Surat Al-Kahfi Ayat 34
وَكَانَ لَهُۥ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَٰحِبِهِۦ وَهُوَ يُحَاوِرُهُۥٓ أَنَا۠ أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
Arab-Latin: Wa kāna lahụ ṡamar, fa qāla liṣāḥibihī wa huwa yuḥāwiruhū ana akṡaru mingka mālaw wa a'azzu nafarā
Artinya: Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Mengenai Surat Al-Kahfi Ayat 34
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Kahfi Ayat 34 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah menarik dari ayat ini. Ada beberapa penjelasan dari beragam ahli ilmu terhadap makna surat Al-Kahfi ayat 34, antara lain seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sang pemilik dua kebun itu memiliki buah-buahan dan kekayaan lainnya. Maka ia berkata kepada temannya yang mukimin untuk mengobrol dengannya, sedang rasa sial dengan keadaanya sendiri menjejali jiwanya, ”aku lebih banyak memiliki harta daripada kamu, dan para pengikut serta pendukungku lebih kuat. ”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
34. Dan pemilik dua kebun ini memiliki buah-buahan dan harta yang lain.
Pemilik kebun ini berkata kepada temannya yang beriman dengan penuh kesombongan: “Aku memiliki harta yang lebih banyak darimu, dan penolong dan pembantuku lebih kuat.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
34. Dan pemilik dua kebun ini juga memiliki kekayaan dan buah-buah yang lain. Lalu dengan angkuh ia berkata kepada kawannya yang beriman ketika bercakap-cakap dengannya guna mempengaruhinya, "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu, kedudukanku lebih mulia, dan kerabat serta pengikutku lebih banyak darimu".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
34. وَكَانَ لَهُۥ (dan dia mempunyai)
Yakni pemilik dua kebun itu mempunyai.
ثَمَرٌ(kekayaan besar)
Yakni buah-buahan yang lain selain anggur dan kurma.
Pendapat lain mengatakan yang dimaksud dengan (الثمر) di sini adalah harta yang banyak yanh terdiri dari emas dan perak.
فَقَالَ لِصٰحِبِهِۦ(maka ia berkata kepada kawannya)
Yakni berkata kepada saudaranya yang mukmin.
وَهُوَ يُحَاوِرُهُۥٓ(ketika bercakap-cakap dengan dia)
Yakni ketika dia berbincang dengannya.
أَنَا۠ أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا (Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat)
Yakni aku lebih kuat untuk menuntut apa yang aku inginkan karena aku memiliki banyak pengikut.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
34. Dia mempunyai kekayaan besar, selain kebun anggur dan kurma itu. Maka ia berkata kepada saudaranya yang mukmin ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu, dan pengikut-pengikutku serta anak-anakku lebih kuat"
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dia juga memiliki buah-buahan} buah-buahan dan kekayaan yang banyak {lalu Dia berkata kepada kawannya ketika bercakap-cakap dengannya} dia kembali berbicara dan bercakap-cakap dengannya {“Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat”} lebih kuat kerabatnya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
34. “Dan dia mempunyai,” laki-laki itu mempunyai “kekayaan besar,” (Kekayaan) yang sangat besar, sebagaimana makna yang dikandung oleh bentuk nakirah (indefinite noun). Maksudnya: kedua kebun tersebut benar-benar sempurna buahnya, sangat kuat pohon-pohonnya dan belum pernah terserang penyakit atau hal yang mencacatinya. Ini merupakan titik klimaks perhiasan dunia dalam masalah tanaman. Oleh karena itu, laki-laki ini tertipu, berbangga diri dan bermegah-megah, tapi melupakan akhiratnya.
Maka berkatalah pemilik kedua kebun itu kepada temannya yang Mukmin saat mereka berdua berbincang-bincang. Yakni, sedang berdiskusi tentang sebagian kejadian hidup yang biasa berlaku dengan nada membanggakan diri di hadapan temannya (yang beriman), “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.” Dia bangga karena hartanya banyak dan penolong-penolongnya yang kuat dari kalangan budak, pembantu, dan kerabat-kerabatnya.
