Surat Maryam Ayat 26

فَكُلِى وَٱشْرَبِى وَقَرِّى عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِىٓ إِنِّى نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ ٱلْيَوْمَ إِنسِيًّا

Arab-Latin: Fa kulī wasyrabī wa qarrī 'ainā, fa immā tarayinna minal-basyari aḥadan fa qụlī innī nażartu lir-raḥmāni ṣauman fa lan ukallimal-yauma insiyyā

Artinya: Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".

« Maryam 25Maryam 27 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Terkait Surat Maryam Ayat 26

Paragraf di atas merupakan Surat Maryam Ayat 26 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah mendalam dari ayat ini. Ditemukan variasi penafsiran dari banyak mufassir terhadap isi surat Maryam ayat 26, sebagiannya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Maka makanlah olehmu dari kurma mengkal tersebut dan minumlah air itu, dan bersikaplah nyaman dengan anak yang akan lahir. Jika engkau melihat seseorang dari manusia bertanya kepadamu tentang keadaan dirimu, maka katakanlah kepadanya, ’sesungguhnya aku telah mewajibkan atas diriku diam karena Allah, maka aku tidak akan berkomunikasi dengan siapapun dari manusia pada hari ini.’ Dahulu, diam termasuk bentuk ibadah dalam syariat mereka, namun tidak berlaku pada syariat Muhammad .


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

26. Agar kamu dapat makan kurma yang bermanfaat, minum air tawar, dan jiwamu menjadi tentram dengan kehadiran anak ini. Dan jika seseorang bertanya kepadamu tentang anak ini, maka jawablah: “Aku bernazar kepada Allah untuk tidak berbicara dengan seorangpun.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

26. Maka makanlah rutab itu, minumlah dari air itu, dan bergembiralah dengan kelahiran sang anak, jangan bersedih! Jika engkau melihat seseorang lalu bertanya tentang anak itu, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah mewajibkan atas diriku untuk Tuhanku agar tidak berbicara, dan hari ini aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun."


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

26. فَكُلِى (maka makanlah)
Makanlah kurma itu.

وَاشْرَبِى(dan minum)
Dari sungai kecil itu.

وَقَرِّى عَيْنًا ۖ( dan bersenang hatilah kamu)
Yakni bergembiralah dan jauhkanlah kesedihanmu.

فَقُولِىٓ إِنِّى نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا (maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah)
Maksud puasa di sini adalah puasa dari berbicara.

فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنسِيًّا(maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini)
Yakni Maryam tidak berbicara dangan orang lain setelah memberitahu mereka tentang nazarnya itu. Pendapat lain mengatakan Maryam tidak memberitahu mereka dengan kata-kata, namun hanya dengan isyarat yang dapat dimengerti.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

26. Maka makanlah kurma muda itu, minumlah air dari sungai itu, dan bersenang hatilah kamu dan jangan bersedih. Jika kamu melihat seorang manusia, maka berilah kabar gembira kepadanya: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini"


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Lunak lagi siap dipanen pada waktunya {Makan, minum, dan bersukacitalah} bergembiralah dirimu {Jika kamu melihat} jika kamu melihat {seseorang, katakanlah,‘Sesungguhnya aku telah bernazar} aku mewajibkan atas diriku sendiri {kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk puasa} diam tidak berbicara {Maka pada hari ini aku tidak akan berbicara kepada siapapun”} satu pun manusia


