Surat Al-Kahfi Ayat 71

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِى ٱلسَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا

Arab-Latin: Fanṭalaqā, ḥattā iżā rakibā fis-safīnati kharaqahā, qāla a kharaqtahā litugriqa ahlahā, laqad ji`ta syai`an imrā

Artinya: Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.

« Al-Kahfi 70Al-Kahfi 72 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Mengenai Surat Al-Kahfi Ayat 71

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Kahfi Ayat 71 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Ditemukan kumpulan penjelasan dari para ulama berkaitan isi surat Al-Kahfi ayat 71, sebagiannya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kemudian mereka berdua mulai berjalan di tepi laut. Lalu lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka. Maka mereka berdua memohon kepada para penumpang kapal agar dapat menumpang bersama mereka. Lalu Seusai mereka menaikinya, khadir melepas satu bagian kayu kapal tersebut, hingga menyebabkan kapal berlubang. Maka musa berkata kepadanya, ”apakah engkau melubangi kapal agar engkau dapat menenggelamkan semua penumpangnya, padahal mereka telah rela mengangkut kita tanpa bayaran?! sungguh engkau telah berbuat tindakan yang mungkar. ”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

71-72. Maka Musa dan Khadhir berjalan di tepi pantai hingga melintasi sebuah perahu; pemiliknya telah mengenal Khadhir, sehingga dia memberi mereka tumpangan tanpa meminta upah.

Ketika mereka berdua menaiki perahu itu, Khadhir mengambil kapak dan mencabut salah satu papan perahu. Hal ini membuat Musa terheran sehingga dia berkata kepada Khadhir dengan penuh pengingkaran: “Apakah kamu melubangi perahu ini agar para penumpangnya tenggelam? Demi Allah, kamu telah melakukan kemungkaran yang besar.”

Maka Khadhir berkata: “Bukankah aku telah berkata kepadamu bahwa kamu tidak akan bersabar dengan perbuatanku yang kamu lihat?”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

71. Ketika mereka bersepakat tentang hal itu, merekapun berjalan menuju pesisir lautan hingga menjumpai suatu kapal. Mereka pun menaiki kapal tersebut secara gratis sebagai bentuk penghormatan pemiliknya terhadap Khaḍir. Lalu Khaḍir melubangi kapal itu dengan mencabut salah satu papannya. Musa pun berkata kepadanya, "Mengapa engkau melubangi kapal yang pemiliknya menaikkan kita di atasnya secara gratis dengan tujuan agar semua penumpangnya tenggelam?!" Sungguh engkau telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

71. فَانطَلَقَا (Maka berjalanlah keduanya)
Yakni kemudian berlalu sebuah perahu di depan mereka, lalu mereka meminta para pemiliknya agar mereka dapat mengangkut keduanya, dan mereka mengizinkan mereka berdua.

حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِى السَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ (hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya)
Terdapat pendapat mengatakan Khidhir melubangi dinding perahu untuk membuat sedikit kerusakan pada perahu tersebut, dan dia tidak membuat lubang pada sisi bawah kapal yang bersentuhan langsung dengan air agar penumpangnya tidak tenggelam.

قَالَ(Musa berkata)
Nabi Musa berkata kepada Khidhir.

أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا(Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?)
Nabi Musa mengingkari apa yang diperbuat Khidhir terhadap perahu itu, sebab secara akal itu akan membuat binasanya nyawa dan harta banyak orang.
Dalam sebagian riwayat menyebutkan bahwa para pemilik perahu memberi mereka berdua tumpangan tanpa meminta imbalan, oleh sebab itu keingkaran Nabi Musa terhadap perbuatan Khidhir sangat besar.

لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا(Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar)
yakni kamu telah berbuat sesuatu yang membahayakan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Musa bergegas mengungkapkan pengingkarannya dan pembelaannya terhadap suatu kebenaran dan berkata : { أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا } "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Musa tidak mengatakan "akibatnya menenggelamkan kita" ia melupakan dirinya, dan sibuk memikirkan keadaan selain darinya padahal disisi lain masing-masing orang berkata "diriku..diriku.." Maha suci dzat yang mengutus para Nabi dengan kebaikan akhlak pada diri mereka.

2 ). Ayat ini menunjukkan bahwa hati orang beriman pada dasarnya sudah terbentuk untuk menginkari suatu kemungkaran, dan sulit bertahan dalam kesabaran untuk menerima hal itu; karena dari kisah Musa beliau berjanji kepada Khidr untuk bersabar terhadap apapun yang ia lihat dari tingkah Khidr, namun ketika kejadiannya benar-benar terlihat di hadapannya ia harus mengingkarinya.