Ini merupakan sudut kejahilan darinya. Kalau bukan demikian, kebanggaan apa pun dengan hal-hal yang berada di luar fisiknya, yang tidak memiliki keutamaan psikologis dan sifat maknawi, maka kebangaannya itu ibarat kebanggaan seorang anak cengan angan-angan (kosong) yang tidak ada kepastian hakikatnya!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 32-36
Allah berfirman sesudah menyebutkan tentang orang-orang musyrik yang sombong dari duduk dengan orang-orang yang lemah dan miskin dari kalangan orang-orang muslim. Mereka angkuh dengan harta dan kedudukan mereka, jadi Allah membuat perumpamaan dengan menggambarkan kedua golongan tersebut dengan dua orang laki-laki. Salah seorang di antaranya diberi Allah dua buah kebun, yaitu kebun anggur yang dikelilingi dengan pohon-pohon kurma, dan di antara keduanya terdapat ladang. Masing-masing pohon dan tanaman itu menghasilkan buah yang sangat baik, Oleh karena itu Allah berfirman: (Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya) yaitu, menghasilkan buah (dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikit pun) yaitu hasilnya tidak berkurang sedikit pun (dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu) yaitu sungai-sungai mengalir bercabang-cabang di sini dan di sana (dan dia mempunyai kekayaan besar) Dikatakan bahwa yang dimaksud adalah harta. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah.
Dikatakan bahwa buah-buahan adalah makna yang lebih tampak di sini, dan diperkuat dengan bacaan lainnya (wa kaana lahu tsumrun) dengan didhammah huruf tsa’nya dan disukun huruf mimnya, bentuk jamak dari dati “tsamratun”, seperti kata “khasybatun” dan jamaknya “khasybun”. dan lainnya membaca (tsamaru) dengan difathah huruf tsa’nya dan mimnya. maka pemilik dua kebun ini berkata kepada yang lainnya (maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengan dia) yaitu mendebat, memusuhi, angkuh dan sombong (Hartaku lebih banyak daripada hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat) yaitu pembantu, pelayan dan anakku lebih banyak darimu. Qatadah berkata, "Demi Allah, hal seperti itu yang dicita-citakan orang yang durhaka, berupa harta yang banyak dan pengikut-pengikut yang kuat"
Firman Allah: (Dan dia memasuki kebunnya, sedangkan dia zalim terhadap dirinya sendiri) yaitu dengan kekafiran, pembangkangan, kesombongan, dan keingkarannya terhadap hari kiamat ("Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya”) teperdaya ketika melihat kesuburan tanaman, buah-buahan, dan pepohonannya; dan sungai-sungai yang mengalir di antara kebun-kebunnya itu, dan dia menduga bahwa kebun-kebun itu tidak akan lenyap, habis, rusak, dan binasa. Demikian itu karena kedangkalan akal, dan kelemahan keyakinannya kepada Allah, serta kekagumannya dengan kehidupan dan perhiasan dunia, serta keingkarannya terhadap akhirat. Oleh karena itu dia berkata: (dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang) yaitu, akan terjadi (dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu) yaitu seandainya hari kembali itu ada dan semuanya dikembalikan kepada Allah, maka aku di sana mendapat bagian yang lebih baik daripada yang ada di sisi Tuhanku. Seandainya tidak ada kemuliaan bagiku di sisiNya, maka Dia tidak akan memberiku semua ini. Sebagaimana Allah berfirman di ayat lain: (Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisiNya) (Surah Fushshilat: 50)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Kahfi ayat 34: Dengan sombong karena tertipu oleh harta kekayaannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Kahfi Ayat 34
Dan selain kebun-kebun itu yang dimilikinya, dia juga memiliki kekayaan besar, seperti emas, perak dan kekayaan lainnya yang berlimpahlimpah sehingga membuat dirinya angkuh, maka dia berkata kepada temannya yang beriman ketika bercakap-cakap dengan dia, hartaku lebih banyak daripada hartamu yang terdiri dari kebun-kebun dan kekayaan lainnya sebagaimana engkau lihat, dan pengikutku, yakni anak-anakku, keluargaku dan pembantuku lebih kuat daripada pengikutmu, mereka pasti akan membantu dan menolongku kapan saja. Dan dia memasuki salah satu dari dua kebunnya mengajak temannya yang mukmin untuk melihat sambil membanggakan kekayaannya sedang ia zalim terhadap dirinya sendiri karena keangkuhan dan kekufurannya atas nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya; ia berkata kepada temannya dengan penuh keangkuhan, aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, ia terus membuahkan hasilnya sepanjang masa tidak putus-putusnya, .
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penjabaran dari para mufassir terkait kandungan dan arti surat Al-Kahfi ayat 34 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.