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

26. “Maka makanlah,” dari kurma itu “dan minumlah,” dari (air) sungai itu “bersenang hatilah kamu,” dengan kehadiran Nabi Isa. Ini adalah pelipur lara baginya, dan sisi selamat (terhindar) dari rasa sakit saat melahirkan, dan memperoleh makan dan minum serta ketenangan. Sedangkan (penghibur) baginya dari masalah ejekan manusia, maka Allah memerintahkannya (jika melihat seseorang) agar mengatakan dengan bahasa isyarat, “Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Dzat Yang Maha Pemurah,” maksudnya, janganlah engkau mengajak mereka berbicara agar engkau bisa selamat dari perkataan dan omongan mereka. Pada saat itu, sudah dimaklumi bahwa diam merupakan sejenis ibadah yang disyariatkan. Maryam tidak diperintahkan untuk berbincang-bincang dengan mereka dalam rangka menepis tuduhan dari dirinya, karena masyarakat tidak mempercayainya, dan tidak ada manfaatnya, serta supaya rehabilitasi namanya melalui penjelasan Nabi Isa saat masih dalam ayunan menjadi kesaksian yang paling kuat atas kesuciannya. Karena, sesungguhnya kemunculan seorang wanita dengan membawa anak tanpa memiliki suami dan mengaku bahwa si anak bukan berasal dari seseorang (lelaki), termasuk bualan kosong yang besar, yang meskipun telah dihadirkan beberapa saksi, niscaya si wanita itu tidak akan dipercayai. Lalu, Allah menjadikan bukti kejadian luar biasa ini dengan peristiwa yang serupa (luar biasa pula), yaitu ucapan Nabi Isa pada saat masih mungil sekali.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 24-26
Sebagian ulama membaca (man tahtaha) yaitu orang yang ada di bawahnya. dan ulama lainnya membacanya (min tahtiha) bahwa itu adalah huruf jar. Para mufasir berbeda pendapat tentang yang dimaksud, siapakah dia? Al-Aufi dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah) yaitu malaikat Jibril, Demikian juga dikatakan Adh-Dhahhak, Amr bin Maimun, As-Suddi, dan Qatadah, yaitu menyerunya dari lembah yang lebih rendah.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah) dia berkata yaitu nabi Isa putra Maryam. Demikian juga dikatakan Al-Hasan yaitu putranya, yaitu salah satu dari dua riwayat dari Sa'id bin Jubair bahwa orang yang menyerunya adalah putranya. dia berkata bahwa tidakkah kamu mendengar Allah berfirman: (maka Maryam menunjuk kepada anaknya) Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir dan dan Ibnu Zaid di dalam kitab tafsirnya.
Firman Allah: (Janganlah kamu bersedih hati) yaitu menyerunya seraya berkata,”Janganlah kamu bersedih (sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu) Al-Barra ibnu Azib berkata tentang firmanNya: (sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu) dia berkata bahwa maknannya adalah anak-anak sungai. Demikian juga dikatakan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas, bahwa kata “as-sariy” maknannya adalah sungai. Demikian juga dikatakan oleh Amr bin Maimun, bahwa maknannya adalah sungai yang kamu bisa meminum darinya.
Ibnu Jarir memilih pendapat ini.
Pendapat pertama adalah pendapat paling kuat, Oleh karena itu Allah SWT berfirman setelahnya: (Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu) yaitu peganglah pangkal pohon kurma itu. Yang tampak adalah bahwa itu adalah pohon kurma, tetapi saat sedang tidak berbuah. Pendapat ini dikatakan Wahb bin Munabbih. Oleh karena itu Allah memberi karunia kepada Maryam dengan menjadikan di sisinya makanan dan minuman sebagai imbalan dari hal itu (niscaya pohon kurma itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu (25) maka makan dan minumlah serta bersenang hatilah kamu) yaitu tenangkanlah dirimu. Amr bin Maimun berkata, bahwa tidak ada suatu makanan pun yang lebih baik bagi wanita sesudah melahirkan selain kurma muda dan kurma masak. Kemudian dia membaca ayat yang mulia ini
Sebagian ulama mambaca (tassaaqith) dengan ditasydid huruf sinnya, dan ulama lainnya membacanya dengan ditakhfif. Adapun Abu Nuhaik membacanya “tusqathu ‘alaiki ruthaban janiyyan”. Abu Ishaq meriwayatkan dari Al-Barra, bahwa ia membacanya “yusaqith”, yakni pangkal pohon kurma. Semua pendapat itu maknannya saling berdekatan.
Firman Allah: (Jika kamu melihat seorang manusia) yaitu manakala kamu melihat seseorang (maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Bernur ah; maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”) yang dimaksud adalah memberinya isyarat dengan itu, bukan dengan kata-kata, agar tidak bertentangan dengan firmanNya: (maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini) Anas bin Malik berkata tentang firmanNya: (Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah) yaitu diam. Demikia juga dikatakan Ibnu Abbas dan Adh-Dhahhak. Dalam suatu riwayat dari Anas, bahwa itu adalah puasa dan diam; Demikian juga dikatakan Qatadah dan selain keduanya.
Makna yang dimaksud adalah “Ketika mereka berpuasa, maka menurut syariat mereka tidak boleh makan dan berbicara”. Pendapat yang dinashkan oleh As-Suddi, Qatadah, dan Abdurrahman bin Zaid.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Maryam ayat 26: Yakni kurma yang matang tersebut.

