32)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu) yaitu telapak tanganmu ke bagian dalam lenganmu. Demikian itu apabila nabi Musa memasukkan tangannya ke saku bajunya, lalu dia mengeluarkannya, maka keluarlah cahaya seakan-akan seperti cahaya bulan.
Firman Allah: (niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat) yaitu bukan karena penyakit lepra, bukan karena penyakit lainnya, dan bukan karena cacat. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddi serta lainnya.
Firman Allah: (Pergilah kepada Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas (24)) yaitu, pergilah kepada Fir'aun Raja Mesir yang tinggalkan melarikan diri darinya, lalu ajaklah dia untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Perintahkanlah dia agar berbuat baik kepada Bani Israil, dan janganlah menyiksa mereka. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sewenang-wenang, melampaui batas, lebih memilih kehidupan dunia, dan melupakan Tuhannya Yang Maha Tinggi.
(Musa berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku” (26)) Ini adalah permintaan nabi Musa kepada Tuhannya SWT agar melapangkan dadanya dalam apa yang dibebankan kepadanya. Sesungguhnya dia telah diperintahkan atas suatu perkara yang agung dan tantangan yang berat. Allah mengutusnya kepada seorang raja paling besar, paling sewenang-wenang, paling keras kekafirannya, paling banyak tentaranya, paling makmur kerajaannya, paling durhaka, dan paling ingkar di muka bumi di masa itu. Keingkarannya sampai batas bahwa dia mengakui bahwa dirinya tidak mengenal Allah, dan mengajarkan kepada rakyatnya bahwa tidak ada tuhan selain dirinya sendiri.
Nabi Musa pernah tinggal di istana Fir'aun semasa kecilnya, dia menjadi anak angkat Fir'aun yang dipelihara dalam asuhannya. Kemudian nabi Musa membunuh seseorang dari mereka, jadi dia merasa takut mereka akan membunuhnya, lalu dia melarikan diri selama masa itu dari mereka. Kemudian setelah itu Allah mengutusnya sebagai seorang rasul kepada mereka sebagai pemberi peringatan yang menyeru mereka kepada Allah SWT, menyembahNya, dan mengesakanNya, tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu nabi Musa berkata: (Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku (26)) yaitu jika Engkau tidak membantu, menolong, mendorong dan mendukungku, maka aku tidak mampu atas hal ini (dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku (27) supaya mereka mengerti perkataanku (28)) Demikian itu karena apa yang menimpa nabi Musa berupa lidah kaku sehingga. Nabi Musa tidak memohon agar Allah melenyapkan hal itu secara keseluruhan, melainkan melenyapkan ketidak fasihannya, dan mereka dapat memahami apa yang dia maksudkan, yaitu sebatas yang dibutuhkan. Seandainya nabi Musa meminta agar menyembuhkan secara keseluruhan maka hal itu akan diangkat. Akan tetapi, para nabi tidaklah meminta kecuali hanya sebatas yang diperlukannya. Oleh karena itu maka kekakuan lidahnya masih ada, seperti Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Fir'aun yang berbicara: (Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (52)) (Surah Az-Zukhruf) yaitu fasih dalam berbicara.
Firman Allah: (dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (29) (yaitu) Harun saudaraku (30)) Ini juga merupakan permintaan nabi Musa tentang perkara di luar dirinya, yaitu agar saudaranya nabi Harun membantunya.
Firman Allah: (teguhkanlah dengan dia kekuatanku (31)) Mujahid berkata yaitu punggungku (dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku (32)) yaitu dalam bermusyawarah denganku (supaya kami banyak bertasbih kepadaMu (33) dan banyak mengingatMu (34)) Mujahid berkata bahwa seseorang hamba bukanlah termasuk orang-orang yang mengingat Allah sehingga dia berdzikir kepada Allah baik sambil berdiri, duduk, maupun berbaring.
Firman Allah: (Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami (35)) yaitu dalam pilihanMu kepada kami, pemberianMu kepada kami berupa kenabian, serta Engkau mengutus kami kepada musuhMu, yaitu Fir'aun. segala puji bagiMu atas semuanya itu
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Thaha ayat 27: Lisan Beliau sebelumnya terasa berat dan kaku sehingga perkataan Beliau hampir tidak bisa dipahami.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 27
25-28. Nabi musa menyadari betapa berat tugas yang Allah amanahkan kepadanya. Dia memohon kepada-Nya seraya berkata, 'ya tuhanku, lapangkanlah dadaku sehingga jiwaku mampu menanggung tantangan tugasku, dan mudahkanlah untukku urusanku sehingga dakwahku tidak menemui kesulitan, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku yang menghalangi kelancaranku dalam menyampaikan pesan-Mu agar mereka mengerti perkataanku dengan baik. '25-28
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penjelasan dari beragam pakar tafsir terhadap kandungan dan arti surat Thaha ayat 27 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk ummat. Bantulah kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.