3 ). Musa berkata kepada Khidr tatkala ia membakar sebuah kapal : { لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا } dan ia berkata tatkala Khidr membunuh seorang anak : { لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نكراً } perbedaan keduanya adalah bahwasanya (al-Imru lebih kecil daripada al-Nukr) dan bisa saja tidak sampai ke derajat kemungkaran sebagaimana al-Nukr, namun lafadz ini mengundang takjub karena ia juga kemungkaran dan telah terjadi.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

71. Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu, sehingga kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar dan aneh


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Kemudian keduanya berjalan sehingga ketika menaiki perahu, dia melubanginya} Khidzir mencabut sebagian papan-papan kapan itu {Dia berkata} Musa berkata kepadanya {“Apakah kamu melubanginya untuk menenggelamkan penumpangnya. Sungguh kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar”} Kamu telah berbuat kesalahan yang besar


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

71. “Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu, lalu Khidhir melubanginya,” maksudnya Khidhir mencabut satu papan dari perahu tersebut. Ia mempunyai tujuan dalam melakukannya yang akan ia jelaskan (nanti). Akan tetapi, Musa tidak tahan (menyaksikannya), lantaran secara eksplisit merupakan kemungkaran. Pasalnya, tindakan itu dapat merusak perahu tersebut dan menjadi penyebab tenggelam bagi sang pemilik. Oleh karena itu, Musa berkata, “Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat kesalahan yang besar,” yaitu kesalahan yang besar lagi sangat buruk. Ini termasuk cerminan ketidaksabaran Musa.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 71-73
Allah berfirman seraya memberitahukan tentang nabi Musa dan temannya yaitu nabi Khidhir, bahwa keduanya sepakat untuk berjalan bersama, dan nabi Khidir telah menetapkan persyaratan kepada nabi Musa, yaitu tidak boleh menanyakan apa pun yang dia ingkari, sehingga dia sendirilah yang akan menceri­takan dan menerangkan semuanya. Lalu keduanya menaiki perahu itu, dalam keterangan bagaimana keduanya menaiki perahu telah dise­butkan, bahwa para pemilik perahu telah mengenal nabi Khidhir. Maka mereka membawa keduanya tanpa membayar sebagai penghormatan kepada nabi Khidhir. Ketika perahu itu mengarungi lautan, nabi Khidhir bangkit dan melubangi perahu itu, lalu mengeluarkan sebuah papan yang ada di perahu itu untuk menambalnya. Lalu nabi Musa tidak mampu menahan diri untuk bertanya seraya memprotesnya: (Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?) Huruf “lam” adalah “lam al-'aqibah” yang me­nunjukkan makna akibat, bukan lam ta'lil yang menunjukkan makna pe­nyebab. Sebagaimana seorang penyair berkata:
“Beranaklah yang akibatnya kematian, dan bangunlah yang akibatnya keruntuhan”
(Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang be­sar) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sesuatu yang diingkari.
Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah sesuatu yang aneh. Maka saat itu nabi Khidhir berkata kepada nabi Musa, berdasarkan syarat yang telah lalu: (Bukankah aku telah berkata bahwa sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku) yaitu, perbuatan ini sengaja aku lakukan, dan termasuk di antara perkara yang telah aku syaratkan kepadamu bahwa kamu tidak boleh mengingkarinya terhadapku. Karena sesungguhnya mempunyai pemberitahuan, padahal perbuatan ini mengandung kebaikan yang tidak kamu ketahui (Musa berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”) yaitu janganlah kamu mempersulit diriku, dan bersikap keras terhadapku. Oleh karena itu, seperti yang telah disebutkan dalam hadits dari Rasulullah SAW yang bersabda,”kekeliruan pertama yang dilakukan oleh nabi Musa kare­na kelupaannya”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Kahfi ayat 71: Di tepi pantai.

Dengan mencabut salah satu papannya, lalu menambalnya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Kahfi Ayat 71

Maka berjalanlah keduanya menelusuri pantai, hingga ketika keduanya menjumpai sebuah perahu yang sedang berlayar, keduanya menaiki perahu, lalu sampai di tengah laut, dia, yakni nabi khidr, melubanginya. Dia, yakni nabi musa, tidak sabar ketika melihat nabi khidr melubangi perahu itu dan tidak dapat menyetujuinya, maka ia berkata, mengapa engkau melubangi perahu itu, sungguh perbuatan itu sangat berbahaya. Apakah engkau bermaksud untuk menenggelamkan penumpangnya' sungguh, aku bersumpah, engkau telah berbuat suatu kesalahan yang besar, yang tidak dapat dibenarkan menurut syariat. Mendengar pertanyaan nabi musa, lalu nabi khidr mengingatkan nabi musa akan syarat yang telah mereka sepakati. Dia, yakni nabi khidr, berkata, bukankah sudah aku katakan sebelum ini bahwa sesungguhnya engkau tidak akan mampu sabar bersamaku'.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penafsiran dari banyak ahli tafsir terhadap kandungan dan arti surat Al-Kahfi ayat 71 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita. Dukunglah dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Sering Dikunjungi

Nikmati berbagai halaman yang sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Fatihah 7, Yasin 40, Al-A’raf, Al-Baqarah 216, Al-Fatihah 2, Assalaamualaikum. Serta Al-Baqarah 284-286, Ali ‘Imran 191, Yunus 41, Al-Fatihah 1, Ali ‘Imran 104, Luqman 13-14.

  1. Al-Fatihah 7
  2. Yasin 40
  3. Al-A’raf
  4. Al-Baqarah 216
  5. Al-Fatihah 2
  6. Assalaamualaikum
  7. Al-Baqarah 284-286
  8. Ali ‘Imran 191
  9. Yunus 41
  10. Al-Fatihah 1
  11. Ali ‘Imran 104
  12. Luqman 13-14

Pencarian: 138 artinya, al masad, ad dhuha berapa ayat, at tahrim surat ke berapa, surah ar

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.