Dari anak sungai tersebut.

Dengan anakmu itu. Ucapan ini untuk menenteramkannya yang menunjukkan akan selamatnya dari derita melahirkan, dan akan memperoleh makanan dan minuman. Adapun untuk menenteramkannya dari ucapan manusia, maka diperintahkan kepadanya apabila ia melihat seseorang yang mempertanyakannya agar berkata dengan isyarat, bahwa dirinya sedang menahan diri dari berbicara dengan manusia.

Lalu mempertanyakan kamu.

Yakni menahan diri dari berbicara tentangnya.

Maksudnya, Maryam tidak berbicara dengan manusia agar ia dapat beristirahat terhadap ocehan mereka. Ketika itu, sudah masyhur, bahwa diam termasuk ibadah yang disyari’atkan. Maryam tidak diperintahkan menjawab manusia ketika itu untuk membela dirinya, karena manusia tidak akan membenarkannya, dan lagi tidak ada faedahnya. Di samping itu agar pembersihan dirinya melalui perkataan Nabi Isa ‘alaihis salam ketika masih dalam buaian, di mana Nabi Isa merupakan saksi terkuat yang menunjukkan kebersihan ibunya. Hal itu, karena seorang wanita yang datang membawa anak tanpa ada bapaknya termasuk dakwaan terkuat yang jika diadakan beberapa orang saksi yang menunjukkan kebersihan dirinya tentu tidak akan diterima. Oleh karena itu, dijadikan bukti kebersihannya dengan sesuatu yang luar biasa, yaitu berbicaranya Nabi Isa ‘alaihis salam ketika masih dalam buaian. Sungguh dalam hikmah Allah dan sungguh luas ilmu-Nya, dan kita menjadi saksi terhadapnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Maryam Ayat 26

Maka makan-lah buah kurma yang berjatuhan itu dan minum-lah air dari anak sungai tersebut. Nikmatilah dan bersenanghatilah engkau dengan kelahiran putramu. Jika engkau melihat seseorang dengan kondisimu sekarang, maka katakanlah kepadanya dengan isyarat, 'sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa, yakni menahan diri untuk tidak berbicara, untuk tuhan yang maha pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini. '27. Mendengar kata-kata jibril yang meneduhkan, hati maryam menjadi tenang dan kesedihannya hilang. Kemudian dia membawanya, yaitu bayi isa, kepada kaumnya dengan menggendongnya secara terang-terangan tanpa malu sedikit pun. Ketika kaumnya melihat hal itu, mereka berkata, 'wahai maryam, sungguh engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar bagi diri dan keluargamu karena engkau telah melahirkan bayi tanpa suami. '.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beraneka penjelasan dari beragam mufassir terhadap makna dan arti surat Maryam ayat 26 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita bersama. Dukung syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Sering Dicari

Ada ratusan materi yang sering dicari, seperti surat/ayat: At-Tin, Yusuf 4, Al-‘Alaq, Al-Ma’un, Al-Fath, Inna Lillahi. Ada juga Alhamdulillah, Al-Bayyinah, Ali ‘Imran 159, Al-Baqarah 183, Al-Fil, Al-Insyirah.

  1. At-Tin
  2. Yusuf 4
  3. Al-‘Alaq
  4. Al-Ma’un
  5. Al-Fath
  6. Inna Lillahi
  7. Alhamdulillah
  8. Al-Bayyinah
  9. Ali ‘Imran 159
  10. Al-Baqarah 183
  11. Al-Fil
  12. Al-Insyirah

Pencarian: uasin, al baqarah ayat 37, al baqarah ayat 1-5 latin, qad aflahal mu'minun, wa tini wa zaitun

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.